Langkah kaki Dacia berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya. Dia tidak berbicara dan juga tidak menyapa, mengabaikan keberadaan Jerremy.Tiba-tiba Jerremy menarik tangannya. “Ngapain Pak Wakil Kepala Sekolah cari kamu?”Dacia melepaskan tangan Jerremy, lalu memalingkan kepala untuk melihatnya. “Bukannya semua ini seperti yang kamu inginkan?”Kening Jerremy berkerut. “Apa maksudmu?”“Jerry, aku memang bersalah karena sudah membuatmu terluka. Aku minta maaf sama kamu. Sebelumnya, kamu telah menyelamatkan nyawaku. Sepertinya utang budiku juga sudah hampir lunas. Aku harap kamu jangan menggangguku lagi.”Dacia melangkah mundur, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Jerremy terdiam di tempat. Seketika, dia merasa hatinya bagai ditusuk sesuatu saja. Hatinya terasa penat.…Di ibu kota.Belum dua hari Jessie bergabung ke lokasi syuting, dia pun menjadi sorotan banyak orang. Bahkan, sutradara dan kru di lokasi syuting bersikap sangat hormat terhadapnya. Sikap mereka malah membua
Jessie memiliki keberanian, keuletan, dan kemampuan akting yang tidak buruk, bahkan latar belakang keluarganya tidak bisa dibandingkan dengan Erin. Erin bisa mencapai posisinya saat ini melalui kerja kerasnya sendiri, sedangkan Jessie bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan tanpa usaha pun. Sekarang, Jessie malah begitu bekerja keras, bagaimana mungkin Erin tidak khawatir dirinya akan dilampaui oleh Jessie?Tak disangka, Samuel akan menyadari pemikirannya.Setelah Erin meninggalkan ruangan, dia kembali ke ruang istirahatnya. Seorang artis berlari ke dalam ruangan dengan tersenyum. “Kak Erin!”Erin membalikkan tubuh untuk melihatnya. “Ada urusan apa?”“Kamu malah khawatir dengan sainganmu? Sepertinya kamu bisa tenang sekarang. Jessie memang sudah mendapatkan peran tokoh utama, tapi dia malah diserang habis-habisan. Aku berani jamin, sekarang dia pasti lagi nangis di pojokan.”Erin merasa kaget. Dia pun membalas, “Dia nggak selemah yang kamu bayangkan.”“Memangnya kenapa? Kru lokasi
Bukankah itu berarti Jules juga bisa melihatnya?Jules sangat sibuk dengan pekerjaannya. Jika nantinya Jules malah khawatir dengan dirinya, Jessie akan merasa bersalah.Dacia tahu apa yang sedang dicemaskan Jessie. Dia pun tersenyum. “Tenang saja, Jules itu sibuk sekali. Seharusnya dia nggak ada waktu untuk buka Instagram.”Jessie menghela napas lega. “Baguslah kalau dia nggak tahu. Aku nggak berharap masalahku akan mengganggunya.”“Jessie ….” Sepertinya ada yang ingin dikatakan Dacia. “Ada apa?”“Apa kamu masih ingat dengan janjimu sebelumnya? Masalah aku jadi asistenmu?”Jessie terbengong sejenak. “Apa kamu sudah memikirkannya?”Dacia tersenyum. “Tentu saja sudah. Lagi pula, kalau aku juga masuk ke dunia hiburan, aku pasti nggak ada waktu untuk menulis lagi. Lebih baik aku jadi asisten artis saja. Bisa jadi, kamu bisa menjadi pemeran utama dalam hasil karyaku.”“Bagus! Kalau begitu, sepakat, ya. Aku akan simpan posisi asisten untukmu!”Setelah panggilan diakhiri, Dacia mengetik sura
Dacia mencengkeram pakaian Jerremy. “Nggak ada hubungannya sama kamu. Cepat kembalikan ponselku.”“Tidak!”“Jerry, kamu nggak tahu malu, ya?”Jerremy menatap Dacia lekat-lekat. “Ambil saja sendiri.”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk. “Oke.”Tanpa sungkan, Dacia mengulurkan tangan untuk mengambil ponsel dari saku celana Jerremy. Tiba-tiba Jerremy menahan pergelangan tangannya. Lantaran ditarik terlalu kuat, Dacia jatuh ke dalam pelukannya.Dacia terpaku di dalam pelukan Jerremy.Jerremy mengangkat tangannya, lalu memasang kalung ke leher Dacia. Dacia tersadar dari bengongnya, lalu mendorong Jerremy. Dia refleks mengusap lehernya, lalu menunduk untuk melihat kalung dengan liontin bentuk kompas. Kalung itu adalah kalung yang dilihat Dacia ketika di toko CD waktu itu.Jerremy mengalihkan pandangannya. “Cocok juga sama kamu.”Dacia menatap Jerremy dengan tatapan kaget. “Kamu … kenapa kamu kasih kalung ke aku?”Ekspresi Jerremy kelihatan canggung. “Apa kamu masih tidak mengert
Tak lama kemudian, akun “Penggosip” menerima surat pengacara yang dikirim oleh Agensi Solar.Samuel memang hanyalah seorang manajer, tetapi aksi Samuel telah membuat opini publik memojokkan “Penggosip”.[ Samuel saja bakal marah ketika anak di bawah manajemennya melakukan kesalahan. Buktinya, pada kasus perkelahian Levin waktu itu, Samuel juga nggak membelanya, malah membiarkannya dimaki habis-habisan oleh warganet! Jadi, aku percaya sama omongannya. ][ Siapa juga yang nggak kenal dengan Samuel? Apa dia pernah memberi muka kepada siapa pun? Bukti nyata sudah ada di depan mata, contohnya si Levin. Kalau Jessie memang bersikap arogan, apa mungkin Samuel akan mengirim surat gugatan? ]Sepertinya si “Penggosip” tidak sanggup menerima tekanan lagi. Tak sampai dua jam, akun “Penggosip” pun sudah mengosongkan isi Instagram-nya.Di dalam ruang kantor manajer.Jessie mengetuk pintu ruangan. Setelah mendapat izin, Jessie berjalan ke dalam. “Pak Samuel.”Kebetulan Samuel baru menutup teleponnya.
Hati Erin terasa tegang. Dia yakin Samuel pasti akan mencurigainya atas perbuatan yang dilakukan Shinta. Hubungan Erin dengan Shinta tergolong bagus. Samuel juga mengetahuinya. Ucapan yang dilontarkan Samuel tadi jelas-jelas adalah sebuah peringatan.Erin juga tidak bisa berkata lain meski Samuel mencurigainya. Semua yang mesti dihadapi memang mesti dihadapi. “Maaf, gara-gara aku, Shinta jadi membenci Jessie.”“Kak Erin, masalah ini nggak ada hubungannya sama kamu. Aku nggak bermaksud melibatkanmu dalam masalah ini.” Hati Shinta sungguh terasa tidak nyaman. Sikap semena-mena Shinta telah melibatkan Erin dalam permasalah ini.Samuel menyalakan rokok sembari menyipitkan matanya. “Biarkan Shinta sendiri mengajukan pengakhiran hubungan kerjanya dengan Agensi Solar.”Erin merasa syok. “Kak Samuel ….”“Erin, kamu tahu bagaimana temperamenku. Kalau masalah ini terjadi pada dirimu, aku juga akan berbuat seperti ini. Aku tidak akan mengizinkan anak di bawah manajemenku mengalami hal seperti in
Bahkan Erin sebagai seorang senior, juga tidak yakin dirinya bisa mendapatkan penghargaan artis terbaik dalam waktu tiga tahun.Jessie mengangkat-angkat pundaknya. “Aku sudah memutuskannya.”Kemudian, Jessie melihat ke sisi Shinta. “Jadi, kita taruhan atau nggak?”Shinta tidak tahu harus berkata apa lagi, apalagi Jessie sudah berbicara sampai tahap bersedia keluar dari dunia hiburan jika dia tidak berhasil melakukannya. Apa mungkin Shinta mentertawakan Jessie berkhayal terlalu tinggi?Meskipun Shinta tidak menyukai Jessie, dia juga tidak sanggup mengejek Jessie pada kondisi seperti ini.Shinta menggigit bibir bawahnya, lalu berkata, “Oke, kamu sendiri yang mau taruhan. Aku akan bertaruh denganmu. Kalau kamu berhasil melakukannya, aku akan minta maaf kepadamu di hadapan awak media.”Jessie tersenyum sembari mengangguk. “Sepakat!”Sejak saat itu, Jessie mengunggah postingan terbaru dalam akun Instagram-nya.[ Mendapat penghargaan artis terbaik dalam waktu tiga tahun! ]Semua penggemar mu
Jerremy langsung tertawa. Namun seketika, dia kembali bersikap seperti biasa. “Apa kamu benar-benar menginginkannya?”“Iya, cepat kembalikan kepadaku.”“Sekarang?”Dacia yang mabuk itu sudah tidak bisa berpikir lagi. “Iya!”Jerremy mengakhiri panggilan. Dacia merasa marah, kembali menghubungi ponselnya. Namun, panggilan tidak diangkat lagi. Dia mencabut kabel telepon, lalu membanting gagang telepon ke atas karpet.Dacia membaringkan tubuhnya di atas sofa. “Dasar berengsek! Kenapa kamu … malah cium aku, sih!”Jerremy memarkirkan mobil di halaman luar. Dia memandang ke dalam jendela, lalu tampak lampu di ruang tamu masih dalam keadaan menyala. Dia menuruni mobil, lalu pergi menekan tombol bel pintu.Saat ini, Dacia samar-samar mendengar suara bel pintu. Dia berdiri dengan kepala berat, lalu berjalan terhuyung-huyung ke sisi pintu. “Siapa?”Sembari bertanya, Dacia sembari membuka pintu. Dia sudah tidak bisa berdiri dengan tegak lagi, langsung bersandar di sisi pintu. Pandangannya kelihata
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p