Widya tidak meladeninya.Setelah Widya selesai memasak, Melia pun berlari ke rumah sebelah untuk mengetuk pintunya.Beberapa saat kemudian, Hendri baru membuka pintu. Sepertinya dia baru selesai mandi, masih tercium aroma sabun wangi di tubuhnya. Dia pun mengenakan kaos dan celana panjang santai. “Maaf, sudah menunggu lama.”“Nggak masalah. Kamu tinggal sendiri?” Usai berbicara, Melia sengaja mengintip ke dalam ruangan.Ruang tamu sangat luas dan bersih. Tidak tampak ada sepatu wanita di rak sepatu. Sepertinya dia memang tinggal sendiri!“Ergh ….” Hendri merasa canggung. “Masalah makan malam, aku rasa ….”Melia tidak memberinya kesempatan untuk menolak. Dia langsung menarik Hendri. “Aku sudah suruh adikku masak begitu banyak makan malam. Kalau kamu nggak makan, sia-sia dong.”Hendri dipaksa ke rumah sebelah. Saat Widya mendengar ada suara dari luar pintu, dia menengadah kepalanya, lalu bertatapan dengan Hendri. Sendok di tangannya hampir saja jatuh.Melia tidak memperhatikan ekspresi W
Widya memutar bola matanya. “Apa kamu nggak bisa bantu? Cuma tahu ngomong saja.” Widya mengambil piring ke dalam dapur.Melia berdecak. Dia memasang headset, lalu kembali ke kamarnya.…Menjelang malam, tetiba seluruh kota diguyur oleh hujan lebat. Saking lebatnya, bahkan jalanan menjadi agak banjir.Lampu di dalam kamar berwarna kuning remang. Noni berdiri di depan jendela memandang tetesan hujan yang menempel di jendela kaca. Hans memasuki kamar, lalu melangkah mendekatinya, memeluknya dari belakang. “Kenapa berdiri di depan jendela?”Dari dalam jendela, samar-samar dapat terlihat bayangan tubuh kabur Hans. “Aku suka musim hujan.”Hans membenamkan kepala ke dalam leher Widya. Dia tersenyum. “Oh ya?”Bulu mata Noni tampak bergerak. “Karena air hujan bisa mencuci sesuatu yang kotor.”Hans membalikkan tubuh Noni, lalu menopang wajahnya. “Apa kamu tahu lumut?”Noni menatapnya dengan tersenyum, lalu terdengar suara Hans lagi. “Lumut memang jenis tanaman kelas rendah, nggak bisa dibanding
Upah yang didapatkan selebritas tidaklah sedikit, mereka pasti tidak akan membayar penata rias mereka dengan harga rendah. Apalagi setelah penata rias itu terkenal, bisa jadi dia akan menjadi rebutan orang-orang. Pada saat itu, harga pun bisa dikendalikan oleh penata rias itu sendiri.Hendri tersenyum. “Kedengarannya aku kekurangan uang, ya.”“Kurang. Siapa juga yang nggak kekurangan uang?” balas Widya dengan langsung, “Untuk apa kita bekerja di kota besar ini? Bukannya demi mencari uang?”Hendri mengangguk. “Betul juga.”Setelah berjalan ke depan mobil, Hendri menghentikan langkahnya, lalu menatap ke sisi Widya. “Apa perlu aku bawa kamu ke sana?”“Nggak usah, aku bisa bawa mobil sendiri ….” Widya membongkar tasnya. Keningnya spontan berkerut. “Hei, di mana kunci mobilku?”Widya tak berhenti mencari. Seingatnya, semalam Widya telah memasukkan kunci mobil di dalam tas.“Widya!” Terdengar suara teriakan Melia dari lantai 12. Mereka mengangkat kepala, lalu tampak Melia sedang berdiri di s
Hendri mengangkat-angkat pundaknya. “Emm, memang agak sulit dalam berbahasa di awal. Tapi lambat laun, aku kenal dengan teman baru, orangnya cukup baik.”Claire tersenyum. “Bagus, tapi siapa nama temanmu itu? Nanti ajak dia untuk ke sini, aku ingin traktir dia makan.”“Namanya Eric. Oh ya, ayahnya dulu adalah pemegang saham dari Perusahaan Luxury. Apa Kak Claire kenal sama dia?”Claire tertegun sejenak. “Pemegang saham yang mana?”Hendri menjawab, “Aldrich.”Claire kembali terbengong sejenak. Tetiba dia tertawa. “Ternyata putra dari Pak Aldrich. Kamu memang cukup beruntung.”Aldrich adalah lelaki yang sangat ramah. Dia juga memiliki koneksi yang sangat luas di Negara Shawana. Anak hasil didikannya pasti akan seunggul dirinya. Nasib Hendri memang cukup bagus.Selesai mereka berdua sarapan dan hendak meninggalkan restoran, mereka bertemu dengan Hans. Hans sedang menggendong seorang anak dengan satu tangan, lalu menggandeng tangan wanita tersebut. Gambaran kelihatan sangat bahagia.Claire
Roger menggaruk kepalanya. Dia juga merasa bingung. “Katanya demi menyatakan rasa terima kasih, dia ingin menyerahkan pengembangan Hotel Luxe kepada kami. Tuan Javier, menurutmu, sebenarnya apa yang lagi dipikirkan Hans? Jangan-jangan dia lagi gembira karena Noni dan putranya kembali ke sisinya?”Javier meletakkan cangkir kopi ke atas meja kerja. “Dia bukan sedang berterima kasih sama aku.”Roger tertegun sejenak. “Bukan berterima kasih kepadaku?”Javier tersenyum. “Sama Claire.” Usai berbicara, Javier mengangkat kepalanya. “Claire menyuruh Noni untuk melepaskan masa lalu. Jadi, Noni setuju untuk menikah dengan Hans pada akhir tahun ini.”Roger terbengong. “Hanya karena setuju untuk menikah, dia malah gembira seperti ini?”Javier duduk di bangku kerjanya. “Awalnya Noni tidak berencana untuk menikah dengannya. Sekarang dia malah menyetujuinya, menurutmu dia itu gembira atau tidak.”Akhirnya Roger mengerti. Jadi, Hans menyerahkan proyek besar ini kepada Grup Angkasa demi berterima kasih
Setelah pertandingan selama dua jam berakhir, Jessie mengikuti Hiro berjalan keluar lapangan basket. Pada saat ini, Jessie memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kak Hiro, apa kamu ingin main bola?”Hiro tersenyum. “Biasa saja.”“Bukannya penyakitmu sudah sembuh? Kalau kamu pengen main, kamu bisa main, ‘kan?” Jessie meletakkan tangan di belakang punggungnya. Gayanya bagai seorang senior saja.Dua kakak tingkat yang tadinya bertanding sudah mengganti seragam mereka. Mereka pun berlari ke sisi Hiro, lalu merangkul pundaknya. “Kak Hiro-mu itu kutu buku. Dia cukup fokus dalam pelajaran saja. Masalah main bola tidak cocok sama dia.”Hiro hanya tersenyum.Jessie melipat kedua tangannya sembari menatap mereka berdua. “Kenapa nggak cocok?”Kedua lelaki saling bertukar pandang dan tersenyum. “Kalau Hiro mahir dalam segala hal, apa kami masih ada jalan hidup lagi?”Hiro tampan, kaya, dan juga murid unggulan. Dia sudah menjadi yang nomor satu di angkatan SMA. Kalau dia juga menguasai teknik bermai
Paul terbengong sejenak. Dia melihat sosok Lisa yang tidak berbicara sama sekali. “Lisa, apa benar semua ini ulahmu?”Raut wajah Paul menjadi muram. Dia masih tidak berbicara.Delon sungguh emosi saat ini, tapi dia tidak bisa melampiaskannya. Dengan terpaksa, dia menendang rak di sampingnya hingga pajangan di dalamnya bergetar, lalu jatuh ke lantai. “Inilah putri yang kamu didik. Tak disangka dia hebat sekali.”“Delon, jangan bicara lagi.”“Kamu mulai pilih kasih lagi?” Delon tersenyum, lalu menekan-nekan gigi geraham dengan lidahnya. “Demi putri kesayanganmu, kalian rela keluar uang banyak untuk sekolahkan dia di sekolah konglomerat. Tapi apa yang dia pelajari? Oh nggak, dia belajar gimana cara untuk menyogok. Dia lebih pintar daripada aku.”Raut wajah Paul berubah muram. Dia tidak berbicara. Namun pada saat ini, tetiba Lisa berlari keluar.“Lisa!” Setelah matahari terbenam, langit semakin gelap lagi. Lisa berjalan di trotoar diterangi dengan cahaya lampu jalan dan toko di tepi jalan
Lisa segera berlari keluar kelas. Dia langsung bersembunyi di dalam bilik toilet. Tanpa menunda waktu, Lisa membuka ponsel dengan tangan gemetar. Semua netizen sedang mengomentarinya dengan kasar, mengatakan dirinya tidak memiliki hati nurani.Semua orang yang ingin mengikuti akun Lisa adalah penggemar Cahya. Ketika membaca caci makian kasar itu, kedua kaki Lisa spontan menjadi lemah. Dia langsung duduk di atas kloset.Dia membuka berita dunia hiburan, semuanya berisi video yang direkamnya semalam. Tak disangka video itu sudah disebarluaskan hingga tahap seperti ini. Kali ini masalah benar-benar menjadi serius.Saat ini, Keluarga Chaniago sudah mengutus anggota untuk mencabut berita. Sayangnya, foto anak sudah tersebar luas ke mana-mana.Meskipun berita telah dicabut, tidak dapat dijamin bahwa bahan pembicaraan ini akan berhenti sampai di situ.Grace sedang bersandar di dalam pelukan Ester. Dia mengambil sisir, menyisir rambut si kecil. Berhubung Grace masih kecil, dia tidak tahu apa y
Tiba-tiba anjing Mastiff Tibet menabrak kandang. Suara keras itu mengejutkan Jessie hingga melangkah mundur dan menabrak pria di belakangnya. Si pria spontan memeluk Jessie. “Kamu tenang saja. Aku tidak akan melukai anak di dalam kandunganmu.”Tatapan Jessie kelihatan dingin. Dia juga merasa risi, berusaha untuk tetap bersikap tenang. “Sebentar, begini kurang seru.”Mereka bertiga tertegun sejenak. “Lho, kamu ingin yang seru?”Jessie membalikkan tubuhnya untuk melihat mereka. Dia mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Jangan-jangan Nona Sissae nggak ingin lihat langsung? Kalau ada dia, aku baru bisa lebih santai.”Ketiga pria sungguh tidak menduga Jessie akan berkata seperti itu. Lagi pula, Jessie datang sendirian, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Dia pun mengutus seorang pria untuk melapor.Jessie menyandarkan tangannya di pundak salah satu pria, lalu berkata dengan nada genit, “Apa dua ekor anjing yang kalian kurung ini akan merusak suasana hati kita?”Si pria mengendu
“Jessie ….”“Kak Jules, kamu juga mesti jaga dirimu.” Jessie mengusap wajah Jules. “Janji sama aku.”Setelah terdiam beberapa saat, Jules menggenggam punggung tangan Jessie, lalu berkata dengan suara rendah dan seraknya, “Oke, aku janji sama kamu.”Jessie memeluknya. “Aku juga janji sama kamu.”…Sissae sedang duduk di bangku sembari memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, dia menerima panggilan dari Jessie. Panggilan diangkat. Mode speaker diaktifkan. “Bagaimana? Apa kamu sudah selesai berpikir?”Jessie membalas, “Iya, aku sudah selesai berpikir. Bukannya kamu ingin menentangku? Aku akan terima tantanganmu.”Miya yang mulutnya ditempel selotip pun menggeleng sembari menangis. Namun, dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata.Sissae pun tertawa. “Jangan-jangan kamu bakal bawa anggota kemari? Tapi semua itu juga bukan masalah. Asalkan kamu berani bawa ….” Sissae mengarahkan ponsel ke sisi kandang. Jessie dapat mendengar jelas suara gonggong anjing. “Aku akan kurung dia di dalam. Anjing Ma
Sissae tersenyum tipis. Tatapannya kelihatan tajam. “Kamu itu pelayan pribadi Jessie, ‘kan? Waktu itu, aku lihat kamu sangat perhatian sama dia. Tapi entah dia peduli sama hidup matinya kamu atau nggak.”Akhirnya Miya tahu maksud ucapan Sissae. Pikirannya seketika menjadi hampa. Rasa takut memenuhi pikirannya.Pada saat yang sama, baru saja Jessie berbaring di atas ranjang, dia pun dibangunkan oleh suara dering ponselnya.Jessie mengambil ponselnya. Ketika melihat ada panggilan masuk dari Miya, dia membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, lalu mengangkat panggilan, “Halo, ada apa, Miya?”“Kamu nggak akan bisa menemukan Miya lagi. Kamu pasti nggak menyangka dia akan ada di tanganku, ‘kan?”Suara di ujung telepon bukan suara Miya, tetapi terdengar sangat familier bagi Jessie. Tiba-tiba Jessie kepikiran seseorang. “Kamu … Sissae?”“Iya, aku. Aku sudah bilang sebelumnya, aku pasti akan buat kalian menyesal. Kamu itu Jessie, ‘kan? Sekarang pelayanmu ada di tanganku. Kalau kamu peduli dengan
Di sisi lain, di Kediaman Menteri Dalam Negeri.Berhubung suaminya sedang diperiksa dan dihadapkan dengan hukuman penjara, istrinya sudah membeli tiket pesawat untuk terbang menuju Negara Fenderi. Dia berencana membawa putrinya untuk pergi bersembunyi ke luar negeri.Baru saja ibu dan anak itu keluar rumah, ada belasan mobil sedang berhenti di depan halaman. Raut wajah si wanita langsung berubah.Tidak lama kemudian, tampak beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan menuruni mobil. “Nyonya, maaf, sepertinya kalian tidak bisa meninggalkan tempat ini.”Di dalam mobil, Jules yang sedang di perjalanan menerima panggilan dari pengawal. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bagus! Selanjutnya saatnya membalikkan situasi.”Setelah panggilan diakhiri, pengawal yang duduk di bangku pengemudi juga menerima panggilan. Dia melaporkan kepada Jules dengan tersenyum, “Yang Mulia, Derrick sudah siuman!”“Ke rumah sakit!”Mobil langsung memutar arah melaju ke rumah sakit.Di dalam kamar pasien, Derrick
“Selain Menteri Dalam Negeri yang bersedia menanggung kesalahan, yang lain terus menyangkal, tidak bersedia untuk mengakui perbuatan mereka. Sepertinya Reyhan punya pegangan.”Jules menyipitkan matanya. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Sepertinya kita hanya bisa mencari celah dari Menteri Dalam Negeri.”Sebab, Menteri Dalam Negeri adalah satu-satunya orang yang bersedia mengakui kesalahannya. Seharusnya ada aibnya di tangan Reyhan.Benn menepuk-nepuk pundak Reyhan. “Masih ada waktu tiga hari lagi. Semangat!”Usai berbicara, Benn membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.Jules berjalan ke luar ruang tahanan Menteri Dalam Negeri. Pria paruh baya yang duduk di dalam kelihatan sangat putus asa. Kelihatan sekali tidaklah enak untuk hidup dengan kehilangan kebebasan.Ketika melihat kedatangan Jules, dia tertegun sejenak, lalu mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara.“Apa kamu benar-benar bersedia untuk memikul semua kesalahan ini?”Menteri Dalam Negeri menggertakkan giginya. “Aku tid
Benn melirik Sissae sekilas. “Semua ini perintah Yang Mulia Ratu. Apa Keluarga Taylor ingin melawan perintah? Atau Keluarga Taylor merasa kedudukan kalian lebih tinggi daripada Ratu? Jadi, kalian tidak menganggap keluarga kerajaan?”“Kamu ….”“Sissae.” Reyhan berdiri dengan perlahan, lalu menatap Benn dengan galak. “Tidak ada yang perlu aku takutkan. Aku akan ikut dengan kalian, tapi kalau terbukti aku difitnah, aku tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja.”Benn tersenyum dan memiringkan sedikit tubuhnya. “Kalau begitu, mohon kerja samanya.”Reyhan mengibaskan tangannya, lalu meninggalkan ruang tamu. Pihak kepolisian juga mengikuti langkahnya.Saat melihat ayahnya dibawa pergi, kedua kaki Sissae terasa lemas. Dia langsung jatuh duduk di sofa. Ayahnya pasti tidak akan melakukan hal seperti itu! Ayahnya pasti telah difitnah! Pasti … pasti dia pelakunya! Jules!…Di Vila Laguna.Jules dan Jessie baru saja menuruni mobil. Tiba-tiba terdengar suara Sissae. “Jules!”Mereka berdua menol
Beberapa saat kemudian, Sissae tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya, segera menghubungi sang ibu. “Ibu, apa yang terjadi? Ada apa dengan Ayah?”Risella tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini. Namun pada akhirnya, dia tetap memilih untuk berterus terang kepada putrinya.Setelah Sissae mengetahui kenyataan, langsung terlintas rasa takut di dalam matanya. Seandainya ayahnya benar-benar melakukan semua itu, bukannya Keluarga Taylor akan ….Tidak! Masalah ini tidak boleh terjadi!Kedudukan dan kekuasaan Keluarga Taylor adalah sumber kepercayaan diri Sissae! Bagaimana jika dia kehilangan semua yang dimilikinya saat ini? Tidak! Dia tidak akan mengizinkan dirinya kehilangan semuanya!Pada saat sama, Jules dan Jessie pergi menjenguk Derrick. Derrick masih belum ada tanda-tanda untuk siuman. Dokter memberi tahu bahwa cedera yang dialami Derrick terlalu parah. Bisa siuman atau tidak tergantung dengan nasibnya.Jessie memalingkan kepalanya melihat raut wajah serius Jules. Dia menggengga
Menteri Dalam Negeri tidak berbicara, seolah-olah sudah memahami semuanya ….Satu masalah belum selesai diatasi, datang lagi masalah baru. Ada lagi peretas anonim yang menyerang sistem keamanan kabinet hingga menyebabkan semua sistem lumpuh total. Kemudian, muncul tulisan dengan ukuran besar di situs web resmi.[ Selanjutnya adalah giliranmu. ]Peretas misterius ini membuat seluruh menteri dilanda kepanikan. Tidak lama kemudian, mereka menerima kabar bahwa Menteri Dalam Negeri telah menyerahkan diri ke polisi.Awalnya, mereka berpikir bahwa dengan mengorbankan satu orang, sisanya akan aman. Di luar dugaan, dua hari kemudian, peretas tersebut kembali mengungkap skandal menteri lainnya.Serangan itu terlihat seperti serangan terhadap menteri. Namun kenyataannya, semua menteri yang skandalnya terungkap memiliki hubungan transaksi dengan Keluarga Taylor.Di ruangan VIP kapal pesiar.Jerremy menutup layar tabletnya, lalu melihat ke sisi Jules. “Apa kamu yakin cara ini bisa menghancurkan tua
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua