Share

Bab 4. Titik Balik

Namun, sepertinya Bianna juga sudah gila. 

Selama tiga hari ini, dia sudah memikirkan keputusannya ribuan kali. Ia mempertimbangkan baik-buruknya, dan ia sampai pada kesimpulan bahwa tawaran Damian adalah jalan keluar paling mudah. 

Bianna hanya perlu menikah dengan pria itu untuk mendapatkan sumber daya tak terbatas. Dimana lagi ia bisa mendapatkan kesempatan seperti itu?

Jadi, hari ini, ia sudah tampak siap karena sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit oleh dokter. 

Sesuai ucapan Damian, pria itu datang ke sana untuk menjemputnya, juga untuk menagih jawaban atas tawaran yang dia layangkan.

“Anda datang, Tuan?” sambut Bianna sambil tersenyum saat Damian masuk ke dalam ruangan. 

Pria itu tampak terkejut saat melihat penampilannya. Hari ini, Bianna memakai dress putih sepanjang lutut dengan rompi lengan panjang yang juga sewarna bajunya. Makeup tipis yang menghiasi wajah membuatnya tampak berseri, tidak pucat seperti sebelumnya.

Damian tidak mengatakan apapun selama beberapa saat. Dia berjalan mendekat sambil mengantongi satu tangannya. 

“Jadi kamu sudah membuat keputusan,” ujar pria itu dengan nada datar seperti biasa.

“Tepat sekali, Tuan. Sesuai pesan Anda, dengan memakai pakaian ini, artinya saya menerima tawaran Anda,” kata Bianna sambil tersenyum simpul. 

Dalam hati wanita itu berusaha meyakinkan diri, bahwa ini adalah pilihan yang tepat. Hanya dengan menerima tawaran Damian-lah, dia akan punya kesempatan untuk membuat perhitungan dan membalaskan sakit hatinya pada mantan suaminya. 

Bianna tidak boleh mundur apalagi menyerah karena dirinya yang masih hidup ini sudah dianggap mati. Kevin dan selingkuhannya harus dia binasakan!

Itu kenapa saat kemarin Dion datang membawakan pakaian pengantin untuknya, Bianna langsung berpikir keras dan memutuskan semuanya dengan penuh kesadaran dan pertimbangan yang matang.

“Bagus. Kalau begitu kita pergi sekarang,” kata Damian. 

Mereka berjalan menyusuri lorong rumah sakit hingga tiba di luar. Damian tidak mengatakan apapun saat mereka sudah masuk ke dalam mobil dan berkendara hingga beberapa lamanya.

Bianna bertanya-tanya ke mana pria ini akan membawanya. ‘Mungkinkah ke kantor catatan sipil?’ pikirnya dalam hati. 

Namun, setelah perjalanan selama kurang lebih satu jam, Bianna terperangah saat mobil SUV Mercedes Benz AMG GLS63 hitam mengkilap milik Damian berhenti di depan sebuah butik dan salon ternama di Mexico City.

“Ma-mau apa kita ke sini, Tuan?” tanya Bianna bingung.

Damian tidak mengatakan apapun. Ia mengulurkan tangannya. “Ayo.”

Karena hanya bergeming, tangan Damian bergerak menggandeng tangan kiri Bianna dan mengajaknya keluar dari mobil yang pintunya sudah dibuka oleh Dion—sopirnya.

Sesampainya di dalam butik mewah tersebut, mereka disambut langsung oleh pemilik tempat itu—Bernata Lucia—wanita berpenampilan modis dengan make up tebal menutupi wajahnya yang mulai keriput.

“Anda sudah tahu apa yang saya inginkan, bukan?” tanya Damian setelah membiarkan Bernata memindai Bianna dari atas kepala hingga ujung kaki.

“Of course, Mister Lysander. Saya akan melakukannya sendiri untuk Anda. Mari, Nyonya.” 

Bernata memandu Bianna masuk ke dalam salon yang mana dia sudah mempersiapkan tim untuk me-makeover Bianna.

Wanita itu sangat terkejut dengan apa yang sudah dipersiapkan Damian untuknya bersama para pegawai salon ini. 

Sembari menunggu calon istrinya siap, Damian berkoordinasi dengan petugas catatan sipil untuk mengabarkan waktu kedatangannya, pun tak lupa memastikan sang kakek hadir di acara pernikahannya nanti.

Waktu berlalu dengan cepat, Bianna yang sudah menyelesaikan semua treatment kecantikan di salon tersebut kini telah kembali berada di depan meja rias untuk melakukan sentuhan terakhir pada wajahnya. 

“Mister Lysander, calon istri Anda sudah siap.” 

Mendengar namanya dipanggil, Damian mengangkat pandangannya dari iPad dan melihat pada si pemilik suara. 

Damian tertegun menyaksikan penampilan Bianna yang berbeda jauh dari penampilannya saat baru datang.

Bagaimana tidak, wanita bertubuh ramping itu seperti berganti wajah saja. Matanya yang berganti memakai contact lens, make up yang menutupi wajahnya sangat natural dan menonjolkan kecantikannya yang alami, tak lupa rambutnya yang tergerai berkilau dengan indahnya.

Bianna merasa pipinya memanas ditatap seintens itu oleh Damian, apalagi saat pria itu berjalan semakin mendekatinya membuat gemuruh jantungnya semakin menjadi.

“A-apa saya terlihat aneh?” tanya Bianna karena Damian tidak mengatakan apapun soal penampilan barunya.

“Tidak,” sahut Damian sekenanya. Tapi tidak ada lanjutan yang membuat Bianna jadi bertanya-tanya bagaimana pendapat Damian sebenarnya. 

“Petugas catatan sipil sudah menunggu,” kata Damian.

Bianna mendongak menatapnya. “Ah, ya…”

“Sekarang kita pergi dari sini.” Damian lantas menatap Bernata. “Terima kasih, Bernata, kamu bisa menghubungi Dion untuk pembayarannya.”

“Baik, Mister Lysander. Saya mengerti. Sekali lagi selamat untuk pernikahan Anda berdua.”

Bianna tertegun mendengar ucapan wanita itu. 

Benar… sebentar lagi ia akan menikah dengan pria tampan di sampingnya ini. Entah bagaimana kehidupan yang akan dijalani Bianna ke depannya….

***

Damian dan Bianna telah menyelesaikan akad nikah mereka di catatan sipil. Tepat setelah mereka menandatangani dokumen pernikahan, Eduardo Lysander, kakek Damian datang bersama ajudannya.

“Opa terlambat,” ucap Damian datar saja.

Eduardo terkekeh. “Maaf, Dami. Tadinya Opa tidak percaya kamu akan menikah, Opa menunggu laporan dari orang kepercayaan Opa, itu kenapa Opa baru datang.” 

Eduardo lantas menatap Bianna lekat-lekat dari atas kepala hingga ujung kaki. “Ternyata kamu pintar memilih wanita, Damian.”

Damian hanya menyunggingkan seringai tipis. “Papa dan Opa juga seperti itu di waktu muda, kan?” 

Damian lantas menatap Bianna. “Bia, perkenalkan ini Opa sekaligus orang tuaku satu-satunya. Opa, ini Bianna. Istriku dan juga akan jadi partner kerjaku.”

Pria tua itu tampak tersenyum. “Terima kasih Bia, kamu sudah mau menikah dengan cucuku.” 

Bianna tergagap. “Se-seharusnya saya yang berterima kasih karena Anda mau menerima saya menikah dengan cucu Anda satu-satunya, Tuan Eduardo.”

Belum sempat Eduardo menanggapi, Dion datang dengan terburu-buru. “Maaf, Tuan. Di luar banyak wartawan. Entah dari mana mereka tahu kalau hari ini Anda menikah.”

“Tentu saja, aku yang memberitahu mereka, Dion. Aku harus memperkenalkan cucu menantu keluarga Lysander pada khalayak.”

Sontak mata Bianna terbelalak. Itu artinya… wajahnya akan terpampang di semua media massa. 

‘Bagaimana ini?’ batin Bianna gelisah. Ia menggigit bibir panik. 

Bianna berjengit kaget saat tangan Damian menarik pinggangnya, mendekapnya dengan posesif. 

Gadis itu menahan napas saat Damian mendekat dan berbisik di telinganya.

“Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Inilah saatnya mantan suamimu tahu kalau kamu masih hidup dan siap berhadapan dengannya. Bukan begitu, Bia?”

Comments (20)
goodnovel comment avatar
Username💋
Jangan takut Bia smua pasti akan baik baik saja
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
wow sat set ya langsung udah nikah aja, jadi penasaran alasan Damian ajak nikah bia karena suka pandangan pertama atau apa ya
goodnovel comment avatar
Viiie
wahh keren Bia dan Dami pernikahan tersatset yang pernah ada,no drama" no debat ... jangan takut Bia tunjukan pesona mu, kasi liat kalau kamu masih hidup dengan sehat dan bersama pasangan yang lebih wow di banding Kevin sih tukang selingkuh dan tukang ambil harta orang lain pula..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status