Dacia tertegun. “Bukannya kamu suruh aku bujuk mereka buat balikan?”Langkah kaki Jodhiva berhenti. Dia membalas tanpa menoleh, “Dia memilih untuk tutup ponselnya. Bukannya jawaban sudah sangat jelas?”Setelah berbicara, Jodhiva berjalan menuruni tangga.Saat ini, Dacia masih terbengong di tempat. Dia spontan memegang erat ponselnya.Dacia meninggalkan Vila Bagya, kemudian bergegas ke Kediaman Keluarga Tanzil. Belum sempat pengurus rumah melaporkan kepada majikan, Dacia pun sudah menerobos ke dalam ruang baca.Namun, malah tampak sosok Hillary di dalam sana. Dia sedang setengah bersandar di depan meja. Seandainya Dacia tidak masuk, sepertinya dia sudah menempel di tubuh Jules.Lantaran ada yang mengganggu, raut wajah Hillary tampak tidak bersahabat. “Siapa kamu? Nggak tahu ketuk pintu, ya?”Dacia mengabaikannya, lalu melihat ke sisi Jules. “Apa yang lagi kamu pikirkan? Apa kamu berencana untuk putus sama Jessie?”Kening Jules berkerut. Dia tidak berbicara.Kali ini, Hillary membalikkan
Jules tersenyum. “Kamu pintar juga.”Hillary merasa gembira. “Aku anggap kamu lagi puji aku.”Tatapan Jules seketika menjadi sinis. “Sok pintar.”Kali ini, Hillary tertegun sejenak.Jules membangkitkan tubuhnya, lalu berjalan ke depan jendela. “Kamu buru-buru ingin menikah sama aku … karena ayahmu, ‘kan?”Hillary menatap Jules dengan syok.Jules kembali menambahkan dengan santai, “Ayahmu telah membunuh seseorang. Sekarang, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan. Kalau polisi menyadari masalah itu berhubungan dengan ayahmu, Keluarga Jalma di Negara Biwana juga akan terkena imbasnya. Ayahmu buru-buru ingin berbaikan denganku. Masalah di acara malam itu bukanlah intinya.”“Tuan Muda Jules, apa yang lagi kamu katakan?” Hillary merasa panik. Lantaran ayahnya diancam, dia pun baru membunuh gadis yang bernama Lisa itu. Kevin melakukan semua itu juga demi melindungi diri sendiri. Dia tidaklah bersalah!Jules menatap Hillary dari pantulan kaca. Tatapannya kelihatan serius. “Lisa tahu ra
Kevin memang telah memanfaatkan putrinya untuk memprovokasi hubungan mereka. Hanya saja, sepertinya Kevin tidak akan kepikiran orang yang memanfaatkannya untuk menghabisi Lisa adalah diri Jules.…Satu minggu kemudian.Seperti biasanya, Jessie ke akademi untuk mengikuti ujian susulan. Setelah ujian selesai, dia pun pergi ke kantor dosen untuk meminta judul skripsi.Dosen merasa agak syok. “Kamu ingin duluan mempersiapkan skripsimu?”Jessie mengangguk. Sesuai jadwal, seharusnya masih ada satu tahun lagi untuk tamat kuliah. Namun, Jerremy saja sudah mempersiapkan diri untuk menulis skripsi. Jessie juga tidak ingin ketinggalan.Persyaratan untuk bisa tamat dari Akademi Victoria adalah mahasiswa diwajibkan menyelesaikan seluruh mata pelajaran dengan nilai memuaskan. Dengan begitu, mahasiswa baru diperbolehkan untuk mengajukan wisuda lebih awal. Dosen mengangguk. “Baiklah.” Dia menyerahkan judul skripsi kepada Jessie. “Semoga semuanya berjalan lancar.”Jessie mengambil judul skripsi mening
Dacia berdesakan ke dalam kerumunan. Ketika melihat orang yang jatuh pingsan di atas lantai, raut wajahnya spontan berubah. Dia segera berlari maju. “Jessie!”Kemudian, Dacia menjerit ke sekeliling, “Tolong panggilkan ambulans.”Jessie diantar ke rumah sakit pusat. Dia berdiri menunggu di koridor dengan panik. Tak lama kemudian, Jodhiva dan Jerremy pun datang.Jerremy menghampiri Dacia dengan buru-buru, lalu meraih pergelangan tangan Dacia. Dia bertanya, “Kenapa Jessie bisa jatuh pingsan?”Dacia tidak menjawab.Jodhiva meletakkan tangan di atas pundak Jerremy. “Jerry, yang tenang.”Kali ini, Jerremy baru melepaskan tangan Dacia. Raut wajahnya kelihatan sangat mengerikan.Pada saat ini, dokter berjalan keluar kamar pasien. Jodhiva langsung bertanya, “Gimana kondisinya?”Dokter melepaskan masker, lalu menjawab, “Kondisinya tidak serius. Pasien tidak makan dan istirahat secara teratur. Ditambah lagi, dia kelelahan, alhasil gula darahnya rendah dan jatuh pingsan. Dia butuh istirahat penuh
“Meskipun demikian, kami juga tidak pernah kepikiran untuk menghalangi hubungan Jules dengan Jessie. Hanya saja, sebelum Grup Tanzil menstabilkan bisnisnya, pertunangan mereka hanya akan mendatangkan masalah bagi Jules saja.”Dacia menarik napas dalam-dalam. “Tapi gimana kalau dia nggak peduli?”“Mungkin dia tidak peduli. Tapi apa Jessie juga tidak peduli?” Ucapan Jodhiva kena di hati Dacia. “Jessie yakin Jules bisa bertunangan dengannya karena perasaan. Hanya saja, di mata orang-orang luar, mereka merasa Jules bisa bertunangan dengan Jessie hanya demi meraup keuntungan dari keluarga kami. Sebuah pernikahan yang penuh kontroversi tidak akan bisa berjalan lama. Siapa pun tidak bisa menjamin hubungan mereka akan baik-baik saja, tidak terpengaruh oleh kontroversi itu.”“Meski pria yang berkekuasaan tinggi ingin menikah dengan wanita yang kedudukannya tidak setara dengannya, si pria juga berharap wanitanya berasal dari keluarga baik-baik. Namun, ada juga pernikahan yang mementingkan keseta
Masih terdengar suara isak tangis Jessie. “Aku hanya nggak ingin orang lain menilaimu seperti itu.”Ujung bibir Jules menempel di hidung mancung Jessie, lalu beralih ke pipinya. Hawa panas di tubuh Jules terasa terbakar di hati Jessie. “Bagaimana orang lain memandangku, semua itu juga urusan mereka. Tapi, Jessie, aku ingin menikahimu. Jadi, aku tidak akan izinkan pernikahan kita penuh dengan kontroversi. Istriku tidak boleh menjadi pembahasan publik.”Jules pasti bisa menghadapi kontroversi apa pun. Hanya saja, belum pasti Jessie bisa menghadapinya. Jessie adalah tipe wanita yang suka berpikir banyak. Dia pasti akan mudah terpengaruh oleh opini publik. “Jessie.” Jules masih menciumnya. “Tunggu aku, ya. Nanti aku akan menikahimu dengan terang-terangan.”Tiba-tiba Jessie membalikkan tubuhnya menindih tubuh Jules. “Aku nggak mau tahu. Kamu sudah bikin aku marah selama beberapa hari ini. Kamu mesti ganti rugi!”Jules tertegun sejenak. Dia melihat wanita di atas tubuhnya, lalu tersenyum. “
Chelsea memalingkan kepala untuk melihat mereka. “Sudah selesai ngobrolnya? Kalau kalian nggak balik lagi, Jessie sudah mau keluar kamar, nih.”Wajah Jessie sungguh panas saat ini. Dia langsung memasukkan kepala ke dalam selimutnya.Benn pun tertawa. “Kamu jangan bercanda lagi. Kalau sampai dia nangis, nanti kamu yang bujuk dia, ya?”“Tenang saja, bukannya ada yang bakal bujukin?” Chelsea berjalan ke sisi Benn, lalu merangkul lengannya. Dia menatap ke sisi Jules. “Kamu jaga calon istrimu dengan baik, ya. Kami pulang dulu.”Jules mengangguk.Saat ini, hanya tersisa mereka berdua di dalam kamar pasien.Jessie mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut untuk mengintip. Tiba-tiba ada sebuah tangan menopang di ujung ranjang, lalu mendekatinya. Saking dekatnya, Jessie dapat merasakan napas panas yang mengembus di bagian keningnya. “Sekarang sudah bisa malu.”Wajah Jessie masih terasa panas. Dia menunduk, tidak berani bertatapan dengan Jules. “Apa kata Paman Benn?”“Coba kamu tebak.”“Aku ngga
Jules menerima sebuah panggilan. Saat dia berdiri keluar ruangan, Silvia menarik tangan Jessie. “Kamu jangan salahkan Jules. Sebenarnya Jules ingin sekali menikah sama kamu. Saat dia demam selama beberapa hari ini, dia bahkan tidak bersedia melepaskan pekerjaannya.”“Dia suka menanggung semuanya sendiri dan juga memendam semua dalam hati. Dia lebih memilih disalahpahami orang-orang daripada menjelaskannya. Tapi sebagai ibunya, aku sangat memahaminya. Dia benar-benar sangat menyukaimu.”Jessie terbengong sejenak, kemudian bergumam, “Apa iya dia suka banget sama aku?”Sebenarnya Jessie sungguh penasaran. Jelas-jelas Jules tidak mengingat masa lalunya. Namun, sejak kapan Jules menyukainya?Silvia pun tertawa. “Siapa suruh Jessie anaknya imut. Bahkan, Tante saja suka sama kamu. Mana mungkin Jules tidak suka sama kamu?”Seolah-olah ada magnet saja di diri gadis ini. Keluguan dan kelembutan di diri Jessie seolah-olah bisa menular orang-orang di sekitar. Alhasil, orang-orang tak tahan kuasa i