Benn meletakkan gelasnya, lalu mendorongnya ke samping. “Aku suka dengan proyek kalian di Negara Makronesia.”Andreas tertegun sejenak, lalu mengerutkan keningnya. “Kamu tertarik dengan proyek ini?”Benn mencondongkan tubuhnya ke depan. “Wilayah perairan Teluk Bomin menghubungkan Negara Hyugana dengan Negara Makronesia. Pandangan Pak Andreas memang jeli. Kamu tahu akan ada banyak keuntungan yang bisa diraup dari mengembangkan transportasi di sana. Aku sangat tertarik dengan peluang ini.”Andreas tersenyum. “Konon katanya, Tuan Benn sangat pemilih soal investasi. Tak disangka, kamu akan tertarik dengan proyekku.”Benn merentangkan kedua tangannya di atas sandaran sofa. “Aku juga tidak akan mendapatkan uang secara cuma-cuma. Aku akan keluar dana 2 triliun.”Andreas menggerakkan matanya. Jika Benn bisa begitu tertarik dengan proyek di ini, itu berarti proyek wilayah perairan Teluk Bomin memang memiliki potensi keuntungan yang sangat besar.“Informasi keberadaan Jules ditukar dengan proyek
Silvia memeluk Jules, lalu berkata dengan menangis, “Ibu sungguh mencemaskanmu. Akhirnya kamu kembali juga.”Jules membiarkan dirinya dipeluk. Tatapannya sangat datar. Dia masih sangat bingung dengan Keluarga Tanzil ini.Silvia menyadari sesuatu. Dia pun melepaskan Jules dengan perlahan, lalu mengusap wajahnya. “Jules?”Hengky menatap Andreas. “Paman, ada apa dengan Jules?”Andreas meletakkan gelas tehnya. “Dia hilang ingatan.”Hengky tertegun.Silvia kembali meneteskan air mata, lalu memeluk Jules dengan erat. “Tidak apa-apa. Baguslah kamu bisa pulang. Kondisimu akan semakin membaik.”…Di Perusahaan Soulna.Claire membongkar CV para pelamar desainer perhiasan dan juga hasil karya mereka.Widya yang berada di samping dapat merasakan keraguan di wajahnya. “Bu Claire, apa kamu nggak puas dengan hasil karya ini?”Claire menopang dagunya sembari mengerutkan keningnya. “Aku memang kurang puas. Aku merasa ada yang kurang.”Ada 2 persyaratan penting yang ditambahkan Claire saat merekrut desa
“Nggak usah.” Naomi menggeleng. “Ayah, sebenarnya waktu itu aku juga nggak ingin belajar di akademi musik.”Aditya pun terbengong. Kemudian, terdengar penjelasan Naomi. “Sebenarnya Candice lebih berbakat daripada aku. Aku menyadarinya. Itulah sebabnya, di saat perlombaan, aku sudah mempersiapkan diri untuk dieliminasi.”Sayangnya, setelah kejadian itu, Naomi baru sadar masalahnya telah melibatkan Candice.Aditya menunduk dan tidak berbicara.Naomi menatap Aditya dengan tersenyum. “Ayah, aku ingin melakukan hal yang aku sukai. Kamu akan mendukungku, ‘kan?”Tetiba Aditya tertegun. Dia tersenyum. “Tentu saja, Ayah pasti akan mendukungmu.”Ponsel yang diletakkan di atas meja berdering. Dia melihat ada panggilan dari nomor telepon luar negeri. Aditya pun mengangkatnya. “Pak Andreas?”Entah apa yang dikatakan Andreas kepadanya, Aditya tertegun sejenak, lalu tampak kerutan di keningnya. “Kamu ingin mundur dari proyek ini?”“Iya, tapi Pak Aditya harap tenang. Benn Tanaka akan mengambil alih pr
Javier menjawab dengan datar, “Kakak ipar.”Claire langsung bertanya, “Apa kalian yakin Hendri melakukan pencurian? Apa kalian sudah menyelidiki dengan jelas?”Polisi itu juga merasa tidak berdaya. “Jam tangan mahal korban pencurian ditemukan di dalam tas Tuan Hendri. Sekarang kami juga lagi menyelidiki masalah ini.”Claire segera masuk ke dalam ruang interogasi. Hendri memalingkan kepalanya, lalu menunduk. “Aku tidak mencuri jam tangan itu.”Claire menatapnya. “Aku percaya kamu nggak curi, tapi sebenarnya apa yang terjadi?”Tangan Hendri yang diletakkan di atas paha dikepal semakin erat lagi. “Awalnya asisten editor berencana memberikannya kepadaku.” Hendri menggertakkan giginya. “Sewaktu di perusahaan, aku menyadari dia selingkuh sama istrinya editor. Dia ingin menyogokku dengan jam tangan itu. Dia menyuruhku untuk jangan menyebar masalah ini, tapi aku tidak menyetujuinya dan tidak menerima jam tangan itu. Setelah itu, entah bagaimana ceritanya jam tangan itu malah ada di tasku.”Cla
Namun tak disangka, editor malah melindunginya. Jangan-jangan editor mengetahui sesuatu?Kepikiran hal ini, raut wajahnya kelihatan tidak bagus.Saat editor memerintah bawahan untuk memeriksa rekaman CCTV, William langsung berkata, “Berhubung … semua ini salah paham, ya sudah, lupakan saja.”Karyawan yang berada di samping saling bertukar pandang. Mereka merasa ada yang aneh.Hendri menatapnya. “Kenapa tidak usah periksa rekaman CCTV? Semalam kamu menjebloskanku ke penjara. Aku tidak terima untuk difitnah. Aku ingin membuktikan kesucianku.”“Kamu ….” William tampak emosi. Dia menggertakkan giginya sembari berkata, “Aku salah paham sama kamu. Di sini, aku minta maaf sama kamu.”Hendri tersenyum. “Berhubung semua ini salah paham, kurasa tidak usah repot-repot memeriksa rekaman CCTV lagi.”Setelah rapat berakhir, William mengikuti langkah Hendri, membawanya ke area tangga darurat. William mencengkeram kerah pakaian Hendri, lalu berkata dengan geram, “Apa kamu beri tahu Pak Jimmy?”Hendri
Hendri menunjukkan senyuman lugu. “Aku sudah beri kamu kesempatan untuk minta maaf. Kamu sendiri yang tidak bersedia.”William malah tersenyum. “Kamu suruh aku minta maaf sama bocah tengik sepertimu?” Tenaga tangan William semakin kuat lagi. “Apa kamu lagi mimpi? Kamu kira kamu itu siapa?”Hendri melepaskan tangan William, lalu merapikan kerah kemejanya yang kusut itu. Gerakannya membuat William terbengong di tempat.Setelah itu, Hendri berjalan mendekatinya. Lantaran memiliki tinggi badan yang lebih tinggi, wibawanya pun terasa lebih mencekam. “kamu tidak perlu tahu aku itu siapa.”Hendri mengangkat tangan menepuk-nepuk wajah William. “Berhubung Pak William tidak berhasil untuk memfitnahku, lebih baik kamu menyerah saja. Aku punya aib di tanganmu. Sudah seharusnya kamu bersikap baik terhadapku. Kalau tidak, aku tidak berani menjamin rahasia ini akan diketahui orang ketiga.”“Kamu …. beraninya kamu mengancamku?” William semakin emosi lagi. Hanya saja, dia sudah tidak berani bersikap co
Claire dan Widya tiba di depan pintu ruang departemen perencanaan. Dia melihat kepala departemen sedang membawa Naomi keliling ruangan. Meski Naomi adalah putri dari bos Grup Esterna, dia sangatlah merendah. Dia tidak mengenakan pakaian dan juga aksesori mewah.Ketika kepala departemen berbicara dengannya, Naomi pun terus tersenyum. Dapat diketahui bahwa Naomi adalah seorang wanita yang sangat beretika. Dia sungguh berbeda dengan putri keluarga kaya yang manja dan egois itu.Kepala departemen menyadari keberadaan Claire. Dia berjalan maju sembari tersenyum. “Bu Claire.”Naomi menatap ke sisi Claire. Dia juga mengangguk sembari tersenyum pada Claire.Claire juga melihatnya, lalu bertanya dengan tersenyum, “Hari ini pertama harinya kamu bekerja. Apa kamu terbiasa?”Naomi tertegun sejenak, kemudian membalas, “Masih nggak begitu terbiasa. Tapi Ibu tenang saja, aku pasti akan segera adaptasi.”Claire menunduk sembari tersenyum. “Aku percaya sama kamu.”Sewaktu di rumah sakit, Naomi memang p
Benn menopang dagunya dengan salah satu tangannya, lalu menunjukkan senyuman lebar. “Bagaimanapun, kelak dia akan menjadi seorang tokoh terkemuka. Sepertinya tidak ada salahnya jika Keluarga Tanaka ingin mengenalnya terlebih dahulu? Setelah aku punya anak nanti, bisa jadi anakku akan menjadi sahabat atau istrinya.”Javier melanjutkan tanpa menatap Benn. “Kalau begitu, aku beri selamat di awal.”Benn tertegun sejenak, lalu tertawa. “Umur putrimu sebaya sama anak itu. Apa kamu tidak berencana untuk mendahuluiku?”“Tidak tertarik.” Javier mengangkat kepalanya. “Meski putriku tidak menikah, aku juga bisa menghidupinya.”Benn tersenyum. “Semuanya belum pasti.”Pelayan menghidangkan makanan ke atas meja. Saat ini, ponsel Benn berdering. Dia melihat layar ponselnya, lalu menyerahkannya kepada pengawal. “Usir dia.”Pelayan mengangguk, lalu mengambil ponsel untuk mengangkatnya.Di sisi lain, Angie yang berbicara dengan pengawal itu emosi langsung mengakhiri panggilan. Jelas-jelas waktu itu Benn
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me