Jules berdiri dengan perlahan, lalu merapikan pakaiannya. “Apa pun alasannya, aku merasa sudah saatnya aku menemui katingku itu.”Di Hotel Sanria.Dua orang pria sedang duduk di meja dekat jendela restoran. Kedua pria itu tak lain adalah Jules dan juga Rowen.Rowen menyesap kopi di cangkirnya, lalu mengangkat kepalanya. “Aku tidak jelas dengan bisnis di antara ayahku dengan Pak Tom. Sekarang aku juga sudah mendirikan perusahaan parfumku sendiri. Aku sudah jarang ikut campur dalam masalah Grup Ruis.”Jules tersenyum. Jari tangannya meraba piring cangkirnya. “Tuan Rowen sangat tampan dan berbakat. Apa kamu tidak pernah mempertimbangkan masalah pernikahan?”Rowen tertegun sejenak. Dia meletakkan cangkir kopi ke atas meja sembari tersenyum. “Sementara ini, aku tidak ada waktu untuk memikirkan masalah itu. Apa Tuan Jules ingin perkenalkan wanita untukku?”“Tuan Rowen suka wanita yang bagaimana?”“Aku tidak pemilih. Yang penting wanita saja.”Tatapan Jules tertuju pada jam dinding. Tiba-tiba
Jessie terbengong beberapa saat, lalu berjalan maju. “Pak Samuel, aku nggak berhasil mendapat peran siluman naga ….”“Aku juga tidak berharap kamu bisa mendapatkannya.” Samuel melipat kedua tangan di depan dadanya, lalu menyandarkan tubuhnya di bangku. “Kamu bisa kehilangan tokoh itu karena saat audisi waktu itu, kamu tidak menganggap dirimu sendiri sebagai siluman naga.”“Siluman naga tidak setragis yang kamu bayangkan. Kehendak langit memang salah, tapi siluman naga malah melawan perintah langit. Dia tidak seharusnya membunuh orang yang tidak bersalah.”Jessie tertegun sejenak. Saat adegan siluman naga membantai sekte, ada banyak murid sekte yang tidak bersalah yang meninggal akibat ulahnya. Para murid sekte percaya pada kehendak langit untuk membasmi dan membunuh iblis. Namun, yang salah adalah kehendak langit. Akhirnya, malah murid-murid sekte yang disalahkan. Kehendak langitlah yang menghancurkan klan naga, bukan sekte.Namun, Jessie hanya melihat sisi siluman naga melawan kehenda
Cahya menambahkan lagi, “Lagi pula ada bagusnya juga kamu melewatkan tokoh dari film Pak Wisnu.”Jessie merasa bingung. “Kenapa bahkan Ayah juga berbicara seperti ini?”Cahya pun tersenyum. “Film-film yang disutradarai oleh Pak Wisnu selalu melibatkan pemain senior yang sangat berbakat. Titik mula ini terlalu tinggi buat kamu.” “Jalan karier di dunia akting yang dimulai dengan tinggi akan mendapatkan banyak sorotan publik, apalagi kamu adalah putri dari Javier. Penampilanmu di filmnya akan sangat diperhatikan.”“Begitu kamu memulai dengan standar tinggi, sedikit kekurangan saja akan membuatmu harus menanggung tekanan yang besar. Jadi, ketika Samuel mengatakan bahwa melewatkan peran itu adalah hal yang baik, memang kenyataannya bukan hal yang buruk.”Akhirnya Jessie mengerti. Ternyata maksud di balik ucapan Samuel adalah yang seperti dikatakan Cahya. Jessie menghela napas. “Semua itu juga karena aku berharap terlalu tinggi, makanya jadi ada kesalahan.”Cahya tersenyum kembali. “Kamu b
Jerremy bersandar di sisi ranjang, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Betul juga. Saat di pantai malam itu, kamu juga tidak malu untuk mengeluarkan suara seperti itu.”Dacia membalikkan tubuh untuk menatapnya. Dia sungguh emosi saat ini. “Jerry, sepertinya kesanmu terhadap malam itu sangat mendalam. Kenapa? Jangan-jangan malamnya kamu nggak bisa tidur karena terus kepikiran masalah ini?”Kening Jerremy berkerut. “Omong kosong!”“Jadi, kenapa kamu terus ungkit masalah itu?” Dacia membungkukkan tubuhnya. Terlintas senyuman datar di wajahnya. “Kalau menurutmu aku nggak tahu malu, percaya nggak aku bakal buka celanamu?”Bukannya Jerremy merasa Dacia tidak tahu malu? Oke, Dacia akan membuktikan betapa tidak tahu malu dirinya!Alangkah baiknya jika Jerremy mengusir Dacia. Kemudian, mereka tidak perlu saling bertemu lagi! Pokoknya, Dacia sudah muak dengan semua ini!Tiba-tiba Jerremy menahan tangan Dacia. Dacia pun merasa kaget. Jerremy menarik tangan Dacia, lalu meletakkannya di atas celana
“Apa aku kekurangan uang itu?”“Tapi dia itu sudah membuatmu terluka. Bukannya sudah sepantasnya dia ganti rugi? Ada yang aneh denganmu.” Jodhiva menunjukkan raut serius.Jerremy memalingkan wajahnya. “Tidak perlu perhitungan dengan seorang wanita.”Kali ini, Jodhiva tertawa. “Apa kamu jarang perhitungan sama dia?”Jerremy terdiam membisu.“Dacia tergolong wanita yang cukup baik.”Tiba-tiba Jerremy menatapnya. “Itu penilaianmu terhadapnya?”Jodhiva tidak menjawab, melainkan hanya tersenyum saja.Jerremy mengalihkan pandangannya, lalu terdiam sejenak. “Apa kamu punya pemikiran lain terhadapnya?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Menurutmu?”Suara Jerremy terdengar serius. “Kalau kamu ingin jadikan dia sebagai kakak iparku, aku tidak akan setuju.”Jodhiva menggerakkan bola matanya, lalu tertawa. “Aku tidak akan rebutan wanita dengan adikku.”Kali ini, Jerremy terkejut segera menjelaskan, “Siapa bilang dia itu wanitaku? Aku hanya merasa wanita itu tidak pantas bersamamu. Kriterianya tidak coc
Langkah kaki Dacia berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya. Dia tidak berbicara dan juga tidak menyapa, mengabaikan keberadaan Jerremy.Tiba-tiba Jerremy menarik tangannya. “Ngapain Pak Wakil Kepala Sekolah cari kamu?”Dacia melepaskan tangan Jerremy, lalu memalingkan kepala untuk melihatnya. “Bukannya semua ini seperti yang kamu inginkan?”Kening Jerremy berkerut. “Apa maksudmu?”“Jerry, aku memang bersalah karena sudah membuatmu terluka. Aku minta maaf sama kamu. Sebelumnya, kamu telah menyelamatkan nyawaku. Sepertinya utang budiku juga sudah hampir lunas. Aku harap kamu jangan menggangguku lagi.”Dacia melangkah mundur, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Jerremy terdiam di tempat. Seketika, dia merasa hatinya bagai ditusuk sesuatu saja. Hatinya terasa penat.…Di ibu kota.Belum dua hari Jessie bergabung ke lokasi syuting, dia pun menjadi sorotan banyak orang. Bahkan, sutradara dan kru di lokasi syuting bersikap sangat hormat terhadapnya. Sikap mereka malah membua
Jessie memiliki keberanian, keuletan, dan kemampuan akting yang tidak buruk, bahkan latar belakang keluarganya tidak bisa dibandingkan dengan Erin. Erin bisa mencapai posisinya saat ini melalui kerja kerasnya sendiri, sedangkan Jessie bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan tanpa usaha pun. Sekarang, Jessie malah begitu bekerja keras, bagaimana mungkin Erin tidak khawatir dirinya akan dilampaui oleh Jessie?Tak disangka, Samuel akan menyadari pemikirannya.Setelah Erin meninggalkan ruangan, dia kembali ke ruang istirahatnya. Seorang artis berlari ke dalam ruangan dengan tersenyum. “Kak Erin!”Erin membalikkan tubuh untuk melihatnya. “Ada urusan apa?”“Kamu malah khawatir dengan sainganmu? Sepertinya kamu bisa tenang sekarang. Jessie memang sudah mendapatkan peran tokoh utama, tapi dia malah diserang habis-habisan. Aku berani jamin, sekarang dia pasti lagi nangis di pojokan.”Erin merasa kaget. Dia pun membalas, “Dia nggak selemah yang kamu bayangkan.”“Memangnya kenapa? Kru lokasi
Bukankah itu berarti Jules juga bisa melihatnya?Jules sangat sibuk dengan pekerjaannya. Jika nantinya Jules malah khawatir dengan dirinya, Jessie akan merasa bersalah.Dacia tahu apa yang sedang dicemaskan Jessie. Dia pun tersenyum. “Tenang saja, Jules itu sibuk sekali. Seharusnya dia nggak ada waktu untuk buka Instagram.”Jessie menghela napas lega. “Baguslah kalau dia nggak tahu. Aku nggak berharap masalahku akan mengganggunya.”“Jessie ….” Sepertinya ada yang ingin dikatakan Dacia. “Ada apa?”“Apa kamu masih ingat dengan janjimu sebelumnya? Masalah aku jadi asistenmu?”Jessie terbengong sejenak. “Apa kamu sudah memikirkannya?”Dacia tersenyum. “Tentu saja sudah. Lagi pula, kalau aku juga masuk ke dunia hiburan, aku pasti nggak ada waktu untuk menulis lagi. Lebih baik aku jadi asisten artis saja. Bisa jadi, kamu bisa menjadi pemeran utama dalam hasil karyaku.”“Bagus! Kalau begitu, sepakat, ya. Aku akan simpan posisi asisten untukmu!”Setelah panggilan diakhiri, Dacia mengetik sura