Jemima tersentak. Dia tersenyum canggung sambil berkata, "Aku hanya penasaran dengan rupamu."Benn menepis tangan Jemima, lalu menatapnya dengan tajam sembari berujar, "Aku tahu apa yang ingin kamu lakukan pada ibuku."Raut wajah Jemima sontak berubah. Dia segera mengalihkan pandangannya karena tidak ingin Benn menyadari sesuatu. "Benn, kamu sudah salah paham," ucap Jemima. Ketika melihat seseorang datang, Jemima tampak sangat senang. Dia melambaikan tangannya seraya memanggil, "Alisa."Benn menoleh ke arah orang itu. Tubuhnya seolah-olah membeku saat melihat wanita cantik itu berjalan kemari. Dia melepaskan rangkulannya dari Chelsea, lalu bergumam, "Priscila ...."Chelsea menoleh memandang Benn, lalu menatap wanita yang wajahnya sangat cantik dan sempurna itu. Sepertinya wajah wanita itu hasil operasi plastik. Kecantikannya sangat tidak realistis dan semua fitur wajahnya begitu ideal.Ekspresi Jemima sontak muram saat melihat reaksi Benn. Wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Prisc
Pengawal mengangguk seraya membalas, "Nona Priscila meninggal karena kecelakaan mobil. Sejak Nona Priscila pergi, Tuan Benn pun ...." Dia tidak menyelesaikan ucapannya. Namun, Chelsea sudah mengerti apa yang ingin dikatakan pengawal. Benn merasa sangat terpuruk karena cinta pertamanya meninggal. Pantas saja ....Benn begitu terkejut saat melihat wanita yang begitu mirip dengan Priscila. Namun, menurut Chelsea hal ini ada bagusnya. Jika Benn jatuh cinta kepada wanita yang mirip dengan Priscila, Benn pasti bisa melupakan Alisa. Itu berarti Chelsea juga bisa pergi dari sisi Benn, 'kan? Chelsea menunduk. Aneh sekali, kenapa dia tidak merasa bahagia?Ketika pengawal memutar setir, tiba-tiba ada sebuah mobil yang menabrak mereka.Di sisi lain, Benn yang sedang berada di restoran tidak menyentuh makanannya. Sementara itu, Jemima dan Alisa mengobrol dengan gembira. Jemima sesekali memperhatikan Benn dan menyadari bahwa Benn sepertinya sedang tidak fokus. Tubuhnya memang berada di sini, tetapi
"Masih ada 2 beling. Nona, tahan sedikit ya," tutur dokter. Dia meletakkan beling yang berlumuran darah ke atas nampan, lalu terus mencabut beling yang tersisa.Suster yang berdiri di samping menahan Chelsea. Wajah Chelsea tampak pucat, bibirnya bergetar, dan dahinya sudah dibasahi keringat. Setelah beling terakhir dicabut, suster membersihkan lukanya. Kemudian, suster mengoleskan obat bius lagi dan menjahit lukanya.Chelsea memalingkan wajahnya. Rasa sakit saat dijahit memang tidak senyeri saat pencabutan beling. Namun, dia tetap meringis karena merasakan sakit seperti disengat semut merah.Benn masuk ke kamar rawat Chelsea dengan tergesa-gesa. Dia bahkan tidak sempat mengenakan jasnya. Dasinya juga miring. Kemeja putih yang dia kenakan sudah bermandikan keringat dan menjiplak otot-ototnya sampai terlihat jelas.Benn menutupi wajahnya sembari menarik napas dalam-dalam, seolah-olah sedang mengendalikan emosinya. Setelah merasa tenang, dia berjalan ke samping tempat tidur.Ketika suster
Pengawal itu berujar dengan canggung, "Nona Chelsea tidak perlu berterima kasih, sebenarnya ...." Ucapannya terhenti saat melihat sosok Benn di depan pintu. "Tuan Benn?" ujar si pengawal.Chelsea menoleh ke pintu dan berkata, "Eh, kamu sudah bangun?"Benn mengernyit dan membalasnya, "Kamu seharusnya istirahat dengan baik, kenapa malah kelayapan?"Chelsea mengusap bahunya dan berkata, "Lukaku nggak serius, terus kakiku juga nggak apa-apa. Kenapa aku nggak boleh jalan-jalan? Lagian, luka pengawalmu lebih serius, seharusnya dia yang harus banyak istirahat."Benn menarik napas dalam-dalam sebelum berujar lagi, "Terus kenapa kamu datang mengganggunya?"Ucapan Benn membuat Chelsea tertegun sejenak. Kemudian, dia berkata, "Aku cuma ... datang buat mengucapkan terima kasih. Kalau bukan karena keterampilan mengemudinya yang baik, kami berdua mungkin sudah mati.""Tuan Benn," ujar si pengawal sambil melirik Benn. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya pembicaraan itu hanya bisa
Yuna menatap Chelsea penuh selidik, seolah-olah ingin melihat apakah Chelsea menyimpan suatu rencana licik.Saat itu, Benn mendorong pintu dan masuk bersama pengawal. Begitu melihat Yuna di sana, dia sontak bertanya dengan ekspresi masam, "Apa yang Ibu lakukan di sini?"Yuna menoleh pada Benn dan menjawab, "Kamu tahu sendiri jawabannya, Benn."Benn berujar sinis, "Jadi, Ibu mengaku kalau ini ulah Ibu?"Yuna membalas dengan nada kesal, "Ibu cuma membantu meratakan jalan untukmu. Kalau kamu tidak mau melepasnya, Ibu akan membuatnya lebih menderita."Chelsea tercengang. Apa maksud ucapan Benn? Apa kejadian kemarin malam bukan hanya kecelakaan? Dia melihat Benn tengah menatapnya tanpa ekspresi. Beberapa saat kemudian, pria itu menghampirinya, lalu membawanya pergi sambil merangkul bahunya."Benn, Ibu akan memberimu satu kesempatan terakhir!" seru Yuna.Langkah Benn terhenti dan cengkeramannya di bahu Chelsea mengencang. Dia menoleh pada ibunya, lalu berkata dengan ekspresi marah, "Ibu coba
Napas Chelsea tersendat saat mendengar suara langkah kaki di luar pintu. Dia menoleh dan melihat beberapa orang membuka pintu. Wanita yang berjalan masuk ternyata adalah Jemima, tunangan Benn.Jemima tersenyum tipis dan berkata, "Maaf, ya. Aku mengundangmu dengan cara ini.""Mengundangku? Ini lebih tepat kalau disebut penculikan," balas Chelsea.Jemima berkata dengan abai, "Memangnya kenapa kalau ini penculikan? Di Negara Hyugana, polisi pun nggak berani macam-macam pada Keluarga Yamin. Kamu pikir polisi bisa membantumu?"Chelsea menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya dengan raut muram, "Apa maumu?"Jemima menghampiri Chelsea dengan tangan disilangkan di dada. Katanya, "Benn itu pria yang kusukai. Aku sudah menyukainya saat dia ... bersama dengan Priscila."Jemima berhenti di samping Chelsea dan melanjutkan, "Aku nggak masalah biarpun Benn nggak mencintaiku karena aku ditakdirkan untuk menikah dengannya. Setelah Priscila mati, hati Benn juga ikut tertutup. Kalaupun dia nggak bisa men
Senyum Jemima langsung surut. Kemudian, dia menyahut, "Apa harus ada cinta dalam pernikahan? Aku sudah puas asalkan bisa menjadi istri Benn. Aku nggak peduli dia mencintaiku atau nggak. Asalkan aku mencintainya, itu sudah cukup. Kami adalah pasangan yang sempurna. Cuma aku yang layak menyandang status sebagai istrinya!"Jemima mendorong Chelsea hingga menabrak dinding. Setelah itu, dia menendang bahunya yang terluka dengan sekuat tenaga. Chelsea meringis menahan sakit. Darah yang merembes dari perbannya telah menodai separuh kerah pakaiannya.Jemima membungkuk dan melempar senyum sinis sambil berujar, "Sakit? Sayang sekali, ini belum ada apa-apanya. Hari ini, aku bakal membuatmu merasakan sakit yang nggak akan pernah terlupakan."Setelah berkata begitu, Jemima mengangkat tangan untuk memanggil empat pria masuk ke dalam. Melihat itu, wajah Chelsea seketika menjadi pucat.Jemima mencengkeram lengan Chelsea dan mendorongnya ke hadapan para pria itu. Dia berujar dengan angkuh, "Benn nggak
"Ibulah yang melahirkan dan membesarkanku, jadi aku tidak bisa mencelakai Ibu. Tapi, karena Ibu sudah memberiku nyawa, aku akan kembalikan itu pada Ibu," ujar Benn.Benn melanjutkan dengan dingin, "Selama 37 tahun aku hidup, 25 tahun di antaranya berada dalam kendalimu. Aku tidak membenci Ibu karena Ibu memang menyayangiku. Tapi, aku tidak tahan dengan cara ibu mengungkapkan rasa sayang.""Priscila tidak bersalah, akulah yang salah. Aku tidak seharusnya jatuh cinta padanya. Chelsea juga tidak salah, tapi aku yang salah. Aku tidak seharusnya memprovokasi dia. Tapi, perbuatan Ibu kali ini sudah keterlaluan. Hanya dengan mati, aku bisa membuat Ibu berhenti," tambah Benn."Benn, buang pistol itu dan dengarkan Ibu. Kamu itu sumber kehidupan Ibu, Ibu tidak bisa hidup tanpamu ...," ujar Yuna sambil menggelengkan kepalanya. Dia belum pernah merasa setakut ini sebelumnya. Benn mengancam untuk bunuh diri untuk menentangnya!Tanpa bicara, Benn mulai menarik pelatuk dengan jarinya. Yuna seketika b
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di
Pengawal berjalan mendekati Jessie.Miya pun menjerit, “Tolong!”Pengawal dari Vila Laguna kedengaran suara Miya. Mereka menyadari sepertinya telah terjadi sesuatu, mereka pun berlari dengan buru-buru. Pengawal yang dibawa mereka lebih banyak daripada pengawal Sissae.Miya menunjuk ke sisi Sissae. “Wanita itu mau menggebuki Bos. Apa yang harus kita lakukan?”Sissae tidak menyangka mereka akan membawa pengawal sebanyak ini. Dia menggertakkan giginya. Masih terdengar rasa arogan di dalam ucapannya. “Memangnya kenapa kalau aku suruh anggotaku untuk memukul kalian? Memangnya anggotamu berani untuk menyentuhku? Aku itu putri dari Keluarga Taylor. Kalau kalian menyinggungku, aku akan membuat kalian tidak betah untuk tinggal di Negara Hyugana lagi.”Jessie tertawa sembari melihat ke sisi pengawal. “Turun tangan.”Sepertinya pengawal tidak merasa Sissae sulit untuk dihadapi. Mereka benar-benar ingin turun tangan terhadap anggotanya. Pengawal yang direkrut Jules cukup profesional. Dengan gampan
Hanya saja, Jessie yakin Jules bisa menyelesaikannya dengan baik.Setelah berjalan ke dalam ruang pemeriksaan kandungan, Jessie menoleh untuk berkata kepada Miya, “Kamu tunggu di luar saja.”Miya mengangguk, lalu melihatnya memasuki ruangan.Miya sedang berjalan mondar-mandir di koridor. Sekitar 15 menit kemudian, dia melihat Jessie berjalan keluar ruangan. Miya segera mendekatinya. “Bagaimana?”Jessie menyerahkan hasil USG kepadanya. Miya melihatnya dan merasa kaget. “Astaga! Anak kembar?”Jessie mengisyaratkan Miya untuk diam. “Kamu bantu aku rahasiakan masalah ini dulu, ya. Jangan sampai semua orang tahu masalah anakku masih ada di dalam kandunganku.”Sebelumnya, Jules mengabarkan ke publik bahwa Wika dan Sissae mencelakai Jessie hingga keguguran. Tentu saja Jules melakukannya karena pemikirannya sendiri. Semua dilakukan juga demi anak di dalam kandungan. Jadi, tentu saja Jessie mesti bekerja sama untuk bersandiwara.Miya menutup mulutnya sembari mengangguk. “Aku mengerti.”Baru sa
Awalnya, Reyhan berpikir bahwa dengan kematian Wrenka, semua hal yang pernah dilakukan atas perintah putrinya akan lenyap tanpa bukti. Sementara, saat Jules memblokir berita tersebut, orang-orang yang mereka atur sudah lebih dulu meninggalkan penjara. Namun, jika masalah ini dipublikasikan dan menarik perhatian internal penjara, mereka pasti akan melakukan penyelidikan, situasi akan jauh lebih merepotkan. Pengurus rumah terbengong. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Reyhan duduk dengan raut muram. “Terpaksa dilenyapkan.”Kaki pengurus rumah terasa lemas. Dia sungguh bingung harus berbuat apa. “Tuan, tapi dia itu ….”Reyhan tidak memberi pengurus rumah kesempatan untuk berbicara. “Kalau dia mati, kamu pun mesti mati. Apa kamu mengerti?”Saat ini, pengurus rumah merasa lehernya bagai dicekik saja. Dia tidak bersuara sama sekali.Langit di luar sana sudah semakin menggelap. Lampu di dalam ruang baca Vila Laguna masih menyala. Derric
Wartawan mulai membubarkan diri. Filbert mengikuti langkah Jules berjalan ke dalam aula. “Kak Jules, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Wika sudah mati?”Filbert tidak mengetahui masalah ini.Jules berhenti di depan lift, lalu mengiakan. “Dia sudah mati.”Akhirnya Filbert paham. “Jadi, ada orang yang sengaja menyuruh wartawan itu kemari untuk mencelakaimu? Siapa yang tidak punya otak. Bukannya dia sudah memicu rasa curiga?”Jules telah memblokir informasi ini. Lagi pula, hanya orang-orang di penjara dan pusat laboratorium forensik yang mengetahui masalah ini. Begitu informasi terbongkar, itu berarti ada “masalah” dengan internal dua pihak itu?Jules menatap Filbert sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu memang pintar.”“Sudah lama aku bersamamu. Apa mungkin aku tidak pintar?” Filbert tersenyum cengengesan.Jules mengangguk. “Tidak ada yang memicu rasa curiga. Semua ini skenarioku.”Kali ini, Filbert tidak tersenyum lagi. Dia mengikuti langkah Jules untuk memasuki lift. “Kamu tidak bercan
Derrick tertegun sejenak, seolah-olah sedang menebak maksudnya. Beberapa saat kemudian, dia baru menjawab, “Aku masih belum menghubungi orang lain. Hanya saja, aku tidak berani menjamin masalah ini belum tersebar.”Sepuluh menit kemudian, mereka berdua masih sedang menunggu di aula. Kepala pusat laboratorium forensik berjalan keluar dengan mengambil hasil laporan. “Yang Mulia.”Tatapan Jules tertuju pada laporan itu. “Bagaimana hasilnya?”Orang itu menjawab, “Kami menemukan racun amatoxin di dalam tubuh jenazah. Racun ini berasal dari jamur beracun yang mematikan. Kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak, akan menyebabkan kegagalan fungsi jantung dan sesak napas.”Setelah berbicara, orang itu juga memeriksa kembali berkas-berkasnya. “Yang aneh adalah makanan di penjara diawasi dengan ketat. Racun sejenis ini seharusnya tidak mungkin ada di dalam makanan. Selain itu, tidak ada obat apa pun yang ditemukan di kamarnya.”Derrick berbisik di samping telinga Jules. “Jangan-jangan ada yang disogo
Bukan hanya itu saja, juga diunggah rekaman pembicaraan Sissae dengan Wika di akun Sissae sendiri.Semua warganet merasa terkejut ketika melihat kondisi sekarang. Semuanya pun merasa emosi dengan postingan Sissae.[ Apa ada yang perlu dibanggakan dengan orang murahan itu? ][ Apa Keluarga Taylor agung sekali? Bukannya mereka hanyalah anjing di kerajaan? Anjing malah meremehkan majikannya? ][ Kita sebagai orang awam tidak seharusnya kasihan terhadapnya, ‘kan? ][ Apa ada yang salah dengan wanita itu? ][ Ternyata karena nggak berhasil menggaet Pangeran, dia malah memfitnah Pangeran? Konyol sekali! ]Opini publik kembali menghangat. Di sisi lain, Sissae pun tertegun ketika membaca komentar-komentar itu. “Apa yang terjadi? Aku nggak unggah postingan ini!”Sissae memasuki akunnya. Ternyata kata sandi akunnya sudah diganti!“Sissae!” Risella buru-buru membuka pintu kamar Sissae, lalu menatap Sissae dengan kaget. “Apa yang kamu unggah di akunmu?”Jelas-jelas Risella sudah memperingati Sissa
Benn tersenyum dengan menyipitkan matanya. “Aku merasa tidak ada masalah dengan keputusan Ratu kali ini.”Orang itu berkata dengan nada sinis, “Jangan-jangan kamu tidak keberatan ada yang mengganti posisimu?”“Seandainya ada yang lebih berkompeten, aku juga bersedia untuk menyerahkan jabatanku. Bagaimanapun, suatu hari nanti, kita juga akan pensiun, ‘kan?” Benn masih saja tersenyum. Entah senyumannya itu tulus atau sengaja untuk membuat mereka semua merasa risi.Raut wajah para menteri kelihatan sangat muram. Dia tidak berbicara lagi.Benn melihat ke sisi Reyhan. “Dengar-dengar putrimu dirawat di rumah sakit? Bagaimana kondisinya?”Begitu mengungkit masalah ini, raut wajah Reyhan semakin buruk lagi. “Dari mana kamu tahu masalah ini?”Reyhan tidak membocorkan masalah ini. Bagaimanapun, masalah ini tidaklah menguntungkan bagi Keluarga Taylor, dia tidak akan mengizinkan ada yang menyebar kabar ini.Benn tersenyum. “Aku juga tidak tahu dari mana media mengetahui informasi ini. Aku juga mer
Reyhan menatap mobil yang melaju pergi. Seiring mobil semakin menjauh, senyuman di wajahnya pun mulai menghilang. Belakangan hari ini, Ratu Silvia hanya bersedia untuk bertemu dengan Morgan saja. Tadinya Reyhan berencana untuk menjalin hubungan baik dengan Morgan, kemudian mengajaknya untuk bersekutu. Hanya saja, pemikiran Morgan terlalu kolot dan lurus. Pantas saja Silvia akan memilihnya.Di sisi lain, setelah Jules membawa Jessie ke rumah, dia pun pergi ke istana untuk menemui ayahnya. Saat makan bersama, dia memberi tahu masalah Reyhan kepada ayahnya.Saking kagetnya, Hengky langsung mengangkat kepalanya. “Apa? Jadi, bagaimana dengan anak ….”“Kondisi anak baik-baik saja. Hanya saja, kalau aku tidak berbicara seperti ini, bisa jadi Keluarga Taylor akan menggunakan seribu satu alasan untuk meminta penjelasan dari Ibu. Ibu baru saja menerima tahkta, aku tidak boleh menambah bebannya.”Hengky mengerti apa yang menjadi bahan pertimbangan Jules. Dia pun menghela napas. “Keluarga Taylor