"Ya. Guruku bilang, membaca buku bisa menambah pengetahuan," timpal Hiro sambil tersenyum.Naomi menatap Hiro. Anak yang baru berusia 11 tahun ini bahkan masih ingin membaca buku saat sedang dirawat di rumah sakit. Naomi merasa sedikit tidak tega saat melihatnya.Aditya membuka pintu kamar rawat. Dia hanya berdiri di depan pintu dan tidak masuk. Naomi meletakkan bukunya dan berdiri. Dia berjalan ke arah pintu sambil memanggil, "Ayah."Aditya menunduk sembari bertanya, "Apa yang dikatakan dokter?""Dokter memintaku untuk melakukan tes sekali lagi. Dia akan menggunakan metode aspirasi sumsum tulang," jawab Naomi.Raut wajah Aditya tampak muram. Dia menimpali, "Tapi, cara ini sangat menyakitkan. Naomi, jangan lakukan kalau kamu tidak bersedia. Ayah tidak ingin melihatmu kesakitan."Naomi menoleh ke arah dalam sekilas. Sementara itu, Hiro juga sedang menatapnya.....Dua hari kemudian, Jessie berdiri di bawah pohon besar taman bermain. Awalnya dia ingin mengembalikan mainan kepada Hiro, te
Naomi, maaf ...," ujar Merry dengan sendu."Nggak perlu minta maaf. Dengan begini, utang kita satu sama lain sudah lunas," sahut Naomi sambil tersenyum tenang.Dua hari kemudian, Aditya menjemput Naomi yang sudah boleh keluar dari rumah sakit. Begitu pulang, Naomi ingin langsung bekerja, tetapi ayahnya melarang. Akhirnya, Naomi beristirahat satu hari dan baru berangkat ke Perusahaan Soulna keesokan harinya.Dalam perjalanan ke perusahaan, Naomi singgah di suatu kafe untuk membeli segelas kopi. Saat hendak membayar, Naomi baru sadar bahwa dia tidak memiliki uang tunai. Dia berujar dengan malu, "Maaf, aku lupa bawa dompet. Gimana kalau aku tinggalkan pesananku, lalu pulang mengambil dompet?"Kasir kafe itu tersenyum dan menjawab, "Kafe kami menerima pembayaran uang elektronik, misalnya perbankan seluler.""Bayar dengan perbankan seluler?" tanya Naomi dengan heran. Dia tiba-tiba ingat bahwa Candice sepertinya juga membayar belanjaannya dengan ponsel saat mereka mengelilingi mal.Si kasir
"Selain mengukir, masih ada teknik pencetakan logam mulia, pemotongan batu permata, penataan ornamen, teknik pengilapan, dan lain sebagainya. Selain itu, kamu juga harus menguasai penggunaan perangkat 3D dan JCAD. Dengan bakatmu, kamu nggak akan susah menguasai semua itu," ujar Claire sambil memakai sarung tangan.Jika kecelakaan saat itu tidak terjadi dan Naomi kehilangan kuota Akademi Musik Royal, dia juga pasti akan mempelajari desain perhiasan. Semua teknik yang dikatakan Claire tadi juga termasuk dalam materi jurusan desain perhiasan.Naomi memandang peralatan di atas meja sambil bertanya, "Apa kamu akan mengajariku secara pribadi?""Aku berencana untuk melatihmu sampai kamu menguasai semua teknik yang diperlukan. Setelah itu, aku baru akan merekrut beberapa desainer baru. Kuharap saat itu kamu sudah bisa kerja mandiri," ujar Claire.Naomi menjawab dengan tegas, "Aku akan belajar dengan baik."....Bulan berikutnya sudah memasuki musim dingin. Claire menghadiri undangan acara peka
"Siapa yang bisa mengenalimu kalau penampilanmu seperti ini?" gerutu Claire dengan kesal. Javier bukan hanya menutupi wajahnya dengan masker, dia juga memakai topi dan pakaian serba hitam. Siapa yang akan menduga bahwa pria berpenampilan misterius ini adalah Javier?Javier memegang dagu Claire dan menatap wajah rupawan itu seraya berkata, "Aku hampir cedera karena tendanganmu."Claire melengos sambil mendengus. Saat Javier mulai mengecup pipi dan lehernya, dia langsung menahan dada pria itu dengan tangan bergetar dan berkata, "Kita masih di koridor, kamu mau jadi tontonan orang?"Javier membalas, "Ayo masuk kamar." Setelah itu, dia langsung menggendong Claire memasuki kamar dan berbaring bersamanya di ranjang. Pandangannya terkunci pada sosok menawan Claire.Claire merasa sedikit malu karena terus ditatap. Dia menjauhkan kepala Javier dan bertanya, "Kenapa menatapku begitu?"Javier tersenyum, lalu mengecup punggung tangan dan ujung jari wanitanya sambil menjawab, "Kamu cantik malam ini
Claire berujar, "Aku baru sadar kalau kamu kadang sangat menyebalkan."Javier membalas dengan tenang, "Aku cuma menunjukkan sisiku ini padamu.""Claire!" panggil Gina yang kebetulan sedang makan bersama tokoh-tokoh terkenal di industri mode.Claire segera menghampiri Gina dan menyapanya sambil tersenyum, "Nenek bangun awal banget.""Aku tidak terbiasa bermalas-malasan di kasur," ujar Gina sambil tersenyum ramah. Dia lantas memperkenalkan Claire pada orang-orang di mejanya. Mereka semua adalah orang-orang berpengaruh di industri mode.Claire menjabat tangan dan menyapa mereka dengan sopan. Di saat yang sama, Javier berdiri dari kursi sambil merapikan jasnya, lalu berjalan menghampiri Claire. Semua orang di industri tentu saja mengenali Javier. Mereka tampak terkejut dengan kehadirannya di sini."Tuan Javier juga di sini rupanya.""Ya, aku menemani istriku ke sini," sahut Javier dengan sopan.Salah seorang wanita di situ berujar, "Ternyata benar kata orang, Tuan Javier sangat menyayangi
Setelah itu, Claire buru-buru berbalik dan pergi. Javier hanya bisa tertawa melihat sebutir permen di telapak tangannya.Siang itu, Claire dan Fendra pergi ke arena boling. Fendra menceritakan rumor negatif di internet sementara Claire menggelindingkan bola boling di tangannya. Lemparannya menjatuhkan hampir semua pin di baris pertama, hanya tersisa satu yang masih berdiri. Claire mengambil botol air di kursi. Sambil membuka tutupnya, dia meminta ponsel pada Fendra untuk memeriksa Twitter.Benar saja, ada beberapa komentar yang memang terkesan menghasut para netizen untuk membenci Claire. "Alamat ID orang yang menulis komentar itu sudah ketemu?" tanya Claire.Fendra menjawab, "Alamat ID-nya di ibu kota." Dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Kamu kenal orangnya."Claire meminum airnya tanpa mengatakan apa-apa. Hanya orang yang mengenal mereka yang memahami hubungan Claire dan Javier dengan baik. Sepertinya orang itu masih mau bertingkah.Fendra bertanya, "Apa Tuan Javier sudah memb
Claire bertanya, "Kamu ada di pusat kebugaran mana? Aku yang pergi ke sana saja."Cherry mengirimkan alamat kepada Claire, lalu Claire pergi mencari Cherry dengan menaiki taksi. Sesampainya di pusat kebugaran, kebetulan Cherry baru selesai berolahraga. Tubuhnya keringatan. Cherry mengambil handuk untuk menyeka keringat di lehernya sambil bertanya, "Bukannya kamu sangat sibuk? Kenapa kamu tiba-tiba mencariku?"Claire bersandar di samping pintu sembari menjawab, "Aku mencarimu karena ada urusan.""Aku ganti baju dulu," ujar Cherry. Dia berjalan masuk ke ruang ganti. Tak lama kemudian, Cherry keluar setelah selesai berganti baju. Dia juga memakai jaket. Cherry bertanya, "Ada apa kamu mencariku?"Claire berbisik kepada Cherry. Sementara itu, Cherry tertegun, lalu berucap, "Aku yang membereskannya?""Aku sudah berjanji kepada adikku bahwa aku nggak akan melukai dia," sahut Claire. Dia mengangkat bahu dan melanjutkan, "Tapi, ada orang yang harus diberi pelajaran biar bisa kapok."Cherry mera
Manajer bar tertegun. Kemudian, dia melihat ke arah tempat duduk Lucy dan Gibran. Sementara itu, Gibran merasa ada yang tidak beres. Dia hendak kabur saat polisi tidak memperhatikannya. Namun, polisi langsung menegur Gibran ketika Gibran beranjak dari tempat duduknya, "Mau ke mana kamu?"Dua polisi segera menahan Gibran di lantai. Gibran berteriak, "Bukan aku ... aku tidak melakukan transaksi apa pun."Lucy pun ketakutan. Setelah polisi melihat videonya lagi, mereka menyadari bahwa ciri-ciri pria di dalam video sangat mirip dengan Gibran. Polisi berucap, "Pria di dalam video itu kamu, bisa-bisanya kamu masih membantah! Cepat borgol dia."Gibran yang diborgol berteriak lagi, "Wanita itu yang menggodaku, bukan aku yang mengajaknya!"Wajah Lucy pucat pasi. Tiba-tiba, ada orang yang membawa saksi. Petugas kebersihan yang merekam video langsung menunjuk Lucy seraya berujar, "Wanita ini masuk ke kamar mandi dengan pria itu. Aku melihatnya."Lucy bisa merasakan pandangan sinis dari orang-oran