“Sebenarnya apa yang kamu ucapan waktu itu?”Ketika menyadari Hendri bersikeras ingin meminta penjelasan, Widya pun menutup wajahnya. “Jangan tanya lagi. Aku … aku … aku tenangkan diriku dulu!”Widya langsung berdiri. Lututnya tak sengaja membentur meja marmer. Meja dan kakinya pun bergetar. Hendri mengulurkan tangan untuk memapahnya. “Hati-hati.”Widya tidak berdiri dengan stabil. Dia langsung jatuh duduk ke dalam pelukan Hendri.Widya pun tertegun di tempat. Dia spontan memalingkan kepalanya. Wajah si lelaki yang berjarak begitu dekat dengannya membuat Widya kesulitan untuk bernapas.Suasana terasa semakin canggung lagi. Setelah tersadar dari bengong, Widya segera berdiri dengan kedua daun telinga memerah. “Ma … Maafkan aku!”Widya tidak lagi peduli dengan rasa sakit di lututnya. Dia langsung melarikan diri dengan terpincang-pincang, bahkan tidak berani menoleh sama sekali. Setelah kembali ke vila, dia menutup pintu kamar bersandar di belakang pintu sembari menarik napas dalam-dalam
Setelah dipikir-pikir, si lelaki merasa sangat marah. Bukannya tidak ada yang melakukan protes, tetapi protes tidak berguna. Ditambah lagi dengan adanya selebritas tidak beretika seperti Airine, yang selalu bertindak semena-mena. Bagaimana mungkin mereka tidak marah?Hanya saja, para petinggi adalah anggota Airine. Meskipun karyawan melakukan protes, mereka para petinggi juga bisa menutupi berita ini. Bukan siapa pun bisa mengalahkan kekuatan mereka.Hendri melihatnya. “Gimana kalau aku ada cara?”Malam harinya, seperti yang dijanjikan, Hendri pun kembali ke hotel. Saat Airine membuka pintu, tampak dia hanya mengenakan terusan berwarna sutra hitam dengan menggoyangkan botol anggur di tangannya. “Masuklah.”Hendri berjalan masuk. Airine duduk di sofa dengan tersenyum. “Apa kamu tahu arti ke hotel?”Hendri berdiri di tempat. Dia kelihatan tidak takut ketika menghadapi masalah. “Memangnya bisa ada arti apa?”Airine meletakkan gelas anggur, lalu berdiri berjalan mendekati Hendri. Dia mengu
Hendri mengantar si lelaki pulang ke rumah. Dia pun tiba di Apartemen Himaya pada pukul sebelas malam. Di tubuhnya ditempel oleh aroma wangi parfum wanita itu. Dia merasa sangat jijik hingga mandi dua kali.Hendri kembali ke kamar mematikan lampu kamar, lalu membaringkan tubuhnya. Lampu neon di depan jendela samar-samar memantul ke atas plafon kamar.Salah satu tangan Hendri disandarkan di atas kepalanya. Dia menatap plafon sembari memikirkan sesuatu. Hendri pun spontan tersenyum.Keesokan harinya, saat Widya keluar rumah, dia menyadari pintu lift hampir tertutup. Dia segera berlari. “Sebentar!”Setelah masuk ke dalam lift, dia pun melihat sosok Hendri. Awalnya dia terbengong sejenak. Tetiba dia langsung kepikiran dengan masalah hari itu, dia pun merasa canggung lagi. Hanya saja, sepertinya akan lebih canggung jika tidak saling menyapa.Widya menunjukkan senyuman di wajahnya. Dia berdiri di samping. “Kebetulan sekali.”Hendri menatapnya. “Emm, iya, kebetulan.”Widya mengintip Hendri se
Saat Hendri tiba di perusahaan, sesuai dugaannya, masalah Airine menjadi semakin besar saja. Para karyawan perusahaan pun sedang membahas masalah ini. Dia meletakkan tas di atas meja kerja. Ketika mendengar gosipan seru orang-orang, ujung bibir Hendri pun melengkung ke atas.Si lelaki berjalan mendekati Hendri, menepuk-nepuk pundaknya. “Hendri.”Hendri menoleh mengangguk sedikit kepalanya. “Kak Joseph.”Joseph memanggil Hendri ke koridor. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, dia baru berkata, “Kamu mesti hati-hati. Tadi aku baru dengar kabar bahwa Pak Wakil Presdir ingin menjamin Airine. Airine pasti akan beri tahu masalah kamu kepadanya. Bisa jadi kamu akan dicarinya.”Setelah mendengar peringatan Joseph, Hendri juga kelihatan santai. “Aku tahu.”“Apa kamu tidak khawatir sama sekali?” Joseph merasa syok. Dia telah menjebak Airine hingga menciptakan skandal sebesar ini. Para petinggi pasti akan memikirkan cara untuk menekan berita ini. Kemudian, pasti ada yang akan dijadikan
Aktor yang masih belum tenar semuanya dipaksa untuk berhubungan dengan Airine. Namun Hendri juga tidak tahu bagaimana ceritanya mereka dipaksa atau bagaimana ceritanya harga diri mereka diinjak-injak oleh agensi.Wakil presdir mengizinkan Airine memiliki hubungan tidak jelas dengan lelaki-lelaki itu. Sebenarnya masalah ini sangat tidak masuk akal.Apalagi Joseph pernah mengatakan Airine telah mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan. Seorang artis yang tidak populer dan tidak memiliki hasil karya representatif malah bisa mendapatkan tawaran pekerjaan yang lumayan bagus dan juga mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Apa semuanya tidak terasa aneh?Hingga saat kemunculan bos dari lelaki berkalung emas, Liardi. Sepertinya tebakan Hendri memang benar. Mungkin semuanya ada hubungannya dengan rekaman.Raut wajah wakil presdir tampak serius. “Apa yang kamu ketahui?”“Kalian semua satu komplotan. Kalau tidak, dia juga tidak akan mencariku.” Hendri menunjuk lelaki berkalung emas. Dia m
Wawancara dilakukan dengan siaran langsung. Ada banyak penonton yang sedang menyaksikan berita ini, alhasil menggemparkan dunia sosial media. Liardi segera membawa anggotanya ke mobil untuk melarikan diri. Dia tidak bisa memedulikan Hendri lagi. Sementara itu, pihak kepolisian segera bergegas ke lokasi kejadian.[ Aib Agensi Pencari Bakat Terbongkar. ][ Karyawan Agensi Pencari Bakat Melakukan Protes Massal. ][ Fakta dari Aktor yang Dibekukan. ]Ketiga berita itu menjadi berita hangat di sosial media. Berhubung masalah cukup heboh, bahkan pihak kepolisian ibu kota juga mengunggah berita terbaru mengenai pemeriksaan Agensi Pencari Bakat.[ Astaga, ternyata Agensi Pencari Bakat sekelam itu. ][ Pantas saja aktor Agensi Pencari Bakat sedikit sekali. Sepertinya kali ini Agensi Pencari Bakat akan susah untuk bangkit lagi. ][ Astaga! Kenneth sudah mengakhiri kontrak dengan Agensi Pencari Bakat! Sepertinya berita itu nyata! ]Kenneth mengunggah berita pemutusan hubungan kerja sama dengan Ag
Tetiba Joseph mendorong Hendri. Hendri pun terjatuh ke lantai.Suara rem mendadak dan tabrakan terdengar keras. Kedua mata Hendri menyipit. Joseph telah menghilang dari pandangannya. Hanya tersisa sebuah sepatu di atas lantai.Hingga terdengar suara teriakan pejalan kaki dan mobil berhasil melarikan diri, Hendri pun baru tersadar dari bengongnya. Dia menatap Joseph sedang berbaring di dalam genangan darah.….Di kantor polisi.Setelah Claire dan Javier menerima panggilan, mereka bergegas kemari. Dia berjalan ke depan pintu, lalu tampak Hendri sedang duduk dengan ekspresi kecewa.Polisi meletakkan gelas air, lalu berdiri. “Tuan Javier?”Javier berjalan ke hadapan polisi untuk menanyakan kondisi Hendri. Polisi dan Javier berjalan ke samping, lalu menceritakan kronologis kejadian.Claire menatap Hendri, lalu berjalan ke sisinya dengan perlahan. Claire berhenti di sisi Hendri, lalu bertanya, “Hendri, apa kamu baik-baik saja?”Kedua tangan Hendri digenggam erat. Urat hijau di belakang pungg
Seolah-olah senyuman Widya telah mengobati segalanya.“Widya.”Widya memalingkan kepala untuk menatap Hendri, lalu bertanya dengan tersenyum, “Kenapa?”Hendri menahan tawanya. “Kamu itu wanita aneh.”Widya merasa bingung. “Apa aku aneh sekali?”Hendri langsung tertawa.Suara tawa Hendri semakin membingungkan Widya saja. Padahal dia sedang berbicara dengan sangat serius. Saat memalingkan kepala, Widya tak sengaja melihat hujan meteor. Dia pun merasa antusias. “Ahh, meteor! Ada meteor!”Hendri juga melihat ke arah yang ditunjuk Widya. Di bawah langit gelap, mereka berdua berdiri di balkon rumah masing-masing. Namun, hubungan mereka malah semakin dekat aja.Beberapa hari kemudian, Agensi Pencari Bakat.Ada banyak bunga putih di atas meja kerja Joseph. Semua karyawan perusahaan mengenakan pakaian berwarna hitam. Tidak terlintas senyuman di wajah seriusnya. Suasana terasa semakin mengental.Petinggi Agensi Pencari Bakat terus ditekan, apalagi dengan adanya kecelakaan yang menimpa Joseph. S