Share

Bab 661

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 20:03:36

Nathan mengerutkan keningnya dan sedikit bertanya-tanya. ‘Kenapa ada begitu banyak wanita yang berkumpul disini?’

Pengiring pernikahan terhalang di depan gapura, dan tidak bisa masuk sama sekali.

Pada saat ini, di menara pengawas yang ada di atas gapura, seorang tahap awal Penguasa Ingras berteriak. “Pengiring pernikahan sudah kembali, semuanya harap menyingkir!”

Kekuatan tahap awal Penguasa Ingras yang dalam membuat teriakannya jauh lebih keras dibandingkan dengan pengeras suara, semua orang seketika menoleh dan saat melihat pengiring pernikahan, mereka semua menyingkir ke kedua sisi. Banyak gadis yang berteriak seperti orang gila saat melihat Stetsin yang berpakaian serba merah. Sedangkan wajah Stetsin dipenuhi dengan senyuman puas saat melihat begitu banyak gadis.

“Apakah Stetsin begitu populer di kalangan para wanita?” Nathan sedikit bingung.

Meskipun Stetsin memang tampan, tapi dia bukan selebriti, kenapa ada begitu banyak wanita yang mengejarnya?

Sienna yang sedang duduk di dala
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 662

    Ratusan gadis-gadis itu melepaskan pakaian mereka dan berendam di kolam mata air, beberapa dari mereka mengenakan pakaian renang, dan ada yang langsung melepaskan seluruh pakaian mereka. Saat Nathan bersembunyi di balik batu besar di puncak gunung dan melihat ke arah itu, hanya terlihat sekumpulan kulit putih mulus yang hampir membutakan sepasang mata Nathan.Clak! Clak! Clak!Nathan tiba-tiba menundukkan kepalanya dan menyadari dia sedang mimisan, setetes demi setetes darahnya jatuh ke tanah.“Sialan!” Nathan segera menghentikan pendarahannya, meskipun Nathan adalah seorang kultivator tapi dia juga tidak dapat mengendalikan kegelisahannya saat melihat pemandangan seperti itu.Tapi, tidak jauh dari kolam mata air itu, Stetsin berdiri dengan sepasang tangannya di belakang punggung, menatap ratusan gadis telanjang di hadapannya dan tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun di wajahnya.Nathan memperhatikan adegan ini dan semakin yakin kalau Stetsin pasti sudah bukan seorang pria lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 663

    Semakin turun, energi spiritual yang terasa menjadi semakin kuat, dan Nathan terus menyelam ke dalam, hingga dasar air terlihat mulai agak gelap. Entah setelah berapa dalam dia menyelam, Nathan merasakan tekanan pada tubuhnya menjadi semakin besar, kalau bukan karena tubuhnya yang kuat, Nathan mungkin akan hancur lebur saat ini.Nathan berkonsentrasi dan menahan nafasnya, lalu menyerap energi spiritual yang ada di sekitarnya dengan tenang dan dia tidak menyelam lagi. Dengan energi spiritual yang kaya ini, Nathan yakin dalam beberapa hari dia pasti akan bisa naik ke tahap yang lebih tinggi. Hanya saja, Nathan tidak punya banyak waktu untuk menetap di sini dan berkultivasi, tanggal enam sudah di depan mata, dan Sienna juga masih ada di atas, Stetsin itu pasti akan bertindak pada Sienna.Setelah beristirahat sejenak, Nathan mulai menyelam lagi, saat kedalaman menjadi semakin dalam, seharusnya akan menjadi semakin gelap, namun dasar air itu mulai terlihat terang. Segera setelah itu, sebua

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 664

    Di aula utama Minoan, waktu untuk ritual pernikahan sudah tiba.Sienna diam-diam mengangkat kerudung merah dan mulai mencari keberadaan Nathan. ‘Kemana perginya anak ini? Apakah dia mengkhianatiku dan kabur sendiri?!’ Sienna mencari Nathan dengan cemas, tapi sayang sekali dia tidak melihat sosok Nathan.“Waktu baik sudah tiba, pengantin dipersilahkan untuk menyembah langit dan bumi!” Salah seorang tahap awal Penguasa Ingras Minoan berteriak dengan lantang.Stetsin menatap Sienna dengan mata gembira, senyuman mulai merekah di wajahnya, setelah menyembah langit dan bumi, mereka sudah boleh masuk ke kamar pengantin. Pada saat itu dia akan menyerap semua energi spiritual di tubuh Sienna tanpa sepengetahuan Sienna. Dan saat itu, Stetsin akan menembus beberapa tingkatan sekaligus dan langsung masuk ke tingkat penguasa Ingras. Stetsin tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat memikirkan kalau dia mungkin adalah penguasa Ingras yang paling muda di dunia seni bela diri.“Tuan Muda Stetsin,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 665

    “Aku beritahu, kamu harus menjalankan ritual pernikahan hari ini baik bersedia atau tidak, saat ini kamu berada di Minoan, bukan Lumina! Walau berada di Lumina, aku juga tidak takut pada kalian!” Stetsin langsung menunjukkan sikap aslinya dan mengancam Sienna.Bagaimanapun, kekuatan Minoan jauh lebih kuat dibandingkan dengan Lumina, apalagi saat ini mereka berada di wilayah Minoan. Perkataan Stetsin membuat semua murid Minoan menunjukkan senjata mereka, dan itu membuat Sienna dan beberapa anggota Lumina yang ikut datang seketika menjadi kaget. Kalau Stetsin benar-benar menyerang mereka, ini adalah wilayah Minoan, mereka sama sekali tidak memiliki peluang untuk menang.Melihat tatapan panik dari orang-orang Lumina, Stetsin menyeringai. “Sienna, aku hanya mengagumimu, lagipula Arsen juga sudah berjanji padaku, apakah tidak baik kalau kedua keluarga kita membentuk aliansi? Kenapa kamu malah ingin menarik kembali kata-katamu? Kamu harus memikirkan orang-orang dari pedesaan Lumina,” Stetsi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 666

    “Tidak bisa, waktu baik tidak menunggu, kalau mengirim seseorang untuk mengundang Arsen, dan kembali kemari, harus menunggu berapa lama?” Stetsin sudah tidak memiliki kesabaran, sekarang dia hanya perlu menyerap energi spiritual di tubuh Sienna, lalu dirinya akan menembus tahap penguasa Ingras, jadi dia tidak ingin menunggu satu menit pun.“Kalau kamu tidak menyetujui, maka walau harus bertarung hidup dan mati denganmu, aku tidak akan melakukan ritual pernikahan denganmu!” Sambil berkata, Sienna meletakkan belati pada lehernya sendiri, dia memberikan ancaman bunuh diri.Ini membuat Stetsin tercengang, kalau Sienna benar-benar bunuh diri, maka mayatnya tidak akan berguna bagi dia. “Baiklah, aku setuju, namun aku hanya akan memberikan waktu satu jam untukmu! Kalau utusanmu tidak bisa mengundang Arsen, maka jangan salahkan aku tidak segan-segan!” pada akhirnya, Stetsin berkompromi.Melihat Stetsin mengangguk setuju, Sienna menghela nafas panjang. Sienna mengangguk setuju pada Stetsin, la

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 667

    Melihat ekor duyung itu tergores, kekuatan di tangan Nathan bertambah besar, tubuh Nathan sudah berlumuran darah karena serangan balik dari energi formasi sihir itu, tapi Nathan tidak peduli. Nathan kembali mengerahkan pukulan demi pukulan pada duyung itu, duyung yang awalnya tidak merasakan apapun, saat ini akan bergetar setelah diserang oleh pukulan Nathan, bahkan mulutnya mengeluarkan suara yang aneh, seperti suara melolong. Setelah Nathan meninju puluhan kali, ekor duyung itu akhirnya terpotong menjadi setengah bagian, sedangkan duyung itu berteriak kesakitan lalu jeratan formasi sihir itu juga seketika menghilang.Dengan terlukanya ekor duyung itu, cahaya keemasan yang membungkus Nathan juga menghilang, formasi sihir juga ikut menghilang bersamanya.“Ingin kabur ya?” Nathan melihat duyung itu ingin menyelam ke dalam air untuk melarikan diri, segera mengejarnya.Kepanikan terlihat di mata duyung itu, tanpa perlindungan dari ekornya, juga formasi sihir yang ada pada ekornya, duyung

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 668

    Nathan kemudian mendekati pedang itu perlahan, pedang ini jelas bukan pedang biasa, Nathan sudah langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun saat Nathan mengulurkan tangannya dan hendak mencabut Pedang Liong itu, tiba-tiba ada kekuatan besar yang langsung menghempaskan Nathan.Segera setelah itu, dasar air berguling sejenak, dan sesosok manusia yang terbentuk dari kondensasi tetesan air perlahan-lahan terlihat. Orang ini sedang memegang sebilah pedang di tangannya, tidak terlihat jelas di dasar air, Nathan hanya bisa melihat sosok seseorang dengan samar.“Barangsiapa yang menyentuh Pedang Liong, akan dibunuh!”Disusul dengan suara serak seorang lelaki tua, sosok manusia yang tidak terlihat jelas itu tiba-tiba mengayunkan pedangnya dengan ganas. Sebuah bilah air terbentuk dan mengarah ke arah Nathan dari dasar air.Melihat itu, Nathan kaget dan segera mengelak ke samping.Saat bilah air itu melesat ke arah Nathan, diikuti dengan sebuah lubang besar yang terbentuk di dasar air ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 669

    “Lepaskan, lepaskan aku!” Sienna berteriak dan berontak, tapi berada di bawah kendali Stetsin membuat Sienna tidak bisa bergerak.Setelah masuk ke dalam kamar, Stetsin langsung melemparkan Sienna ke atas ranjang, sepasang matanya menatap Sienna seperti binatang buas yang sedang menatap mangsanya. Sienna yang melihat tatapan mata Stetsin itu gemetar ketakutan.“Patuhlah, maka kamu masih bisa bertahan hidup, kalau tidak, aku akan membuat hidupmu lebih buruk daripada kematian!” Stetsin mengancam Sienna.“Jangan seperti itu, mengagetkanku saja, aku bisa ketakutan, kalau kamu begitu menyukaiku, maka seharusnya kamu memperlakukanku dengan penuh kasih sayang! Bukankah kamu ingin meniduriku? Aku bisa memuaskanmu!” Tiba-tiba Sienna yang berada di atas tempat tidur berkata dengan lembut, matanya penuh kelembutan, dia memutar tubuhnya dan menunjukkan segala macam perasaan cinta.Kalau seorang pria melihat Sienna bersikap seperti ini, pasti tidak akan bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ini adala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status