Share

Bab 644

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 19:42:30

Keesokan paginya, Sienna membawa Nathan ke ruangan Arsen, dan sudah banyak orang yang berdiri di ruang utama.

“Nanti kamu harus berpura-pura kehilangan seluruh kekuatanmu, jangan sampai orang lain menyadari kalau kamu masih memiliki kekuatanmu, mengerti?” Sienna memperingatkan Nathan.

“Kenapa?” tanya Nathan.

“Jangan tanyakan lagi, kamu dengarkan saja apa yang kukatakan padamu!” Sienna memelototi Nathan.

Nathan hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Sienna masuk ke ruang utama. Karena menyelinap ke kamar Arsen tadi malam, Sienna tidak berani menatap Arsen secara langsung, namun Arsen bersikap seperti biasa, seolah tidak ada yang terjadi tadi malam. Arsen melambaikan tangannya pada Sienna, Sienna bergegas menghampiri Arsen hanya saja dia terus menunduk dan tidak berani mengangkat kepalanya.

“Apakah Nathan sudah meminum racun pelemah itu?” Arsen bertanya pada Sienna.

“Dia sudah meminumnya, seharusnya, sekarang dia sudah kehilangan kekuatannya dan hanya orang biasa,” Sienna menganggu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dedi Panca
kenapa iklan gak bisa di buka tlg bantu cek...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 645

    “Bukankah kalian ahli dalam menggunakan racun? Walau Sekte Minoan sangat kuat, kalian juga bisa menggunakan racun dan meracuni mereka sampai mati,” Nathan berkata dengan sangat bingung.Mendengar perkataan Nathan yang begitu enteng, Sienna tersenyum tidak berdaya. “Bicaramu enteng sekali, Sekte Minoan dan pedesaan Lumina sudah bertarung selama ratusan tahun, bagaimana mungkin tidak tahu pedesaan Lumina bisa menggunakan racun. Sekte Minoan itu sudah memiliki penangkalnya sejak awal, bahkan laba-laba milik ayah angkat yang paling beracun di pedesaan Lumina juga tidak bisa melakukan apapun terhadap orang dari Sekte Minoan.”“Kalau bisa mendetoksifikasi racun, kenapa kalian bisa meracuni ratusan orang mereka hingga mati?” Nathan tidak mengerti, kalau bisa mendetoksifikasi racun kenapa bisa memakan korban sebanyak itu.“Yang mati diracuni hanyalah pengikut Sekte Minoan, bukan murid Sekte Minoan yang sebenarnya. Jadi, Sekte Minoan tidak akan menggunakan penawarnya yang berharga untuk mendet

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 646

    Saat ini, banyak pengurus sekte yang sudah mencapai tahap penguasa ingras, sedangkan Arsen masih tertahan pada puncak grand master, tidak menunjukkan sedikitpun tanda akan menerobos tahap itu dan membuatnya sangat panik. Ini adalah alasan kenapa dia sangat ingin melatih Count, kalau pedesaan Lumina berhasil melatih Count, maka dia tidak akan takut dengan sekte lainnya lagi.“Karena kamu setuju, maka dendam antara Sekte Minoan dan pedesaan Lumina yang lama akan dihapuskan, untuk mengungkapkan ketulusan Sekte Minoan, kali ini aku secara khusus membawakan sebuah barang bagus untukmu!” Setelah Stetsin selesai bicara, seorang pelayan di belakangnya bergegas mengeluarkan sebuah botol kaca dari tubuhnya, dan botol kaca itu berisi air yang sangat jernih.Arsen memandangi air di dalam botol kaca itu dan bertanya dengan ragu. “Tuan Muda Stetsin, bukankah ini hanya air dari mata air pegunungan biasa? Lantas, ini adalah semacam benda pusaka?”“Kamu mungkin tidak tahu, karena kita sudah berdamai d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 647

    Saat Arsen membuka tutup botolnya memang ada aroma harum yang tercium, hanya mencium baunya saja sudah membuatnya terasa segar kembali.Namun saat Arsen hendak meneguknya, Halbar menghentikannya. “Tuan Arsen, jangan sembarangan meminumnya!”Karena pedesaan Lumina dan Sekte Minoan sudah lama bermusuhan, bagaimana mungkin bisa diselesaikan dengan satu dua kalimat? Kalau Stetsin bermain curang dan ada racun di dalam air itu, maka Arsen akan berada dalam bahaya.“Hahaha …. Halbar, kamu sangat berhati-hati, di seluruh Celestial, siapa yang bisa menggunakan racun lebih baik daripada pedesaan Lumina? Berani meracuni orang di hadapan pedesaan Lumina, pasti orang bodoh!” Sambil berkata, Stetsin mengambil kembali mata air pegunungan itu dan langsung meneguknya sendiri, untuk membuktikan tidak ada masalah dengan mata air pegunungan itu.“Mundur!” Arsen meneriaki Halbar.Perkataan Stetsin tadi membuat Arsen merasa sangat bangga di dalam hatinya, siapapun yang berani meracuni orang di hadapan pede

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 648

    “Sienna adalah milikku, siapa yang berani menikahinya?” Nathan tiba-tiba memeluk Sienna dan matanya dipenuhi dengan amarah.Perubahan situasi yang mendadak ini membuat Sienna kaget, bahkan Stetsin juga tertegun sejenak. Awalnya dia hanya menganggap Nathan sebagai anak buah yang biasa, tidak disangka Nathan akan memeluk Sienna di depan umum, dan menyebut Sienna sebagai miliknya.“Tuan Arsen, siapa ini?” Stetsin bertanya dengan dingin.“Oh …. dia hanya orang bodoh!” Arsen menjelaskan dengan cepat, lalu berkata dengan keras. “Seret orang itu keluar dan kurung dia!”Arsen memerintah dengan keras, sedangkan Halbar dan beberapa orang lainnya langsung melangkah maju dan meraih Nathan lalu menyeret Nathan pergi. Nathan berjuang mati-matian, tapi dia tidak bisa melepaskan diri, saat ini dia sedang berpura-pura tidak punya tenaga.“Lepaskan aku, lepaskan aku, Sienna adalah milikku!” Nathan berteriak tapi tidak ada yang mendengarkannya dan langsung menyeretnya pergi.Melihat Nathan hanya orang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 649

    “Sienna, kamu tidak diizinkan untuk keluar dari pedesaan Lumina selama beberapa hari ini, tinggallah di rumah dengan baik. Nanti, setelah berhasil menghancurkan Sekte Minoan, aku akan membuat kekuatanmu jauh lebih kuat!” Arsen berkata dan menatap Sienna yang raut wajahnya sudah menjadi jelek.“Baik!” Sienna tidak berani membantah, apalagi menolak.“Kalian awasi dia dengan baik, jangan biarkan dia keluyuran!” Arsen masih saja khawatir dan memerintahkan para tetua untuk mengawasi Sienna.Sienna yang awalnya masih ingin memeriksa keadaan Nathan, saat ini dia sendiri diawasi secara langsung oleh orang lain dan membuat Sienna tidak punya kesempatan untuk memeriksa Nathan.***Sementara itu, di dalam sebuah ruangan tertutup di pedesaan Lumina, ada ratusan jenis serangga beracun yang sedang berkeliaran di dalam ruangan.Ruangan itu sangat gelap, dan gas beracun sudah lama memenuhi ruangan itu. Sedangkan di tengah ruangan, seseorang sedang perlahan duduk bersila.Serangga beracun yang tidak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 650

    Setelah Sienna masuk dia menutup pintu dengan pelan. “Ayah angkat, apakah kamu mencariku?” Sienna berjalan ke hadapan Arsen dan bertanya dengan suara rendah.“Duduklah, temani ayah angkat makan!” Arsen menunjuk ke kursi yang ada di samping.Sienna duduk tanpa mengatakan apapun, sedangkan Arsen menuangkan segelas anggur untuk Sienna. “Temani aku minum segelas anggur ini,” Arsen mengangkat gelas anggur Sienna dan menyerahkannya kepada Sienna.Sienna awalnya ingin menolak tapi dia tidak tahu bagaimana cara menolaknya, jadi dia hanya bisa menerima gelas anggur itu. Setelah minum, Arsen menunjukkan senyuman gembira di wajahnya dan berkata pada Sienna. “Tadi malam, kamu yang mengambil foto yang ada di atas meja bukan?”Melihat Arsen bertanya tentang kejadian tadi malam, tubuh Sienna sedikit gemetar, tapi karena pihak lain sudah menanyakan hal ini, pasti dia sudah mengetahuinya, dan Sienna juga sudah tidak perlu berbohong, ada baiknya dia langsung bertanya kepada Arsen.Sienna mengangguk dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 651

    “Aku benar-benar menyesal, kalau saat itu aku bisa membawa kalian kakak beradik kembali, maka sekarang di sisiku akan ada dua orang yang persis dengan ibumu bukan?!” Tatapan Arsen pada Sienna mulai memanas.Melihat tatapan Arsen yang seperti itu, Sienna kaget dan tergesa-gesa berbalik untuk berlari keluar, tapi saat dia baru berdiri, tubuhnya lemas dan dia langsung terkulai di atas meja.“A-apa yang kamu masukkan ke dalam minumanku?” Sienna menatap Arsen dengan tatapan ngeri.“Aku hanya menambahkan sedikit serbuk Gingko pada minumanmu, bukankah kamu ingin tahu kenapa aku tidak membunuhmu, membesarkanmu selama dua puluh tahun? Semuanya demi hari ini, aku akan membuatmu mewakili ibumu untuk melayaniku dengan baik!” Saat ini, Arsen sudah menunjukkan hasrat cabulnya yang meledak.​Perlu diketahui, serbuk Gingko merupakan obat perangsang yang telah dibuat oleh pedesaan Lumina.“Dasar bajingan!” Tatapan mata Sienna penuh dengan amarah, dia ingin mengangkat tangannya untuk menampar Arsen den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 652

    Namun seketika, cahaya dingin melintas di mata Nathan. “Ada yang tidak beres!” segera setelah berkata, dia melesat keluar dari kamar Sienna menuju ke rumah Arsen.Di kamar Arsen, tangan Sienna sudah mulai melepaskan pakaiannya tanpa terkendali, melihat kancing baju Sienna yang dibuka satu per satu, memperlihatkan pakaian dalamnya yang berwarna merah cerah, tatapan Arsen semakin memanas.“Hahaha …. pengorbanan selama dua puluh tahun, mendapatkan bayaran yang pantas saat ini!” Arsen tersenyum cabul, dan sepasang matanya melekat pada Sienna.Sienna sudah berkeringat deras sejak tadi, dia berusaha keras menekan keinginan dalam hatinya, tapi serbuk Gingko itu terlalu kuat dan Sienna tidak bisa menahannya sama sekali. Dia berpikir untuk menggigit lidahnya dan bunuh diri, tapi sayangnya saat ini dia bahkan tidak mempunyai kekuatan untuk menggigit lidah. Tubuh Sienna yang putih saat ini tampak kemerahan, seolah akan ada air yang menetes keluar kalau disentuh.PRANG!Saat Sienna hendak melepas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 961

    “Tutup mulutmu!” Ging menoleh, tatapannya membuat Russel terkejut dan segera diam. Kemudian Ging kembali berkata. “Nathan, kamu mempermalukanku di makam kuno. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam itu!” Pakaian Ging bergerak meski tak ada angin, lalu tiba-tiba, sosoknya menghilang. Detik berikutnya, Ging muncul di atas kepala Nathan, tubuhnya bercahaya seperti meteor yang melesat. Tanah di bawah kaki Nathan retak, tekanan yang dihasilkan Ging semakin besar, memaksa kaki Nathan terbenam ke dalam tanah. “Pukulan Meteor!” teriak Ging, cahaya keemasan di tubuhnya semakin terang. Russel, yang menyaksikan pemandangan itu, tersenyum lebar. Kemenangan sepertinya sudah di depan mata. “Hahaha …. Nathan, kali ini kamu pasti mati! Ini adalah jurus mematikan milik Ketua Ging, Pukulan Meteor! Tak ada orang yang bisa menahan pukulan ini. Aku akan melihatmu hancur berkeping-keping!” Russel tertawa terbahak-bahak, kegirangannya tak terbendung. Nathan mengabaikannya. Dia menyimpan ped

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 960

    “Nathan, aku salah. Aku tahu aku salah. Ke depannya, keluarga Ransom bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!” Russel menundukkan kepalanya, kepala yang terhormat itu kini tunduk pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. Saat ini, kehormatan dan reputasi tak lagi penting. Yang tersisa hanyalah satu kesempatan untuk bertahan hidup. Selama dia masih hidup, masih ada harapan untuk bangkit kembali. “Jika aku membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Ransom akan berada di bawah kendaliku,” ucap Nathan, suaranya dingin seperti es. Tatapan matanya menusuk, tak ada belas kasihan. Saat Nathan selesai berbicara, dia mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, bilahnya memancarkan cahaya keemasan yang memancarkan aura kematian. Russel menatap pedang itu, matanya dipenuhi ketakutan. Tapi dia tak bergerak. Kepercayaan dirinya sudah hancur. Dia tahu, bahkan jika dia mencoba menghindar, hasilnya akan tetap sama. “Hentikan!” Tiba-tiba, suara teriakan yang menggema memecah

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 959

    Russel berdiri dengan angkuh, matanya menyala dengan kemenangan. “Aku sudah bilang, di dalam formasi ini, aku adalah sang penguasa.” Tapi tiba-tiba, Nathan perlahan bangkit. Sisik-sisik yang rontok mulai tumbuh kembali, cahaya keemasan di tubuhnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. Russel tertegun, matanya membelalak. “Kamu .… Bagaimana kamu masih bisa berdiri?” Nathan menatapnya, senyumnya penuh keyakinan. “Kamu pikir formasi kecilmu bisa menghentikanku? Aku bukan sekadar musuh yang bisa kau remehkan, Russel.” Raut wajah Russel berubah drastis, pukulannya tadi sudah menggunakan energi dari lima orang puncak penguasa Ingras, tapi masih tidak bisa membunuh Nathan.“Aku akan menunjukkan padamu, siapa penguasa sebenarnya!” Nathan mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, nyala api menyembur dari bilahnya, mendesis seperti ular naga yang bangkit dari abu. Suaranya menggema ratusan meter, menghanguskan udara di sekelilingnya. Russel menatap Nathan, matanya membelalak. Aura ya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 958

    Russel menatap Nathan dengan kaget, merasakan aura yang mengerikan. Dalam benaknya, kekuatan Nathan sudah hampir mencapai tahap Villain. Namun, sosok Nathan hanya tampak seperti puncak penguasa Ingras yang baru saja menerobos tahap, dan Russel tidak bisa memahami bagaimana dia bisa meledakkan kekuatan yang begitu luar biasa.Russel bukanlah orang yang asing dengan pembunuh berbakat. Banyak ahli bela diri jenius yang pernah menantang lawan dengan kekuatan satu atau dua tingkat di atas mereka. Namun, sosok seperti Nathan—yang mampu menerobos sebuah tahap besar dengan begitu mudah—benar-benar langka. Russel tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.“Kamu tidak perlu tahu tentang diriku,” Nathan berkata, suaranya dingin seperti es. “Yang perlu kamu tahu adalah, kamu akan segera bertemu lagi dengan putramu!”“Hmm, kamu tidak perlu sesombong itu. Kamu kira aku hanya memiliki kekuatan seperti ini?” Russel mendengus dingin, berusaha menegaskan keberaniannya. “Kalau kamu punya kemampua

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 957

    "Kabur?" Bisiknya menggelitik tengkuk para anggota Keluaraga Yaju yang sedang memanjat tebing. "Kalian pikir neraka punya pintu keluar?"Swooossshhhh!Tubuhnya melesat melebihi kecepatan kilat. Setiap kali kilatan pedangnya berkelebat, sepasang matanya membeku, tubuh tanpa kepala masih berlari-lari sebelum akhirnya roboh. Darah menyembur dengan ngeri membentuk hujan di atas rerumputan. Di lereng bukit keluarga Calderon, mayat-mayat bergelimpangan membentuk spiral mistis—mulut terbuka dalam koor bisu, tangan terkunci dalam posisi memohon."Ka-kakak! Dia …. dia di belakangmu!" Ferdi menjerit sambil menunjuk ke bayangan yang sedang berjalan di dinding tebing. Kakinya basah—tidak tahu apakah itu keringat atau air seni—tapi yang pasti, bau amonia menusuk hidungnya. Setiap kali kelopak matanya berkedip, dia melihat kepala James bergulir pelan, lalu berubah menjadi wajahnya sendiri yang mungkin akan menjadi giliranya."Na-Nathan—" Russel terisak sambil memanjat dengan kuku yang berdarah-dara

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 956

    “Maaf aku datang terlambat,” Nathan menatap Nelson dan Abel yang berlumuran darah, niat membunuh di dalam dirinya semakin membara, seolah-olah darah mereka adalah bahan bakar untuk amarahnya.“Tuan Nathan, bisa melakukan sesuatu untukmu adalah kehormatan dalam hidupku, namun sayangnya—” mata Nelson memerah, air mata menetes di pipinya. “Keluarga Calderon sudah lenyap. Sepertinya ke depannya aku tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuk Tuan Nathan!”“Keluar dari kegelapan, keluarga Calderon tidak akan lenyap selamanya. Kita bisa membangunnya kembali,” Nathan menjawab dengan tegas, suaranya penuh keyakinan. “Mulai hari ini, seluruh aset milik Yaju dan organisasi lainnya akan menjadi milik keluarga Calderon. Aku akan menunjukkan kepada komunitas bela diri di Kota Moniyan bahwa keluarga Calderon adalah milikku, dan tidak akan ada yang berani menyentuhnya!”Setelah Nathan selesai berbicara, dia perlahan berbalik. Cahaya bersinar di tangan kanannya, dan pedang Aruna muncul dengan kilauan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status