Tiga hari kemudian.Acara Lelang Makronesia diselenggarakan pada pukul tujuh malam.Para hadirin mengambil topeng dari nampan para pelayan. Kemudian, masuk ke dalam aula.Selain melelang perhiasan dengan nilai koleksi tinggi, Acara Lelang Makronesia juga melelang barang antik. Setiap transaksi yang dilakukan sesuai dengan prosedur resmi.Gedung pelelangan ini merupakan bangunan bundar yang dirancang dengan arsitektur kayu tradisional, membuat ruangan terlihat kuno dan elegan. Di dalamnya terdapat tempat duduk di aula dan juga ruangan VIP di lantai dua.Terdapat delapan ruangan VIP di lantai dua, dengan jendela dari lantai ke langit-langit. Dengan begitu, para tamu VIP bisa melihat ke aula dan panggung pelelangan dengan jelas.Tentu saja ada persyaratan untuk bisa duduk di ruangan VIP. Selain memiliki status yang agung, tamu tersebut setidaknya memiliki aset sekitar triliunan. Bagaimanapun, orang-orang yang menghadiri Acara Lelang Makronesia adalah orang-orang kalangan atas.Claire dan
Claire dan Fendra mengikuti langkah si pelayan wanita untuk meninggalkan tempat. Ketika Kayla melihat mereka berdua juga naik ke lantai dua, raut wajahnya spontan menjadi muram.Dengar-dengar tamu dengan status terpandang baru diperkenankan untuk naik ke lantai dua. Jangan-jangan … Javier?Kepikiran hal ini, Kayla pun menggertakkan giginya. Malam ini, dia ingin menghancurkan wanita murahan itu di hadapan Javier!Ketika pintu Ruang Flamingo terbuka, tampak ada empat orang pengawal sedang berjaga di dalam ruangan.Claire mengira Javier mengetahui kabar kedatangannya ke acara lelang. Jadi, dia pun ikut ke sini. Namun siapa sangka bayangan tubuh lelaki itu tidak mirip dengan Javier. Setelah lelaki itu membalikkan tubuhnya, Claire pun merasa kaget.Si lelaki tidak memakai topeng. Dia sedang tersenyum lembut terhadap Claire. “Sepertinya penglihatanku bagus juga. Setidaknya aku masih bisa mengenalimu.”Claire pun tersenyum paksa. Kenapa malah si Cahya?Claire melihat ke luar jendela, lalu ber
Terdengar suara tepuk tangan meriah dari bawah panggung.Selanjutnya juga adalah pelelangan perhiasan dari Perusahaan Jeewan. Setelah beberapa saat, pelelangan perhiasan ditutup dengan harga 33,6 miliar, lebih tinggi daripada nilai lelang sebelumnya.Saat ini, tampak seuntai kalung dengan liontin bulu merak berwarna biru di dalam layar. Setelah melihatnya, Fendra spontan melirik ke sisi Claire. Seolah-olah menyadari sesuatu, Cahya juga melirik ke sisi Claire.Penjual: Kayla Adhitama.Seketika terdengar suara ricuh di bawah panggung. Para hadirin mulai membahas masalah ini. Bagaimanapun, perhiasan yang dilelang seharusnya adalah perhiasan dari perusahaan besar atau hasil karya desainer ternama. Namun, banyak orang yang tidak mengenal Kayla.Hanya ada sebagian kecil orang yang pernah ikut “meramaikan” masalah di Facebook waktu itu. Mereka tahu konflik di antara Kayla dengan Keluarga Zahra.Namun, di luar dari konflik itu, sebenarnya hasil karya yang dipertunjukan itu sungguh istimewa.Ka
Itu berarti ada dua Bulu Merak yang dilelang pada malam hari ini. Hal seperti ini baru pertama kali terjadi di Acara Lelang Makronesia.“Jangan-jangan desainer Zora melakukan penjiplakan?”“Dia itu desainer perhiasan yang terkenal di luar negeri, apa perlu dia melakukan penjiplakan? Kalau benar ada penjiplakan, bukankah desainer baru itu lebih mencurigakan?”Suara ricuh di bawah panggung semakin keras lagi.Liliana melambaikan tangannya memanggil pengawal ke sisinya. Entah apa yang sudah dikatakannya, pengawal itu pun meninggalkan ruangan.Pengawal turun ke lantai bawah berbicara kepada pembawa acara, si pembawa acara pun mengumumkan, “Maaf, ada sedikit kesalahan dalam lelang malam hari ini. Sepertinya acara harus dihentikan untuk sementara waktu. Kami mencurigai ada yang melakukan penjiplakan. Jadi, kami akan menyelidikinya sampai tuntas.”“Apa benar ada yang melakukan penjiplakan?”“Jarang-jarang ada kasus penjiplakan di acara lelang.”Dua hasil karya dipajang di atas panggung. Kru y
Mungkin karena kejadian di restoran waktu itu?Ucapan Louis membuat ekspresi wajah Kayla berubah. Untung saja, Liliana tidak mengatakan apa-apa. Jadi, Kayla masih aman untuk sementara ini.Harga di atas layar berhenti di nilai 3,4 triliun! Pelelangan itu pun dimenangkan oleh Gina yang berada di Ruang Persica.Claire merasa sangat terkejut. Dia menatap Ruang Persica yang ditempati Gina dengan penuh penasaran.Harga yang awalnya telah berhenti malah tiba-tiba melonjak ke angka 3,6 triliun!Para hadirin di tempat juga merasa terkejut, begitu pula dengan kru di atas panggung. Beberapa saat kemudian, pembawa acara baru berkata, “Selamat kepada tamu VIP di Ruang Flamingo ….”Claire memalingkan kepalanya untuk melihat Cahya. “Tuan, kamu ….”Cahya pun tersenyum. “Hasil karya sebagus ini pantas dihargai dengan nilai tinggi.”Gina melirik ke Ruang Flamingo dengan mengerutkan keningnya. Ternyata orang itu adalah Tuan Cahya?“Harganya naik lagi!”Claire kedengaran suara dari bawah sana. Dia sponta
“Terkadang aku sungguh tidak suka dengan mulutmu ini.”“Kalau begitu, jangan cium aku lagi.”Javier sungguh tidak menyangka Claire akan berbicara seperti ini. Dia langsung mencubit dagu si wanita. “Sepertinya kamu minta diberi pelajaran.” Kemudian, Javier langsung mencium bibir Claire.Claire berusaha untuk meronta, tapi semakin dia meronta, pelukan Javier semakin erat lagi. Dia merendahkan suaranya, lalu menatap Claire. “Jangan asal gerak, apa kamu ingin aku kehilangan kendaliku?”Claire terdiam sejenak.“Tuan Javier.” Terdengar suara Roger dari luar pintu.Claire segera berdiri. Lelaki ini memang kurang ajar.Roger membuka pintu, lalu berkata, “Tuan, Bu Gina dari Ruang Persica ingin bertemu denganmu dan juga … Nona Claire.”Claire dan Javier berjalan keluar dari Ruang Scarlet. Ketika berjalan melewati koridor, mereka malah bertemu dengan anggota Keluarga Kenata dan juga Kayla.Kayla melihat Javier sedang menggandeng tangan Claire. Ekspresinya seketika berubah muram.Menjengkelkan sek
Sepertinya Gina telah meremehkannya. Dia sungguh malu saat ini. Namun berhubung Gina adalah seorang senior, dia juga tidak mungkin menurunkan egonya untuk meminta maaf. Dia berkata, “Besok suruh Fendra ambil kontrak di kantor. Aku akan mendistribusikan tanzanite kepadamu. Tapi aku harap kamu tidak mengecewakanku.”Langsung tampak senyuman di wajah Claire. “Baik, Bu.”Javier dapat merasakan Gina begitu mengagumi Claire. Tidak dipungkiri, sikap mandiri Claire juga dikagumi Javier. Hanya saja, entah kenapa Javier merasa agak tidak nyaman lantaran wanitanya tidak pernah meminta bantuannya!…[ Zora Berhasil Mengalahkan Kayla si Desainer Pemula. ]Setelah masalah dua barang lelang yang serupa di Acara Lelang Makronesia, nama Zora dan Kayla pun menjadi bahan perbincangan orang-orang.Warganet melihat kedua hasil karya, lalu membandingkannya. Dalam sekilas mata, mereka semua juga dapat mengetahui bahwa Kayla telah menjiplak hasil karya Zora.Bahkan ada warganet yang berhasil mengorek hasil ka
Bagaimana Claire bisa memiliki sketsa yang sama seperti yang diberikan Franklin? Bahkan, tanggal pembuatan sketsa itu bahkan lebih dulu daripada tanggal sketsa diberikan Franklin?“Kayla, sebenarnya apa yang terjadi?” Imelda mulai merasa gugup.Kayla mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Franklin. Namun, ponsel Franklin dalam keadaan tidak aktif. Kali ini, Kayla pun merasa syok!Kemudian, Kayla segera mengunggah klarifikasi mendorong semua kesalahan ke diri Franklin. Dia juga menyebutkan bahwa Franklin adalah desainer perhiasan Perusahaan Himalaya.Tak sampai hitungan jam, Perusahaan Himalaya juga melakukan pernyataan di Facebook.[ @PerusahaanHimalaya: Perusahaan kami tidak memiliki desainer yang bernama Franklin dan tidak pernah bekerja sama dengan Perusahaan Vienna. Semoga Perusahaan Vienna bisa menyelidiki latar belakang desainer terlebih dahulu sebelum menandatangani kontrak kerja sama. Sekian dan terima kasih. ]Dengan pernyataan yang diunggah Perusahaan Himalaya, Kayla kembal
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me