Pihak kepolisian mencari kepala sekolah untuk memberikan penjelasan. Setelah mengetahui kenyataan, kepala sekolah baru melakukan respons kepada semua orang di akademi. Pada hari itu juga, rekaman diunggah, para guru dan murid di akademi pun merasa kaget.Setelah Angie dirawat di rumah sakit, dia kembali ke akademi. Meja kerjanya sudah dibersihkan, hanya tersisa selembar surat pemberhentian.Beberapa guru wanita mulai menggosip. “Aku kira dia itu anaknya baik sekali. Nggak disangka ternyata dia itu licik banget.”“Padahal sebelumnya aku sangat mendukungnya dan merasa dia sangat kasihan. Ternyata semua itu akibat dari perbuatannya sendiri.”“Dengar-dengar dulu saat dia sekolah di akademi musik, dia anaknya memang licik sekali. Pantas saja Louis nggak suka sama dia.”Saat Angie mendengar gosipan orang-orang, dia merasa sangat geram. Tangannya spontan gemetar.Citra yang dibangunnya selama beberapa tahun ini telah hancur semuanya. Dengan tidak gampangnya dia kembali ke akademi musik, tapi
Benn meletakkan gelasnya, lalu mendorongnya ke samping. “Aku suka dengan proyek kalian di Negara Makronesia.”Andreas tertegun sejenak, lalu mengerutkan keningnya. “Kamu tertarik dengan proyek ini?”Benn mencondongkan tubuhnya ke depan. “Wilayah perairan Teluk Bomin menghubungkan Negara Hyugana dengan Negara Makronesia. Pandangan Pak Andreas memang jeli. Kamu tahu akan ada banyak keuntungan yang bisa diraup dari mengembangkan transportasi di sana. Aku sangat tertarik dengan peluang ini.”Andreas tersenyum. “Konon katanya, Tuan Benn sangat pemilih soal investasi. Tak disangka, kamu akan tertarik dengan proyekku.”Benn merentangkan kedua tangannya di atas sandaran sofa. “Aku juga tidak akan mendapatkan uang secara cuma-cuma. Aku akan keluar dana 2 triliun.”Andreas menggerakkan matanya. Jika Benn bisa begitu tertarik dengan proyek di ini, itu berarti proyek wilayah perairan Teluk Bomin memang memiliki potensi keuntungan yang sangat besar.“Informasi keberadaan Jules ditukar dengan proyek
Silvia memeluk Jules, lalu berkata dengan menangis, “Ibu sungguh mencemaskanmu. Akhirnya kamu kembali juga.”Jules membiarkan dirinya dipeluk. Tatapannya sangat datar. Dia masih sangat bingung dengan Keluarga Tanzil ini.Silvia menyadari sesuatu. Dia pun melepaskan Jules dengan perlahan, lalu mengusap wajahnya. “Jules?”Hengky menatap Andreas. “Paman, ada apa dengan Jules?”Andreas meletakkan gelas tehnya. “Dia hilang ingatan.”Hengky tertegun.Silvia kembali meneteskan air mata, lalu memeluk Jules dengan erat. “Tidak apa-apa. Baguslah kamu bisa pulang. Kondisimu akan semakin membaik.”…Di Perusahaan Soulna.Claire membongkar CV para pelamar desainer perhiasan dan juga hasil karya mereka.Widya yang berada di samping dapat merasakan keraguan di wajahnya. “Bu Claire, apa kamu nggak puas dengan hasil karya ini?”Claire menopang dagunya sembari mengerutkan keningnya. “Aku memang kurang puas. Aku merasa ada yang kurang.”Ada 2 persyaratan penting yang ditambahkan Claire saat merekrut desa
“Nggak usah.” Naomi menggeleng. “Ayah, sebenarnya waktu itu aku juga nggak ingin belajar di akademi musik.”Aditya pun terbengong. Kemudian, terdengar penjelasan Naomi. “Sebenarnya Candice lebih berbakat daripada aku. Aku menyadarinya. Itulah sebabnya, di saat perlombaan, aku sudah mempersiapkan diri untuk dieliminasi.”Sayangnya, setelah kejadian itu, Naomi baru sadar masalahnya telah melibatkan Candice.Aditya menunduk dan tidak berbicara.Naomi menatap Aditya dengan tersenyum. “Ayah, aku ingin melakukan hal yang aku sukai. Kamu akan mendukungku, ‘kan?”Tetiba Aditya tertegun. Dia tersenyum. “Tentu saja, Ayah pasti akan mendukungmu.”Ponsel yang diletakkan di atas meja berdering. Dia melihat ada panggilan dari nomor telepon luar negeri. Aditya pun mengangkatnya. “Pak Andreas?”Entah apa yang dikatakan Andreas kepadanya, Aditya tertegun sejenak, lalu tampak kerutan di keningnya. “Kamu ingin mundur dari proyek ini?”“Iya, tapi Pak Aditya harap tenang. Benn Tanaka akan mengambil alih pr
Javier menjawab dengan datar, “Kakak ipar.”Claire langsung bertanya, “Apa kalian yakin Hendri melakukan pencurian? Apa kalian sudah menyelidiki dengan jelas?”Polisi itu juga merasa tidak berdaya. “Jam tangan mahal korban pencurian ditemukan di dalam tas Tuan Hendri. Sekarang kami juga lagi menyelidiki masalah ini.”Claire segera masuk ke dalam ruang interogasi. Hendri memalingkan kepalanya, lalu menunduk. “Aku tidak mencuri jam tangan itu.”Claire menatapnya. “Aku percaya kamu nggak curi, tapi sebenarnya apa yang terjadi?”Tangan Hendri yang diletakkan di atas paha dikepal semakin erat lagi. “Awalnya asisten editor berencana memberikannya kepadaku.” Hendri menggertakkan giginya. “Sewaktu di perusahaan, aku menyadari dia selingkuh sama istrinya editor. Dia ingin menyogokku dengan jam tangan itu. Dia menyuruhku untuk jangan menyebar masalah ini, tapi aku tidak menyetujuinya dan tidak menerima jam tangan itu. Setelah itu, entah bagaimana ceritanya jam tangan itu malah ada di tasku.”Cla
Namun tak disangka, editor malah melindunginya. Jangan-jangan editor mengetahui sesuatu?Kepikiran hal ini, raut wajahnya kelihatan tidak bagus.Saat editor memerintah bawahan untuk memeriksa rekaman CCTV, William langsung berkata, “Berhubung … semua ini salah paham, ya sudah, lupakan saja.”Karyawan yang berada di samping saling bertukar pandang. Mereka merasa ada yang aneh.Hendri menatapnya. “Kenapa tidak usah periksa rekaman CCTV? Semalam kamu menjebloskanku ke penjara. Aku tidak terima untuk difitnah. Aku ingin membuktikan kesucianku.”“Kamu ….” William tampak emosi. Dia menggertakkan giginya sembari berkata, “Aku salah paham sama kamu. Di sini, aku minta maaf sama kamu.”Hendri tersenyum. “Berhubung semua ini salah paham, kurasa tidak usah repot-repot memeriksa rekaman CCTV lagi.”Setelah rapat berakhir, William mengikuti langkah Hendri, membawanya ke area tangga darurat. William mencengkeram kerah pakaian Hendri, lalu berkata dengan geram, “Apa kamu beri tahu Pak Jimmy?”Hendri
Hendri menunjukkan senyuman lugu. “Aku sudah beri kamu kesempatan untuk minta maaf. Kamu sendiri yang tidak bersedia.”William malah tersenyum. “Kamu suruh aku minta maaf sama bocah tengik sepertimu?” Tenaga tangan William semakin kuat lagi. “Apa kamu lagi mimpi? Kamu kira kamu itu siapa?”Hendri melepaskan tangan William, lalu merapikan kerah kemejanya yang kusut itu. Gerakannya membuat William terbengong di tempat.Setelah itu, Hendri berjalan mendekatinya. Lantaran memiliki tinggi badan yang lebih tinggi, wibawanya pun terasa lebih mencekam. “kamu tidak perlu tahu aku itu siapa.”Hendri mengangkat tangan menepuk-nepuk wajah William. “Berhubung Pak William tidak berhasil untuk memfitnahku, lebih baik kamu menyerah saja. Aku punya aib di tanganmu. Sudah seharusnya kamu bersikap baik terhadapku. Kalau tidak, aku tidak berani menjamin rahasia ini akan diketahui orang ketiga.”“Kamu …. beraninya kamu mengancamku?” William semakin emosi lagi. Hanya saja, dia sudah tidak berani bersikap co
Claire dan Widya tiba di depan pintu ruang departemen perencanaan. Dia melihat kepala departemen sedang membawa Naomi keliling ruangan. Meski Naomi adalah putri dari bos Grup Esterna, dia sangatlah merendah. Dia tidak mengenakan pakaian dan juga aksesori mewah.Ketika kepala departemen berbicara dengannya, Naomi pun terus tersenyum. Dapat diketahui bahwa Naomi adalah seorang wanita yang sangat beretika. Dia sungguh berbeda dengan putri keluarga kaya yang manja dan egois itu.Kepala departemen menyadari keberadaan Claire. Dia berjalan maju sembari tersenyum. “Bu Claire.”Naomi menatap ke sisi Claire. Dia juga mengangguk sembari tersenyum pada Claire.Claire juga melihatnya, lalu bertanya dengan tersenyum, “Hari ini pertama harinya kamu bekerja. Apa kamu terbiasa?”Naomi tertegun sejenak, kemudian membalas, “Masih nggak begitu terbiasa. Tapi Ibu tenang saja, aku pasti akan segera adaptasi.”Claire menunduk sembari tersenyum. “Aku percaya sama kamu.”Sewaktu di rumah sakit, Naomi memang p