Di hadapan awak media, kedua mata Hillary memerah. “Aku menyukaimu. Aku ingin mendapatkanmu. Aku nggak merasa aku bersalah, tapi jangan karena kamu nggak suka sama aku, kamu malah membawa mahasiswi yang kamu hidupi di luar sana untuk menghinaku.”Suara ricuh orang-orang di dalam acara tak berhenti terdengar.Dari tadi, tidak ada satu pun orang yang menghentikan kegaduhan di dalam acara. Sebab, mereka semua masih tidak tahu harus berpihak ke sisi siapa. Mereka juga takut akan terlibat dalam masalah rumit ini.Saat suasana menjadi hening, tetiba Jessie bersuara, “Apa Jules nggak beri tahu kamu kalau dia sudah punya pacar?”Hillary merasa kaget, lalu berusaha menarik napas dalam-dalam. “Memangnya kenapa kalau dia punya kekasih? Apa Raja Willie mengakuimu? Apa kamu nggak malu dengan hubungan tanpa restu orang tua?”Jessie pun tersenyum. “Itu karena sebelumnya Raja Willie nggak tahu keberadaanku. Orang tua Jules sangat mendukung hubungan kami. Kamu bilang aku nggak tahu malu? Jadi, apa kamu
Nama Javier sangatlah terkenal hingga di luar negeri. Dia dijuluki Raja Bisnis Negara Makronesia sekaligus orang terkaya di seluruh dunia.Keluarga Fernando bukan hanya memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan, presiden Negara Makronesia yang sedang menjabat pun adalah teman sekolahnya Javier. Keluarga Fernando juga memiliki hubungan darah dengan Keluarga Tanaka.Selain itu, istrinya Javier adalah cucu dari keluarga kerajaan, desainer perhiasan terkenal di seluruh dunia, dan juga adalah anak asuh dari Ketua Organisasi Dawn. Jadi, dari segi kekayaan dan kekuasaan, Keluarga Jalma bukanlah apa-apa di hadapan Keluarga Fernando.Sekarang Hillary malah mengatakan putri semata wayang Keluarga Fernando memiliki identitas rendahan? Bukannya dia sedang mempermalukan Keluarga Fernando?Hillary mendengar suara orang-orang yang sedang bergosip. Wajahnya seketika menjadi pucat. “Mana mungkin ….”Seandainya Jessie benar-benar adalah anaknya Javier, bukannya ucapan yang dilontarkannya tadi ….Acara
Jessie makan sesuap pizza, lalu menyesap Coca Cola. Dia pun mengeluarkan suara puas. “Ternyata minum Coca Cola sambil makan ayam dan pizza itu nikmat sekali!”Jules spontan tersenyum. “Kamu memang pemakan segalanya. Tidak pilih-pilih.”Jessie melirik Jules yang tidak begitu menyantap makanan. “Kata ibu angkatku, jadi orang itu mesti bersyukur. Setidaknya masih ada yang bisa dimakan daripada nggak ada apa-apa. Tuan Muda Jules anaknya pemilih, ya?”Jules mengangkat alisnya sembari menatap Jessie. “Aku sudah kenyang ketika melihat kamu makan.”Gerakan Jessie tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia mengambil semangkuk pangsit, lalu menyerahkannya ke hadapan Jules. Dia berkata, “Kamu nggak suka makan makanan berkalori tinggi. Gimana kalau kamu makan pangsit saja? Jangan sampai kamu kelaparan.”Ayam goreng dan pizza adalah pilihan Jessie tadi. Dia tahu Jules tidak suka makan makanan seperti ini, itulah sebabnya dia minta dibelikan pangsit isi sayur.Jules menatap Jessie. Seketika dia k
Berita yang beredar di internet juga semakin viral saja.Warganet di Negara Biwana juga berkomentar bahwa perbuatan Hillary sangat memalukan, pandangannya sangat sempit, dan lain sebagainya.Sementara itu, Jessie sangatlah merendah. Dia tidak pernah memamerkan identitasnya, alhasil dia pun disukai oleh banyak orang.Pada saat ini, sebuah pesawat pribadi sedang terbang di atas langit.Pemuda yang sedang duduk di sofa membuka majalah di tangan. Makanan dan minuman diletakkan di atas meja. Saat pramugari datang, dia berkata dengan hormat, “Tuan, sepuluh menit lagi, kita akan mendarat di Negara Hyugana. Demi keamanan, kami simpan dulu makanan Tuan.”Jodhiva menutup majalah sembari mengangguk.Dua orang pramugari menyimpan makanan dan minuman, lalu kembali ke tempatnya. Pesawat mulai mendarat secara perlahan. Lantaran melewati lapisan awan, pesawat pun sedikit berguncang.Jodhiva melihat ke luar jendela. Di bawah langit biru, tampak sebuah pulau di sana. Akhirnya, pesawat sudah mendarat di
Jessie tersenyum. Dia duduk di samping Jodhiva sembari merangkul lengannya. “Kak, kenapa kamu datang tanpa beri tahu aku sebelumnya?”Jodhiva meletakkan gelasnya, lalu memalingkan kepala untuk melihatnya. “Kamu jadian sama Jules?”Jessie tertegun sejenak. Dia spontan melirik Jerremy sekilas. Tampak Jerremy sedang melipat kedua lengan di depan dada sembari menatapnya.Jessie pun menggaruk pipinya, lalu menunduk. “Emm … iya.” Usai berbicara, Jessie menjelaskan, “Kak Jody, masalah ini terlalu mendadak. Jadi, aku nggak sempat untuk ceritain ke kamu.”Jodhiva mengusap kepala Jessie. “Aku hanya lagi bertanya saja. Kenapa kamu jadi gugup?”“Aku nggak lagi gugup, kok!”Jodhiva spontan tersenyum. “Oh ya? Kakak lihat kamu gugup sekali? Sepertinya kamu khawatir aku akan menyalahkanmu saja.”Jessie menggigit bibirnya.“Sudahlah, kamu juga sudah dewasa, punya pemikiran sendiri. Mana mungkin Kakak bisa mengendalikanmu?” Seandainya Jessie tidak tertarik dengan Jules, apa mungkin Jules akan kesampai
“Grup Tanzil masih belum stabil saat ini, makanya dia buru-buru ingin tunangan sama kamu. Dia seharusnya tahu keuntungan apa yang akan diterimanya dari Keluarga Fernando.”Jessie masih teguh pada pendiriannya. “Dia bukan orang seperti itu ….”“Meskipun dia bukan seperti itu, orang lain, Ayah, dan Ibu pasti akan berpikir seperti itu.”Ucapan Jerremy mengejutkan Jessie. Jessie terkejut bukan karena percaya Jules seperti yang dikatakan Jerremy, akan memanfaatkan pertunangan mereka demi mengukuhkan posisi Grup Tanzil. Dia terkejut karena kemungkinan orang-orang akan berpikiran seperti Jerremy.Sepertinya pemikiran ayah mereka juga tidak perlu ditebak lagi. Namun, seandainya Jules benar-benar ingin memanfaatkan dukungan Keluarga Fernando untuk mengukuhkan Grup Tanzil, kenapa dia malah menolak bantuan dari Raja Willie?Dengan adanya bantuan Raja Willie, bukankah akan lebih gampang baginya untuk mengukuhkan posisi Grup Tanzil? Padahal Jules hanya ingin membuktikan bahwa dirinya tidak membutuh
Hati Jessie gemetar. Dia segera menggeleng. “Bukan, aku percaya ….”Jules mengeluarkan Jessie dari pelukannya, lalu menjaga jarak dengannya. Lantaran terlalu gelap, Jessie tidak dapat melihat ekspresi wajahnya. “Aku berpikir terlalu gampang.”“Kak Jules ….”“Sudah malam, pulanglah.” Jules membalikkan tubuhnya kembali ke depan mobil. Dia bersikap sangat dingin, alhasil Jessie pun merasa tidak nyaman.Jessie langsung berlari untuk menarik Jules. “Jules, bukannya aku nggak percaya sama kamu. Aku hanya nggak ingin orang-orang memandangmu seperti itu.”Jantung Jules berdetak kencang. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara tanpa menoleh, “Aku tidak peduli dengan bagaimana mereka memandangku. Aku hanya peduli dengan pandanganmu saja.”“Aku nggak bermaksud seperti itu.”Jules membalikkan kepala untuk menatapnya. “Masalah aku ingin bertunangan denganmu tidak ada hubungannya dengan kekuasaan Keluarga Fernando.”Hati Jessie seketika terasa sakit. “Aku mengerti ….”“Seandainya kamu percaya
Jodhiva tertegun di tempat. Dia mengangkat kepalanya menatap wanita yang memanggilnya “Jerry” dengan mengerutkan keningnya.Saat sopir hendak mengatakan sesuatu, Jodhiva mengangkat tangan untuk menghentikannya. Dia menatap wanita di depan jendela. “Apa yang ingin kamu tanyakan?”Orang yang akrab dengan Jodhiva dan Jerremy baru bisa membedakan perbedaan dari kedua orang. Hanya saja, bagi orang yang tidak akrab, mereka pun tidak bisa membedakannya.Muka mereka sama persis, tapi karakter mereka sangatlah jauh. Jika didengar dengan saksama, suara Jodhiva pun terdengar lebih dewasa.Dacia tidak pernah bertemu dengan Jodhiva. Tentu saja, dia tidak bisa membedakan suara kedua orang. Apalagi pencahayaan di dalam mobil sangatlah gelap, sangatlah sulit untuk membedakannya.“Ada apa dengan Jessie dan Jules?”Jodhiva menyipitkan matanya. Dia tidak menjawab.Dacia melipat kedua tangan di depan dada. “Jangan diam saja! Aku yakin kamu pasti mengetahuinya. Aku bisa merasakan betapa sukanya Jessie terh