Javier tersenyum dan berkata, "Biarkan mereka urus masalah mereka sendiri."....Satu minggu setelah Chelsea pulang ke Negara Makronesia, dia tiba-tiba menghadiri sebuah gelar wicara. Semua orang tahu bahwa pembawa acaranya berani mengajukan pertanyaan apa pun. Bahkan, pembawa acara langsung menanyakan gosip antara Chelsea dan Benn di depan semua penonton.Saat kamera diarahkan ke Chelsea, dia terdiam sejenak. Kemudian, Chelsea menjawab seraya tersenyum, "Gosip itu memang benar."Pembawa acara yang terkejut bertanya, "Benaran?"Chelsea menyahut, "Iya. Tapi, hubunganku dengan Tuan Benn agak spesial. Jadi, aku memutuskan untuk menutupinya.""Chelsea, kamu memang berani sekali," komentar pembawa acara. Setelah itu, dia bertanya lagi, "Jadi, sebenarnya apa hubunganmu dengan Tuan Benn?"Chelsea memainkan anting-antingnya. Hari ini, dia memakai riasan tipis dan gaun berwarna hijau. Aura Chelsea sangat elegan. Chelsea memandang ke arah kamera sambil menjawab, "Sekarang .... Kalau sekarang Tua
Chelsea mengangkat laptop, lalu melihat ke layar dan membaca isi pesan tersebut.[ Aku tunggu kamu. ]Satu bulan kemudian, Chelsea diundang ke acara yang diadakan oleh merek mewah di Negara Hyugana. Chelsea mengenakan gaun berwarna biru yang dihiasi berlian. Dia yang berdiri di karpet merah tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah reporter. Kemudian, dia mengikuti staf berjalan ke dinding autograf untuk membubuhkan tanda tangannya.Tiba-tiba, semua orang menjadi heboh. Chelsea menoleh, dia melihat Benn dan pihak penyelenggara acara berjalan masuk. Chelsea tidak bertemu dengan pria ini selama 1 bulan. Di bawah cahaya lampu, Benn terlihat sangat tampan dan menarik perhatian. Chelsea merasa Benn sedikit berubah.Chelsea dan Benn saling bertatapan. Chelsea tersenyum, lalu menyerahkan pena kepada staf yang berdiri di samping. Ketika Benn berjalan melewati Chelsea, dia menyentuh jari-jari Chelsea sekilas. Tidak ada yang menyadari hal ini. Namun, jantung Chelsea berdebar kencang. Kemudian,
Chelsea dan Claire saling berpandangan, lalu Chelsea berkomentar, "Kita memang berjodoh."Claire menopang dagunya sembari menimpali, "Beberapa waktu yang lalu, aku dan Javier khawatir Benn akan menjomblo. Nggak disangka ...."Javier tertawa dan menyela, "Bagaimanapun, Benn itu pria tua yang sudah berusia 37 tahun. Hidupnya tidak lama lagi."Benn menatap Javier seraya menyergah, "Kita hanya beda 3 tahun.""Sudahlah, kalian sudah dewasa, tapi masih suka beradu mulut seperti anak kecil. Claire dan Chelsea ada di sini, kalian benar-benar tidak tahu malu," tegur Cecilia. Namun, dia tetap tersenyum senang.Chelsea dan Claire juga tertawa. Cecilia mengambil gelas anggur, lalu menatap Chelsea sambil berkata, "Chelsea, aku mau mewakili ibunya Benn untuk minta maaf kepadamu atas perbuatannya."Chelsea tertegun sejenak, lalu segera mengambil gelas anggur dan berucap, "Bu Cecilia, sebenarnya aku ...."Cecilia menyela, "Yuna itu menantu Keluarga Tanaka, jadi aku mewakili Yuna dan Keluarga Tanaka un
Beberapa hari kemudian, di Negara Shawana. Candice melihat berita Benn yang mengakui berpacaran dengan Chelsea di majalah. Reporter juga mengambil foto mereka berdua. Candice berujar, "Nggak disangka, mereka benar-benar bersama!"Louis yang duduk di samping sedang meminum kopi. Dia mengangkat alis sembari berkomentar, "Ini kabar bagus.""Tentu saja, Chelsea sudah menemukan kebahagiaannya. Jadi, dia nggak akan memikirkanmu lagi," ucap Candice sambil menopang dagunya. Dia pun tertawa.Louis hampir tersedak kopi. Dia meletakkan cangkir kopi di atas meja dan bertanya, "Kamu mengkhawatirkan hal ini?"Candice tertawa dan menyahut, "Aku cuma bercanda. Mana mungkin aku mengkhawatirkan hal ini? Hanya saja, aku merasa ...."Candice menunduk seraya melanjutkan, "Dulu, Chelsea sangat menyukaimu sehingga menghabiskan waktu 6 tahun untuk mengejarmu. Dia pasti sedih sekali waktu kalian putus. Sekarang, akhirnya Chelsea menemukan kebahagiaannya. Aku ikut merasa senang karena Chelsea bisa melupakan mas
Candice berjalan keluar dari ruang pemeriksaan USG sambil mengusap perutnya. Dia sama sekali belum siap karena belum memikirkan untuk menjadi seorang ibu.Candice mengingat kembali semua tindakan Louis, dia mengatakan bahwa Candice gemuk. Namun, Louis tidak membatasi Candice makan. Louis juga melarang Candice bergadang, makan makanan rongsok, memakai sepatu hak tinggi, dan melakukan aktivitas yang terlalu berat. Bukannya ini berarti Louis sudah tahu sejak awal?Louis menunggu Candice di koridor. Dia melihat Candice menghampirinya. Sebelum Louis sempat bicara, Candice langsung menyerahkan hasil pemeriksaan kepada Louis dan bertanya, "Kenapa kamu nggak memberitahuku lebih awal?"Louis mengambil hasil pemeriksaan itu. Dia bertanya balik saat melihat ekspresi Candice yang sedih, "Kamu ... tidak menginginkan anak ini?"Candice menyahut dengan buru-buru, "Tentu saja bukan. Kalau kamu memberitahuku lebih awal, aku bisa mempersiapkan mental dulu. Sekarang, aku masih belum siap, tapi tiba-tiba
Benn mengernyit sembari berkomentar, "Apa kamu tidak malu?" Benn merasa terganggu kalau Javier tinggal beberapa hari lagi.Javier meletakkan cangkir teh di atas meja, lalu menimpali dengan ekspresi datar, "Untuk apa aku malu?"Benn tertawa sinis. Dia memegang ujung meja dan memandang Javier seraya bertanya, "Jangan-jangan menyukaimu karena kamu tidak tahu malu?"Javier menggulung lengan kemejanya dan bertanya balik dengan santai, "Apa kamu masih memedulikan rasa malumu saat mengejar kekasihmu?"Benn tidak bisa berkata-kata. Sementara itu, Claire dan Chelsea yang berdiri tak jauh dari sana sama-sama berbalik. Chelsea menyenggol lengan Claire dan bertanya, "Apa mereka berdua selalu begitu?"Claire menatap Chelsea sambil menyahut, "Sekarang kamu tahu, 'kan? Mereka sudah berumur 30-an tahun, tapi masih begitu kekanak-kanakan."Chelsea benar-benar terkejut. Bagaimanapun, Javier tampak karismatik di depan semua orang dan sikapnya sangat dingin. Namun, sikap Javier agak berbeda saat bersama B
Javier tertawa dan berucap, "Kamu memberi mereka cincin?"Claire mendekati Javier, lalu mengedipkan mata dan menyahut, "Tentu saja. Daripada mereka memesan cincin di tempat lain, bukannya lebih baik kalau aku memberikannya dulu?"Javier mengusap kepala Claire. Dia menimpali, "Um. Semua yang dibilang kamu memang benar."Tiba-tiba, ponsel Claire berdering. Candice mengirim pesan kepada Claire. Kemudian, Claire berujar sambil tersenyum lebar setelah membaca pesannya, "Javier, sebentar lagi kamu akan menjadi paman!"Javier merangkul Claire dan menanggapi, "Um. Ada satu kabar bagus lagi. Cahya punya anak perempuan.""Cherry sudah melahirkan?" tanya Claire yang kaget sembari menatap Javier.Javier memainkan rambut Claire seraya menyahut, "Um. Aku baru dapat kabarnya tadi."Setengah tahun kemudian. Setelah toko Soulna di Negara Shawana stabil, Javier dan Claire pun kembali ke ibu kota saat musim gugur.Cherry sudah melahirkan putrinya beberapa bulan yang lalu. Claire pergi ke kediaman Keluarg
Claire tersenyum dan berkomentar, "Baguslah kalau begitu. Kamu nggak mengandalkan latar belakangmu, tapi bisa berhasil menjadi jaksa. Aku yakin dengan kemampuanmu."Zefri menduduki jabatan yang sangat tinggi. Jika Hardy memang ingin menjadi jaksa, pamannya pasti bisa menyokongnya. Namun, Hardy tidak mengandalkan Zefri dan dia mengikuti ujian sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Hardy bukan pria yang hanya tahu bersenang-senang seperti anggapan semua orang.Tiba-tiba, terdengar suara bentakan dari ruang privat. "Dasar wanita jalang! Beraninya kamu menggoda kekasihku!"Suara ini menarik perhatian semua orang. Claire melihat ke arah suara. Seorang wanita paruh baya menarik seorang perempuan muda keluar dari ruang privat. Wanita paruh baya itu bahkan memukul perempuan tersebut di koridor. Perempuan muda itu membelakangi Claire sehingga Claire tidak melihat wajahnya dengan jelas. Claire hanya melihat perempuan itu ditampar dan ditendang oleh wanita paruh baya tersebut.Pelayan segera menghent
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me