“Emm, sudah sampai.”“Sayang, ada apa dengan suaramu?”Jessie tertegun sejenak. Dia tidak ingin Claire mencemaskannya. “Aku nggak kenapa-napa, hanya lagi flu saja.”“Kamu sudah gede, kenapa kamu nggak bisa jaga diri dengan baik? Kalau kamu begini, gimana Ibu bisa tenang untuk membiarkanmu menikah?”Ketika mendengar kata “menikah”, Jessie menggigit bibir bawahnya. Dia berusaha untuk menahan tangisnya. “Ibu.”Suara Jessie terdengar gemetar. Claire pun mengerutkan keningnya. “Apa kamu menangis?”“Nggak, aku hanya ….”“Jessie, ada masalah apa? Kamu bisa beri tahu Ibu. Jangan pendam dalam hati.”Di Grup Angkasa, ibu kota.Javier baru saja selesai rapat. Saat dia berjalan keluar ruang rapat, Roger yang baru selesai telepon berjalan kemari. “Tuan Javier, Bu Claire sudah menunggu lama di ruangan.”Kening Javier tampak berkerut. “Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?”Roger merasa serbasalah. “Aku ingin bilang tadi, tapi Tuan bilang jangan ganggu waktu rapat.”Javier bergegas ke ruangannya. Dia m
Grup Tanzil baru saja kembali mengembangkan bisnisnya, kondisinya masih belum tergolong stabil. Pertunangan Jessie dengan Jules malah akan membuat orang-orang di luar sana berasumsi Jules ingin mengandalkan kemampuan Keluarga Fernando.Meski sebenarnya, Claire cukup percaya dengan Jules karena dia tahu Jules cukup berkompeten.Claire kepikiran sesuatu. “Apa Jules adalah orang seperti itu?”“Aku hanya lagi berwaspada saja.” Javier menggendong Claire, lalu mendudukannya di atas pangkuan Javier. “Mereka masih muda. Bahkan, Benn saja terus memuji kemampuan Jules. Seandainya dia benar-benar menyukai Jessie, dia bisa bersama Jessie setelah dia mencapai tujuannya. Bukannya dia akan merasa lebih puas nantinya?”Claire tersenyum, lalu mencubit dagu Javier. “Dia adalah cucu Raja, apa dia butuh bantuan dari Keluarga Fernando? Aku merasa kalian anggota Keluarga Fernando yang lagi cari masalah.”Javier menggenggam tangan Claire, lalu mengeluarkan suara tawa. “Memangnya kamu bukan bagian dari Keluar
“Tapi aku nggak ingin orang di luar sana memandang Jules seperti itu. Aku hanya ingin mereka memahaminya saja ….” Kedua mata Jessie tampak memerah.Jodhiva mengusap ujung mata Jessie yang basah. “Dasar bodoh, apa kamu merasa Jules akan peduli dengan pemikiran orang lain?”Jessie terdiam melongo. Di benaknya terlintas ucapan Jules waktu itu. ‘Aku kira kamu tidak sama seperti yang lain. Kamu akan percaya sama aku.’Alasan Jules marah bukan karena Jessie mengatakan dirinya ingin mengundur pertunangan mereka, melainkan karena Jules mengira Jessie juga memandangnya seperti pandangan orang-orang di luar sana.Jessie spontan memegang erat peralatan makannya. Hari itu, dia tidak sempat menjelaskannya. Itulah sebabnya Jules merasa marah.Jules salah sangka mengira Jessie telah termakan omongan Jerremy. Alhasil, dia tidak memercayai Jules lagi.Jessie mengangkat kepalanya dengan perlahan. Dia lalu mengangkat mangkuk untuk meneguk sup.Keesokan harinya, di Grup Tanzil.Jessie berdiri di depan pi
Hillary menyadari Jules sedang mempersulit ayahnya. Akhirnya dia pun bersuara, “Jules, meski kamu nggak ingin membantu kami, kamu juga nggak usah bersikap seperti ini.”Jules tidak berbicara.“Hillary ….” Saat Kevin hendak mengatakan sesuatu, dia malah disela oleh Hillary. “Kamu bisa memilih Jessie juga demi keuntungan perusahaan, ‘kan? Dengar-dengar beberapa hari lalu, kamu bilang kamu nggak akan mempertimbangkan masalah pertunanganmu dengan Jessie untuk sementara waktu ini. Sekarang kamu sadar nggak gampang untuk bertunangan dengan putri semata wayang Tuan Javier, ‘kan?”Tetiba Kevin merasa gugup. Dia berbisik terhadap putrinya, menyuruhnya untuk jangan asal bicara.Hanya saja, Hillary malah tidak menghiraukannya. “Apa ada yang salah dengan ucapanku? Raja berencana menjodohkan aku dengan Tuan Muda Jules karena ingin Keluarga Jalma menyokong Grup Tanzil. Keluarga Jalma kami memang nggak bisa dibandingkan dengan Keluarga Fernando, tapi kami bisa memberi kalian keuntungan seperti yang m
Hillary menyadari sesuatu. Dia pun semakin yakin dengan dugaannya. “Hubungan kamu dengan Jessie lagi bermasalah. Sepertinya ucapanku nggak salah.”Jules berdiri dengan tatapan datar. “Masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia, dan juga tidak ada hubungannya denganmu.” Kemudian, Jules membalikkan tubuhnya. “Kimin, antar mereka pulang.” Usai berbicara, Jules langsung menaiki tangga tanpa menoleh sama sekali.Hillary juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengikuti ayahnya, Kevin, meninggalkan Kediaman Keluarga Tanzil.Di sisi lain, baru saja Jessie memasuki mobil, dan sopir belum sempat mengemudi mobil. Hillary pun berjalan ke sisi mobil, lalu mengetuk kaca jendela.Jessie menurunkan jendela tanpa berbicara.Hillary bersandar di atas jendela, kemudian berkata dengan tersenyum, “Nona Jessie, apa boleh aku minta waktumu beberapa menit?”Jessie menatapnya. “Apa yang ingin kamu katakan?”“Sebelumnya aku nggak tahu identitasmu, makanya aku bersikap lancang. Hari ini aku minta maaf sama k
Dacia menoleh untuk menatapnya. Dia pun kedengaran suara Jodhiva. “Aku harap kamu tahu apa yang seharusnya kamu katakan dan apa yang tidak seharusnya kamu katakan.”Maksud ucapan Jodhiva sangat jelas. Alasan Jessie tidak masuk kelas ada kaitannya dengan Jules. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan hubungan mereka berdua.Jessie terlalu peduli dengan hubungan mereka. Itulah sebabnya dia bersedih bersembunyi di dalam kamar. Jika Dacia salah bicara, bisa jadi masalah akan semakin parah lagi. Tiba-tiba Dacia tersenyum. “Kamu ingin aku bujuk mereka buat balikan atau buat pisah?”Tatapan Jodhiva tertuju pada diri Dacia dalam waktu lama. “Menurutmu?”Dacia tidak berbicara, melainkan berjalan ke lantai atas. Dia mengetuk pintu kamar Jessie. “Pintu nggak dikunci.”Dacia membuka pintu, lalu tampak Jessie sedang memeluk kedua lututnya sembari duduk bersandar di ranjang. Dia kelihatan sangat sedih saat ini.Ketika melihat kedatangan Dacia, Jessie pun terbengong. “Dacia?”Dacia berjalan mendeka
Dacia tertegun. “Bukannya kamu suruh aku bujuk mereka buat balikan?”Langkah kaki Jodhiva berhenti. Dia membalas tanpa menoleh, “Dia memilih untuk tutup ponselnya. Bukannya jawaban sudah sangat jelas?”Setelah berbicara, Jodhiva berjalan menuruni tangga.Saat ini, Dacia masih terbengong di tempat. Dia spontan memegang erat ponselnya.Dacia meninggalkan Vila Bagya, kemudian bergegas ke Kediaman Keluarga Tanzil. Belum sempat pengurus rumah melaporkan kepada majikan, Dacia pun sudah menerobos ke dalam ruang baca.Namun, malah tampak sosok Hillary di dalam sana. Dia sedang setengah bersandar di depan meja. Seandainya Dacia tidak masuk, sepertinya dia sudah menempel di tubuh Jules.Lantaran ada yang mengganggu, raut wajah Hillary tampak tidak bersahabat. “Siapa kamu? Nggak tahu ketuk pintu, ya?”Dacia mengabaikannya, lalu melihat ke sisi Jules. “Apa yang lagi kamu pikirkan? Apa kamu berencana untuk putus sama Jessie?”Kening Jules berkerut. Dia tidak berbicara.Kali ini, Hillary membalikkan
Jules tersenyum. “Kamu pintar juga.”Hillary merasa gembira. “Aku anggap kamu lagi puji aku.”Tatapan Jules seketika menjadi sinis. “Sok pintar.”Kali ini, Hillary tertegun sejenak.Jules membangkitkan tubuhnya, lalu berjalan ke depan jendela. “Kamu buru-buru ingin menikah sama aku … karena ayahmu, ‘kan?”Hillary menatap Jules dengan syok.Jules kembali menambahkan dengan santai, “Ayahmu telah membunuh seseorang. Sekarang, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan. Kalau polisi menyadari masalah itu berhubungan dengan ayahmu, Keluarga Jalma di Negara Biwana juga akan terkena imbasnya. Ayahmu buru-buru ingin berbaikan denganku. Masalah di acara malam itu bukanlah intinya.”“Tuan Muda Jules, apa yang lagi kamu katakan?” Hillary merasa panik. Lantaran ayahnya diancam, dia pun baru membunuh gadis yang bernama Lisa itu. Kevin melakukan semua itu juga demi melindungi diri sendiri. Dia tidaklah bersalah!Jules menatap Hillary dari pantulan kaca. Tatapannya kelihatan serius. “Lisa tahu ra
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di