Chelsea terkejut saat Benn tiba-tiba menaruh sebotol minuman ke meja di depannya. Dia pun diam-diam melirik pria itu. Mendadak, Benn melepas kacamata hitamnya. Chelsea terbelalak dan segera merebut dan memakainya kembali. Kemudian, dia bersedekap dan memalingkan wajah dari Benn.Benn terkekeh-kekeh sambil merangkul bahu Chelsea dan bertanya, "Kamu masih marah?"Chelsea menepis tangan Benn dan menudingnya sambil memperingatkan dengan tegas, "Kalau kamu berani menyentuhku lagi, aku akan menuntutmu melecehkan aku!"Benn menatapnya sambil tersenyum dan membalas, "Coba kamu lihat, ada siapa lagi selain kita di kelas bisnis ini?"Chelsea sontak berdiri dan tertegun saat memandang ke sekeliling. Area kelas bisnis itu kosong melompong. Dia terduduk kembali ke kursinya dan bertanya dengan linglung, "Apa-apaan ini?"Benn memilin ujung rambut Chelsea dan menjawab, "Maskapai penerbangan ini milik keluargaku. Kebetulan sekali, ya." Chelsea lagi-lagi jatuh ke tangan Benn!Saat itu, awak pesawat memb
Benn tidak memaksa Chelsea untuk duduk berdekatan dengannya. Lagi pula, wanita itu sudah duduk di mobil. Jadi, Chelsea tidak akan bisa kabur darinya.Setibanya di hotel mewah milik Keluarga Tanaka, Chelsea dan kopernya dibawa paksa ke dalam kamar. Seorang pengawal berjaga di depan pintu dan berkata, "Nona Chelsea, silakan beri tahu aku kalau ada masalah. Semoga liburanmu menyenangkan." Kemudian, pengawal itu berinisiatif menutup pintu.Chelsea tertegun di dalam kamar. Jadi, Benn hanya mengantarnya ke hotel?Di Vila Kristales milik Keluarga Tanaka."Tuan, Nyonya sudah menunggumu di ruang kerja," ujar kepala pelayan yang berdiri di depan tangga. Kepala pelayan itu mengangguk pelan pada Benn yang berjalan menghampirinya.Benn melepas mantel, lalu menyerahkannya pada kepala pelayan itu. Kemudian, dia melonggarkan tali arlojinya dan menaiki tangga menuju lantai atas.Di ruang kerja, seorang wanita berusia sekitar 57 tahun duduk di belakang meja. Namun, berkat perawatan mahalnya, wanita itu
Dari kamar mandi ke tempat tidur, Benn yang mengendalikan segalanya. Benn melampiaskan hasratnya yang menggebu-gebu. Sesungguhnya, Chelsea merasa dilema. Setelah selesai, suasana menjadi hening.Keesokan paginya, Chelsea dibangunkan oleh suara berisik di ruang tamu. Chelsea menggerakkan tubuhnya, dia merasa sangat lemas. Tiba-tiba, Chelsea mendengar suara teriakan wanita. "Benn, aku ini tunanganmu! Aku nggak akan menghalangimu untuk bersenang-senang wanita lain! Tapi, kamu harus mementingkan perjanjian pernikahan kita!"Chelsea mengernyit, tunangan? Kemudian, Chelsea berusaha turun dari tempat tidur, lalu menguping di balik pintu. Benn tertawa dan menimpali, "Sepertinya aku tidak pernah mengakui pernikahan ini.""Apa kamu mau melanggar perjanjian pernikahan kita?" tanya Jemima. Tubuhnya gemetaran, dia merasa dipermalukan.Benn meletakkan tangannya di sandaran kursi. Dia berkata dengan santai, "Memangnya kenapa? Ibuku yang menetapkan pernikahan ini. Bagaimana kalau kamu mempertimbangkan
Benn mengusap bibir Chelsea, lalu tersenyum dan berucap, "Wanita yang berhubungan denganku tidak sebanyak itu."Chelsea menyingkirkan tangan Benn dan bertanya, "Kalau nggak ada ratusan, setidaknya ada puluhan, 'kan?"Benn menggenggam tangan Chelsea seraya menimpali, "Mereka berbeda."Chelsea malas mendengar penjelasan Benn. Chelsea menarik tangannya dan berusaha mendorong Benn. Namun, Benn sama sekali tidak bergerak. Benn membenamkan wajahnya di bahu Chelsea dan bertanya, "Apa kamu tidak suka aku berhubungan dengan banyak wanita?"Chelsea pun menyerah karena tidak mampu mendorong Benn. Chelsea memutuskan untuk menjadi wanita yang dibenci Benn. Chelsea menyahut, "Iya, aku nggak suka kamu berhubungan dengan banyak wanita."Chelsea berinisiatif merangkul leher Benn sembari melanjutkan dengan ekspresi menggoda, "Aku nggak mau berbagi seorang pria dengan wanita lain. Apalagi pria yang begitu hebat seperti kamu, aku lebih suka menikmatinya sendiri."Tiba-tiba, Chelsea menarik Benn dan bertu
Chelsea memalingkan wajahnya. Dia menghela napas, lalu berucap, "Aku nggak takut."Benn mengangguk dan menimpali, "Tapi, kamu takut punya perasaan kepadaku."Tubuh Chelsea gemetaran saking kesalnya. Dia menyergah, "Siapa bilang aku takut? Selain itu, mana mungkin aku punya perasaan kepadamu?"Benn menegaskan, "Kamu hanya tidak berani.""Kamu ...," ucap Chelsea. Dia sangat geram, tetapi dia tidak bisa berkata-kata.Benn mencium bibir Chelsea. Melihat sikap Chelsea mulai melunak, Benn tertawa dan berkata, "Kamu suka dengan perasaan intens yang kuberikan kepadamu. Kamu bukan tidak tertarik kepadaku, kamu hanya tidak ingin mengakuinya."Chelsea mengatupkan bibirnya dan memandang ke tempat lain. Benn membelai wajah Chelsea seraya berucap, "Aku memang terlihat dekat dengan banyak wanita."Benn berjeda sejenak, lalu tersenyum dan melanjutkan, "Kamu itu wanita kedua yang pernah tidur denganku. Mungkin saja kamu yang terakhir."Di Vila Kristales. Yuna meminum teh di halaman bersama dengan Jemi
Javier mengusap kepala Claire, lalu memberikan kotak kue itu kepada Claire dan berucap, "Ini pemberian David."Claire mengambil kotak kue itu dan bertanya, "Kamu sudah bertemu dengan David?"Javier mengangguk. Kemudian, dia melepaskan jaket dan meletakkannya di kursi, lalu menggulung lengan bajunya dan bertanya, "Masih ada yang belum selesai?"Claire tertawa dan bertanya balik, "Kamu mau bantu aku?"Javier mengangkat alis sembari menyahut, "Tentu saja. Aku menyuruhmu merekrut lebih banyak karyawan, tapi kamu tidak mau. Setiap hari kamu membuatku menunggu sampai begitu malam."Claire duduk di sofa, lalu membuka kotak kue dan menimpali, "Tokonya masih belum stabil. Setelah stabil, aku baru merekrut beberapa karyawan lagi."Claire menyendok kue itu dan mencicipinya. Rasanya manis. Claire berujar, "Enak sekali ...."Sementara itu, Javier membantu Claire menghitung tagihan dan melakukan pengecekan. Claire tersenyum saat memandang Javier yang serius bekerja. Suaminya benar-benar tampan!"Say
Javier mengernyit sembari menjawab, "Aku kurang tahu tentang masalah Benn."Louis memegang dahinya dan memandang ke depan. Dia berkomentar, "Daripada kamu mengkhawatirkan Chelsea, lebih baik kamu pikirkan dirimu sendiri yang akan bertemu Kakek sebentar lagi."Ekspresi Candice berubah drastis. Dia memegang tangan Claire sembari bertanya, "Claire, apa ... kakekmu galak?"Claire yang merasa tidak berdaya menyahut, "Louis hanya menakut-nakutimu. Kakek nggak galak."Candice baru merasa tenang. Namun, saat bertemu Wilson, Candice langsung gugup. Meskipun duduk di kursi roda, Wilson tetap terlihat berwibawa.Candice yang gelisah menyapa, "Ha ... lo ... Ka ... Kakek."Wilson mengernyit. Dia memandang Louis dengan bingung seraya bertanya, "Istrimu gagap?"Louis tertawa. Candice makin canggung, dia mendongak dan menjelaskan dengan serius, "Kakek, aku bukan gagap. Aku ... gugup.""Oh, gugup," ujar Wilson yang merasa tenang. Kemudian, dia meletakkan cangkir teh di atas meja dan melanjutkan, "Kamu
Kecuali Benn punya tujuan lain atau dia memang serius. Javier memainkan rambut Claire seraya berucap, "Kebetulan aku mau pergi ke Negara Hyugana untuk mencari Andreas satu minggu lagi. Kamu mau pergi, tidak?"Claire merapikan dasi Javier sembari menyahut, "Mau. Bagaimanapun, dulu Chelsea pernah menjadi model Soul dan membuat merek Soul menjadi populer. Mana mungkin aku nggak pergi?"Javier tersenyum kepada Claire.....Setelah Chelsea mengeringkan rambutnya, ponselnya yang diletakkan di atas tempat tidur berdering. Melihat pesan dari Claire, Chelsea baru merasa lega. Saat mendengar suara langkah kaki, Chelsea segera menyimpan ponselnya di bawah bantal.Benn membuka pintu dan berjalan masuk. Melihat Chelsea yang duduk di depan meja rias sedang mengoles vitamin rambut, Benn menyipitkan matanya dan bertanya, "Hari ini kamu tidak sarapan?""Aku nggak lapar," jawab Chelsea. Dia menyisir rambutnya sambil memandang Benn dari cermin, lalu melanjutkan, "Sebagai artis, aku harus memperhatikan be