Beranda / Romansa / Kembang Desa / Lampu Hijau Dari Sulastri

Share

Lampu Hijau Dari Sulastri

Penulis: Yetti S
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-27 21:49:47

“Bu, aku bukan membela Mas Ario. Dia bukan tidak mau bertanggung jawab, tapi saat itu keadaan yang tidak memungkinkan. Dia dijodohkan oleh wanita pilihan orangtuanya. Dia mencari aku setelah itu, tapi karena kita sudah pindah jadinya tidak ketemu. Dia tanya sama orang desa yang lain, tidak ada yang tahu kemana kita pindah saat itu. Aku pikir Mas Ario tidak bohong. Kita pindah memang mendadak dan tidak ada yang tahu, bukan? karena aku hamil, jadi ibu diam-diam mengajak aku pindah ke desa Paman. Kalau Mas Ario bohong, dia tidak mungkin bilang kalau saat ke desa ternyata kita tidak ada. Dia tanya ke tetangga juga saat itu dan menurut tetangga, kita sudah pindah dan mereka memang tidak tahu alamat kita di desa Paman. Jadi aku percaya sama ucapan Mas Ario, karena yang dia jelaskan padaku benar adanya.” Lasmini menghela napas setelah dia menjelaskan pada ibunya panjang lebar.

Sulastri terdiam setelah mendengarkan penjelasan anaknya. Dalam hati dia diam-diam mulai memper

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembang Desa   Panggilan Baru Untuk Lasmini

    Ario tersenyum senang setelah membaca tulisan di kertas yang diletakkan Lasmini di meja kerjanya. Dia menatap Lasmini yang kini wajahnya merona.“Akhirnya ibu kamu mengijinkan aku juga. Terima kasih sudah membantu aku menjelaskan pada ibu kamu. Tapi aku akan memberikan penjelasan lagi saat aku mengunjungi Bima. Dan aku tetap akan meminta maaf kepada ibumu.” Ario kemudian melipat kertas itu dan ditaruh di laci meja kerjanya.“Kok disimpan kertasnya, Mas?” tanya Lasmini sambil memicingkan matanya.“Buat kenang-kenangan kalau ibu mertuaku sudah memberikan lampu hijau buatku.” Ario tertawa kecil dan menatap Lasmini yang kini merotasi matanya malas.“Saya kembali ke meja saya ya, Pak. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan,” ucap Lasmini.“Silahkan,” sahut Ario menganggukkan kepalanya. “Mini, tunggu!” seru Ario tiba-tiba.“Ada apa, Pak?” tanya Lasmini m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Kembang Desa   Ayah

    “Mainan kereta ini bagus, Bun. Bima sudah punya belum?” Ario menatap wajah Lasmini sekilas. Dia kemudian asyik memilih mainan untuk anak semata wayangnya.“Bima belum punya mainan kereta itu, Mas. Harganya juga mahal. Sayang juga takutnya nanti nggak awet, karena anak seusia dia belum mengerti. Dia juga masih suka melempar-lempar barang. Sayang kalau harga mainan mahal tetapi cuma sebentar bisa dibuat main.” Lasmini merasa keberatan kalau Ario berlebihan dalam membelikakn mainan untuk anaknya.“Biarlah, Bun. Nanti kalau rusak, aku belikan lagi. Sama anak jangan perhitungan. Kita kerja juga buat anak, bukan?” Ario tetap pada pilihannya semula. Dia tetap memilih mainan kereta untuk diberikan pada Bima.Lasmini hanya bisa menghela napas panjang. Dia sepertinya sulit untuk memberi saran pada Ario. Sepertinya Ario ingin membalas waktu yang pernah dia lewatkan saat anak itu masih di dalam kandungan dan saat anak itu lahir. Dia ingin

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Kembang Desa   Lamaran Ario

    Ario segera menghabiskan suapan terakhir makan malamnya, kemudian dia beranjak dari kursi dan melangkah ke arah Sulastri di ruang tamu. “Biar saya yang menggendongnya, Bu. Sepertinya Bima ingin sama saya.” Ario mengulurkan tangannya ke arah Bima dan secara spontanitas, Bima segera meraih tangan Ario. Dalam sekejap mata, Bima sudah berada di pelukan sang ayah. Sulastri merasa terharu melihat pemandangan itu. Dia tersenyum saat melihat Bima yang langsung anteng berada di pelukan Ario. “Kalau begitu Ibu tinggal dulu ya, Nak,” ucap Sulastri. “Iya, Bu. Biar Bima sama saya saja, sepertinya dia juga sudah mengantuk,” sahut Ario. Hati Ario merasa damai saat berada di rumah Lasmini. Dia seperti menemukan rumah yang sesungguhnya, sebuah rumah yang sangat nyaman dan membuat dirinya tidak ingin keluar dari rumah itu. “Bima sudah tidur ya, Mas?” tanya Lasmini yang tiba-tiba ada di sampingnya. Dia melihat anaknya yang sudah tertidur pulas padahal baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-29
  • Kembang Desa   Ujian Kesabaran

    “Tenang, Bu. Jangan panik dulu. Maksud saya menikah siri bukan untuk menjadikan Lasmini sebagai istri simpanan saya. Saya sama sekali tidak ada niatan seperti itu. Saya lakukan ini untuk kepentingan Bima juga. Alangkah baiknya kalau dia tumbuh di dalam suatu keluarga yang lengkap, ada ayah dan bundanya. Saya tahu Lasmini secara materi bisa menafkahi Bima. Terbukti dia selama ini bisa mandiri bahkan bisa membeli rumah ini. Tapi menurut cerita Lasmini, Bima suka menanyakan ayahnya. Hal itu yang menjadi pertimbangan utama saya. Saya ingin Bima mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya setiap saat karena tinggal satu atap. Walaupun saya akui secara pribadi, saya juga mengharapkan Lasmini menjadi istri saya seperti rencana semula. Tapi kalau soal Lasmini menjadi istri saya, itu bisa menunggu sampai adanya keputusan pengadilan yang mengabulkan gugatan cerai saya. Untuk Bima, saya tidak bisa menunda lagi, Bu.” Ario menatap Sulastri dengan tatapan penuh permohonan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kembang Desa   Bonding Time

    Ario tengah bersiap berangkat ke rumah Lasmini, saat tiba-tiba Rosalia datang ke rumahnya. Dia mengerutkan keningnya merasa heran saat mantan istrinya datang ke rumahnya.“Ada apa?” tanyanya saat Rosalia sudah mendekat.“Apa tidak boleh seorang istri datang ke tempat suaminya?” Rosalia balik bertanya.“Mantan! ingat itu!” ucap Ario kemudian masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya. Rosalia buru-buru naik ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang.“Sidang masih berlangsung, Ario, ingat itu!” ucap Rosalia ketus. Dia kini memanggil Ario hanya dengan sebutan namanya saja, karena dia sudah tidak bisa sabar lagi menghadapi pria itu. Dia kemudian membuka tasnya dan mengambil sesuatu di sana. “Ini! kamu lihat ini! sekretaris kamu yang cantik itu ternyata sudah memiliki anak dan anak itu adalah anak haram, karena Lasmini tidak punya suami dan belum pernah menikah sebelumnya. Sekretaris seperti itu y

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • Kembang Desa   Bonding Time 2

    Ario menggendong Bima yang sudah tertidur pulas, dan menggandeng tangan Lasmini memasuki villa yang sudah dia sewa untuk mereka menginap malam ini.Ario merebahkan Bima di atas tempat tidur dan melepaskan sepatu anaknya dan mencium pipi anaknya dengan sayang. Sementara itu Lasmini mencoba untuk menelepon ibunya untuk menjelaskan kalau dia tidak bisa pulang malam ini, karena longsor dan jalan menuju Jakarta di tutup.“Halo, Bu.”[Halo, Mini. Kamu di mana? ini sudah malam tapi kamu belum pulang.] terdengar suara Sulastri yang panik di seberang sana.“Maaf, Bu. Aku tidak bisa pulang malam ini, karena jalan yang menuju Jakarta ditutup disebabkan ada longsor di dekat sini.”[Oh begitu. Ya sudah kamu hati-hati, ya. Bima sudah tidur?] suara Sulastri sudah tidak terdengar panik lagi dan berganti menjadi lebih tenang sekarang.“Sudah, Bu. Dia ditemani ayahnya sekarang.”[Ya sudah kalau begitu. Ibu tidur dulu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Kembang Desa   Mengalah Sama Anak

    Ario tersenyum kecut saat Lasmini bangkit dari tempat tidur dan berjalan tergesa menuju pintu dan keluar kamar. Dia memejamkan matanya menahan gairahnya yang tidak bisa dituntaskan saat ini karena ada gangguan teknis. Anaknya tiba-tiba saja menangis, sehingga membuat Lasmini seketika mendorong pelan tubuhnya dan pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Dia menghela napas karena sepertinya dia harus mengalah dengan anaknya.Ario menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia kesal tapi tidak mungkin dia kesal kepada anaknya, sehingga dia hanya bisa mengacak-acak rambutnya dan mencoba untuk tidur.Keesokan harinya, Ario terbangun saat sebuah tangan mungil menyentuh wajahnya. Dia membuka matanya perlahan dan dilihatnya Bima sudah duduk di atas tempat tidur berada di samping tubuhnya.“Wah anak Ayah sudah rapi.” Ario kemudian merengkuh tubuh anaknya ke dalam pelukan dan diciumnya pipi gembil Bima. Dia mencium pipi anaknya gemas. Bima sampai memekik dan memuku

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • Kembang Desa   Usaha Meluluhkan Hati Calon Mertua

    Orang tersebut terus memperhatikan interaksi Lasmini dan Ario. Mata orang itu tiba-tiba saja membulat saat dia melihat Ario mencium pipi Lasmini, sedangkan Lasmini hanya tersipu menanggapi ulah Ario terhadapnya.“Pasti mereka telah melakukan hubungan terlarang dan menghasilkan anak yang sekarang bersama mereka. Aku akan memastikan besok. Aku akan mengatakan padanya mengenai pendapatku ini dan aku akan melihat ekspresi Lasmini setelah mendengarnya. Pantas saja kamu selalu menolak ajakan kencan yang aku tawarkan padamu, Lasmini, ternyata kamu ada hubungan khusus dengan Pak Ario. Bahkan sampai mempunyai anak,” gumam orang itu yang ternyata adalah Bayu. Tangan Bayu terkepal, dia merasa kesal karena harapannya akan semakin kecil saja untuk mendapatkan Lasmini.Dia kemudian memotret mereka bertiga dan juga saat Ario kembali mengecup pipi Lasmini dia memotretnya. Dia juga tak lupa memotret anak kecil yang sangat mirip dengan Ario. Semua itu akan dia jadikan bukti

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03

Bab terbaru

  • Kembang Desa   Momen Bahagia

    Setelah acara makan malam, para tamu undangan memberikan selamat kepada pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu. “Selamat atas hari jadi pernikahannya Pak Ario, Bu Lasmini,” ucap salah seorang pria yang datang bersama istrinya . “Terima kasih atas kedatangannya di acara kami ini, Pak, Bu,” sahut Ario pada pasangan suami istri yang merupakan rekan bisnisnya. Setelah para tamu undangan mengucapkan selamat padanya dan juga istrinya secara bergantian, kini giliran Ario dan Lasmini mengucapkan sepatah dua kata di acara tersebut. “Terima kasih untuk para tamu undangan yang telah bersedia hadir di acara kami. Hari ini, satu tahun yang lalu saya telah membuat keputusan paling penting dalam hidup saya. Saya telah berjanji dengan wanita yang ada di sebelah saya ini, untuk selalu berjalan bersama di hari-hari yang terbentang di depan. Dan wanita yang ada di sebelah saya ini juga telah memberikan saya kebahagiaan. Membuat hidup saya menjadi berwarna dan dia juga telah memberikan saya d

  • Kembang Desa   Wedding Anniversary

    Lima bulan kemudian.Lasmini bingung saat bangun tidur, dia tidak mendapati Ario ada di sampingnya. Biasanya suaminya itu masih tertidur pulas di jam seperti ini. Lasmini melihat waktu menunjukkan pukul lima pagi. Dia bangkit dari tidurnya dan melangkah ke arah kamar bayi yang ada di sebelah kamarnya. Dia tersenyum saat melihat Anisa masih tertidur pulas. Lasmini lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh.Selesai menunaikan sholat subuh, Lasmini berjalan keluar kamar. Dia berencana untuk mencari keberadaan suaminya pagi ini.“Apa Mas Ario sedang olahraga? mungkin dia sedang lari pagi di luar rumah. Aku buatkan dia kopi saja kalau begitu. Jadi saat dia pulang, Mas Ario bisa langsung minum kopinya,” gumam Lasmini bermonolog.Lasmini melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Di sana dia melihat asisten rumah tangganya tengah sibuk menyiapkan sarapan.

  • Kembang Desa   Kejutan Untuk Lasmini

    Tiga bulan kemudian.Lasmini melihat penunjuk waktu di dinding dengan perasaan kesal yang menyelimuti dirinya. Sudah jam sembilan malam tetapi Ario dan Bima belum tampak juga batang hidungnya di rumah. Saat ini Bima seharusnya sudah bersiap untuk tidur, tetapi Ario yang membawa anak sulungnya itu pergi dari tadi sore belum kembali ke rumah.Lasmini menyesal menuruti perintah Ario agar tetap berada di rumah menjaga Anisa. Ario meminta Lasmini untuk tidak ikut serta dengan mereka, karena Anisa yang rewel sepanjang sore hari tadi. Waktu terus berjalan dan Lasmini sudah bolak-balik melihat ke luar rumah tapi tidak ada tanda-tanda mereka akan datang.Dia mencoba menelepon suaminya itu untuk mengetahui keberadaan mereka saat ini. Namun, Ario sama sekali tidak mengangkat teleponnya, bahkan pesan yang dia kirim hanya dibaca saja.‘Kenapa aku telepon tidak dia angkat, ya? kemana sih mereka sampai sekarang belum pulang? awas saja nanti kalau sudah sampai di r

  • Kembang Desa   Family Time

    “Mimpi kalau aku tidak disayang lagi sama Bunda dan Ayah. Aku duduk sendiri. Ayah sama Bunda mencium Dedek Nisa.” Bima kemudian menangis kala dia mengingat mimpinya itu.Lasmini tersenyum mendengar ucapan anak sulungnya itu. Dia lalu memeluk tubuh bocah itu seraya berkata, “Itu hanya mimpi, sayang. Jangan diambil hati. Bunda sama Ayah tetap sayang sama Bima, kok, walaupun sudah ada Dedek Nisa.” Lasmini lalu mencium pipi gembil Bima dengan penuh kasih sayang.Namun, tiba-tiba saja Bima menarik wajahnya dari wajah ibunya seraya berkata, “Beneran kalau Bunda tetep sayang sama aku?” tanya Bima dengan suara perlahan menatap Lasmini lekat.Lasmini kembali tertawa dan mencolek hidung mancung anaknya. “Benar dong sayang. Masak Bunda bohong.”Lasmini lalu mencium pipi anaknya gemas. Bima rupanya merasa lega dengan jawaban ibunya. Dia terkekeh kala ibunya terus mencium wajahnya. Hingga suara tangisan Anisa menghentika

  • Kembang Desa   Akhir Dari Penantian

    “Sayang, sudah siap belum?” tanya Ario sambil mengetuk pintu kamar mandi. Istrinya tadi pamit padanya hendak ke kamar mandi sebentar sebelum mereka mulai ‘olahraga malam’ yang sudah ditunggu oleh Ario selama dua bulan.“Sebentar, Mas. Tunggu saja di tempat tidur, nanti juga aku keluar!” jawab Lasmini dari dalam kamar mandi. Ario kemudian kembali melangkah ke arah tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Lasmini yang memakai lingerie merah. Dia berjalan perlahan mendekati suaminya yang sudah siap di atas tempat tidur. Lasmini tersenyum menggoda ke arah suaminya yang kini menatap ke arahnya dengan tatapan takjub dan tanpa berkedip sedikitpun.“Jadi ini yang membuat kamu lama di kamar mandi, hm. Dan ini lingerie merah kapan belinya?” tanya Ario mulai menggoda

  • Kembang Desa   Menggoda Iman

    “Mini, ganti baju kamu!” ujar Ario saat akan mengantar istrinya ke rumah sakit, dengan tujuan ke dokter anak karena bayinya akan melakukan imunisasi tahap awal.“Kenapa memangnya, Mas. Sepertinya baju yang aku kenakan ini sopan.” Lasmini memindai lagi pakaian yang dia kenakan hari ini. Dan dia tidak menemukan ada yang salah pada pakaiannya itu.“Itu pakaiannya menggoda iman, sayang. Aku saja tergoda apalagi orang lain. Dan aku tidak mau kalau dokter anak itu menjadi sainganku,” sungut Ario yang mulai dengan mode sebagai suami posesif.Lasmini merotasi matanya dengan malas. Dia melepas pakaiannya di depan suaminya, yang seketika membuat Ario menelan saliva, saat melihat tubuh istrinya yang semakin menggoda setelah melahirkan anaknya. Lasmini kemudian mengenakan pakaian lainnya dan memperlihatkan penampilannya kini di depan Ario untuk meminta pendapat suaminya itu.“Ba

  • Kembang Desa   Nuni VS Aisyah

    Keesokan Harinya, Nuni datang ke kamar rawat inap Lasmini dengan senyum sumringah terbit dari bibirnya. Dia langsung membuka pintu ruang rawat inap itu. Senyumnya semakin merekah kala melihat cucunya saat ini tengah tertidur di box bayi.“Cucuku cantik sekali. Sayang sedang tidur, padahal Ibu mau menggendong dia,” ucap Nuni kala dia sudah memasuki ruang rawat inap itu dan menatap cucunya di pinggir box bayi.“Iya, Bu. Nisa baru saja selesai menyusu. Dan seperti biasanya kalau habis menyusu dia pasti tertidur.” Lasmini berkata sambil tersenyum menatap wajah ibu mertuanya.Di saat bersamaan, pintu kamar rawat Lasmini terbuka. Menampilkan sosok Aisyah dan Wahyu di ambang pintu.“Kamu sudah sampai dulu rupanya Nun. Arief mana? kamu datang sendiri kemari?” tanya Aisyah yang melangkah ke arah Lasmini. Dia lalu mengecup pipi anaknya lembut.“Mas Arief sedang main golf. Katanya, nanti langsung kemari setelah acara

  • Kembang Desa   Nama Bayi

    “Sabar, Bu. Ini sedang kami diskusikan. Nanti kalau sudah dapat pasti akan kami beritahu,” ucap Ario.“Jangan lama-lama memberi namanya! masak nanti kalau ada yang menjenguk tidak bisa memanggil namanya. Coba sekarang kamu arahkan kamera ke wajah cucu Ibu. Ibu sepertinya Ke rumah sakitnya besok pagi. Makanya sekarang Ibu mau melihat dulu cucunya,” cetus Nuni.Ario lalu mengarahkan telepon genggamnya ke arah bayi mungil nan cantik. Nuni memekik takjub kala melihat cucu keduanya itu sudah terlihat cantik saat ini.“Cantik sekali cucu Eyang. Jadi tidak sabar untuk segera ke sana. Ario, Mini, Bagaimana kalau Ibu yang memberi nama untuk cucu Ibu yang cantik ini?” tanya Nuni.“Boleh, Bu,” sahut Ario dan Lasmini bersamaan.Nuni terdiam sesaat. Dia tersenyum sumringah sebelum akhirnya berkata, “Bagaimana kalau Anisa Muliawati? kalian

  • Kembang Desa   Welcome Baby Girl

    Dua bulan kemudian....Lasmini tersenyum melihat kamar bayi yang warnanya sangat ‘girly’ dan indah dilihat. Lasmini berjalan mengelilingi kamar bayi yang didominasi warna pink. Lasmini semenjak tahu bayinya berjenis kelamin perempuan, langsung berbelanja perlengkapan bayi untuk bayi perempuan. Di saat dia tengah berkeliling kamar bayi, tiba-tiba saja Lasmini meringis sambil memegang perutnya. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur. Dia sudah mulai terbiasa dengan kontraksi dini yang kadang timbul secara tiba-tiba dan menghilang setelah beberapa menit. Namun kali ini yang dia rasakan sama sekali beda dengan yang biasanya. Kali ini rasanya lebih sakit dan terasa terus-menerus sakitnya.“Mini! kamu kenapa?” tanya Ario saat dia memasuki kamar bayi.“Perut-ku mulas, Mas. Aku merasa ada sesuatu yang mendorong ke bawah,” ucap Lasmini melirih.“Hah! jangan-jangan ka

DMCA.com Protection Status