Claire bertanya, "Kamu ada di pusat kebugaran mana? Aku yang pergi ke sana saja."Cherry mengirimkan alamat kepada Claire, lalu Claire pergi mencari Cherry dengan menaiki taksi. Sesampainya di pusat kebugaran, kebetulan Cherry baru selesai berolahraga. Tubuhnya keringatan. Cherry mengambil handuk untuk menyeka keringat di lehernya sambil bertanya, "Bukannya kamu sangat sibuk? Kenapa kamu tiba-tiba mencariku?"Claire bersandar di samping pintu sembari menjawab, "Aku mencarimu karena ada urusan.""Aku ganti baju dulu," ujar Cherry. Dia berjalan masuk ke ruang ganti. Tak lama kemudian, Cherry keluar setelah selesai berganti baju. Dia juga memakai jaket. Cherry bertanya, "Ada apa kamu mencariku?"Claire berbisik kepada Cherry. Sementara itu, Cherry tertegun, lalu berucap, "Aku yang membereskannya?""Aku sudah berjanji kepada adikku bahwa aku nggak akan melukai dia," sahut Claire. Dia mengangkat bahu dan melanjutkan, "Tapi, ada orang yang harus diberi pelajaran biar bisa kapok."Cherry mera
Manajer bar tertegun. Kemudian, dia melihat ke arah tempat duduk Lucy dan Gibran. Sementara itu, Gibran merasa ada yang tidak beres. Dia hendak kabur saat polisi tidak memperhatikannya. Namun, polisi langsung menegur Gibran ketika Gibran beranjak dari tempat duduknya, "Mau ke mana kamu?"Dua polisi segera menahan Gibran di lantai. Gibran berteriak, "Bukan aku ... aku tidak melakukan transaksi apa pun."Lucy pun ketakutan. Setelah polisi melihat videonya lagi, mereka menyadari bahwa ciri-ciri pria di dalam video sangat mirip dengan Gibran. Polisi berucap, "Pria di dalam video itu kamu, bisa-bisanya kamu masih membantah! Cepat borgol dia."Gibran yang diborgol berteriak lagi, "Wanita itu yang menggodaku, bukan aku yang mengajaknya!"Wajah Lucy pucat pasi. Tiba-tiba, ada orang yang membawa saksi. Petugas kebersihan yang merekam video langsung menunjuk Lucy seraya berujar, "Wanita ini masuk ke kamar mandi dengan pria itu. Aku melihatnya."Lucy bisa merasakan pandangan sinis dari orang-oran
Claire bergumam, "Memangnya bukan itu maksudmu?"Javier membenamkan wajahnya di bahu Claire dan tertawa. Kemudian, Javier berkata, "Ternyata kamu menganggapku orang seperti itu."Sebelum Claire sempat merespons, Javier sudah menggendong Claire dan melanjutkan seraya tersenyum, "Kalau begitu, mulai besok aku akan menjadi orang seperti itu."Terdengar suara Claire yang memprotes dari lantai atas, "Javier, kamu menjebakku lagi!"Keesokan harinya, di Perusahaan Soulna. Salah satu karyawan bertanya, "Eh, Bu Claire cuti lagi, ya?"Karyawan lain menyahut, "Sejak Bu Claire pulang dari kantor cabang di Negara Shawana, dia sudah sibuk selama setengah tahun ini. Tentu saja dia butuh istirahat."Naomi pergi ke kantin sendirian untuk makan. Kebetulan dia mendengar percakapan 3 karyawan wanita di seberang. Di tempat duduk lain, beberapa karyawan makan sambil berbincang. Sementara itu, Naomi malah menyendiri.Sekarang, beberapa karyawan wanita yang pernah mengajak Naomi berkumpul dulu hanya menyapa N
Naomi menunduk dan berkata dengan ragu-ragu, "Aku ... nggak punya kontak mereka lagi." Selain Candice, Naomi memang tidak menyimpan kontak teman-teman lainnya.Widya yang bingung melirik Naomi sekilas dan menimpali, "Kamu itu benar-benar anak rumahan. Kamu nggak bisa terus seperti ini, kamu harus punya mencari teman."Sebenarnya Naomi hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia malah berteriak, "Injak rem!"Saat Widya tersadar, semuanya sudah terlambat. Mobil Widya sudah menabrak mobil yang berhenti di depan lampu lalu lintas ketika dia baru menginjak rem. Widya yang kaget berucap, "Gawat, aku menabrak mobil orang. Apa merek mobil orang itu?"Widya tidak terlalu paham dengan merek mobil, tetapi kelihatannya mobil itu sangat mahal. Sekarang, Widya takut dia tidak sanggup membayar kerugiannya.Naomi melihat logo mobilnya, lalu menyahut, "Land Rover. Dilihat dari modelnya, seharusnya ini seri 3.0 L6. Harganya sekitar miliaran.""Apa? Land Rover seharga miliaran?" ujar Widya yang merasa frustras
"Kalau kalian tidak mau membayar kompensasinya, aku tidak akan melepaskan kalian!" ancam pria itu. Mobil yang lewat juga makin banyak sehingga jalanan menjadi macet. Suara klakson terus terdengar dan banyak pejalan kaki yang mengerumuni mereka.Widya yang panik berujar, "Mana boleh begitu? Kami bersedia membayar kompensasinya, tapi kami nggak sanggup membayar 200 juta. Apa kamu nggak bisa menoleransi kesalahan kami?"Pria itu meludah, lalu menimpali, "Menoleransi apanya? Pokoknya kalian harus membayar kompensasinya! Jangan pikir aku tidak berani main tangan karena kalian itu wanita!"Naomi memandang pria itu dengan tenang seraya menjelaskan, "Harga mobilmu ini sekitar 2,38 miliar dan model ini termasuk yang paling murah. Biaya asuransinya setiap tahun seharga 56 juta, ditambah dengan biaya bensin, parkir, dan tol, total biaya mobilmu sekitar 200 juta setahun. Tapi, kamu malah meminta kompensasi sebesar 200 juta. Coba kamu tanya apa pihak asuransi bersedia membayar sebanyak itu, nggak?"
Naomi memandang ke arah Hardy, ternyata dia adalah orang kejaksaan? Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa pria yang telah membantunya sebelumnya, lagi-lagi membantunya sekarang.Saat itu, Hardy menatap Naomi sambil memicingkan mata. Barusan, dia tidak sempat memperhatikan dengan saksama. Dia hanya melihat bahwa kedua wanita ini sepertinya sedang dalam masalah, jadi datang untuk membantu saja.Namun, kini Hardy merasa bahwa Naomi cukup familier. Tiba-tiba, Naomi yang teringat dengan sesuatu pun mengeluarkan selembar uang 50 ribu dari dompetnya, lalu berjalan mendekat sambil berkata, "Pak, ini uang kopi terakhir, kukembalikan padamu." Hardy tampak terkejut. Kemudian, dia tiba-tiba mengingat sesuatu sehingga berkata, "Kamu si wanita pada hari itu ...."Naomi pun mengangguk sambil tersenyum. Hardy sontak tertawa, lalu menggeleng sembari mengusap pelipisnya. Dia mendorong uang itu, lalu menolak, "Sudah kubilang, tidak perlu dikembalikan. Anggap saja aku mentraktirmu.""Mana bisa begitu? Ak
Naomi mendongak dan menatap pot bunga di jendela. Tanpa disadari, dia kembali teringat dengan orang itu. Dia tahu tentang Keluarga Chaniago dan juga Cahya, tetapi dia baru pertama kali mendengar tentang Tuan Muda Kedua Keluarga Chaniago.Musim dingin di Kota Jimbar sangat dingin dengan salju yang melimpah. Claire yang mengenakan mantel bulu putih baru saja turun dari mobil. Wajah kecilnya terlihat memerah karena kedinginan. Saat ini, Javier melilitkan syal di lehernya, lalu tak kuasa tertawa sambil meledek, "Padahal, katanya wanita lebih tahan terhadap dingin daripada pria, tapi lihatlah dirimu."Claire berkata dengan kesal, "Itu juga tergantung pada orangnya!"Javier menyentuh pipi wanita itu yang dingin dengan telapak tangannya yang hangat, lalu berkata, "Musim dingin di Negara Mardani lebih dingin, 'kan?"Claire pun mengiakannya. Dia menunduk sambil berucap, "Jadi, aku nggak akan keluar rumah."Mendengar ini, Javier membelai rambutnya sembari berkata, "Kita akan mencari hotel pemand
Di Perusahaan Soulna yang ada di ibu kota.Setelah kejadian kemarin, Widya makin suka dengan Naomi dan mendekatinya. Mereka bahkan duduk bersama saat makan siang. Widya memang selalu ramah dan suka berbicara, sedangkan Naomi termasuk tipe yang lambat untuk akrab dengan seseorang. Bagi orang lain, Naomi mungkin terlihat seperti tidak peduli dan hanya merespons Widya secara singkat.Setelah makan siang, Naomi pergi lebih dahulu. Dua staf wanita lain mendatangi Widya, lalu berkata, "Widya, kenapa kamu begitu peduli dengan Naomi? Padahal, dia nggak begitu ingin meresponsmu."Namun, Widya malah mendongak dan memandang mereka sambil berkata, "Dia nggak mengabaikanku. Kalian mungkin sudah salah paham." Setelah itu, Widya menambahkan, "Sebenarnya, dia orang yang cukup baik, nggak seperti yang kita bayangkan."Staf wanita itu melihat sekeliling, lalu berkata, "Tapi, apa kamu benar-benar mengenalnya? Dengar-dengar, pagi tadi Naomi datang ke kantor dengan mobil mewah. Orang yang mengantarnya adal