Benn merasa dirinya pantas mati. Semua itu memang salahnya. Dia sudah gagal melindungi wanita yang dicintainya....."Dokter, bukankah putraku sudah sadar? Ini sudah seminggu penuh, kenapa kondisinya masih seperti ini?" tanya Yuna sambil mengguncang bahu dokter dengan histeris.Dokter memandang Benn yang tidak responsif bak mayat hidup sejak sadar. Dia berujar tanpa daya, "Maaf, Bu Yuna. Kami sudah mengusahakan yang terbaik, tapi kondisi pasien kemungkinan disebabkan masalah psikologis."Masalah psikologis .... Yuna melepaskan cengkeramannya pada dokter itu dan berujar dengan linglung, "Kenapa bisa jadi begini?""Kamulah yang membuat Benn jadi seperti ini!" seru Cecilia. Dia berjalan masuk dengan tongkatnya dan melayangkan tamparan ke wajah Yuna.Yuna hanya bisa tertegun saat merasakan sengatan panas di pipinya. Sementara itu, Javier dan Claire yang datang bersama Cecilia berdiri di luar pintu, menyaksikan semuanya dalam diam."Kak ...," panggil Yuna pelan."Kamu diserahi tanggung jawa
Melihat Benn hanya diam, Javier pun tertawa dan berujar lagi, "Aktingmu bagus juga. Bagaimana kalau kamu menyerahkan proyek Teluk Bomin ....""Kamu menjengkelkan sekali," sela Benn. Dia berbalik dan menatap Javier dengan sebal.Javier masuk ke kamar, lalu duduk di kursi dan berkata, "Tidak kusangka pemain wanita sepertimu akan bertingkah seperti ini demi seorang wanita."Benn menyandar ke bingkai jendela. Dia menyahut dengan datar, "Menggelikan sekali, 'kan? Aku juga merasa ini sangat konyol. Aku baru mengenal dia selama 3 bulan, tapi aku sudah membiarkannya masuk ke hatiku. Rupanya tidak terlalu menawan, tapi bentuk tubuhnya lumayan. Dia pemarah dan naif. Biarpun terlihat pintar, dia sebenarnya bodoh dan lugu."Javier memainkan arloji di pergelangan tangannya. Dia mendongak untuk menatap Benn tanpa bersuara.Masih dengan pandangan tertuju ke luar jendela, Benn berkata lagi, "Aku peduli padanya karena dia agak lugu seperti Priscila. Awalnya, aku cuma ingin bersenang-senang, tapi ...."
"Ya," sahut Claire sambil mengangguk."Claire," panggil Chelsea yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu. Dia mengenakan gaun panjang yang sepertinya adalah milik putri pria berjanggut itu. Meskipun ukurannya tidak sesuai, gaun itu cukup bagus dipakai Chelsea.Chelsea menghampiri pria berjanggut itu dan berkata, "Maaf, Pak Sheldon. Aku yang memanggilnya ke sini."Sheldon mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya sambil merokok. Chelsea menuntun Claire masuk ke dalam rumah. Meskipun rumah itu tidak semewah dan seluas rumah di kota, bagian dalamnya sangat bersih. Selain mereka berdua, masih ada seorang anak laki-laki dan seorang wanita tua di dalam rumah itu."Halo," sapa Claire pada mereka sambil tersenyum.Anak laki-laki itu membalas lambaian tangan Claire dengan malu-malu. Wanita tua itu diam saja, seolah-olah tidak mendengar sapaan Claire.Chelsea berkata, "Dia ibunya Pak Sheldon, dia nggak bisa dengar dan bicara."Claire tertegun sejenak. Kemudian, dia menoleh pada Chelsea dan be
Claire tertegun sejenak. Kemudian, dia mendongak dan bertanya sambil tersenyum, "Gimana kamu bisa tahu?"Javier mengusap ujung hidungnya dan berkata, "Kurasa mayat yang ditemukan di rumah itu adalah putri Graham."Claire menunduk tanpa mengatakan apa-apa. Sepertinya Sheldon sudah membalaskan dendam putrinya. Kemungkinan besar dia memperlakukan Jemima dengan cara yang sama seperti yang wanita itu lakukan pada putrinya.Claire bertanya, "Keluarga Yamin nggak mungkin diam saja, 'kan?"Javier tertawa dan berujar, "Lantas kenapa? Keluarga Yamin tidak akan berani membuat masalah dengan musuh yang tidak mereka tahu. Selain itu, Benn juga tidak akan membiarkan mereka bertindak sesukanya."Claire menyandar ke pelukan Javier dan memainkan kancingnya sambil berkata, "Kalau gitu, Benn harus tahu kalau Chelsea masih hidup."Javier menggendong istrinya ke sofa, lalu mengecupnya dan membalas, "Itu urusannya, kita tidak perlu ikut campur."Dua hari kemudian, Chelsea datang ke rumah sakit, tetapi tidak
Javier tersenyum dan berkata, "Biarkan mereka urus masalah mereka sendiri."....Satu minggu setelah Chelsea pulang ke Negara Makronesia, dia tiba-tiba menghadiri sebuah gelar wicara. Semua orang tahu bahwa pembawa acaranya berani mengajukan pertanyaan apa pun. Bahkan, pembawa acara langsung menanyakan gosip antara Chelsea dan Benn di depan semua penonton.Saat kamera diarahkan ke Chelsea, dia terdiam sejenak. Kemudian, Chelsea menjawab seraya tersenyum, "Gosip itu memang benar."Pembawa acara yang terkejut bertanya, "Benaran?"Chelsea menyahut, "Iya. Tapi, hubunganku dengan Tuan Benn agak spesial. Jadi, aku memutuskan untuk menutupinya.""Chelsea, kamu memang berani sekali," komentar pembawa acara. Setelah itu, dia bertanya lagi, "Jadi, sebenarnya apa hubunganmu dengan Tuan Benn?"Chelsea memainkan anting-antingnya. Hari ini, dia memakai riasan tipis dan gaun berwarna hijau. Aura Chelsea sangat elegan. Chelsea memandang ke arah kamera sambil menjawab, "Sekarang .... Kalau sekarang Tua
Chelsea mengangkat laptop, lalu melihat ke layar dan membaca isi pesan tersebut.[ Aku tunggu kamu. ]Satu bulan kemudian, Chelsea diundang ke acara yang diadakan oleh merek mewah di Negara Hyugana. Chelsea mengenakan gaun berwarna biru yang dihiasi berlian. Dia yang berdiri di karpet merah tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah reporter. Kemudian, dia mengikuti staf berjalan ke dinding autograf untuk membubuhkan tanda tangannya.Tiba-tiba, semua orang menjadi heboh. Chelsea menoleh, dia melihat Benn dan pihak penyelenggara acara berjalan masuk. Chelsea tidak bertemu dengan pria ini selama 1 bulan. Di bawah cahaya lampu, Benn terlihat sangat tampan dan menarik perhatian. Chelsea merasa Benn sedikit berubah.Chelsea dan Benn saling bertatapan. Chelsea tersenyum, lalu menyerahkan pena kepada staf yang berdiri di samping. Ketika Benn berjalan melewati Chelsea, dia menyentuh jari-jari Chelsea sekilas. Tidak ada yang menyadari hal ini. Namun, jantung Chelsea berdebar kencang. Kemudian,
Chelsea dan Claire saling berpandangan, lalu Chelsea berkomentar, "Kita memang berjodoh."Claire menopang dagunya sembari menimpali, "Beberapa waktu yang lalu, aku dan Javier khawatir Benn akan menjomblo. Nggak disangka ...."Javier tertawa dan menyela, "Bagaimanapun, Benn itu pria tua yang sudah berusia 37 tahun. Hidupnya tidak lama lagi."Benn menatap Javier seraya menyergah, "Kita hanya beda 3 tahun.""Sudahlah, kalian sudah dewasa, tapi masih suka beradu mulut seperti anak kecil. Claire dan Chelsea ada di sini, kalian benar-benar tidak tahu malu," tegur Cecilia. Namun, dia tetap tersenyum senang.Chelsea dan Claire juga tertawa. Cecilia mengambil gelas anggur, lalu menatap Chelsea sambil berkata, "Chelsea, aku mau mewakili ibunya Benn untuk minta maaf kepadamu atas perbuatannya."Chelsea tertegun sejenak, lalu segera mengambil gelas anggur dan berucap, "Bu Cecilia, sebenarnya aku ...."Cecilia menyela, "Yuna itu menantu Keluarga Tanaka, jadi aku mewakili Yuna dan Keluarga Tanaka un
Beberapa hari kemudian, di Negara Shawana. Candice melihat berita Benn yang mengakui berpacaran dengan Chelsea di majalah. Reporter juga mengambil foto mereka berdua. Candice berujar, "Nggak disangka, mereka benar-benar bersama!"Louis yang duduk di samping sedang meminum kopi. Dia mengangkat alis sembari berkomentar, "Ini kabar bagus.""Tentu saja, Chelsea sudah menemukan kebahagiaannya. Jadi, dia nggak akan memikirkanmu lagi," ucap Candice sambil menopang dagunya. Dia pun tertawa.Louis hampir tersedak kopi. Dia meletakkan cangkir kopi di atas meja dan bertanya, "Kamu mengkhawatirkan hal ini?"Candice tertawa dan menyahut, "Aku cuma bercanda. Mana mungkin aku mengkhawatirkan hal ini? Hanya saja, aku merasa ...."Candice menunduk seraya melanjutkan, "Dulu, Chelsea sangat menyukaimu sehingga menghabiskan waktu 6 tahun untuk mengejarmu. Dia pasti sedih sekali waktu kalian putus. Sekarang, akhirnya Chelsea menemukan kebahagiaannya. Aku ikut merasa senang karena Chelsea bisa melupakan mas