Nama Javier sangatlah terkenal hingga di luar negeri. Dia dijuluki Raja Bisnis Negara Makronesia sekaligus orang terkaya di seluruh dunia.Keluarga Fernando bukan hanya memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan, presiden Negara Makronesia yang sedang menjabat pun adalah teman sekolahnya Javier. Keluarga Fernando juga memiliki hubungan darah dengan Keluarga Tanaka.Selain itu, istrinya Javier adalah cucu dari keluarga kerajaan, desainer perhiasan terkenal di seluruh dunia, dan juga adalah anak asuh dari Ketua Organisasi Dawn. Jadi, dari segi kekayaan dan kekuasaan, Keluarga Jalma bukanlah apa-apa di hadapan Keluarga Fernando.Sekarang Hillary malah mengatakan putri semata wayang Keluarga Fernando memiliki identitas rendahan? Bukannya dia sedang mempermalukan Keluarga Fernando?Hillary mendengar suara orang-orang yang sedang bergosip. Wajahnya seketika menjadi pucat. “Mana mungkin ….”Seandainya Jessie benar-benar adalah anaknya Javier, bukannya ucapan yang dilontarkannya tadi ….Acara
Jessie makan sesuap pizza, lalu menyesap Coca Cola. Dia pun mengeluarkan suara puas. “Ternyata minum Coca Cola sambil makan ayam dan pizza itu nikmat sekali!”Jules spontan tersenyum. “Kamu memang pemakan segalanya. Tidak pilih-pilih.”Jessie melirik Jules yang tidak begitu menyantap makanan. “Kata ibu angkatku, jadi orang itu mesti bersyukur. Setidaknya masih ada yang bisa dimakan daripada nggak ada apa-apa. Tuan Muda Jules anaknya pemilih, ya?”Jules mengangkat alisnya sembari menatap Jessie. “Aku sudah kenyang ketika melihat kamu makan.”Gerakan Jessie tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia mengambil semangkuk pangsit, lalu menyerahkannya ke hadapan Jules. Dia berkata, “Kamu nggak suka makan makanan berkalori tinggi. Gimana kalau kamu makan pangsit saja? Jangan sampai kamu kelaparan.”Ayam goreng dan pizza adalah pilihan Jessie tadi. Dia tahu Jules tidak suka makan makanan seperti ini, itulah sebabnya dia minta dibelikan pangsit isi sayur.Jules menatap Jessie. Seketika dia k
Berita yang beredar di internet juga semakin viral saja.Warganet di Negara Biwana juga berkomentar bahwa perbuatan Hillary sangat memalukan, pandangannya sangat sempit, dan lain sebagainya.Sementara itu, Jessie sangatlah merendah. Dia tidak pernah memamerkan identitasnya, alhasil dia pun disukai oleh banyak orang.Pada saat ini, sebuah pesawat pribadi sedang terbang di atas langit.Pemuda yang sedang duduk di sofa membuka majalah di tangan. Makanan dan minuman diletakkan di atas meja. Saat pramugari datang, dia berkata dengan hormat, “Tuan, sepuluh menit lagi, kita akan mendarat di Negara Hyugana. Demi keamanan, kami simpan dulu makanan Tuan.”Jodhiva menutup majalah sembari mengangguk.Dua orang pramugari menyimpan makanan dan minuman, lalu kembali ke tempatnya. Pesawat mulai mendarat secara perlahan. Lantaran melewati lapisan awan, pesawat pun sedikit berguncang.Jodhiva melihat ke luar jendela. Di bawah langit biru, tampak sebuah pulau di sana. Akhirnya, pesawat sudah mendarat di
Jessie tersenyum. Dia duduk di samping Jodhiva sembari merangkul lengannya. “Kak, kenapa kamu datang tanpa beri tahu aku sebelumnya?”Jodhiva meletakkan gelasnya, lalu memalingkan kepala untuk melihatnya. “Kamu jadian sama Jules?”Jessie tertegun sejenak. Dia spontan melirik Jerremy sekilas. Tampak Jerremy sedang melipat kedua lengan di depan dada sembari menatapnya.Jessie pun menggaruk pipinya, lalu menunduk. “Emm … iya.” Usai berbicara, Jessie menjelaskan, “Kak Jody, masalah ini terlalu mendadak. Jadi, aku nggak sempat untuk ceritain ke kamu.”Jodhiva mengusap kepala Jessie. “Aku hanya lagi bertanya saja. Kenapa kamu jadi gugup?”“Aku nggak lagi gugup, kok!”Jodhiva spontan tersenyum. “Oh ya? Kakak lihat kamu gugup sekali? Sepertinya kamu khawatir aku akan menyalahkanmu saja.”Jessie menggigit bibirnya.“Sudahlah, kamu juga sudah dewasa, punya pemikiran sendiri. Mana mungkin Kakak bisa mengendalikanmu?” Seandainya Jessie tidak tertarik dengan Jules, apa mungkin Jules akan kesampai
“Grup Tanzil masih belum stabil saat ini, makanya dia buru-buru ingin tunangan sama kamu. Dia seharusnya tahu keuntungan apa yang akan diterimanya dari Keluarga Fernando.”Jessie masih teguh pada pendiriannya. “Dia bukan orang seperti itu ….”“Meskipun dia bukan seperti itu, orang lain, Ayah, dan Ibu pasti akan berpikir seperti itu.”Ucapan Jerremy mengejutkan Jessie. Jessie terkejut bukan karena percaya Jules seperti yang dikatakan Jerremy, akan memanfaatkan pertunangan mereka demi mengukuhkan posisi Grup Tanzil. Dia terkejut karena kemungkinan orang-orang akan berpikiran seperti Jerremy.Sepertinya pemikiran ayah mereka juga tidak perlu ditebak lagi. Namun, seandainya Jules benar-benar ingin memanfaatkan dukungan Keluarga Fernando untuk mengukuhkan Grup Tanzil, kenapa dia malah menolak bantuan dari Raja Willie?Dengan adanya bantuan Raja Willie, bukankah akan lebih gampang baginya untuk mengukuhkan posisi Grup Tanzil? Padahal Jules hanya ingin membuktikan bahwa dirinya tidak membutuh
Hati Jessie gemetar. Dia segera menggeleng. “Bukan, aku percaya ….”Jules mengeluarkan Jessie dari pelukannya, lalu menjaga jarak dengannya. Lantaran terlalu gelap, Jessie tidak dapat melihat ekspresi wajahnya. “Aku berpikir terlalu gampang.”“Kak Jules ….”“Sudah malam, pulanglah.” Jules membalikkan tubuhnya kembali ke depan mobil. Dia bersikap sangat dingin, alhasil Jessie pun merasa tidak nyaman.Jessie langsung berlari untuk menarik Jules. “Jules, bukannya aku nggak percaya sama kamu. Aku hanya nggak ingin orang-orang memandangmu seperti itu.”Jantung Jules berdetak kencang. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara tanpa menoleh, “Aku tidak peduli dengan bagaimana mereka memandangku. Aku hanya peduli dengan pandanganmu saja.”“Aku nggak bermaksud seperti itu.”Jules membalikkan kepala untuk menatapnya. “Masalah aku ingin bertunangan denganmu tidak ada hubungannya dengan kekuasaan Keluarga Fernando.”Hati Jessie seketika terasa sakit. “Aku mengerti ….”“Seandainya kamu percaya
Jodhiva tertegun di tempat. Dia mengangkat kepalanya menatap wanita yang memanggilnya “Jerry” dengan mengerutkan keningnya.Saat sopir hendak mengatakan sesuatu, Jodhiva mengangkat tangan untuk menghentikannya. Dia menatap wanita di depan jendela. “Apa yang ingin kamu tanyakan?”Orang yang akrab dengan Jodhiva dan Jerremy baru bisa membedakan perbedaan dari kedua orang. Hanya saja, bagi orang yang tidak akrab, mereka pun tidak bisa membedakannya.Muka mereka sama persis, tapi karakter mereka sangatlah jauh. Jika didengar dengan saksama, suara Jodhiva pun terdengar lebih dewasa.Dacia tidak pernah bertemu dengan Jodhiva. Tentu saja, dia tidak bisa membedakan suara kedua orang. Apalagi pencahayaan di dalam mobil sangatlah gelap, sangatlah sulit untuk membedakannya.“Ada apa dengan Jessie dan Jules?”Jodhiva menyipitkan matanya. Dia tidak menjawab.Dacia melipat kedua tangan di depan dada. “Jangan diam saja! Aku yakin kamu pasti mengetahuinya. Aku bisa merasakan betapa sukanya Jessie terh
“Emm, sudah sampai.”“Sayang, ada apa dengan suaramu?”Jessie tertegun sejenak. Dia tidak ingin Claire mencemaskannya. “Aku nggak kenapa-napa, hanya lagi flu saja.”“Kamu sudah gede, kenapa kamu nggak bisa jaga diri dengan baik? Kalau kamu begini, gimana Ibu bisa tenang untuk membiarkanmu menikah?”Ketika mendengar kata “menikah”, Jessie menggigit bibir bawahnya. Dia berusaha untuk menahan tangisnya. “Ibu.”Suara Jessie terdengar gemetar. Claire pun mengerutkan keningnya. “Apa kamu menangis?”“Nggak, aku hanya ….”“Jessie, ada masalah apa? Kamu bisa beri tahu Ibu. Jangan pendam dalam hati.”Di Grup Angkasa, ibu kota.Javier baru saja selesai rapat. Saat dia berjalan keluar ruang rapat, Roger yang baru selesai telepon berjalan kemari. “Tuan Javier, Bu Claire sudah menunggu lama di ruangan.”Kening Javier tampak berkerut. “Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?”Roger merasa serbasalah. “Aku ingin bilang tadi, tapi Tuan bilang jangan ganggu waktu rapat.”Javier bergegas ke ruangannya. Dia m
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di