Share

Bab 27 Apa Mau Kevin?

Aвтор: Ziya_Khan21
last update Последнее обновление: 2024-09-15 11:05:55

“Kenapa melotot begitu? Lupa kalau dia itu mantan istrimu? Atau lupa kalau kamu sudah anggap dia mati?” Damian menepis kasar tangan Kevin dari lengan Bianna lalu menarik tubuh wanita itu lebih mendekatinya.

Bukannya takut, Kevin masih saja berusaha mendekat Bianna, terapi lagi-lagi Damian menghalangi dengan berdiri di depan wanita itu

“Minggir, ini urusanku dengan mantan istriku!” ucap Kevin ketus. Entah apa yang dipikirkannya, kenapa dia serius sekali ingin mendekati Bianna.

Terdengar Damian berdecak. “Sepertinya ada yang tidak beres dengan otakmu itu, Kevin. Bianna memang mantan istrimu, tapi sekarang dia adalah istriku. Jadi, kamu tahu siapa yang lebih berhak atas dirinya, bukan? Aku harap kamu bisa jaga sikapmu itu.” Damian beralih menatap Bianna. “Kita pergi dari sini.”

Itu hanya pemberitahuan karena nyatanya Damian tidak menginginkan jawaban atau pun penolakan dari Bianna. Damian meraih tangan kiri Bianna dan menggande
Заблокированная глава
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Комментарии (35)
goodnovel comment avatar
My Sweet
Gak tau diri banget lu Kevin, pas bia keguguran bahkan tau lu selingkuh aja malah seenak nya mengusir bia Dan skrg giliran udh liat bia cantik modis lu bilang cinta . Idihh makan tuh cinta ......
goodnovel comment avatar
My Sweet
Hayo lho ayo jawab Dami apa alasanmu mau menikah dengan Bia, apa ada maksud lain? ataukah memang Dami dari awal sudah menaruh perasaan sama Bianna ya mangkanya dia mau membantu Bianna untuk balas dendam
goodnovel comment avatar
Tya Abdulloh
Jd pengen tau alasan Damian sbnrnya apa.. Kok y pas nemu Bia dg background yg spt itu bisa dipake ut tamengnya sdr tp jg bs membantu Bia
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Related chapter

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 28 Bertengkar lagi

    “Kalian sudah kembali?” baru saja menginjakkan kaki di depan ruang kerja Bianna, suara seseorang menghentikan langkah mereka memasuki ruangan itu. “Iya, Om. Om sengaja ke sini atau ada urusan denganku?” Bianna menyahuti pertanyaan Sean yang tiba-tiba muncul di belakang mereka. “Nggak ada, aku hanya sedang keliling kubikel aja lalu melihat kalian,” terang pria yang memakai jas hitam itu dengan santainya. “Kalau begitu kembali kerja, Om. Aku tidak menggaji orang malas.” “Ya ampun, Dami!” Sentak Bianna sambil memegang lengan Damian. Sementara Sean terkekeh saja, seakan-akan ucapan Damian hanya gurauan biasa. “Bisa bicara lebih sopan, kan? Dia Om kita, lho.” “No, this is the office. So, aku bosnya.” Damian melenggang masuk ke ruangan Bianna begitu saja, sedangkan Bianna jadi tidak enak hati pada paman suaminya itu. “Maaf, ya, Om. Dami—” “Dia benar, Bia. Aku cuma karyawan saja dan dia bosnya,” ucap Sean sambil tersenyum. “Kalau diperhatikan baik-baik, sikap Om Sean tidak la

    Последнее обновление : 2024-09-15
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    bab 29 Curahan Hati

    Bianna berdiri tenang di tepi balkon kamarnya sambil melihat hamparan rumput di halaman depan kediaman mewah Lysander. Dia abaikan embusan angin malam ini yang sebenarnya terasa cukup dingin menusuk kulitnya. Maklum saja karena cuaca di bulan September ini memang sudah memasuki musim gugur akhir yang mana musim dingin pun akan segera tiba. Kedua tangan yang tadinya bertopang pada pagar balkon, kini dia lipat di depan dadanya sambil sedikit mengusap lengan. Kalau mau jujur Bianna sedang kedinginan, tetapi entah kenapa kaki jenjangnya seakan-akan enggan untuk beranjak dari tempat itu. Tiba-tiba saja bulir bening merembes ke atas pipinya yang mulus begitu saja seiring dengan ingatannya yang berputar pada obrolan Bianna dengan Miranda siang tadi. “Nyonya Stella sudah menyuruh orang untuk menyabotase mobil Anda, Nona. Dia tahu kalau hari itu Anda akan datang ke vila mencari Tuan Kevin,” jelas Miranda dari balik telepon. “Ini tidak mungkin, Bik. Mama tidak mungkin melakukan itu padak

    Последнее обновление : 2024-09-16
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 30 Ajakan Damian

    Bianna menghela napasnya pelan, pagi ini dia tidak perlu buru-buru bangun karena ini hari libur. Dia pun menyandarkan punggungnya perlahan pada headboard ranjang seakan-akan sedang menikmati waktu luang yang jarang dia dapatkan. Bianna melirik jam digital di atas nakas, sudah jam delapan pagi tetapi dirinya masih enggan beranjak dari tempatnya sekarang. Bianna terkesiap saat rolling door Walk in closet kamarnya terbuka. Damian muncul dari sana sudah dengan pakaian casual celana jeans hitam dan kemeja longgar lengan pendek. Dia menatap Bianna sambil tersenyum. “Sudah bangun?” Lembut dan merdu sekali suaranya pagi ini. Bianna sampai menajamkan telinga seakan-akan memastikan kalau pendengarannya tidak salah. “I-iya, aku pikir kamu sudah tidak di kamar,” ujar Bianna membalas dengan suara senormal mungkin, jujur saja penampilan Damian pagi ini berhasil memesona matanya sampai-sampai dia kehilangan fokus. Damian tersenyum penuh a

    Последнее обновление : 2024-09-18
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 31 Jalan-jalan

    Tatapan Damian semakin tajam dan menuntut. Itu membuat Bianna takut sebenarnya, tetapi wanita itu juga tidak berniat bergeming dari tempatnya berdiri. Karena Bianna tidak juga bersuara, pria yang rambutnya selalu rapi itu pun berjalan mendekatinya. Tentu saja tindakan Demian membuat Bianna terkejut dengan serta-merta dia pun mengatakan apa yang dia dengar. “Aku bersumpah tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Tapi aku sungguh tidak mendengar nama siapa yang kalian maksud.”Jawaban Bianna pun berhasil menghentikan langkah kaki Demian. “Apa kamu berkata benar?” tanya Damian dengan menatap serius. Bianna pun berdecak. “Buat apa aku bohong? Kalau aku tahu sejak tadi, aku sudah pasti ikut berkomentar.” Bianna berkata tak kalah sinis. Damian tampak sedang berpikir. Namun, sedetik kemudian dia kembali berjalan dengan tangan kanan sudah berada di dalam kantong celana jeans-nya. “Ya, sudah. Kita pergi se

    Последнее обновление : 2024-09-20
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 32 Mungkinkah?

    Kalau boleh meminta sungguh Bianna tidak ingin bertemu dengan perempuan yang saat ini sedang berjalan mendekatinya. Tatapan wanita itu terlihat sangat tajam dan juga meremehkan. Senyumnya juga bukanlah senyum yang wajar. Bianna ingat benar dulu dia tidak bisa seperti ini, tetapi lihatlah sekarang, sepertinya Stella–Ibu mertuanya–telah lupa asalnya dari mana. “Lihat ini, siapa yang ada di depanku ini? Orang yang seharusnya mati dalam jurang itu, bukan?” Telak sekali Stella mengucapkan kalimat itu, dia seakan-akan tidak takut kalau perkataannya akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.“Apa maksud Mam … tidak, kamu sama sekali tidak pantas disebut Mama!” ucap Bianna sarkas. Stella berdecih. “Terserah apa penilaianmu yang pasti aku senang karena akhirnya Kevin sudah lepas dari jeratanmu.” Setelah berkata seperti itu, Stella melihat pada Damian. “Tapi hebat juga kamu, Bia. Baru juga berpisah dari Kevin, sudah bisa mendapatkan barang bagus s

    Последнее обновление : 2024-09-22
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 33 Angin Segar

    Bianna masih mengulum senyumnya ketika dia menikmati menu makan siang di restoran western food yang ada di dalam Antara Mall–Mall paling terkenal di kota Meksiko–karena dia ingat bagaimana Damian menghindar dari pertanyaannya tadi. Jelas-jelas Bianna melihat wajahnya bersemu merah, tetapi pria itu tetap saja tidak mau mengakui perasaannya pada Bianna. “Kenapa melihatku terus cepat makan makananmu aku akan tinggalkan kamu di sini,” ucap Damian saat menyadari tatapan Bianna padanya. Bianna mencibirkan bibirnya. “Kenapa kamu tidak bisa bicara lebih halus sedikit?” Damian sudah menyelesaikan makannya. Dia letakkan sendok dan garpu ke atas hot plate kemudian mengelap sudut bibirnya menggunakan serbet putih yang sudah tersedia barulah dia menjawab pertanyaan Bianna. “Suka tidak suka, inilah aku. Terserah anggapanmu atau orang lain, yang pasti aku tidak akan merubah diriku demi siapa pun. Paham?” “Aku jadi penasaran, bagaimana hubunganmu dengan pacar-pacarmu dulu.” Bianna juga mengakhi

    Последнее обновление : 2024-09-24
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 34 Kejutan Lagi

    “Aku rasa idenya Tobias sangat bagus. Tapi dari sekian banyak yang dia sebutkan, aku hanya tahu beberapa saja. Aku benar-benar payah, ya.” Bianna terkekeh melihat daftar perusahaan yang baru saja ditulis oleh rekan kerja Damian di tangannya.“Nggak masalah, Bia. Kamu temui saja yang kamu kenal, untuk sisanya, aku yang akan temui mereka, mungkin Damian juga bisa bantu, iya, kan, Bro?” tanya Tobias sambil melihat pada Damian. “Berikan padaku.” Bianna mengulurkan kertas di tangannya pada suaminya. Mata Damian terlihat serius memperhatikan kertas daftar perusahaan besar yang menjadi rekanan bisnis Kevin selama ini. Tak lama kemudian, seulas senyum terbit di bibir sang pria. “Aku kenal beberapa dari mereka. Ada juga yang jadi pemegang saham di perusahaanku, rasanya tak akan sulit buat mereka memihak kita.”Jelas saja keterangan itu membuat Bianna tersenyum lebar, itu artinya harapan dia untuk menjatuhkan Kevin pun a

    Последнее обновление : 2024-09-27
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 35 Dua SIsi Damian

    Tidak ada obrolan yang terjadi selama dalam perjalanan pulang. Baik Bianna atau Damian sibuk dengan pikirannya masing-masing. Mungkin ponsel-lah satu-satunya benda yang menghibur Bianna saat ini karena pemandangan di luar mobil hampir sama dengan saat tadi dia berangkat. Bianna yang iseng-iseng membaca laman berita online tidak sengaja kembali teringat pada percakapan seseorang di dalam butik tadi. Mungkin mereka karyawan yang sudah lama kerja di sana karena dari obrolan yang tidak sengaja Bianna dengar, mereka cukup mengenal Damian dan Viella. “Sayang banget ya, Nona Viella nggak jadi sama Tuan Damian. Padahal dia lebih cantik dari istrinya, badannya bagus dan terkenal lagi,” ucap salah satu karyawan wanita itu. Saat itu Bianna sedang berada di dalam toilet. “Iya jelas lah, Nona Viella itu kan, model kesayangannya Nyonya Esperanza. Tentu dia lebih cantik dan seksi. Ya, kita nggak tahu apa alasan mereka putus. Tapi sejak itu Nona Viella j

    Последнее обновление : 2024-09-28

Latest chapter

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 95 Keluhan Bianna

    Bianna melangkah masuk ke dalam rumah sakit, melewati lorong-lorong yang mulai sepi. Udara hangat dari penghangat ruangan langsung menyambutnya, tetapi tidak bisa menghangatkan hatinya yang dingin saat ini karena dipenuhi dengan berbagai pikiran. Alih-alih pulang ke rumah, dia lebih memilih datang ke sini. Saat tiba di depan kamar Damian, pintunya sedikit terbuka, dan Bianna bisa melihat sosok pria itu sedang duduk di ranjang dengan ekspresi serius, ponsel menempel di telinganya. Meski sedang sakit, Damian tetap tenggelam dalam pekerjaannya. “Pastikan laporan keuangan bulan ini sudah diaudit sebelum meeting minggu depan.” Suara Damian terdengar tegas. “Dan jangan lupa, aku ingin dokumen merger itu siap secepatnya.” Selesai dengan panggilan pertama, Damian langsung menekan nomor lain. Kali ini, dia menghubungi Inez. “Inez, besok pagi bawakan semua dokumen yang harus aku tanda tangani ke rumah sakit. Aku akan pulang besok,” k

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 94 Menghasut Kevin

    "Kalau begitu, duduklah sebentar," ujar Kevin akhirnya, mengisyaratkan Bianna untuk duduk di sofa panjang yang ada di sudut ruangan.Bianna menuruti ajakannya. Dia duduk dengan anggun, menyilangkan kakinya dengan tenang. Kevin mengambil tempat di seberangnya, menatapnya dengan tatapan penuh arti."Aku tidak akan berbohong," kata Kevin akhirnya. "Menjalankan Harland Group tidak semudah yang kamu bayangkan, terutama setelah tender terakhir yang kamu menangkan. Itu benar-benar menyulitkanku."Bianna tersenyum tipis, merasa puas dengan pengakuan Kevin. Dia tahu proyek besar itu akan berdampak besar pada Harland Group, dan itu adalah bagian dari rencananya."Oh?" Bianna memiringkan kepalanya sedikit, berpura-pura terkejut. "Kupikir Harland Group cukup kuat untuk mengatasi tantangan seperti itu."Kevin menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Harland Group memang kuat, tapi aku tak bisa menyangkal bahwa kemenanganmu dalam tender itu m

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 93 Menemui Kevin

    Saat Bianna keluar dari kafe, Tian yang sudah menunggu di dekat mobil segera mendekat dengan ekspresi terkejut. Matanya membesar saat melihat wajah Bianna yang masih basah, rambutnya yang sedikit menempel di pipi, dan sisa lemon tea yang mengering di ujung blazer yang dia kenakan."Nyonya, apa yang terjadi?" tanya Tian dengan khawatir. "Kenapa rambut Anda basah seperti ini?"Bianna menghela napas panjang dan mengibaskan sedikit rambutnya yang basah, mencoba menghilangkan sisa air yang masih menempel. "Bukan apa-apa," katanya santai, meskipun dalam hatinya masih terasa kesal dengan kejadian tadi.Tian menatapnya ragu. "Apa kita pulang saja? Saya bisa menyiapkan pakaian baru untuk Anda," usulnya.Bianna menggeleng tegas. "Tidak perlu. Aku ingin langsung pergi ke Harland Group."Tian tampak sedikit kaget dengan keputusan Bianna yang tetap ingin melanjutkan rencananya, meskipun jelas ada sesuatu yang terjadi di dalam kafe tadi. Namun, Tian su

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 92 Balasan yang Cantik

    Leony cukup terkejut dengan tawaran Bianna, dia menatap wanita yang masih berpakaian kerja itu dengan ekspresi enggan, tetapi setelah beberapa detik, akhirnya dia menarik kursi di depannya dan duduk dengan kasar. Tangannya mengepal di atas meja, menahan amarahnya yang masih membara.Bianna tersenyum tipis, matanya berbinar dengan ketenangan yang jelas membuat Leony semakin frustasi. "Aku sudah tahu kalau kamu akan melakukan sesuatu seperti ini," katanya seraya melipat serbet di tangannya. "Tapi aku tidak tahu kalau rasanya sememalukan ini."Leony mendengkus, matanya berkilat penuh kemarahan. "Aku tidak peduli bagaimana perasaanmu, Bia. Aku datang ke sini hanya untuk memperingatkanmu untuk tidak mendekati Kevin lagi."Bianna menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menyilangkan kakinya dengan santai. "Salah paham," katanya ringan. "Aku bukan orang yang mendekati Kevin." Dia berhenti sejenak, menikmati reaksi Leony yang tampak semakin t

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 91 Kemarahan Leony

    Bianna tersenyum samar, tetapi tidak menjawab langsung. Matanya justru beralih menatap jam di dinding. "Sudah hampir waktunya untuk rapat," katanya, mengalihkan pembicaraan.Sean menyadari bahwa Bianna tidak ingin membahasnya lebih jauh. Meskipun rasa penasarannya belum sepenuhnya terjawab, dia memilih untuk tidak memaksa."Baiklah," kata Sean akhirnya, bangkit dari kursinya. "Ayo ke ruang rapat."Bianna mengangguk dan ikut berdiri. Keduanya lalu berjalan keluar dari ruang kerja Bianna menuju ruang rapat, dengan Sean yang masih diam-diam memikirkan sesuatu di dalam benaknya.*** Bianna melangkah masuk ke dalam kafe dengan tenang. Pandangannya menyapu ruangan yang cukup ramai siang itu. Ia memilih tempat duduk di sudut yang agak jauh dari keramaian, lalu duduk dengan anggun sambil melirik jam tangannya. Leony belum datang.Dengan santai, Bianna memanggil pelayan dan memesan ice lemon tea. Dia tidak tahu berapa lama harus menunggu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 90 Telepon Leony

    Saat Bianna keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju mobilnya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia melihat layar dan mendapati nama Leony tertera di sana. Dahinya mengernyit. Apa lagi yang wanita itu inginkan?Tanpa banyak berpikir, Bianna mengangkat teleponnya."Ada apa?" tanyanya datar.Di seberang sana, suara Leony terdengar tajam. "Kita harus bertemu."Bianna mendesah pelan. “Maaf, aku sangat sibuk. Jika kamu hanya ingin membuang waktuku, lebih baik langsung ke intinya saja.” Suaranya terdengar malas.Leony tertawa sinis. “Jangan sok sibuk, ya? Padahal kamu tidak terlalu sibuk saat merebut suamiku.”Bianna menyipitkan mata. “Lucu sekali mendengar itu darimu. Kamu menelpon seseorang untuk meminta bertemu, tapi bahkan tidak bisa menjaga sopan santun? Di mana tata kramamu?” Nada sindiran Bianna jelas, dan itu membuat Leony semakin kesal."Jalang kamu, Bia!" suara Leony meninggi. “Aku tidak peduli seberapa sibuknya kamu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 89 Terjadi Lagi

    Suaranya terputus saat matanya bertemu dengan tatapan tajam pria itu. Damian kini berada di atasnya, tubuhnya sedikit menindih, dengan kakinya sebagai tumpuan, sementara tangan lainnya masih menggenggam erat pergelangan tangan Bianna.Bianna menatapnya dengan terkejut, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. “Apa yang kamu lakukan?” Suaranya terdengar lebih lemah dari yang dia harapkan.Damian menatapnya dalam diam, lalu bibirnya melengkung membentuk smirk khasnya. “Aku hanya memainkan peranku.”Bianna menelan ludah, berusaha menormalkan napasnya. “Peran apa?” tanyanya, meskipun dia merasa sedikit gugup dengan kemungkinan jawaban yang akan diberikan Damian.Damian tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia mengangkat tangannya dan dengan gerakan santai, menyentuh wajah Bianna. Jemarinya yang besar dan hangat menyingkirkan beberapa helai rambut yang jatuh di dahi wanita itu, menyelipkannya ke belakang telinga.Lalu dengan suara

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 88 Tantangan dari Damian

    “Aku akan memainkan peranku dengan lebih baik mulai sekarang.”Jawaban Bianna sukses membuat dahi Damian berkerut. “Maksudmu?”Bianna menarik napas panjang, menegakkan bahunya, lalu berkata dengan tegas, “Aku akan masuk ke perusahaan Kevin. Aku akan mengambil alih perusahaan itu secara diam-diam.”Tercipta keheningan selama beberapa detik sebelum Damian tertawa kecil. “Akhirnya, kamu mulai berpikir seperti ini juga.”Namun, tawanya bukanlah tawa mengejek. Ada sesuatu dalam nada suaranya yang terdengar seperti kepuasan. Seolah-olah dia memang sudah menunggu saat ini terjadi.“Tapi itu belum cukup, Bia,” lanjut Damian, matanya berbinar tajam. “Menunjukkan diri dengan penampilan berbeda hanya langkah awal. Berusaha merebut hati Kevin kembali, itu bukan strategi yang matang. Kamu harus lebih dari itu.”Bianna mengangguk mantap. Dia tahu itu. Dia sadar hanya bersikap manis kepada Kevin tidak akan membawanya jatuh.Itulah seba

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 87 Tekad Baru

    Bianna mengangkat wajahnya sedikit, lalu menggeleng. "Dami tidak pernah begitu, Opa.” Dia mencoba meyakinkan Eduardo kalau suaminya bukan seperti yang orang tua itu pikirkan.Eduardo terkekeh kecil. "Aku mengenal cucuku lebih lama daripada kamu mengenalnya, Bia," katanya bijak. "Dan aku juga mengenal wajah pura-pura. Kamu bisa mengatakan padaku jika hatimu sedang tidak baik-baik saja."Bianna membuka mulut, tetapi tidak ada kata yang keluar. Selama ini, dia selalu berpura-pura tegar, bahkan di depan dirinya sendiri. Dia menelan semua emosi, semua kesedihan, dan rasa sakit, berpikir bahwa dia bisa mengatasinya sendirian. Namun, mendengar kata-kata Opa, Bianna merasa dinding yang selama ini dia bangun mulai runtuh.Tanpa sadar, matanya mulai berkaca-kaca. Tangannya mengepal di atas pangkuannya, mencoba menahan gemetar yang mulai terasa.Eduardo tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya duduk di sana, memberi ruang bagi Bianna untuk menghadapi perasaannya sendiri.Bianna menunduk, menatap je

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status