Share

Manipulatif

Penulis: Beyouna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-23 08:30:43

***

Wina berontak, melonjak-lonjakkan tubuh rampingnya dari gendongan Darius. Entah karena gemas bercampur bahagia, Wina langsung dijeburkan ke dalam kolam renang yang berdampingan dengan gazebo.

Byuurrr!!

"Hahahah! Wina, Wina! kenapa kau begitu menggemaskan sekali?! ingin sekali rasanya menggigit dan mengunyahmu! hahahah! ucap Darius kegirangan.

Namun, Wina bukanlah wanita yang pandai berenang. Di tengah gelak tawa Darius yang kegirangan melihat Wina tercebur di kolam renang. Wina sedang berusaha untuk mendongakkan kepala agar tidak tenggelam. Ia berontak menggapai-gapai, meminta tolong pada Darius.

"Tolong! tolong aku! aku tak bisa berenang!"

Darius masih dalam tawanya, ia masih tak sadar dengan keadaan Wina. Tiba-tiba,

Byurrrr!

Seseorang langsung masuk ke dalam kolam dan meraih tubuh Wina untuk diangkat ke permukaan.

"Wina! kau baik-baik saja?"

Revan menggendong Wina untuk dinaikkan ke pingg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Agar Aku Memiliki Bayi Darimu

    ***Darius mengecup kening Wina dengan lembut, sementara Wina memicingkan matanya seakan menolak kecupan itu. Ia berusaha berontak, namun tangannya ditahan oleh Darius."Tolong, Tuan. Jika memang Anda ingin melakukannya padaku, biarkan aku dalam keadaan bersih dahulu." ucap Wina kemudian seolah mendapatkan sebuah ide. Darius seolah terhenyak, ia tersenyum dan membelai rambut Wina."Kau ingin kita mandi bersama?""Tidak! biarkan aku mandi sendiri. Aku butuh menyiapkan mentalku dahulu. Dan izinkan aku melakukannya di kamar mandi. Aku butuh sendiri! aku berjanji tidak akan lama!""Aaah, baiklah! lakukanlah! aku akan menunggumu di sini! dan pastikan kau sudah dalam keadaan siap nanti, saat keluar dari kamar mandi."Wina menghembuskan nafas lega perlahan, Permohonannya dikabulkan. Dengan perasaan takut mencoba beringsut dari ranjang, menjauhi Darius yang masih berbaring dengan bersandarkan lengan di atas ranjang sembari ters

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Kau Ambil Perawan Yang Kumiliki

    ***Pagi yang cerah. Sinar mentari pagi tanpa segan masuk menyusup celah-celah lobang angin di jendela balkon kamar utama. Tirai berbahan rami yang menjuntai menutupi jendela balkon melayang-layang terkena angin yang masuk dari pintu jendela yang tak tertutup dengan benar.Sinar mentari mengenai wajah Wina yang masih tertidur pulas di atas ranjang. Rambutnya tergerai tak beraturan, tubuhnya tertutupi selimut hingga ke lehernya. Ia tiba-tiba tersentak, memeriksa seluruh tubuhnya dan panik seketika."Apa yang terjadi?!" pekiknya tertahan melirik ke kiri dan ke kanan.Wina membuka selimut itu untuk melihat kondisi tubuhnya, ia dalam keadaan telanjang sama sekali tak berpakaian. Ia perhatikan sekitar, dua lembar handuk ada di sekitar lantai seperti terlempar begitu saja. Tiga botol Wine yang sudah terbuka juga ada di atas meja, dan satu gelas yang masih berisi sedikit Wine.Ingatannya secara jelas tergambar akan kejadian semalam, ia dan Dariu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   BAB 1. Jerat Rentenir

    Cuaca kelam berselimut kabut, gemuruh petir bersahut-sahutan menggelegar di angkasa. Seorang wanita muda masih duduk mematung di tepi sebuah makam yang masih baru. Ia sendirian di sana, para warga sudah beranjak sedari tadi, meninggalkannya dalam kepiluan seorang diri. "Kakek, setelah ini aku harus kemana?" isak Wina di tengah derasnya hujan. Wina akhirnya berdiri setelah sekian lama bertekur di sisi makam Kakeknya, melangkah gontai meninggalkan Pemakaman. Tubuhnya kini kuyub, ia menggigil kedinginan berjalan gontai untuk pulang. Malam telah tiba, Wina kini sendirian di rumah peninggalan Kakeknya. Rumah yang sedari kecil ia tempati bersama Kakek dan Neneknya. Yang kini keduanya telah pergi meninggalkannya. Wina duduk di atas dipan tua, mengenang kembali masa-masa indah saat mereka berdua masih hidup. Tok, tok, tok! Sebuah ketukan kasar membuat Wina terhenyak dari lamunan nostalgianya. Ada orang di luar, yang seolah tak paham bahwa hari ini ia sedang berduka. "Wina! buka pi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   BAB 2. Lepas dari Mulut Buaya, Masuk ke Kandang Harimau

    *** Wina dimasukkan ke dalam mobil, demikian Pria itu, tanpa menjawab pertanyaan Pak Gondo, ia segera berbalik badan dan melangkah menuju mobilnya. Pintu mobil dibuka oleh salah seorang Bodyguardnya, Pria itu segera naik, di sebelahnya Wina didudukkan tak sadarkan diri. "Ke, kenapa Anda tak menjawab? hey! siapa kalian?!" tanya Pak Gondo seraya melangkah berusaha mendekat ke mobil namun tampak ragu. Mobil offroad double cabin itu melaju kencang. Meninggalkan Pak Gondo sendirian di jalan dengan para Bodyguard dan Sopirnya yang terkapar akibat dihajar oleh Bodyguard pria itu tadi. "Akh! si4lan! siapa dia? kenapa aku merasa terintimidasi hanya dengan melihat matanya saja?!" gumam Pak Gondo kesal seraya menyapu wajahnya yang kuyup terkena hujan. Mobil offroad double cabin itu melaju kencang. Sekitar setengah jam waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke jalan utama menuju Kota. Wina perlahan tersadar. Ia mendesis dan memegangi kepalanya yang sepertinya pusing karena efek bius. "Kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Bab 3. Memang Demikian Kenyataannya

    *** Sekitar tengah malam, tepatnya pukul dua puluh tiga lewat empat puluh menit, Wina membuka matanya yang sudah tak lagi mengantuk. Ia pandangi sekitar, kembali ia mengernyitkan keningnya karena bingung dengan keadaan dimana dia berada sekarang. "Dimana ini? apa yang terjadi? bukankah tadi aku sedang makan?" gumam Wina bertanya pada dirinya sendiri. Kemudian ia terlonjak, melihat kembali ke sekitarnya. "Dimana ini?! ini kamar siapa?" gumamnya kembali beranjak dari ranjang. Ia memperhatikan ranjang yang baru saja ia tiduri. Ranjang mewah yang berbalut seprai sutra nan lembut, selimut bulu yang hangat serta bantal empuk bermacam bentuk terpajang di sisi atas ranjang itu. Wina melangkah mundur menjauhi ranjang itu, tiba-tiba ia berhenti di depan stand mirror atau cermin besar yang berdiri dengan penyangga. Betapa terkejut Wina mendapati dirinya tengah mengenakan pakaian yang sama sekali bukan miliknya. Sehelai pakaian tidur menyerupai Lingerie berbahan sutra dengan bordir renda d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Bab 4. Aku Bukan Isterimu

    *** Tentu saja Wina ketakutan, ia mendelik dan memegang erat lilitan handuk putih yang hanya menutupi dada sampai pahanya. Ia menatap para Pelayan seolah mengiba agar mereka mengerti situasinya. Pelayan Senior melangkah mendekati pintu, itu membuat Wina kalang kabut, ia gugup dan berusaha mencegah Pelayan itu agar tidak membukakan pintu. Pelayan Senior itu mendekatkan wajahnya ke pintu, "Nona Wina sedang berpakaian, Tuan. Silahkan menunggu sebentar lagi." ucap Pelayan itu di dekat pintu tanpa membuka pintu. Orang yang ada di balik pintu hanya mendehem, dan selanjutnya tidak ada jawaban sama sekali. Hanya suara derap langkah yang perlahan menjauh. Wina langsung lemas dan menghembuskan nafasnya lega. "Bagaimana kau tahu kalau itu adalah tuan Darius?" tanya Wina pada Pelayan itu. "Aku sudah bekerja di sini selama puluhan tahun, dan aku sangat hapal derap langkah dan ketukan pintu dari tuan Darius." ucap Pelayan senior sembari terus melangkah dan membuka pintu ruang ganti. Pintu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Bab 5. Darius dan Ambisinya

    *** Darius seketika melepas cengkramannya dari pinggang Wina. Wina sontak melangkah mundur menjauhi Darius yang seperti sedang kesetanan. "Maaf! aku hilang kendali." ucap Darius kemudian. "Apa yang Anda lakukan?! apakah maksud Anda menghadirkan saya di sini, hanya sekedar untuk melepaskan rasa rindu Anda pada Isteri Anda?! Hah! konyol sekali!" dengus Wina kesal. "Tidak! baiklah. Maafkan aku karena penyambutanku tidak sopan. Bagaimana kalau kita bicarakan dengan duduk bersama di sini." ucap Darius sembari menarik kursi untuk Wina. Wina menggeleng, namun ia tak punya pilihan. Masih jelas ingatannya saat Darius kehilangan kendali akan dirinya, Wina sempat melihat sorot mata Darius yang menyeramkan, sorot mata arogan dan beringas. Wina menelan ludah berkali-kali. Namun ia tetap berusaha melangkah mendekati kursi yang ditawarkan oleh Darius, sembari memandang ke arah Darius dengan waspada. "Aku berjanji tidak akan mengulangi tindakanku tadi! duduklah!" pinta Darius mendadak lemb

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Pasrah?

    ***"Tuan, apa yang Anda lakukan?! saya bukan Isteri Anda, Tuan!" ucap Wina berontak.Namun seperti kesetanan, Darius tak memperdulikan ucapan Wina. Ia malah naik ke atas tempat tidur, mengangkangi Wina dan buru-buru melepaskan kemeja putihnya. Kemeja itu ia lemparkan sembarang saja ke lantai. Kini Darius telah bertelanjang dada, tubuh atletis berbulu itu kini terpampang nyata di hadapan Wina. Wina mendelik, ia tak percaya dengan apa yang akan dilakukan oleh Darius setelah ini. Jantung Wina seakan hendak jatuh, darahnya berdesir kencang."Tuan, tolong jangan lakukan apapun lagi! jangan ambil kesucian saya, Tuan." isak Wina kini mulai menangis.Darius mulai merangkak di atas tubuh Wina. Ia mendekatkan wajahnya di atas wajah Wina. Nafas Darius terdengar memburu, ia mendengus menghirup udara dari leher jenjang Wina."Bagaimana bisa kau seidentik ini dengan dia? bahkan aroma khas tubuhmu juga sama." ucap Darius dengan nafas memburu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06

Bab terbaru

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Kau Ambil Perawan Yang Kumiliki

    ***Pagi yang cerah. Sinar mentari pagi tanpa segan masuk menyusup celah-celah lobang angin di jendela balkon kamar utama. Tirai berbahan rami yang menjuntai menutupi jendela balkon melayang-layang terkena angin yang masuk dari pintu jendela yang tak tertutup dengan benar.Sinar mentari mengenai wajah Wina yang masih tertidur pulas di atas ranjang. Rambutnya tergerai tak beraturan, tubuhnya tertutupi selimut hingga ke lehernya. Ia tiba-tiba tersentak, memeriksa seluruh tubuhnya dan panik seketika."Apa yang terjadi?!" pekiknya tertahan melirik ke kiri dan ke kanan.Wina membuka selimut itu untuk melihat kondisi tubuhnya, ia dalam keadaan telanjang sama sekali tak berpakaian. Ia perhatikan sekitar, dua lembar handuk ada di sekitar lantai seperti terlempar begitu saja. Tiga botol Wine yang sudah terbuka juga ada di atas meja, dan satu gelas yang masih berisi sedikit Wine.Ingatannya secara jelas tergambar akan kejadian semalam, ia dan Dariu

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Agar Aku Memiliki Bayi Darimu

    ***Darius mengecup kening Wina dengan lembut, sementara Wina memicingkan matanya seakan menolak kecupan itu. Ia berusaha berontak, namun tangannya ditahan oleh Darius."Tolong, Tuan. Jika memang Anda ingin melakukannya padaku, biarkan aku dalam keadaan bersih dahulu." ucap Wina kemudian seolah mendapatkan sebuah ide. Darius seolah terhenyak, ia tersenyum dan membelai rambut Wina."Kau ingin kita mandi bersama?""Tidak! biarkan aku mandi sendiri. Aku butuh menyiapkan mentalku dahulu. Dan izinkan aku melakukannya di kamar mandi. Aku butuh sendiri! aku berjanji tidak akan lama!""Aaah, baiklah! lakukanlah! aku akan menunggumu di sini! dan pastikan kau sudah dalam keadaan siap nanti, saat keluar dari kamar mandi."Wina menghembuskan nafas lega perlahan, Permohonannya dikabulkan. Dengan perasaan takut mencoba beringsut dari ranjang, menjauhi Darius yang masih berbaring dengan bersandarkan lengan di atas ranjang sembari ters

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Manipulatif

    ***Wina berontak, melonjak-lonjakkan tubuh rampingnya dari gendongan Darius. Entah karena gemas bercampur bahagia, Wina langsung dijeburkan ke dalam kolam renang yang berdampingan dengan gazebo.Byuurrr!!"Hahahah! Wina, Wina! kenapa kau begitu menggemaskan sekali?! ingin sekali rasanya menggigit dan mengunyahmu! hahahah! ucap Darius kegirangan.Namun, Wina bukanlah wanita yang pandai berenang. Di tengah gelak tawa Darius yang kegirangan melihat Wina tercebur di kolam renang. Wina sedang berusaha untuk mendongakkan kepala agar tidak tenggelam. Ia berontak menggapai-gapai, meminta tolong pada Darius."Tolong! tolong aku! aku tak bisa berenang!"Darius masih dalam tawanya, ia masih tak sadar dengan keadaan Wina. Tiba-tiba,Byurrrr!Seseorang langsung masuk ke dalam kolam dan meraih tubuh Wina untuk diangkat ke permukaan."Wina! kau baik-baik saja?"Revan menggendong Wina untuk dinaikkan ke pingg

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Akal Bulus

    ***Dengan tangan gemetar Wina menandatangani berkas senilai Triliunan Rupiah itu. Ini hanya motif pengalih nama harta kekayaan bermodus investasi.Wina masih belum menorehkan setitik tintapun di atas kolom bermaterai itu. Ia terlebih dahulu membaca teks yang tertera di berkas itu. Keningnya langsung berkerut, ia mendongak ke arah Darius, semua para Tamu dan Revan. Dan hanya Revan yang membuat Wina fokus terhadap senyuman yang ia tampakkan pada Wina. Sebuah senyuman yang tak biasa."Apa maksud teks ini?" batin Wina kembali membaca isi berkas itu.Pistol kembali ditodongkan ke punggung Wina oleh Bibi Noni, tanda penandatangan harus segera dilakukan. Wina segera menoreh tinta di atas materai dengan mata nanar menahan tangis.Plok, plok, plok!Suara riuh tepuk tangan bergema dari para Tamu yang bertepuk tangan sambil berdiri, tanda antusias menyambut dana segar yang masuk ke Perusahaan. Mereka melihat berkas yang sudah ditanda tanga

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Misteri Ruang Ganti Darius

    ***Wina tampak tertidur pulas, sementara wanita di sebelahnya mendekatinya dan menatap wajahnya dengan tatapan sendu. Ia kemudian meraba permukaan wajah Wina dengan tersenyum getir."Dahulu, apakah aku secantik ini, Bibi?""Anda tetap cantik sampai sekarang, Anakku.""Apa maksud Darius akhirnya mempertemukan kami sekarang, Bibi?""Untuk sesuatu yang mengejutkan tentunya.""Ah, wanita ini tentu sangat syok. Bagaimana mungkin ia akan bertemu denganku yang katanya sudah setahun yang lalu meninggal. Lagipula, yang ia tahu kami kembar.""Kalian memang kembar identik, sayang. Hanya saja, kebakaran itu telah merenggut wajah ini darimu. Namun, lihatlah sekarang! kau tetap cantik dengan wajah barumu.""Tapi aku berpenyakitan, Bibi. Sementara dia, sehat dan cantik."***Malam telah tiba, acara akan segera dimulai. Darius beranjak dari monitor CCTV, ia meraih ponselnya dan tampak menekan tombol panggilan

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Pasca Kebakaran

    ***Beberapa Petugas medis berlari ke arah Mahesa yang tampak sekarat. Pertolongan pertama segera dilakukan. Mulai dari pengecekan saluran pernafasan dan pengompresan dada. Beberapa kali tindakan pengompresan dilakukan, namun tampaknya gagal. Petugas medis itu akhirnya memeriksa denyut nadi Mahesa dan mendekatkan telinganya di dada Mahesa. Ia kemudian melihat kesemua orang dan menggeleng-gelengkan kepalanya."Ayaaah!" teriak Andrea lemas dan langsung terduduk.Semua orang yang mengelilingi jasad Mahesa langsung tertunduk lemas, suasana berkabung kian terasa bersamaan dengan hampir padamnya kobaran api."Ada korban lagi!" teriak salah seorang Petugas Pemadam Kebakaran dari dalam rumah.Seluruh mata terhenyak dan mencari sumber suara.Sesosok tubuh diangkut menggunakan tandu keluar lokasi kebakaran. Darius yang dipapah oleh Revan bersama yang lainnya segera berlari menuju tempat korban diletakkan. Sementara Andrea tetap diam di tem

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Petaka di Hari Pertunangan

    ***Petasan segera dinyalakan. Sorak sorai suara riuh dari tamu undangan saat menyaksikan langit malam yang cerah kini berkelap kelip diwarnai letusan petasan dengan gegap gempita.Hari ini adalah peresmian pertunangan antara Darius dan Andrea. Darius yang mencoba mengelak dengan memadatkan jadwal di bulan ini, tetap tak bisa menolak keinginan Mahesa untuk segera meresmikan hubungan mereka.Darius akhirnya hadir di acara pertunangannya. Setelah momen tukar cincin, petasan dinyalakan hingga mengundang sorak sorai para tamu undangan."Aku bisa apa? aku tak mungkin menikung tuan Darius yang tampan dan mapan itu. Jika aku ditakdirkan menjadi seorang wanita sekalipun, aku juga akan tergila-gila pada Pria berkharisma itu." gumam Revan di kejauhan memandangi Darius dan Andrea yang saling bertukar cincin. Revan menarik diri dari keramaian, ia undur diri dan duduk di bawah pohon kelengkeng. Menghirup udara malam dalam-dalam, dan melepaskannya per

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Asal Usul Revan

    ***Revan dan Darius adalah saudara Tiri dengan usia berjarak sepuluh tahun. Kisah pertemuan Darius dan Revan cukup unik. Dan sampai sekarang, Darius masih belum bisa menerima Revan sebagai saudara Tirinya. Ia hanya bisa menerima Revan di sisinya sebagaimana dahulu ia menemukan Revan. Seorang anak yatim piatu yang bekerja menyemir sepatu di area pembangunan Cabang Perusahaan Mahesa.Pada saat itu, Darius sedang melakukan pengecekan lapangan. Sosok Revan remaja mencuri perhatian Darius. Seorang remaja menjajakan jasanya menyemir sepatu di lahan proyek. Sungguh pekerjaan yang tentu mengundang tawa bagi orang yang tak mengerti. Bagaimana tidak? ia menawarkan semir sepatu di tempat yang penuh dengan kubangann lumpur. Darius mendekati remaja itu,"Kau bisa membuat sepatuku mengkilap dalam lima belas menit?" tanya Darius mengujinya.Remaja itu tampak memperhatikan sepatu Darius yang berlumpur."Bisa, Tuan! apakah Tuan mau saya menyemi

  • Kembang Desa di Lubang Buaya   Fakta Wina Sesungguhnya

    ***Sebulan sebelum hari ulang tahun Andrea yang ke Tujuh Belas. Mantan Sopir Mahesa datang bertamu. Sebenarnya, dia telah beberapa kali datang. Hanya saja, karena tak memiliki janji dengan Mahesa, ia kerap mendapat pengusiran dari Penjaga baru yang tentu saja tak mengenalinya.Mahesa yang mengetahui itu, langsung datang menyambut Tamu itu dengan gembira. Ia persilahkan tamu itu untuk masuk dan duduk di ruang tamu.Tamu itu membawa seorang gadis, namun wajahnya ia tutupi dengan selendang."Kau membawa siapa?" tanya Mahesa yang sedari tadi penasaran."Dia, adalah Cucuku.""Cucumu? bukankah kau tidak memiliki anak?""Ya! aku membawanya ke rumahku, dan mengasuhnya sampai sekarang.""Kau sangat luar biasa! aku tak pernah melihat sedikitpun sisi negatif darimu." ucap Mahesa kagum."Apa kau tak penasaran dengan wajahnya, Tuan?""Ya! tentu aku penasaran! tidak bisakah ia membuka cadarnya itu?"

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status