Share

Bab 1784

Author: Daun Jahe
Jodhiva mengangguk. “Memaksa Jules untuk menikahimu termasuk caramu menghormati orang lain. Emm, cukup hormat juga.”

Terlintas rasa gusar di dalam tatapan Hillary. “Itu masalah aku dengan Jules.”

“Selama Jules masih pacaran dengan adikku, kamu tidak diperbolehkan untuk bersamanya. Aku tidak bisa menerima sedikit pun kotoran di dalam pandanganku. Apa kamu mengerti?”

Jodhiva tidak berbicara keterlaluan, bahkan tidak meluapkan emosinya. Namun, setiap ucapannya itu cukup menusuk hati.

Hillary mengepal erat kedua tangannya. Raut wajahnya kelihatan sangat muram. “Kalian lagi di Negara Hyugana, bukan lagi di Negara Makronesia. Meski Keluarga Fernando cukup berkuasa, kalian juga nggak boleh beronar di negara orang lain.”

Tatapan Jodhiva tertuju pada dirinya. Dia menyipitkan matanya. “Kamu juga berasal dari Negara Biwana. Dari mana kamu punya keberanian untuk berbicara seperti ini?”

Kali ini, Hillary tersenyum dingin. “Aku berbeda dengan kalian. Kedudukanku di keluarga kerajaan cukup agung. Aku
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1785

    Tiba-tiba Jodhiva menyuruh sopir untuk menghentikan mobilnya. “Aku dan Jessie pulangnya naik taksi saja. Kamu pergi ikuti Dacia. Kamu mesti melihatnya sampai ke rumah dengan selamat.”Sopir mengangguk.Mereka berdua menuruni mobil. Jessie memalingkan kepala melihat ke sisi Jodhiva. “Kak, kamu memang baik sekali, ya.”Jodhiva mengusap kepala adiknya. “Kakak melakukannya karena Kakak tahu kamu sangat peduli dengan temanmu ini.”Jessie merangkul lengan Jodhiva, lalu menyandarkan kepala di atas pundaknya sembari tersenyum. “Kak Jody memang paling memahamiku.”Malam harinya, di Kediaman Keluarga Tanzil.Silvia sedang berada di dalam kamar. Dia tak berhenti menghubungi Jules, tetapi panggilan Jules tidak bisa terhubung.Hengky baru saja keluar dari kamar mandi. Dia sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. “Ada apa?”Silvia membalikkan tubuhnya. Dia kelihatan cemas. “Hengky, kata Derrick, Jules lagi dinas. Tadi aku coba telepon Jules, tapi panggilannya tidak bisa terhubung.”Hengky pun te

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1786

    Silvia melepaskan tangannya, lalu terhuyung-huyung ke belakang. Wajahnya yang pucat itu kelihatan muram.Pada saat yang sama, pelayan yang ditahan selama seminggu itu sudah dibebaskan. Dia berjalan keluar pintu kantor polisi. Jendela mobil yang diparkirkan tak jauh di sana tampak sedang diturunkan dengan perlahan. Orang yang duduk di dalam sana tak lain adalah Hillary.Pelayan disuruh untuk memasuki mobil. Begitu memasuki mobil, dia yang merasa panik itu memelas, “Nona Hillary, aku bersumpah aku tidak mengkhianatimu. Mohon lepaskan aku!”Hillary mengeluarkan sebuah amplop berisi uang dari tasnya. Dia menyerahkannya ke tangan si pelayan. “Aku tahu kamu nggak bakal khianati aku. Jadi, kamu pantas mendapatkan uang ini.”Pelayan mengambil amplop yang cukup tebal dan berat itu. Dapat diketahui bahwa isinya tidaklah sedikit.Hillary memalingkan kepala untuk melihatnya. Senyuman di wajahnya semakin lebar lagi. “Aku ingin kamu bantu aku satu hal lagi.”Si pelayan kelihatan syok. Dia segera me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1787

    Dokter menjawab, “Bu, aku sungguh minta maaf. Pasien yang mengidap kanker memiliki nama dan marga yang sama sepertimu. Suster salah mengambil laporan. Ayo, cepat turun.”Jessie berjalan menuruni jendela, lalu menarik sang dokter. Dia seolah-olah sedang menahan sesuatu. “Apa benar diagnosisnya salah? Kenapa aku merasa aku hampir mati!”Pertanyaan terakhir Jessie membuat dosen merasa kaget.Setelah dosen di bawah pentas membuka naskah awal, dia baru menyadari ternyata alur cerita kembali disambung!Dalam naskah aslinya, karakter Jessie memang adalah pasien kanker stadium akhir. Sesuai dengan alur cerita aslinya, dokter tidak salah diagnosis, melainkan hanya ingin menyelamatkan pasien dari aksi bunuh dirinya. Dia menenangkan pasien dengan mengatakan bahwa pasien masih bisa hidup lama dan bisa disembuhkan, sehingga muncul dialog selanjutnya.Namun, dokter tetap tidak berakting sesuai dengan naskah dan mencoba mendistraksi Jessie.Jessie bukan hanya mesti melakukan improvisasi dalam dialog

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1788

    Jessie meremas koran itu dengan raut muram.Di ruang rapat Istana Luama.Para anggota dewan di kedua sisi meja sedang mendiskusikan berita tersebut. Suasana terasa sangat serius karena tergolong masalah besar.Tentu saja, ada banyak perbedaan pendapat. Di satu sisi, ada yang berpendapat ada yang sengaja merusak hubungan bisnis antar dua negara. Namun di sisi lain, ada juga yang mengira Negara Makronesia berniat untuk menyerang Negara Hyugana.Willie mengangkat termos dari tas meja, lalu menyesap teh dengan perlahan. Ruangan sangatlah ribut. Dia pun membanting termos ke atas meja dengan kuat. Ruang rapat menjadi hening dalam seketika.Jari tangan Willie saling bertautan. Ekspresinya kelihatan sangat serius. “Aku mengerti kekhawatiran kalian semua. Tapi hanya dengan berita ini, kalian malah berasumsi masalah berhubungan dengan politik. Sepertinya kalian terlalu gegabah dalam mengambil keputusan.”“Yang Mulia, semua ini memang tidak bisa membuktikan apa-apa. Tapi, memang sudah saatnya unt

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1789

    Silvia bertanya kembali, “Gimana kalau terjadi apa-apa dengannya?”Suara Willie sangat tegas. “Tidak akan terjadi apa-apa.”Setelah hening beberapa saat, Silvia berdiri dengan perlahan. “Ayah, seandainya ada yang turun tangan terhadap Jules, apa yang akan kamu lakukan?”Willie terbengong sejenak, kemudian memberi jawaban pasti. “Aku tidak akan melepaskan mereka.”Terlintas senyuman sinis di wajah Silvia. “Aku harap Ayah ingat dengan ucapanmu hari ini.”Ketika Silvia berjalan keluar istana, kebetulan dia bertemu dengan Hillary yang baru datang. Hillary kelihatan sedang tersenyum lebar, sepertinya suasana hatinya sedang sangat bagus. “Bu Silvia, apa kamu datang untuk mencari Yang Mulia?”Silvia menatap Hillary dengan wajah tak berekspresi. “Aku sudah meremehkanmu.”“Bu Silvia, apa yang lagi kamu katakan? Aku itu korban. Semua ini ulah Jessie.” Hillary berdiri di hadapan Silvia. “Bu Silvia, aku juga sedang membantumu. Keluarga Fernando nggak menganggap keluarga kerajaan, apalagi Keluarga

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1790

    Dacia merasa bingung. “Tapi, dia itu adikmu. Apa kamu ingin biarin dia disalahpahami oleh reporter itu?”Jodhiva melepaskan Dacia. Tatapannya kelihatan datar, tetapi terlihat senyuman tipis di wajahnya. “Dacia, apa kamu tidak merasa ucapanmu itu saling bertentangan?”Kali ini, Dacia terbengong sejenak.Tatapan Jodhiva tertuju pada kerumunan. “Katamu, perlindungan berlebihan aku dan Jerry itu adalah beban bagi Jessie. Sekarang kamu malah berharap aku bisa membantunya. Kalau aku membantunya, dia pun tidak akan bisa belajar untuk mengatasi masalah sendiri.”Dacia merasa syok. Dia tidak menyangka Jodhiva masih ingat dengan ucapannya waktu itu. Dia bersuara, “Tapi, maksudku bukan dalam hal ini.”Maksud Dacia adalah mereka tidak seharusnya terlalu ikut campur dalam masalah pernikahan atau pertemanan Jessie.Jodhiva memiringkan kepala, kemudian menyipitkan matanya. “Bukannya semua sama saja?”Dacia sungguh kehabisan kata-kata.Pada saat ini, terdengar suara Jessie dari dalam kerumunan. “Kalau

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1791

    Jodhiva mengangguk.Dacia menuruni mobil, lalu memasuki rumah.Kemudian, Jodhiva mengendarai mobilnya kembali ke Vila Bagya. Mobil diparkirkan. Jodhiva pun menuruni mobil. Saat ini, tampak Jerremy sedang bersandar di depan pohon. Dia melepaskan headset-nya, lalu berkata, “Kak, apa perlu kamu berhubungan sedekat itu dengan Dacia?”Jodhiva berhenti di depan Jerremy, lalu tersenyum padanya. “Dia itu temannya Jessie. Aku hanya mengantarnya pulang saja. Memangnya kenapa?”Jerremy melipat kedua tangannya di depan dada. Dia memalingkan kepalanya. “Teman apaan! Hati manusia bisa berubah. Sekarang mereka memang masih berteman, tapi tidak berarti mereka akan berteman di kemudian hari.”Kali ini, terdengar suara tawa Jodhiva. “Sepertinya kamu memiliki bias terhadapnya?”Jerremy tertegun sejenak. Raut wajahnya kelihatan muram. “Dia itu wanita yang sangat arogan. Cuma Jessie saja yang peduli sama dia. Sekarang, bahkan, Kak Jody juga …. Pokoknya jangan sampai kalian dimanfaatin dia nantinya.”Jodhiv

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1792

    Jessie berbisik, “Dia memang begitu. Setiap bulan pasti akan kambuh beberapa hari.”Langkah kaki Jerremy berhenti. Dia membalikkan tubuhnya. “Aku sudah mendengarnya.”Jessie pun merasa merinding. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. Namun, raut Jerremy masih kelihatan sangat muram.“Kamu masuk kelas dulu. Dia tinggal di sini. Ada yang ingin aku tanyakan sama dia.” Jerremy menunjuk ke sisi Dacia.Dacia merasa kaget.Jessie melihat mereka berdua. “Sebenarnya apa yang ingin kamu tanyakan sama Dacia?”Jerremy mendorong Jessie. “Kamu ke kelas dulu. Yang patuh!”Pada akhirnya, Jessie mengikuti ucapan Jerremy untuk pergi duluan. Baru berjalan beberapa langkah, dia kembali menoleh. “Kak, jangan tindas Dacia, ya! Kalau nggak, aku nggak bakal maafin Kakak!”Urat hijau di ujung kening Jerremy tampak menonjol. Dia juga tidak menghiraukan Jessie.Jerremy membawa Dacia ke belakang gedung akademi. Hampir tidak ada orang yang melewati tempat ini. Dacia bersandar di balik dinding, menatapnya

Pinakabagong kabanata

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status