Senyum Jemima langsung surut. Kemudian, dia menyahut, "Apa harus ada cinta dalam pernikahan? Aku sudah puas asalkan bisa menjadi istri Benn. Aku nggak peduli dia mencintaiku atau nggak. Asalkan aku mencintainya, itu sudah cukup. Kami adalah pasangan yang sempurna. Cuma aku yang layak menyandang status sebagai istrinya!"Jemima mendorong Chelsea hingga menabrak dinding. Setelah itu, dia menendang bahunya yang terluka dengan sekuat tenaga. Chelsea meringis menahan sakit. Darah yang merembes dari perbannya telah menodai separuh kerah pakaiannya.Jemima membungkuk dan melempar senyum sinis sambil berujar, "Sakit? Sayang sekali, ini belum ada apa-apanya. Hari ini, aku bakal membuatmu merasakan sakit yang nggak akan pernah terlupakan."Setelah berkata begitu, Jemima mengangkat tangan untuk memanggil empat pria masuk ke dalam. Melihat itu, wajah Chelsea seketika menjadi pucat.Jemima mencengkeram lengan Chelsea dan mendorongnya ke hadapan para pria itu. Dia berujar dengan angkuh, "Benn nggak
"Ibulah yang melahirkan dan membesarkanku, jadi aku tidak bisa mencelakai Ibu. Tapi, karena Ibu sudah memberiku nyawa, aku akan kembalikan itu pada Ibu," ujar Benn.Benn melanjutkan dengan dingin, "Selama 37 tahun aku hidup, 25 tahun di antaranya berada dalam kendalimu. Aku tidak membenci Ibu karena Ibu memang menyayangiku. Tapi, aku tidak tahan dengan cara ibu mengungkapkan rasa sayang.""Priscila tidak bersalah, akulah yang salah. Aku tidak seharusnya jatuh cinta padanya. Chelsea juga tidak salah, tapi aku yang salah. Aku tidak seharusnya memprovokasi dia. Tapi, perbuatan Ibu kali ini sudah keterlaluan. Hanya dengan mati, aku bisa membuat Ibu berhenti," tambah Benn."Benn, buang pistol itu dan dengarkan Ibu. Kamu itu sumber kehidupan Ibu, Ibu tidak bisa hidup tanpamu ...," ujar Yuna sambil menggelengkan kepalanya. Dia belum pernah merasa setakut ini sebelumnya. Benn mengancam untuk bunuh diri untuk menentangnya!Tanpa bicara, Benn mulai menarik pelatuk dengan jarinya. Yuna seketika b
Benn merasa dirinya pantas mati. Semua itu memang salahnya. Dia sudah gagal melindungi wanita yang dicintainya....."Dokter, bukankah putraku sudah sadar? Ini sudah seminggu penuh, kenapa kondisinya masih seperti ini?" tanya Yuna sambil mengguncang bahu dokter dengan histeris.Dokter memandang Benn yang tidak responsif bak mayat hidup sejak sadar. Dia berujar tanpa daya, "Maaf, Bu Yuna. Kami sudah mengusahakan yang terbaik, tapi kondisi pasien kemungkinan disebabkan masalah psikologis."Masalah psikologis .... Yuna melepaskan cengkeramannya pada dokter itu dan berujar dengan linglung, "Kenapa bisa jadi begini?""Kamulah yang membuat Benn jadi seperti ini!" seru Cecilia. Dia berjalan masuk dengan tongkatnya dan melayangkan tamparan ke wajah Yuna.Yuna hanya bisa tertegun saat merasakan sengatan panas di pipinya. Sementara itu, Javier dan Claire yang datang bersama Cecilia berdiri di luar pintu, menyaksikan semuanya dalam diam."Kak ...," panggil Yuna pelan."Kamu diserahi tanggung jawa
Melihat Benn hanya diam, Javier pun tertawa dan berujar lagi, "Aktingmu bagus juga. Bagaimana kalau kamu menyerahkan proyek Teluk Bomin ....""Kamu menjengkelkan sekali," sela Benn. Dia berbalik dan menatap Javier dengan sebal.Javier masuk ke kamar, lalu duduk di kursi dan berkata, "Tidak kusangka pemain wanita sepertimu akan bertingkah seperti ini demi seorang wanita."Benn menyandar ke bingkai jendela. Dia menyahut dengan datar, "Menggelikan sekali, 'kan? Aku juga merasa ini sangat konyol. Aku baru mengenal dia selama 3 bulan, tapi aku sudah membiarkannya masuk ke hatiku. Rupanya tidak terlalu menawan, tapi bentuk tubuhnya lumayan. Dia pemarah dan naif. Biarpun terlihat pintar, dia sebenarnya bodoh dan lugu."Javier memainkan arloji di pergelangan tangannya. Dia mendongak untuk menatap Benn tanpa bersuara.Masih dengan pandangan tertuju ke luar jendela, Benn berkata lagi, "Aku peduli padanya karena dia agak lugu seperti Priscila. Awalnya, aku cuma ingin bersenang-senang, tapi ...."
"Ya," sahut Claire sambil mengangguk."Claire," panggil Chelsea yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu. Dia mengenakan gaun panjang yang sepertinya adalah milik putri pria berjanggut itu. Meskipun ukurannya tidak sesuai, gaun itu cukup bagus dipakai Chelsea.Chelsea menghampiri pria berjanggut itu dan berkata, "Maaf, Pak Sheldon. Aku yang memanggilnya ke sini."Sheldon mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya sambil merokok. Chelsea menuntun Claire masuk ke dalam rumah. Meskipun rumah itu tidak semewah dan seluas rumah di kota, bagian dalamnya sangat bersih. Selain mereka berdua, masih ada seorang anak laki-laki dan seorang wanita tua di dalam rumah itu."Halo," sapa Claire pada mereka sambil tersenyum.Anak laki-laki itu membalas lambaian tangan Claire dengan malu-malu. Wanita tua itu diam saja, seolah-olah tidak mendengar sapaan Claire.Chelsea berkata, "Dia ibunya Pak Sheldon, dia nggak bisa dengar dan bicara."Claire tertegun sejenak. Kemudian, dia menoleh pada Chelsea dan be
Claire tertegun sejenak. Kemudian, dia mendongak dan bertanya sambil tersenyum, "Gimana kamu bisa tahu?"Javier mengusap ujung hidungnya dan berkata, "Kurasa mayat yang ditemukan di rumah itu adalah putri Graham."Claire menunduk tanpa mengatakan apa-apa. Sepertinya Sheldon sudah membalaskan dendam putrinya. Kemungkinan besar dia memperlakukan Jemima dengan cara yang sama seperti yang wanita itu lakukan pada putrinya.Claire bertanya, "Keluarga Yamin nggak mungkin diam saja, 'kan?"Javier tertawa dan berujar, "Lantas kenapa? Keluarga Yamin tidak akan berani membuat masalah dengan musuh yang tidak mereka tahu. Selain itu, Benn juga tidak akan membiarkan mereka bertindak sesukanya."Claire menyandar ke pelukan Javier dan memainkan kancingnya sambil berkata, "Kalau gitu, Benn harus tahu kalau Chelsea masih hidup."Javier menggendong istrinya ke sofa, lalu mengecupnya dan membalas, "Itu urusannya, kita tidak perlu ikut campur."Dua hari kemudian, Chelsea datang ke rumah sakit, tetapi tidak
Javier tersenyum dan berkata, "Biarkan mereka urus masalah mereka sendiri."....Satu minggu setelah Chelsea pulang ke Negara Makronesia, dia tiba-tiba menghadiri sebuah gelar wicara. Semua orang tahu bahwa pembawa acaranya berani mengajukan pertanyaan apa pun. Bahkan, pembawa acara langsung menanyakan gosip antara Chelsea dan Benn di depan semua penonton.Saat kamera diarahkan ke Chelsea, dia terdiam sejenak. Kemudian, Chelsea menjawab seraya tersenyum, "Gosip itu memang benar."Pembawa acara yang terkejut bertanya, "Benaran?"Chelsea menyahut, "Iya. Tapi, hubunganku dengan Tuan Benn agak spesial. Jadi, aku memutuskan untuk menutupinya.""Chelsea, kamu memang berani sekali," komentar pembawa acara. Setelah itu, dia bertanya lagi, "Jadi, sebenarnya apa hubunganmu dengan Tuan Benn?"Chelsea memainkan anting-antingnya. Hari ini, dia memakai riasan tipis dan gaun berwarna hijau. Aura Chelsea sangat elegan. Chelsea memandang ke arah kamera sambil menjawab, "Sekarang .... Kalau sekarang Tua
Chelsea mengangkat laptop, lalu melihat ke layar dan membaca isi pesan tersebut.[ Aku tunggu kamu. ]Satu bulan kemudian, Chelsea diundang ke acara yang diadakan oleh merek mewah di Negara Hyugana. Chelsea mengenakan gaun berwarna biru yang dihiasi berlian. Dia yang berdiri di karpet merah tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah reporter. Kemudian, dia mengikuti staf berjalan ke dinding autograf untuk membubuhkan tanda tangannya.Tiba-tiba, semua orang menjadi heboh. Chelsea menoleh, dia melihat Benn dan pihak penyelenggara acara berjalan masuk. Chelsea tidak bertemu dengan pria ini selama 1 bulan. Di bawah cahaya lampu, Benn terlihat sangat tampan dan menarik perhatian. Chelsea merasa Benn sedikit berubah.Chelsea dan Benn saling bertatapan. Chelsea tersenyum, lalu menyerahkan pena kepada staf yang berdiri di samping. Ketika Benn berjalan melewati Chelsea, dia menyentuh jari-jari Chelsea sekilas. Tidak ada yang menyadari hal ini. Namun, jantung Chelsea berdebar kencang. Kemudian,