Jessie tersenyum. Dia duduk di samping Jodhiva sembari merangkul lengannya. “Kak, kenapa kamu datang tanpa beri tahu aku sebelumnya?”Jodhiva meletakkan gelasnya, lalu memalingkan kepala untuk melihatnya. “Kamu jadian sama Jules?”Jessie tertegun sejenak. Dia spontan melirik Jerremy sekilas. Tampak Jerremy sedang melipat kedua lengan di depan dada sembari menatapnya.Jessie pun menggaruk pipinya, lalu menunduk. “Emm … iya.” Usai berbicara, Jessie menjelaskan, “Kak Jody, masalah ini terlalu mendadak. Jadi, aku nggak sempat untuk ceritain ke kamu.”Jodhiva mengusap kepala Jessie. “Aku hanya lagi bertanya saja. Kenapa kamu jadi gugup?”“Aku nggak lagi gugup, kok!”Jodhiva spontan tersenyum. “Oh ya? Kakak lihat kamu gugup sekali? Sepertinya kamu khawatir aku akan menyalahkanmu saja.”Jessie menggigit bibirnya.“Sudahlah, kamu juga sudah dewasa, punya pemikiran sendiri. Mana mungkin Kakak bisa mengendalikanmu?” Seandainya Jessie tidak tertarik dengan Jules, apa mungkin Jules akan kesampai
“Grup Tanzil masih belum stabil saat ini, makanya dia buru-buru ingin tunangan sama kamu. Dia seharusnya tahu keuntungan apa yang akan diterimanya dari Keluarga Fernando.”Jessie masih teguh pada pendiriannya. “Dia bukan orang seperti itu ….”“Meskipun dia bukan seperti itu, orang lain, Ayah, dan Ibu pasti akan berpikir seperti itu.”Ucapan Jerremy mengejutkan Jessie. Jessie terkejut bukan karena percaya Jules seperti yang dikatakan Jerremy, akan memanfaatkan pertunangan mereka demi mengukuhkan posisi Grup Tanzil. Dia terkejut karena kemungkinan orang-orang akan berpikiran seperti Jerremy.Sepertinya pemikiran ayah mereka juga tidak perlu ditebak lagi. Namun, seandainya Jules benar-benar ingin memanfaatkan dukungan Keluarga Fernando untuk mengukuhkan Grup Tanzil, kenapa dia malah menolak bantuan dari Raja Willie?Dengan adanya bantuan Raja Willie, bukankah akan lebih gampang baginya untuk mengukuhkan posisi Grup Tanzil? Padahal Jules hanya ingin membuktikan bahwa dirinya tidak membutuh
Hati Jessie gemetar. Dia segera menggeleng. “Bukan, aku percaya ….”Jules mengeluarkan Jessie dari pelukannya, lalu menjaga jarak dengannya. Lantaran terlalu gelap, Jessie tidak dapat melihat ekspresi wajahnya. “Aku berpikir terlalu gampang.”“Kak Jules ….”“Sudah malam, pulanglah.” Jules membalikkan tubuhnya kembali ke depan mobil. Dia bersikap sangat dingin, alhasil Jessie pun merasa tidak nyaman.Jessie langsung berlari untuk menarik Jules. “Jules, bukannya aku nggak percaya sama kamu. Aku hanya nggak ingin orang-orang memandangmu seperti itu.”Jantung Jules berdetak kencang. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara tanpa menoleh, “Aku tidak peduli dengan bagaimana mereka memandangku. Aku hanya peduli dengan pandanganmu saja.”“Aku nggak bermaksud seperti itu.”Jules membalikkan kepala untuk menatapnya. “Masalah aku ingin bertunangan denganmu tidak ada hubungannya dengan kekuasaan Keluarga Fernando.”Hati Jessie seketika terasa sakit. “Aku mengerti ….”“Seandainya kamu percaya
Jodhiva tertegun di tempat. Dia mengangkat kepalanya menatap wanita yang memanggilnya “Jerry” dengan mengerutkan keningnya.Saat sopir hendak mengatakan sesuatu, Jodhiva mengangkat tangan untuk menghentikannya. Dia menatap wanita di depan jendela. “Apa yang ingin kamu tanyakan?”Orang yang akrab dengan Jodhiva dan Jerremy baru bisa membedakan perbedaan dari kedua orang. Hanya saja, bagi orang yang tidak akrab, mereka pun tidak bisa membedakannya.Muka mereka sama persis, tapi karakter mereka sangatlah jauh. Jika didengar dengan saksama, suara Jodhiva pun terdengar lebih dewasa.Dacia tidak pernah bertemu dengan Jodhiva. Tentu saja, dia tidak bisa membedakan suara kedua orang. Apalagi pencahayaan di dalam mobil sangatlah gelap, sangatlah sulit untuk membedakannya.“Ada apa dengan Jessie dan Jules?”Jodhiva menyipitkan matanya. Dia tidak menjawab.Dacia melipat kedua tangan di depan dada. “Jangan diam saja! Aku yakin kamu pasti mengetahuinya. Aku bisa merasakan betapa sukanya Jessie terh
“Emm, sudah sampai.”“Sayang, ada apa dengan suaramu?”Jessie tertegun sejenak. Dia tidak ingin Claire mencemaskannya. “Aku nggak kenapa-napa, hanya lagi flu saja.”“Kamu sudah gede, kenapa kamu nggak bisa jaga diri dengan baik? Kalau kamu begini, gimana Ibu bisa tenang untuk membiarkanmu menikah?”Ketika mendengar kata “menikah”, Jessie menggigit bibir bawahnya. Dia berusaha untuk menahan tangisnya. “Ibu.”Suara Jessie terdengar gemetar. Claire pun mengerutkan keningnya. “Apa kamu menangis?”“Nggak, aku hanya ….”“Jessie, ada masalah apa? Kamu bisa beri tahu Ibu. Jangan pendam dalam hati.”Di Grup Angkasa, ibu kota.Javier baru saja selesai rapat. Saat dia berjalan keluar ruang rapat, Roger yang baru selesai telepon berjalan kemari. “Tuan Javier, Bu Claire sudah menunggu lama di ruangan.”Kening Javier tampak berkerut. “Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?”Roger merasa serbasalah. “Aku ingin bilang tadi, tapi Tuan bilang jangan ganggu waktu rapat.”Javier bergegas ke ruangannya. Dia m
Grup Tanzil baru saja kembali mengembangkan bisnisnya, kondisinya masih belum tergolong stabil. Pertunangan Jessie dengan Jules malah akan membuat orang-orang di luar sana berasumsi Jules ingin mengandalkan kemampuan Keluarga Fernando.Meski sebenarnya, Claire cukup percaya dengan Jules karena dia tahu Jules cukup berkompeten.Claire kepikiran sesuatu. “Apa Jules adalah orang seperti itu?”“Aku hanya lagi berwaspada saja.” Javier menggendong Claire, lalu mendudukannya di atas pangkuan Javier. “Mereka masih muda. Bahkan, Benn saja terus memuji kemampuan Jules. Seandainya dia benar-benar menyukai Jessie, dia bisa bersama Jessie setelah dia mencapai tujuannya. Bukannya dia akan merasa lebih puas nantinya?”Claire tersenyum, lalu mencubit dagu Javier. “Dia adalah cucu Raja, apa dia butuh bantuan dari Keluarga Fernando? Aku merasa kalian anggota Keluarga Fernando yang lagi cari masalah.”Javier menggenggam tangan Claire, lalu mengeluarkan suara tawa. “Memangnya kamu bukan bagian dari Keluar
“Tapi aku nggak ingin orang di luar sana memandang Jules seperti itu. Aku hanya ingin mereka memahaminya saja ….” Kedua mata Jessie tampak memerah.Jodhiva mengusap ujung mata Jessie yang basah. “Dasar bodoh, apa kamu merasa Jules akan peduli dengan pemikiran orang lain?”Jessie terdiam melongo. Di benaknya terlintas ucapan Jules waktu itu. ‘Aku kira kamu tidak sama seperti yang lain. Kamu akan percaya sama aku.’Alasan Jules marah bukan karena Jessie mengatakan dirinya ingin mengundur pertunangan mereka, melainkan karena Jules mengira Jessie juga memandangnya seperti pandangan orang-orang di luar sana.Jessie spontan memegang erat peralatan makannya. Hari itu, dia tidak sempat menjelaskannya. Itulah sebabnya Jules merasa marah.Jules salah sangka mengira Jessie telah termakan omongan Jerremy. Alhasil, dia tidak memercayai Jules lagi.Jessie mengangkat kepalanya dengan perlahan. Dia lalu mengangkat mangkuk untuk meneguk sup.Keesokan harinya, di Grup Tanzil.Jessie berdiri di depan pi
Hillary menyadari Jules sedang mempersulit ayahnya. Akhirnya dia pun bersuara, “Jules, meski kamu nggak ingin membantu kami, kamu juga nggak usah bersikap seperti ini.”Jules tidak berbicara.“Hillary ….” Saat Kevin hendak mengatakan sesuatu, dia malah disela oleh Hillary. “Kamu bisa memilih Jessie juga demi keuntungan perusahaan, ‘kan? Dengar-dengar beberapa hari lalu, kamu bilang kamu nggak akan mempertimbangkan masalah pertunanganmu dengan Jessie untuk sementara waktu ini. Sekarang kamu sadar nggak gampang untuk bertunangan dengan putri semata wayang Tuan Javier, ‘kan?”Tetiba Kevin merasa gugup. Dia berbisik terhadap putrinya, menyuruhnya untuk jangan asal bicara.Hanya saja, Hillary malah tidak menghiraukannya. “Apa ada yang salah dengan ucapanku? Raja berencana menjodohkan aku dengan Tuan Muda Jules karena ingin Keluarga Jalma menyokong Grup Tanzil. Keluarga Jalma kami memang nggak bisa dibandingkan dengan Keluarga Fernando, tapi kami bisa memberi kalian keuntungan seperti yang m
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di