Claire tersenyum dan berkomentar, "Baguslah kalau begitu. Kamu nggak mengandalkan latar belakangmu, tapi bisa berhasil menjadi jaksa. Aku yakin dengan kemampuanmu."Zefri menduduki jabatan yang sangat tinggi. Jika Hardy memang ingin menjadi jaksa, pamannya pasti bisa menyokongnya. Namun, Hardy tidak mengandalkan Zefri dan dia mengikuti ujian sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Hardy bukan pria yang hanya tahu bersenang-senang seperti anggapan semua orang.Tiba-tiba, terdengar suara bentakan dari ruang privat. "Dasar wanita jalang! Beraninya kamu menggoda kekasihku!"Suara ini menarik perhatian semua orang. Claire melihat ke arah suara. Seorang wanita paruh baya menarik seorang perempuan muda keluar dari ruang privat. Wanita paruh baya itu bahkan memukul perempuan tersebut di koridor. Perempuan muda itu membelakangi Claire sehingga Claire tidak melihat wajahnya dengan jelas. Claire hanya melihat perempuan itu ditampar dan ditendang oleh wanita paruh baya tersebut.Pelayan segera menghent
Lucy melanjutkan, "Hendri, apa kamu pikir Claire benar-benar menghargaimu? Kalau dia memang menghargaimu, kenapa dia malah menyuruhmu bekerja dan bukan menyuruhmu mengurus perusahaan?"Lucy memandang ekspresi Hendri yang muram. Dia tertawa terbahak-bahak dan meneruskan, "Kamu dan Nenek sama-sama bodoh! Pantas saja, kalian hanya pantas menjadi pesuruhnya ...."Hendri menampar Lucy dengan kuat sehingga Lucy jatuh ke tanah. Lucy memegang wajahnya yang sakit, lalu menatap Hendri dengan ekspresi tidak percaya sembari bertanya, "Kamu pukul aku?"Hendri melihat telapak tangannya yang masih terasa sakit. Kemudian, dia mengepalkan tangannya dan menarik napas dalam-dalam. Hendri berucap, "Kak, dari awal Kak Claire memang tidak salah. Kita yang salah."Lucy tertawa dan menimpali, "Kamu sudah dicuci otak oleh Claire, ya?"Kemudian, Lucy melanjutkan dengan geram, "Kalau bukan karena wanita jalang itu, aku nggak akan dipaksa untuk menikah dengan pria berengsek seperti Kewin! Hendri, kamu juga pernah
"Itu memang salahnya Nenek dan Ibu, tapi apa kamu benaran tidak bersalah?" Pertanyaan dari Hendri membuat Lucy tersentak. Napasnya juga terhenti sejenak.Hendri melanjutkan dengan ekspresi datar, "Kamu tahu jelas apa yang direncanakan mereka, tapi malah ikut-ikutan. Kamu sama saja dengan membantu mereka."Mendengar ini, Lucy mundur ke belakang sambil berkata, "Aku ... aku nggak bantu."Hendri menambahkan, "Di dunia ini, tidak ada orang yang benar-benar baik, juga tidak ada orang yang benar-benar jahat, apalagi orang yang sungguh tidak bersalah. Sejak kamu memilih untuk menjebak Kak Claire bersama Nenek dan Ibu, jangan pernah berasumsi dia yang mencelakaimu ataupun bersalah padamu. Karena ini semua sebenarnya adalah karmamu sendiri."Pria itu berbalik, lalu melanjutkan, "Padahal, Nenek memperlakukan Kak Claire seperti itu sebelumnya. Dia masih cukup baik karena membiarkan Nenek menghabiskan masa tuanya di kampung halaman. Kita tidak punya hak untuk menuntut ganti rugi darinya. Kalau Kak
Hendri jadi merasa tidak enak. Namun, dia sepertinya teringat dengan sesuatu sehingga berkata, "Oh ya, wanita paruh baya yang bersama kakakku itu adalah istrinya kepala redaksi."Claire bertanya sambil mengernyit, "Jadi, dia yang berselingkuh dengan Pak Jacky?" Hendri tampak mengangguk.Claire pun merenung. Itu artinya, ketika Lucy bertengkar dengan istri bos Hendri di ruangan VIP, mungkinkah pria yang ada di dalam sana adalah Jacky? Kalau begitu, apa hubungan antara Lucy dan Jacky?Hendri menunduk dan tampak kecewa. Dia berkata, "Kak, aku sangat ingin membujuk kakakku, tapi dia sepertinya tidak mau mendengarkan."Claire berucap sambil tersenyum, "Yang penting kamu sudah mencoba membujuknya. Kalau dia nggak mau mendengarkan, itu urusannya. Kamu sudah melakukan yang terbaik."Pria itu pun mengangguk. Ketika Hendri hampir masuk ke dalam apartemen, Claire memanggilnya. Dia berbalik sambil bertanya, "Kenapa, Kak?"Claire memandangnya sembari mengingatkan, "Kamu harus lebih waspada dengan P
Tatapan Claire menjadi dingin. Jadi, ini pasti perbuatan Lucy!Para karyawan di perusahaan majalah mode sangat kaget saat melihat berita yang menggemparkan ini. Mereka semua terus berkomentar."Apa benar Hendri pernah dipenjara?""Hendri menjual obat terlarang dan berkelahi. Ternyata dulu Hendri itu preman!""Benar-benar nggak disangka. Jangan-jangan kita sudah salah paham dengan Pak Jacky tentang masalah pencurian jam tangan?""Ya, Hendri pernah dipenjara. Jadi, wajar saja kalau dia bisa melakukan hal seperti itu."Saat Hendri muncul, mereka baru berhenti bicara. Hendri duduk di kursinya dan menganggap tidak terjadi apa pun. Dia hanya mengeluarkan dokumen dan berjalan keluar. Begitu melewati koridor, Hendri melihat Jacky menghampirinya dengan bangga dan bertanya, "Hei, kamu itu preman. Beraninya kamu datang kerja! Apa kamu tidak malu?"Hendri berniat mengabaikan Jacky. Saat berjalan melewati Jacky, tiba-tiba Jacky menghentikan Hendri dan bertanya lagi, "Kenapa? Bukannya beberapa waktu
Jimmy tertegun sejenak, lalu bertanya, "Hal apa?"Hendri memandang Jimmy sembari menjawab, "Hati-hati dengan Pak Jacky.""Jacky?" ujar Jimmy. Dia terkejut mendengar ucapan Hendri. Namun, dia juga ingin tahu alasannya. Jimmy bertanya, "Memangnya dia kenapa?"Hendri menyahut, "Pak Jacky berniat jahat kepadamu. Suruh orang perhatikan dia saja, nanti Pak Jacky pasti tahu."Setelah Hendri keluar dari ruangan, Jimmy memandang surat pengunduran diri di atas meja sambil merenung. Dia memang tahu perselisihan antara Jacky dan Hendri, Jacky juga telah bekerja dengannya selama 10 tahun. Sebenarnya, Jimmy tahu karakter Jacky.Jacky adalah orang yang gegabah dan inilah alasan Jacky tidak naik pangkat selama bertahun-tahun. Hendri memang lebih kompeten dan lihai daripada Jacky. Jimmy tahu masalah jam tangan itu disebabkan oleh Jacky yang cemburu kepada Hendri terlebih dahulu.Jadi, Hendri pasti bukan sengaja memfitnah Jacky. Jangan-jangan, perkataan Hendri memang benar. Jacky berniat jahat kepada Ji
Setelah mereka berdua duduk, Javier menjelaskan, "Istriku suka sekali dengan majalah kecantikan yang diterbitkan perusahaan kalian. Jadi, aku datang untuk menanyakan siapa penyuntingnya."Ekspresi Jimmy menjadi tegang. Sementara itu, karyawan yang berdiri di samping Jimmy tiba-tiba menceletuk, "Belakangan ini, penyunting majalah kecantikan itu Hen ...." Namun, karyawan itu langsung terdiam saat teringat sesuatu.Javier mengambil cangkir teh, lalu bertanya, "Hendri?"Jimmy tersenyum canggung dan menyahut, "Iya. Sejujurnya, penyunting majalah kecantikan itu memang Hendri. Hanya saja, kemarin dia sudah mengundurkan diri ....""Kenapa?" tanya Javier. Kemudian, dia meminum tehnya.Jimmy mendesah dan menjelaskan, "Sebenarnya, Hendri cukup kompeten dan rajin. Tapi, sekarang semua orang tahu Hendri pernah dipenjara dan berita ini sangat menghebohkan. Jadi, banyak orang di perusahaan yang tidak bisa menerima Hendri."Javier menyentuh mulut cangkir dan bertanya lagi, "Hendri tidak memberi tahu k
"Kalau kamu mau tahu, periksa saja rekaman CCTV di Hotel Harriot. Lagi pula, kamu pasti juga ingin tahu kenapa Hendri tidak berani memberitahumu alasannya mengundurkan diri," tutur Javier. Setelah melontarkan ini, dia langsung beranjak pergi.Jimmy juga tidak bodoh. Kemungkinan besar alasan Javier mencarinya di perusahaan karena Hardi. Perkataan Hardi sebelum mengundurkan diri dan perkataan Javier barusan membuat Jimmy merasa cemas. Dia bahkan berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang disembunyikan istrinya.Javier meninggalkan perusahaan mode. Kala ini, mobil Roger sudah berhenti di depan pintu. Ketika Javier masuk ke mobil, Claire yang duduk di belakang mendekatinya sambil bertanya, "Apa Jimmy akan curiga?"Javier tertawa sejenak, lalu membalas, "Aku sudah memberinya petunjuk yang begitu jelas. Bodoh sekali kalau dia masih belum sadar dirinya diselingkuhi."Claire terkekeh-kekeh. Javier mencari Jimmy untuk membahas masalah Hardi sekaligus masalah istri Jimmy. Cara ini lebih baik daripada