Masih terdengar suara isak tangis Jessie. “Aku hanya nggak ingin orang lain menilaimu seperti itu.”Ujung bibir Jules menempel di hidung mancung Jessie, lalu beralih ke pipinya. Hawa panas di tubuh Jules terasa terbakar di hati Jessie. “Bagaimana orang lain memandangku, semua itu juga urusan mereka. Tapi, Jessie, aku ingin menikahimu. Jadi, aku tidak akan izinkan pernikahan kita penuh dengan kontroversi. Istriku tidak boleh menjadi pembahasan publik.”Jules pasti bisa menghadapi kontroversi apa pun. Hanya saja, belum pasti Jessie bisa menghadapinya. Jessie adalah tipe wanita yang suka berpikir banyak. Dia pasti akan mudah terpengaruh oleh opini publik. “Jessie.” Jules masih menciumnya. “Tunggu aku, ya. Nanti aku akan menikahimu dengan terang-terangan.”Tiba-tiba Jessie membalikkan tubuhnya menindih tubuh Jules. “Aku nggak mau tahu. Kamu sudah bikin aku marah selama beberapa hari ini. Kamu mesti ganti rugi!”Jules tertegun sejenak. Dia melihat wanita di atas tubuhnya, lalu tersenyum. “
Chelsea memalingkan kepala untuk melihat mereka. “Sudah selesai ngobrolnya? Kalau kalian nggak balik lagi, Jessie sudah mau keluar kamar, nih.”Wajah Jessie sungguh panas saat ini. Dia langsung memasukkan kepala ke dalam selimutnya.Benn pun tertawa. “Kamu jangan bercanda lagi. Kalau sampai dia nangis, nanti kamu yang bujuk dia, ya?”“Tenang saja, bukannya ada yang bakal bujukin?” Chelsea berjalan ke sisi Benn, lalu merangkul lengannya. Dia menatap ke sisi Jules. “Kamu jaga calon istrimu dengan baik, ya. Kami pulang dulu.”Jules mengangguk.Saat ini, hanya tersisa mereka berdua di dalam kamar pasien.Jessie mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut untuk mengintip. Tiba-tiba ada sebuah tangan menopang di ujung ranjang, lalu mendekatinya. Saking dekatnya, Jessie dapat merasakan napas panas yang mengembus di bagian keningnya. “Sekarang sudah bisa malu.”Wajah Jessie masih terasa panas. Dia menunduk, tidak berani bertatapan dengan Jules. “Apa kata Paman Benn?”“Coba kamu tebak.”“Aku ngga
Jules menerima sebuah panggilan. Saat dia berdiri keluar ruangan, Silvia menarik tangan Jessie. “Kamu jangan salahkan Jules. Sebenarnya Jules ingin sekali menikah sama kamu. Saat dia demam selama beberapa hari ini, dia bahkan tidak bersedia melepaskan pekerjaannya.”“Dia suka menanggung semuanya sendiri dan juga memendam semua dalam hati. Dia lebih memilih disalahpahami orang-orang daripada menjelaskannya. Tapi sebagai ibunya, aku sangat memahaminya. Dia benar-benar sangat menyukaimu.”Jessie terbengong sejenak, kemudian bergumam, “Apa iya dia suka banget sama aku?”Sebenarnya Jessie sungguh penasaran. Jelas-jelas Jules tidak mengingat masa lalunya. Namun, sejak kapan Jules menyukainya?Silvia pun tertawa. “Siapa suruh Jessie anaknya imut. Bahkan, Tante saja suka sama kamu. Mana mungkin Jules tidak suka sama kamu?”Seolah-olah ada magnet saja di diri gadis ini. Keluguan dan kelembutan di diri Jessie seolah-olah bisa menular orang-orang di sekitar. Alhasil, orang-orang tak tahan kuasa i
Dacia sadar ucapannya waktu itu memang keterlaluan. Ditambah lagi, dirinya tidak memahami keadaan. Jika Dacia dipukul Jerremy, semua itu juga akibat dari perbuatannya sendiri. Dacia tidak akan menyalahkannya.“Kamu memang gampang menyinggung orang.” Jerremy meliriknya sekilas. Dia tidak berbicara lagi, langsung membalikkan tubuhnya berjalan meninggalkan tempat.Dacia terbengong di tempat. Dia berusaha mencerna maksud ucapan Jerremy tadi. Karakter Dacia memang gampang menyinggung orang lain. Namun, Dacia juga tidak sanggup mengatakan kata-kata untuk menyanjung orang lain.…Sore harinya, di Kompleks Vila Bagya.Baru saja Jessie memasuki ruang tamu, dia dapat mencium aroma makanan lezat di dalam sana. Dia langsung berjalan ke dalam dapur. “Kak Jody!”Jodhiva mengenakan kemeja berwarna hitam. Dia sedang berkacak pinggang sembari mengukus roti isi daging. Saat ini, tercium aroma wangi daging di dalam dapur.Api kompor dikecilkan. Jodhiva membalikkan tubuhnya. “Sudah pulang, ya? Makan malam
“Aku sangat sadar.” Hillary menatap Kevin dengan raut tak berekspresi. “Ayah, kamu hanya bisa salahin diri kamu sendiri saja. Kalau bukan karena Lisa, aku juga nggak tahu ternyata kamu sudah mengkhianati Ibu. Padahal aku mengira kamu itu seorang ayah yang sangat baik, ternyata semua itu hanya pemikiranku saja.”“Hillary ….”“Alasan aku berbuat seperti ini juga karena Jules sudah mengetahui masalah yang kamu lakukan. Kalau dia yang mengeksposmu, akibatnya akan lebih parah lagi. Aku melakukan semua ini juga demi Keluarga Jalma.”Napas Kevin berhenti sejenak. Dia kelihatan sangat pucat, seolah-olah sudah kehilangan kekuatan untuk melawan lagi.Hanya saja, Hillary masih terlihat tenang. “Kamu jangan salahin aku. Dengan kamu masuk penjara, Keluarga Jalma baru bisa terselamatkan. Kamu tenang saja, nggak bakal ada yang tahu rahasiamu. Aku akan mencari tim pengacara profesional untukmu. Meskipun kamu dihukum, bisa jadi hukumanmu akan diringankan. Hanya ini saja yang bisa aku lakukan untukmu.”
Silvia mendengus dingin. “Betul juga. Selama ada aku, jangan harap dia bisa menggantikan posisi Jessie.”Saat ini, di Akademi Victoria.Jessie dan Dacia sedang makan di kantin. Tiba-tiba dia menerima panggilan dari Silvia. Silvia mengajak Jessie dan Jules untuk makan malam di rumah.Setelah panggilan diakhiri, Dacia berkata dengan tersenyum, “Sepertinya tanteku sudah menganggapmu sebagai menantu sahnya.”Ketika mengungkit kata “menantu”, wajah Jessie menjadi merona. “Kamu makan saja.”Teman-teman di meja sebelah kebetulan sedang membahas masalah Hillary diangkat menjadi cucu angkat Raja Willie. Kabar ini baru saja diumumkan, wajar jika Hillary menjadi topik perbincangan orang-orang.Setelah Jessie mendengarnya, dia spontan melihat ke sisi Dacia.Dacia mengangkat kepalanya. “Ada apa?”Jessie menggeleng, lalu menunduk. “Apa kamu nggak keberatan?”Jelas-jelas Dacia adalah cucu kandung Raja Willie. Namun, Raja malah mengakui seorang gadis yang tidak memiliki hubungan darah dengannya menjad
Lidya telah melahirkan Charles, tapi Charles malah tidak mendapatkan apa pun, bahkan identitasnya juga tidak mendapat pengakuan dari keluarga kerajaan. Itulah sebabnya Lidya sangat membenci istri sah ayahnya dan juga ibunya Jules, Silvia.Silvia tidak pernah mempersulit Lidya, bahkan menerima keberadaan Charles dan juga Dacia. Namun, bukan berarti Silvia tidak keberatan dengan apa yang dilakukan ayahnya.Jules memasuki rumah. Saat ini, Silvia sedang duduk di depan meja makan sembari mengambil makanan untuk Jessie. Dapat diketahui, Silvia benar-benar sangat menyukai Jules.Saat Jules duduk di bangkunya, Hengky mengesampingkan koran. “Jules, bagaimana menurutmu mengenai masalah Hillary.”Saat mendengar pertanyaan itu, tatapan Jessie dan Silvia spontan tertuju pada diri Jules.Jules membalas dengan datar, “Pendapatku juga tidak penting. Yang paling penting sekarang adalah pendapat Kakek. Dia sangat keras kepala. Tidak ada yang bisa ikut campur dalam keputusan yang sudah dia buat.”Raut wa
“Iya.” Jules mendekati Jessie. “Semuanya dipersiapkan khusus untuk Tuan Putri Jessie.”Jessie menunduk. Dia tidak tahu harus melihat ke mana. Wajahnya kembali merona saat ini. “Terima kasih, aku sangat menyukainya.”Jules memeluk pinggang Jessie dengan erat. Alhasil, Jessie pun mendekap di dalam pelukan si lelaki.Jessie menelan air liurnya, lalu menggigit bibir bawahnya. Bulu matanya tampak bergetar. Jantungnya juga berdetak tak karuan. “Kak Jules, kamu … uhm!”Bibir Jules langsung menempel di atas bibir Jessie. Tangan yang diletakkan di depan dada Jules spontan dikepal erat. Saat Jessie sedang mengambil napas, Jules pun langsung menguasai bibirnya.Saat ini, Jessie bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak. Dia terhuyung-huyung ke belakang, kehilangan kestabilannya, lalu jatuh di atas ranjang. Bahkan, Jules juga tertarik oleh Jessie.Jules menopang ranjang dengan satu tangannya. Satu tangannya lagi melindungi belakang kepala Jessie.Napas Jessie ikut berhenti. Dia merasa semakin gugup s