“Menurutku, siluman naga adalah karakter yang sangat tragis. Semua orang berpikir bahwa membunuh adalah kejahatan, iblis harus dihukum. Kenapa nggak ada yang mencari tahu kenapa mereka bisa berbuat seperti itu?”…Setelah audisi berakhir, Jessie berjalan keluar gedung. Sebuah mobil balap berwarna ungu melaju kencang ke sisinya. Jessie spontan melangkah mundur hingga mobil itu berhenti di depannya.Jendela mobil terbuka dari atas. Orang yang duduk di bangku pengemudi tak lain adalah Levin. Sepertinya hanya Levin saja yang akan mengecat mobilnya menjadi warna yang begitu terang.Levin mengamati sekeliling, lalu berkata, “Nona Jessie, serius, nih? Seorang anak keluarga kaya malah tidak dijemput?”Jessie melipat kedua tangan di depan dada. “Apa urusannya sama kamu?”Levin berjalan ke hadapan Jessie, lalu melepaskan kacamata hitamnya. Dia pun tersenyum. “Gimana kalau aku jadi sopirmu? Biar aku antar?”“Nggak usah, deh.” Jessie sungguh risi dengan warna terang mobilnya.Levin berlagak menghe
Jessie memaksakan diri untuk tersenyum. “Selamat, Nona Erin.”“Performamu cukup bagus juga. Dengar-dengar, sebelumnya Pak Wisnu juga sedang menimbang-nimbang di antara kamu dan aku.” Erin menghela napas. “Sebenarnya Pak Wisnu sangat mengagumimu.”Jessie menunduk. Dia tidak tahu di mana titik kesalahannya. Jangan-jangan Jessie memang tidak cocok dengan peran itu?“Kamu juga jangan putus asa.” Erin meletakkan tangan di atas pundak Jessie, lalu menghiburnya, “Perjalananmu di dunia hiburan masih sangat panjang. Kesempatanmu juga masih banyak. Masalah seperti ini sudah sangat biasa di dunia hiburan. Kalau hanya karena gagal sekali, kamu kehilangan kepercayaan dirimu, hal itu akan sangat disayangkan.”Jessie menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya. Dia berkata dengan tersenyum, “Iya, aku mengerti. Kelak aku akan lebih banyak belajar dari Kak Erin.”…Di vila.Jessie sedang duduk di dalam kamarnya. Dia melihat semua coretan yang dipersiapkannya untuk tokoh siluman naga. Pada akhi
Jules berdiri dengan perlahan, lalu merapikan pakaiannya. “Apa pun alasannya, aku merasa sudah saatnya aku menemui katingku itu.”Di Hotel Sanria.Dua orang pria sedang duduk di meja dekat jendela restoran. Kedua pria itu tak lain adalah Jules dan juga Rowen.Rowen menyesap kopi di cangkirnya, lalu mengangkat kepalanya. “Aku tidak jelas dengan bisnis di antara ayahku dengan Pak Tom. Sekarang aku juga sudah mendirikan perusahaan parfumku sendiri. Aku sudah jarang ikut campur dalam masalah Grup Ruis.”Jules tersenyum. Jari tangannya meraba piring cangkirnya. “Tuan Rowen sangat tampan dan berbakat. Apa kamu tidak pernah mempertimbangkan masalah pernikahan?”Rowen tertegun sejenak. Dia meletakkan cangkir kopi ke atas meja sembari tersenyum. “Sementara ini, aku tidak ada waktu untuk memikirkan masalah itu. Apa Tuan Jules ingin perkenalkan wanita untukku?”“Tuan Rowen suka wanita yang bagaimana?”“Aku tidak pemilih. Yang penting wanita saja.”Tatapan Jules tertuju pada jam dinding. Tiba-tiba
Jessie terbengong beberapa saat, lalu berjalan maju. “Pak Samuel, aku nggak berhasil mendapat peran siluman naga ….”“Aku juga tidak berharap kamu bisa mendapatkannya.” Samuel melipat kedua tangan di depan dadanya, lalu menyandarkan tubuhnya di bangku. “Kamu bisa kehilangan tokoh itu karena saat audisi waktu itu, kamu tidak menganggap dirimu sendiri sebagai siluman naga.”“Siluman naga tidak setragis yang kamu bayangkan. Kehendak langit memang salah, tapi siluman naga malah melawan perintah langit. Dia tidak seharusnya membunuh orang yang tidak bersalah.”Jessie tertegun sejenak. Saat adegan siluman naga membantai sekte, ada banyak murid sekte yang tidak bersalah yang meninggal akibat ulahnya. Para murid sekte percaya pada kehendak langit untuk membasmi dan membunuh iblis. Namun, yang salah adalah kehendak langit. Akhirnya, malah murid-murid sekte yang disalahkan. Kehendak langitlah yang menghancurkan klan naga, bukan sekte.Namun, Jessie hanya melihat sisi siluman naga melawan kehenda
Cahya menambahkan lagi, “Lagi pula ada bagusnya juga kamu melewatkan tokoh dari film Pak Wisnu.”Jessie merasa bingung. “Kenapa bahkan Ayah juga berbicara seperti ini?”Cahya pun tersenyum. “Film-film yang disutradarai oleh Pak Wisnu selalu melibatkan pemain senior yang sangat berbakat. Titik mula ini terlalu tinggi buat kamu.” “Jalan karier di dunia akting yang dimulai dengan tinggi akan mendapatkan banyak sorotan publik, apalagi kamu adalah putri dari Javier. Penampilanmu di filmnya akan sangat diperhatikan.”“Begitu kamu memulai dengan standar tinggi, sedikit kekurangan saja akan membuatmu harus menanggung tekanan yang besar. Jadi, ketika Samuel mengatakan bahwa melewatkan peran itu adalah hal yang baik, memang kenyataannya bukan hal yang buruk.”Akhirnya Jessie mengerti. Ternyata maksud di balik ucapan Samuel adalah yang seperti dikatakan Cahya. Jessie menghela napas. “Semua itu juga karena aku berharap terlalu tinggi, makanya jadi ada kesalahan.”Cahya tersenyum kembali. “Kamu b
Jerremy bersandar di sisi ranjang, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Betul juga. Saat di pantai malam itu, kamu juga tidak malu untuk mengeluarkan suara seperti itu.”Dacia membalikkan tubuh untuk menatapnya. Dia sungguh emosi saat ini. “Jerry, sepertinya kesanmu terhadap malam itu sangat mendalam. Kenapa? Jangan-jangan malamnya kamu nggak bisa tidur karena terus kepikiran masalah ini?”Kening Jerremy berkerut. “Omong kosong!”“Jadi, kenapa kamu terus ungkit masalah itu?” Dacia membungkukkan tubuhnya. Terlintas senyuman datar di wajahnya. “Kalau menurutmu aku nggak tahu malu, percaya nggak aku bakal buka celanamu?”Bukannya Jerremy merasa Dacia tidak tahu malu? Oke, Dacia akan membuktikan betapa tidak tahu malu dirinya!Alangkah baiknya jika Jerremy mengusir Dacia. Kemudian, mereka tidak perlu saling bertemu lagi! Pokoknya, Dacia sudah muak dengan semua ini!Tiba-tiba Jerremy menahan tangan Dacia. Dacia pun merasa kaget. Jerremy menarik tangan Dacia, lalu meletakkannya di atas celana
“Apa aku kekurangan uang itu?”“Tapi dia itu sudah membuatmu terluka. Bukannya sudah sepantasnya dia ganti rugi? Ada yang aneh denganmu.” Jodhiva menunjukkan raut serius.Jerremy memalingkan wajahnya. “Tidak perlu perhitungan dengan seorang wanita.”Kali ini, Jodhiva tertawa. “Apa kamu jarang perhitungan sama dia?”Jerremy terdiam membisu.“Dacia tergolong wanita yang cukup baik.”Tiba-tiba Jerremy menatapnya. “Itu penilaianmu terhadapnya?”Jodhiva tidak menjawab, melainkan hanya tersenyum saja.Jerremy mengalihkan pandangannya, lalu terdiam sejenak. “Apa kamu punya pemikiran lain terhadapnya?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Menurutmu?”Suara Jerremy terdengar serius. “Kalau kamu ingin jadikan dia sebagai kakak iparku, aku tidak akan setuju.”Jodhiva menggerakkan bola matanya, lalu tertawa. “Aku tidak akan rebutan wanita dengan adikku.”Kali ini, Jerremy terkejut segera menjelaskan, “Siapa bilang dia itu wanitaku? Aku hanya merasa wanita itu tidak pantas bersamamu. Kriterianya tidak coc
Langkah kaki Dacia berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya. Dia tidak berbicara dan juga tidak menyapa, mengabaikan keberadaan Jerremy.Tiba-tiba Jerremy menarik tangannya. “Ngapain Pak Wakil Kepala Sekolah cari kamu?”Dacia melepaskan tangan Jerremy, lalu memalingkan kepala untuk melihatnya. “Bukannya semua ini seperti yang kamu inginkan?”Kening Jerremy berkerut. “Apa maksudmu?”“Jerry, aku memang bersalah karena sudah membuatmu terluka. Aku minta maaf sama kamu. Sebelumnya, kamu telah menyelamatkan nyawaku. Sepertinya utang budiku juga sudah hampir lunas. Aku harap kamu jangan menggangguku lagi.”Dacia melangkah mundur, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Jerremy terdiam di tempat. Seketika, dia merasa hatinya bagai ditusuk sesuatu saja. Hatinya terasa penat.…Di ibu kota.Belum dua hari Jessie bergabung ke lokasi syuting, dia pun menjadi sorotan banyak orang. Bahkan, sutradara dan kru di lokasi syuting bersikap sangat hormat terhadapnya. Sikap mereka malah membua
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p