Irwan memilih untuk bungkam.“Irwan, sejak kita berhubungan di belakang dia, kita sudah nggak punya jalan untuk kembali lagi. Kita sama-sama tahu betapa sadisnya dia. Siapa pun bisa dia peralat. Kita nggak akan bisa hidup jika terus berada di sisinya.”Jari tangan Marry meraba bibir Irwan. “Apalagi, dia ingin mengantar wanita yang paling kamu cintai ke tangan pria yang sadis itu. Apa kamu tega?”Irwan menarik napas dalam-dalam. Setelah mencoba untuk menenangkan dirinya, Irwan pun melepaskan Marry. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi pintu. Tetiba dia menghentikan langkahnya, lalu berbicara tanpa menoleh sama sekali. “Aku akan cari cara untuk menghentikan semua ini.”Marry pun melihat kepergian si pria.Irwan berjalan ke area parkiran. Dia yang penuh waspada itu menyadari sesuatu. Dia spontan membalikkan tubuhnya, lalu hendak turun tangan. Namun, dia malah terlambat satu langkah.Derrick mengarahkan pisau ke sisi leher Irwan. “Tuan Muda kami ingin bertemu denganmu.”Irwan melihat
Kedua mata Daniel terbelalak lebar. Dia sungguh tidak menyangka Dacia akan mengatakan ucapan seperti ini.“Pulang sana. Aku mau istirahat.” Dacia menarik selimutnya, lalu berbaring dengan membelakangi pintu. Setelah mendengar suara pintu ditutup, air mata spontan menetes dari ujung mata Dacia.Samar-samar Dacia kepikiran dengan masa kecilnya sewaktu di desa dulu. Waktu itu, ayahnya membiarkan Dacia menunggangi pundaknya.Daniel bukan tidak baik terhadapnya. Hanya saja, ayahnya tidak memiliki pendiriannya sendiri, selalu mendengar ucapan ibunya. Ibunya sangatlah keras, sedangkan ayahnya sangat lemah. Pada akhirnya hubungan Dacia dan ayahnya pun semakin jauh lagi ….Kemudian, kembali terdengar suara buka pintu. Dacia mengira ayahnya masih belum pergi. “Bukannya aku sudah suruh kamu pergi?”“Tadi siapa yang ke sini?”Dacia terbengong, lalu membalikkan kepalanya menatap sosok Jerremy di depan pintu. Dia duduk di atas ranjangnya, segera menyembunyikan rasa sedih di wajahnya. “Bukan siapa-si
Jessie tidak berbicara.Jules mendekatkan bibirnya di depan kening Jessie. “Itu karena kamu ambilin buat aku. Jadi, aku tidak akan menolaknya.”Wajah Jessie seketika memanas. Dia mendorong Jules, lalu masuk ke dalam mobil. “Antar aku ke rumah sakit!”Jules pun tersenyum.Jessie membuka pintu kamar pasien. Kebetulan Dacia sedang menutup laptopnya. Dia mengangkat kepalanya, lalu menatap kedua orang yang memasuki ruangan. “Kalian rajin sekali ke rumah sakit.”Jessie melihat tas di atas nakas, lalu mengamati sekeliling. “Di mana Kak Jerry?”Dacia meletakkan laptop ke samping. “Tentu saja dia sudah pergi. Dia hanya datang untuk antar barangku saja.”“Aku kira dia bakal temani kamu biar anggota keluargamu yang nggak punya hati itu nggak ganggu kamu lagi.”Jessie tahu Lidya telah keluar dari rumah sakit. Dia sungguh takut Lidya akan mencari gara-gara kepada Dacia. Jadi, jika ada Jerremy yang menemani Dacia, Jessie pun akan merasa lebih tenang.Dacia tertegun sejenak, lalu menunduk. “Lupakan s
Pintu diketuk. Irwan berjalan ke dalam ruang baca. “Tuan Muda, kamu mencariku?”“Aku menyuruhmu untuk menyelidiki mata-matanya. Kamu sudah menyelidikinya belum?” Charles menatap Irwan dengan tegas.Irwan menunduk. Dia sudah mempersiapkannya sejak awal. “Tuan Muda, aku sudah berhasil menyelidikinya. Hanya saja, aku masih belum berani memastikan.”“Belum berani memastikan?” Charles menyapu dokumen di atas meja, lalu berjalan ke hadapan Irwan. Dia meremas kerah pakaiannya. “Sebenarnya siapa orangnya?”Kedua tangan di sisi Irwan dikepal erat. Dia menjawab, “Dia anggotanya Tuan Tom. Dia bersekongkol dengan Jules, karena dia tahu kamu menjebaknya dengan menggunakan masalah kematian Pak Stanley.”Urat hijau di punggung tangan Charles menonjol. “Kenapa Jules bisa menemukan bukti kematian Stanley? Bukannya aku sudah menyuruhmu untuk melenyapkan semua barang bukti?” Charles menatap Irwan, lalu merendahkan nada bicaranya. “Apa kamu mengkhianatiku?”Keringat dingin seketika membasahi punggung Irwa
Anak buah menjawab, “Kira-kira jam sembilan pagi besok.”Di kantor polisi.Dua orang polisi sedang membawa Irwan ke ruangan interogasi. Jules sedang duduk di dalam. Irwan yang tangannya diborgol itu berjalan ke hadapannya, lalu duduk. “Mungkin ucapanmu itu benar.”Jules menatapnya. Jari tangannya mengetuk atas meja. “Seharusnya kamu berterima kasih kepada polisi. Kalau tidak, kamu sudah tidak bernyawa lagi.”Transaksi mereka malam hari itu adalah Jules ingin Irwan menjadi saksi mata. Sementara itu, Jules akan menjamin keselamatan Marry. Irwan telah membantu Charles untuk melenyapkan barang bukti pembunuhan Stanley. Demi terbebas dari kasus, Charles pasti akan menyuruh Irwan untuk menjadi kambing hitam.Jules berani bertaruh, Charles pasti lebih memilih untuk percaya dengan keputusannya sendiri. Dia tidak mungkin percaya Irwan tidak akan mengkhianatinya.Jika Irwan ingin hidup tenang, dia mesti membuat Irwan menghilang dari muka bumi ini. Asalkan Irwan mati, tidak akan ada saksi mata l
Rambut Sarah dijambak hingga terasa sakit. Dia menatap raut gusar di hadapannya. Kedua mata Sarah memerah. “Kamu sudah membunuh ayahku. Sekarang kamu malah ingin melarikan diri? Aku tidak akan membuatmu kesampaian. Charles, orang sepertimu seharusnya mati!”“Kalau aku mati, gimana sama kamu?” Charles mendekati Sarah, lalu melanjutkan dengan nada menghina, “Keluarga Zirma bisa seperti sekarang juga karena akibat dari ulahmu sendiri. Apa kamu yakin Jules benar-benar akan membantumu? Dia hanya lagi memanfaatkanmu saja. Jangan lupa, kalau aku tidak merusak wajahmu, kamu pun sudah jatuh ke tangan Tom. Hidupmu pasti akan sangat menderita.”Sarah meludah di wajahnya.Charles memalingkan wajahnya. Dia sungguh merasa geram saat ini. Saking geramnya, dia pun menampar wajah Sarah.Darah segar tampak mengalir dari ujung bibir Sarah. Disusul, dia pun tertawa keras. “Setidaknya, aku dapat melihat wajah aslimu. Meskipun aku jatuh ke tangan Tom, aku pun akan merasa lebih aman daripada berada di sisimu
Charles sangat berambisi, tapi pada akhirnya dia pun dikalahkan oleh sikap arogannya. Selama bertahun-tahun menerima banyak hinaan dari Keluarga Zirma, Charles juga sudah memiliki banyak koneksi kalangan atas.Seandainya Charles tidak serakah, apalagi bisa segera menghalangi Sarah untuk melawan Jessie, Keluarga Zirma juga tidak akan hancur.Ketika seseorang melakukan keputusan seperti ini, seharusnya dia juga sudah memikirkan akibat yang akan ditanggungnya. Sebenarnya jika Charles memilih memanfaatkan Sarah untuk mendapatkan warisan yang ditinggalkan Stanley, Charles juga bisa menggunakan uang itu untuk kembali membangkitkan Keluarga Zirma.Namun, Charles tidak puas. Dia malah membunuh Stanley, mengakibatkan perseteruan di antara dirinya dengan Tom, bahkan hendak menargetkan Jessie.“Kamu pasti merasa tidak nyaman sekarang.” Jules mengangkat kepalanya. Ekspresinya kelihatan tenang. “Seandainya kamu tidak membawa kabur Nona Sarah, mungkin kamu masih ada kesempatan lagi.” Charles langsu
Jerremy melangkah maju untuk menarik Lidya. Lidya tidak berhasil berdiri tegak, alhasil dia pun jatuh di kaki ranjang. Dacia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang sembari terbatuk-batuk.Suster khawatir Lidya akan bersikap di luar batas lagi. Dia terpaksa memapah Lidya. Kondisi Lidya kelihatan tidak begitu stabil. Dia tak berhenti bergumam entah siapa yang memaksa siapa untuk mati, kenapa yang mati bukan kamu ….Tatapan Dacia sangat muram. Dari mata ibunya, dia dapat melihat betapa terpukulnya dia atas kematian Charles. Padahal Dacia juga adalah putrinya, tapi hanya Charles yang bisa membuat ibunya bersedih dan putus asa.Sebenarnya apa gunanya Dacia dilahirkan di dunia ini?“Bu Lidya, kamu sungguh keterlaluan.” Jessie tidak sanggup mendengarnya lagi. “Dacia itu juga anakmu. Kamu malah ingin putrimu menebus nyawa putramu?”Lidya kelihatan linglung. Dia bagai telah kehilangan arwahnya saja. “Aku hanya menginginkan putraku ….”Saat Jessie hendak mengatakan sesuatu, Dacia pun ber
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di