Chelsea memalingkan wajahnya. Dia menghela napas, lalu berucap, "Aku nggak takut."Benn mengangguk dan menimpali, "Tapi, kamu takut punya perasaan kepadaku."Tubuh Chelsea gemetaran saking kesalnya. Dia menyergah, "Siapa bilang aku takut? Selain itu, mana mungkin aku punya perasaan kepadamu?"Benn menegaskan, "Kamu hanya tidak berani.""Kamu ...," ucap Chelsea. Dia sangat geram, tetapi dia tidak bisa berkata-kata.Benn mencium bibir Chelsea. Melihat sikap Chelsea mulai melunak, Benn tertawa dan berkata, "Kamu suka dengan perasaan intens yang kuberikan kepadamu. Kamu bukan tidak tertarik kepadaku, kamu hanya tidak ingin mengakuinya."Chelsea mengatupkan bibirnya dan memandang ke tempat lain. Benn membelai wajah Chelsea seraya berucap, "Aku memang terlihat dekat dengan banyak wanita."Benn berjeda sejenak, lalu tersenyum dan melanjutkan, "Kamu itu wanita kedua yang pernah tidur denganku. Mungkin saja kamu yang terakhir."Di Vila Kristales. Yuna meminum teh di halaman bersama dengan Jemi
Javier mengusap kepala Claire, lalu memberikan kotak kue itu kepada Claire dan berucap, "Ini pemberian David."Claire mengambil kotak kue itu dan bertanya, "Kamu sudah bertemu dengan David?"Javier mengangguk. Kemudian, dia melepaskan jaket dan meletakkannya di kursi, lalu menggulung lengan bajunya dan bertanya, "Masih ada yang belum selesai?"Claire tertawa dan bertanya balik, "Kamu mau bantu aku?"Javier mengangkat alis sembari menyahut, "Tentu saja. Aku menyuruhmu merekrut lebih banyak karyawan, tapi kamu tidak mau. Setiap hari kamu membuatku menunggu sampai begitu malam."Claire duduk di sofa, lalu membuka kotak kue dan menimpali, "Tokonya masih belum stabil. Setelah stabil, aku baru merekrut beberapa karyawan lagi."Claire menyendok kue itu dan mencicipinya. Rasanya manis. Claire berujar, "Enak sekali ...."Sementara itu, Javier membantu Claire menghitung tagihan dan melakukan pengecekan. Claire tersenyum saat memandang Javier yang serius bekerja. Suaminya benar-benar tampan!"Say
Javier mengernyit sembari menjawab, "Aku kurang tahu tentang masalah Benn."Louis memegang dahinya dan memandang ke depan. Dia berkomentar, "Daripada kamu mengkhawatirkan Chelsea, lebih baik kamu pikirkan dirimu sendiri yang akan bertemu Kakek sebentar lagi."Ekspresi Candice berubah drastis. Dia memegang tangan Claire sembari bertanya, "Claire, apa ... kakekmu galak?"Claire yang merasa tidak berdaya menyahut, "Louis hanya menakut-nakutimu. Kakek nggak galak."Candice baru merasa tenang. Namun, saat bertemu Wilson, Candice langsung gugup. Meskipun duduk di kursi roda, Wilson tetap terlihat berwibawa.Candice yang gelisah menyapa, "Ha ... lo ... Ka ... Kakek."Wilson mengernyit. Dia memandang Louis dengan bingung seraya bertanya, "Istrimu gagap?"Louis tertawa. Candice makin canggung, dia mendongak dan menjelaskan dengan serius, "Kakek, aku bukan gagap. Aku ... gugup.""Oh, gugup," ujar Wilson yang merasa tenang. Kemudian, dia meletakkan cangkir teh di atas meja dan melanjutkan, "Kamu
Kecuali Benn punya tujuan lain atau dia memang serius. Javier memainkan rambut Claire seraya berucap, "Kebetulan aku mau pergi ke Negara Hyugana untuk mencari Andreas satu minggu lagi. Kamu mau pergi, tidak?"Claire merapikan dasi Javier sembari menyahut, "Mau. Bagaimanapun, dulu Chelsea pernah menjadi model Soul dan membuat merek Soul menjadi populer. Mana mungkin aku nggak pergi?"Javier tersenyum kepada Claire.....Setelah Chelsea mengeringkan rambutnya, ponselnya yang diletakkan di atas tempat tidur berdering. Melihat pesan dari Claire, Chelsea baru merasa lega. Saat mendengar suara langkah kaki, Chelsea segera menyimpan ponselnya di bawah bantal.Benn membuka pintu dan berjalan masuk. Melihat Chelsea yang duduk di depan meja rias sedang mengoles vitamin rambut, Benn menyipitkan matanya dan bertanya, "Hari ini kamu tidak sarapan?""Aku nggak lapar," jawab Chelsea. Dia menyisir rambutnya sambil memandang Benn dari cermin, lalu melanjutkan, "Sebagai artis, aku harus memperhatikan be
Chelsea menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, "Kamu nggak senang, ya?"Benn tertawa dan menyahut, "Tentu saja aku senang. Kamu ini terlalu pintar atau terlalu bodoh?"Chelsea menelan ludah, lalu tertawa dan berkomentar, "Pria memang susah dibujuk."Benn mengambil jubah mandi di lantai dan memakaikannya ke tubuh Chelsea. Dia menimpali, "Bukan susah dibujuk, kamu yang tidak mau membujukku."Chelsea tidak berbicara. Dia yang lemas memegang ujung meja rias sembari bertanya, "Jadi, aku boleh keluar, nggak?"Benn merapikan jasnya, lalu memandang Chelsea. Untung saja, Benn membawa Chelsea keluar. Mereka pergi menonton drama musikal. Benn menyewa seluruh teater. Di dalam aula yang besar, hanya ada mereka berdua dan pengawal.Chelsea tidak terlalu tertarik dengan drama musikal ini. Saat menonton, Chelsea sudah menguap beberapa kali."Kalau kamu mengantuk, kita pulang saja," ujar Benn yang masih memandang ke arah panggung.Chelsea merasa Benn sengaja membawanya ke tempat ini. Dia berusaha un
Jemima tersentak. Dia tersenyum canggung sambil berkata, "Aku hanya penasaran dengan rupamu."Benn menepis tangan Jemima, lalu menatapnya dengan tajam sembari berujar, "Aku tahu apa yang ingin kamu lakukan pada ibuku."Raut wajah Jemima sontak berubah. Dia segera mengalihkan pandangannya karena tidak ingin Benn menyadari sesuatu. "Benn, kamu sudah salah paham," ucap Jemima. Ketika melihat seseorang datang, Jemima tampak sangat senang. Dia melambaikan tangannya seraya memanggil, "Alisa."Benn menoleh ke arah orang itu. Tubuhnya seolah-olah membeku saat melihat wanita cantik itu berjalan kemari. Dia melepaskan rangkulannya dari Chelsea, lalu bergumam, "Priscila ...."Chelsea menoleh memandang Benn, lalu menatap wanita yang wajahnya sangat cantik dan sempurna itu. Sepertinya wajah wanita itu hasil operasi plastik. Kecantikannya sangat tidak realistis dan semua fitur wajahnya begitu ideal.Ekspresi Jemima sontak muram saat melihat reaksi Benn. Wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Prisc
Pengawal mengangguk seraya membalas, "Nona Priscila meninggal karena kecelakaan mobil. Sejak Nona Priscila pergi, Tuan Benn pun ...." Dia tidak menyelesaikan ucapannya. Namun, Chelsea sudah mengerti apa yang ingin dikatakan pengawal. Benn merasa sangat terpuruk karena cinta pertamanya meninggal. Pantas saja ....Benn begitu terkejut saat melihat wanita yang begitu mirip dengan Priscila. Namun, menurut Chelsea hal ini ada bagusnya. Jika Benn jatuh cinta kepada wanita yang mirip dengan Priscila, Benn pasti bisa melupakan Alisa. Itu berarti Chelsea juga bisa pergi dari sisi Benn, 'kan? Chelsea menunduk. Aneh sekali, kenapa dia tidak merasa bahagia?Ketika pengawal memutar setir, tiba-tiba ada sebuah mobil yang menabrak mereka.Di sisi lain, Benn yang sedang berada di restoran tidak menyentuh makanannya. Sementara itu, Jemima dan Alisa mengobrol dengan gembira. Jemima sesekali memperhatikan Benn dan menyadari bahwa Benn sepertinya sedang tidak fokus. Tubuhnya memang berada di sini, tetapi
"Masih ada 2 beling. Nona, tahan sedikit ya," tutur dokter. Dia meletakkan beling yang berlumuran darah ke atas nampan, lalu terus mencabut beling yang tersisa.Suster yang berdiri di samping menahan Chelsea. Wajah Chelsea tampak pucat, bibirnya bergetar, dan dahinya sudah dibasahi keringat. Setelah beling terakhir dicabut, suster membersihkan lukanya. Kemudian, suster mengoleskan obat bius lagi dan menjahit lukanya.Chelsea memalingkan wajahnya. Rasa sakit saat dijahit memang tidak senyeri saat pencabutan beling. Namun, dia tetap meringis karena merasakan sakit seperti disengat semut merah.Benn masuk ke kamar rawat Chelsea dengan tergesa-gesa. Dia bahkan tidak sempat mengenakan jasnya. Dasinya juga miring. Kemeja putih yang dia kenakan sudah bermandikan keringat dan menjiplak otot-ototnya sampai terlihat jelas.Benn menutupi wajahnya sembari menarik napas dalam-dalam, seolah-olah sedang mengendalikan emosinya. Setelah merasa tenang, dia berjalan ke samping tempat tidur.Ketika suster