"Siapa yang bisa mengenalimu kalau penampilanmu seperti ini?" gerutu Claire dengan kesal. Javier bukan hanya menutupi wajahnya dengan masker, dia juga memakai topi dan pakaian serba hitam. Siapa yang akan menduga bahwa pria berpenampilan misterius ini adalah Javier?Javier memegang dagu Claire dan menatap wajah rupawan itu seraya berkata, "Aku hampir cedera karena tendanganmu."Claire melengos sambil mendengus. Saat Javier mulai mengecup pipi dan lehernya, dia langsung menahan dada pria itu dengan tangan bergetar dan berkata, "Kita masih di koridor, kamu mau jadi tontonan orang?"Javier membalas, "Ayo masuk kamar." Setelah itu, dia langsung menggendong Claire memasuki kamar dan berbaring bersamanya di ranjang. Pandangannya terkunci pada sosok menawan Claire.Claire merasa sedikit malu karena terus ditatap. Dia menjauhkan kepala Javier dan bertanya, "Kenapa menatapku begitu?"Javier tersenyum, lalu mengecup punggung tangan dan ujung jari wanitanya sambil menjawab, "Kamu cantik malam ini
Claire berujar, "Aku baru sadar kalau kamu kadang sangat menyebalkan."Javier membalas dengan tenang, "Aku cuma menunjukkan sisiku ini padamu.""Claire!" panggil Gina yang kebetulan sedang makan bersama tokoh-tokoh terkenal di industri mode.Claire segera menghampiri Gina dan menyapanya sambil tersenyum, "Nenek bangun awal banget.""Aku tidak terbiasa bermalas-malasan di kasur," ujar Gina sambil tersenyum ramah. Dia lantas memperkenalkan Claire pada orang-orang di mejanya. Mereka semua adalah orang-orang berpengaruh di industri mode.Claire menjabat tangan dan menyapa mereka dengan sopan. Di saat yang sama, Javier berdiri dari kursi sambil merapikan jasnya, lalu berjalan menghampiri Claire. Semua orang di industri tentu saja mengenali Javier. Mereka tampak terkejut dengan kehadirannya di sini."Tuan Javier juga di sini rupanya.""Ya, aku menemani istriku ke sini," sahut Javier dengan sopan.Salah seorang wanita di situ berujar, "Ternyata benar kata orang, Tuan Javier sangat menyayangi
Setelah itu, Claire buru-buru berbalik dan pergi. Javier hanya bisa tertawa melihat sebutir permen di telapak tangannya.Siang itu, Claire dan Fendra pergi ke arena boling. Fendra menceritakan rumor negatif di internet sementara Claire menggelindingkan bola boling di tangannya. Lemparannya menjatuhkan hampir semua pin di baris pertama, hanya tersisa satu yang masih berdiri. Claire mengambil botol air di kursi. Sambil membuka tutupnya, dia meminta ponsel pada Fendra untuk memeriksa Twitter.Benar saja, ada beberapa komentar yang memang terkesan menghasut para netizen untuk membenci Claire. "Alamat ID orang yang menulis komentar itu sudah ketemu?" tanya Claire.Fendra menjawab, "Alamat ID-nya di ibu kota." Dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Kamu kenal orangnya."Claire meminum airnya tanpa mengatakan apa-apa. Hanya orang yang mengenal mereka yang memahami hubungan Claire dan Javier dengan baik. Sepertinya orang itu masih mau bertingkah.Fendra bertanya, "Apa Tuan Javier sudah memb
Claire bertanya, "Kamu ada di pusat kebugaran mana? Aku yang pergi ke sana saja."Cherry mengirimkan alamat kepada Claire, lalu Claire pergi mencari Cherry dengan menaiki taksi. Sesampainya di pusat kebugaran, kebetulan Cherry baru selesai berolahraga. Tubuhnya keringatan. Cherry mengambil handuk untuk menyeka keringat di lehernya sambil bertanya, "Bukannya kamu sangat sibuk? Kenapa kamu tiba-tiba mencariku?"Claire bersandar di samping pintu sembari menjawab, "Aku mencarimu karena ada urusan.""Aku ganti baju dulu," ujar Cherry. Dia berjalan masuk ke ruang ganti. Tak lama kemudian, Cherry keluar setelah selesai berganti baju. Dia juga memakai jaket. Cherry bertanya, "Ada apa kamu mencariku?"Claire berbisik kepada Cherry. Sementara itu, Cherry tertegun, lalu berucap, "Aku yang membereskannya?""Aku sudah berjanji kepada adikku bahwa aku nggak akan melukai dia," sahut Claire. Dia mengangkat bahu dan melanjutkan, "Tapi, ada orang yang harus diberi pelajaran biar bisa kapok."Cherry mera
Manajer bar tertegun. Kemudian, dia melihat ke arah tempat duduk Lucy dan Gibran. Sementara itu, Gibran merasa ada yang tidak beres. Dia hendak kabur saat polisi tidak memperhatikannya. Namun, polisi langsung menegur Gibran ketika Gibran beranjak dari tempat duduknya, "Mau ke mana kamu?"Dua polisi segera menahan Gibran di lantai. Gibran berteriak, "Bukan aku ... aku tidak melakukan transaksi apa pun."Lucy pun ketakutan. Setelah polisi melihat videonya lagi, mereka menyadari bahwa ciri-ciri pria di dalam video sangat mirip dengan Gibran. Polisi berucap, "Pria di dalam video itu kamu, bisa-bisanya kamu masih membantah! Cepat borgol dia."Gibran yang diborgol berteriak lagi, "Wanita itu yang menggodaku, bukan aku yang mengajaknya!"Wajah Lucy pucat pasi. Tiba-tiba, ada orang yang membawa saksi. Petugas kebersihan yang merekam video langsung menunjuk Lucy seraya berujar, "Wanita ini masuk ke kamar mandi dengan pria itu. Aku melihatnya."Lucy bisa merasakan pandangan sinis dari orang-oran
Claire bergumam, "Memangnya bukan itu maksudmu?"Javier membenamkan wajahnya di bahu Claire dan tertawa. Kemudian, Javier berkata, "Ternyata kamu menganggapku orang seperti itu."Sebelum Claire sempat merespons, Javier sudah menggendong Claire dan melanjutkan seraya tersenyum, "Kalau begitu, mulai besok aku akan menjadi orang seperti itu."Terdengar suara Claire yang memprotes dari lantai atas, "Javier, kamu menjebakku lagi!"Keesokan harinya, di Perusahaan Soulna. Salah satu karyawan bertanya, "Eh, Bu Claire cuti lagi, ya?"Karyawan lain menyahut, "Sejak Bu Claire pulang dari kantor cabang di Negara Shawana, dia sudah sibuk selama setengah tahun ini. Tentu saja dia butuh istirahat."Naomi pergi ke kantin sendirian untuk makan. Kebetulan dia mendengar percakapan 3 karyawan wanita di seberang. Di tempat duduk lain, beberapa karyawan makan sambil berbincang. Sementara itu, Naomi malah menyendiri.Sekarang, beberapa karyawan wanita yang pernah mengajak Naomi berkumpul dulu hanya menyapa N
Naomi menunduk dan berkata dengan ragu-ragu, "Aku ... nggak punya kontak mereka lagi." Selain Candice, Naomi memang tidak menyimpan kontak teman-teman lainnya.Widya yang bingung melirik Naomi sekilas dan menimpali, "Kamu itu benar-benar anak rumahan. Kamu nggak bisa terus seperti ini, kamu harus punya mencari teman."Sebenarnya Naomi hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia malah berteriak, "Injak rem!"Saat Widya tersadar, semuanya sudah terlambat. Mobil Widya sudah menabrak mobil yang berhenti di depan lampu lalu lintas ketika dia baru menginjak rem. Widya yang kaget berucap, "Gawat, aku menabrak mobil orang. Apa merek mobil orang itu?"Widya tidak terlalu paham dengan merek mobil, tetapi kelihatannya mobil itu sangat mahal. Sekarang, Widya takut dia tidak sanggup membayar kerugiannya.Naomi melihat logo mobilnya, lalu menyahut, "Land Rover. Dilihat dari modelnya, seharusnya ini seri 3.0 L6. Harganya sekitar miliaran.""Apa? Land Rover seharga miliaran?" ujar Widya yang merasa frustras
"Kalau kalian tidak mau membayar kompensasinya, aku tidak akan melepaskan kalian!" ancam pria itu. Mobil yang lewat juga makin banyak sehingga jalanan menjadi macet. Suara klakson terus terdengar dan banyak pejalan kaki yang mengerumuni mereka.Widya yang panik berujar, "Mana boleh begitu? Kami bersedia membayar kompensasinya, tapi kami nggak sanggup membayar 200 juta. Apa kamu nggak bisa menoleransi kesalahan kami?"Pria itu meludah, lalu menimpali, "Menoleransi apanya? Pokoknya kalian harus membayar kompensasinya! Jangan pikir aku tidak berani main tangan karena kalian itu wanita!"Naomi memandang pria itu dengan tenang seraya menjelaskan, "Harga mobilmu ini sekitar 2,38 miliar dan model ini termasuk yang paling murah. Biaya asuransinya setiap tahun seharga 56 juta, ditambah dengan biaya bensin, parkir, dan tol, total biaya mobilmu sekitar 200 juta setahun. Tapi, kamu malah meminta kompensasi sebesar 200 juta. Coba kamu tanya apa pihak asuransi bersedia membayar sebanyak itu, nggak?"