Share

Bab 1379

Widya memutar bola matanya. “Apa kamu nggak bisa bantu? Cuma tahu ngomong saja.” Widya mengambil piring ke dalam dapur.

Melia berdecak. Dia memasang headset, lalu kembali ke kamarnya.

Menjelang malam, tetiba seluruh kota diguyur oleh hujan lebat. Saking lebatnya, bahkan jalanan menjadi agak banjir.

Lampu di dalam kamar berwarna kuning remang. Noni berdiri di depan jendela memandang tetesan hujan yang menempel di jendela kaca.

Hans memasuki kamar, lalu melangkah mendekatinya, memeluknya dari belakang. “Kenapa berdiri di depan jendela?”

Dari dalam jendela, samar-samar dapat terlihat bayangan tubuh kabur Hans. “Aku suka musim hujan.”

Hans membenamkan kepala ke dalam leher Widya. Dia tersenyum. “Oh ya?”

Bulu mata Noni tampak bergerak. “Karena air hujan bisa mencuci sesuatu yang kotor.”

Hans membalikkan tubuh Noni, lalu menopang wajahnya. “Apa kamu tahu lumut?”

Noni menatapnya dengan tersenyum, lalu terdengar suara Hans lagi. “Lumut memang jenis tanaman kelas rendah, nggak bisa dibanding
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status