Di sebuah bandara salah satu kota di Barat Daya, Nathan berjalan keluar dari bandara dengan Sienna seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.Suhu disini jelas sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Vale, jadi orang-orang disini kebanyakan mengenakan pakaian yang lebih menyejukkan, banyak gadis-gadis yang hanya mengenakan celana pendek dan baju pendek di jalanan.Sienna juga sudah mengganti pakaiannya sebelumnya, dia mengenakan celana denim yang super pendek, baju kaos putih dan kacamata hitam besar, yang menarik perhatian banyak pria. Kalau bukan karena Nathan yang menggandeng lengan Sienna sepanjang waktu, beberapa pria sepertinya akan menghampirinya untuk memulai percakapan. Melihat gadis cantik berkulit putih seperti Sienna dengan Nathan yang mengaitkan bahunya sedekat itu padanya, banyak pria yang melirik Nathan dengan tatapan permusuhan, tapi Nathan tidak peduli.Sienna memanggil taksi, dan dua orang itu masuk ke dalam mobil lalu menuju ke pedesaan Lumina.Nath
“Tentu saja, kalau tidak, apakah kamu benar-benar mengira aku akan mengambil kesempatan atas dirimu?!” Nathan mengangkat sudut bibirnya. “Cepatlah, kalau tidak, kita akan bermalam di hutan.”Sienna ingin berjalan tapi kakinya masih sedikit lemas, selama dua jam lebih dia menahan diri dengan menggertakkan giginya.Melihat penampilan Sienna, Nathan tersenyum. “Apa perlu aku menggendongmu?”“Tidak perlu, menjauhlah dariku!” Sienna memelototi Nathan.“Kamu jangan lupa, ini adalah wilayah Lumina, kalau di dalam hutan ada anak buah Arsen dan kita sampai ketahuan, jangan salahkan aku!” Setelah Nathan selesai bicara, dia langsung berjalan menuju ke gunung.Sienna yang mendengar ini hanya bisa mengejar Nathan dengan pasrah, lalu Nathan kembali melingkarkan tangannya di lengannya, dan dua orang itu berjalan menuju gunung bagaikan lem. Nathan tidak menyangka Arsen sangat berhati-hati, Sienna adalah putri angkatnya dan dia bahkan tidak mempercayainya, hingga meminta seseorang untuk mengamati seca
“Nona Sienna, akhirnya kamu sampai juga, Tuan Arsen masih menunggumu.”Sienna sedikit kaget, dia tidak menyangka sudah selarut ini Arsen masih menunggu dirinya, lantas dia akan langsung mengurung Nathan di dalam kamar untuk menjadikannya Count?“Iya, aku sudah tahu!” Sienna mengangguk, lalu membawa Nathan berjalan masuk ke pedesaan Lumina.Saat para penjaga pedesaan Lumina menatap Nathan yang memegang tangan Sienna dengan tatapan serakah, mereka semua merasa sangat iri. Mereka sudah lama terpesona pada penampilan Sienna, hanya saja, tidak ada yang berani bertindak pada Sienna, terlepas dari kekuatan Sienna, hanya dengan status Sienna sebagai putri angkat dari Arsen, mereka mana berani menyentuhnya?Nathan mengikuti Sienna masuk ke pedesaan Lumina, dan menemukan bahwa hampir seluruh pedesaan Lumina terbuat dari bangunan kayu, ada sebuah bangunan berlantai dua di tengah pedesaan Lumina yang terlihat lebih megah dan mendominasi, seharusnya itu adalah tempat dimana Arsen berada. Benar saj
Sienna melangkahkan kakinya mengikuti Arsen, lalu Arsen membelakangi Nathan dan mengeluarkan sebungkus bubuk obat dan menyerahkannya pada Sienna, lalu berbisik pada Sienna. “Kamu berikan racun pelemah ini pada Nathan, lalu kalian tinggal bersama malam ini, dan jangan biarkan dia menyentuhmu. Kalau kamu sampai kehilangan kepolosanmu, maka kamu tahu akibatnya!”Sienna mengambil racun pelemah itu dan mengangguk, lalu tidak mengatakan apapun lagi. Dia sangat ingin bertanya mengenai kedua orang tuanya, tapi dia tahu dia tidak boleh bertanya langsung kepada Arsen seperti itu. Kalau orang tuanya benar-benar dibunuh oleh orang pedesaan Lumina dan dia bertanya dengan gegabah, dia tidak hanya tidak akan mendapat jawabannya, nyawanya sendiri juga akan terancam.“Sudahlah, kalian semua beristirahatlah, sudah larut,” Arsen mengibaskan tangannya, lalu berbalik dan masuk ke kamarnya sendiri.Para tetua menatap Nathan yang bertelanjang dada, wajah mereka menunjukkan penghinaan, inilah yang disebut de
Sienna sudah tinggal di pedesaan Lumina selama dua puluh tahun, dan belum pernah sekalipun masuk ke kamar Arsen, Sienna juga tidak pernah berpikir untuk masuk dan melihat-lihat. Namun saat ini, demi mencari petunjuk tentang orang tuanya sendiri, dia hanya bisa menyelinap diam-diam. Sienna bersembunyi di luar jendela kamar Arsen dan diam-diam melihat ke dalam, itu tidak menjadi masalah, yang membuat Sienna sangat kaget adalah dia menemukan kalau kamar Arsen dipenuhi dengan tempat tidur berwarna merah, dan ada beberapa lampu warna-warni yang tampak seperti kamar pengantin baru.Sienna sudah tinggal di pedesaan Lumina selama dua puluh tahun dan belum pernah mendengar kalau Arsen sudah pernah menikah, kenapa kamarnya didekorasi seperti ini? Sedangkan dekorasi itu terlihat baru, lantas Arsen akan menikahi seorang istri dalam waktu dekat?Sienna sangat terkejut, hanya saja dia tidak memikirkannya lebih lanjut, saat melihat Arsen sudah terlelap, dia berbalik dan langsung masuk ke dalam kamar
Keesokan paginya, Sienna membawa Nathan ke ruangan Arsen, dan sudah banyak orang yang berdiri di ruang utama.“Nanti kamu harus berpura-pura kehilangan seluruh kekuatanmu, jangan sampai orang lain menyadari kalau kamu masih memiliki kekuatanmu, mengerti?” Sienna memperingatkan Nathan.“Kenapa?” tanya Nathan.“Jangan tanyakan lagi, kamu dengarkan saja apa yang kukatakan padamu!” Sienna memelototi Nathan.Nathan hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Sienna masuk ke ruang utama. Karena menyelinap ke kamar Arsen tadi malam, Sienna tidak berani menatap Arsen secara langsung, namun Arsen bersikap seperti biasa, seolah tidak ada yang terjadi tadi malam. Arsen melambaikan tangannya pada Sienna, Sienna bergegas menghampiri Arsen hanya saja dia terus menunduk dan tidak berani mengangkat kepalanya.“Apakah Nathan sudah meminum racun pelemah itu?” Arsen bertanya pada Sienna.“Dia sudah meminumnya, seharusnya, sekarang dia sudah kehilangan kekuatannya dan hanya orang biasa,” Sienna menganggu
“Bukankah kalian ahli dalam menggunakan racun? Walau Sekte Minoan sangat kuat, kalian juga bisa menggunakan racun dan meracuni mereka sampai mati,” Nathan berkata dengan sangat bingung.Mendengar perkataan Nathan yang begitu enteng, Sienna tersenyum tidak berdaya. “Bicaramu enteng sekali, Sekte Minoan dan pedesaan Lumina sudah bertarung selama ratusan tahun, bagaimana mungkin tidak tahu pedesaan Lumina bisa menggunakan racun. Sekte Minoan itu sudah memiliki penangkalnya sejak awal, bahkan laba-laba milik ayah angkat yang paling beracun di pedesaan Lumina juga tidak bisa melakukan apapun terhadap orang dari Sekte Minoan.”“Kalau bisa mendetoksifikasi racun, kenapa kalian bisa meracuni ratusan orang mereka hingga mati?” Nathan tidak mengerti, kalau bisa mendetoksifikasi racun kenapa bisa memakan korban sebanyak itu.“Yang mati diracuni hanyalah pengikut Sekte Minoan, bukan murid Sekte Minoan yang sebenarnya. Jadi, Sekte Minoan tidak akan menggunakan penawarnya yang berharga untuk mendet
Saat ini, banyak pengurus sekte yang sudah mencapai tahap penguasa ingras, sedangkan Arsen masih tertahan pada puncak grand master, tidak menunjukkan sedikitpun tanda akan menerobos tahap itu dan membuatnya sangat panik. Ini adalah alasan kenapa dia sangat ingin melatih Count, kalau pedesaan Lumina berhasil melatih Count, maka dia tidak akan takut dengan sekte lainnya lagi.“Karena kamu setuju, maka dendam antara Sekte Minoan dan pedesaan Lumina yang lama akan dihapuskan, untuk mengungkapkan ketulusan Sekte Minoan, kali ini aku secara khusus membawakan sebuah barang bagus untukmu!” Setelah Stetsin selesai bicara, seorang pelayan di belakangnya bergegas mengeluarkan sebuah botol kaca dari tubuhnya, dan botol kaca itu berisi air yang sangat jernih.Arsen memandangi air di dalam botol kaca itu dan bertanya dengan ragu. “Tuan Muda Stetsin, bukankah ini hanya air dari mata air pegunungan biasa? Lantas, ini adalah semacam benda pusaka?”“Kamu mungkin tidak tahu, karena kita sudah berdamai d
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u