Share

Bab 650

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-11-07 23:07:34

Setelah Sienna masuk dia menutup pintu dengan pelan. “Ayah angkat, apakah kamu mencariku?” Sienna berjalan ke hadapan Arsen dan bertanya dengan suara rendah.

“Duduklah, temani ayah angkat makan!” Arsen menunjuk ke kursi yang ada di samping.

Sienna duduk tanpa mengatakan apapun, sedangkan Arsen menuangkan segelas anggur untuk Sienna. “Temani aku minum segelas anggur ini,” Arsen mengangkat gelas anggur Sienna dan menyerahkannya kepada Sienna.

Sienna awalnya ingin menolak tapi dia tidak tahu bagaimana cara menolaknya, jadi dia hanya bisa menerima gelas anggur itu. Setelah minum, Arsen menunjukkan senyuman gembira di wajahnya dan berkata pada Sienna. “Tadi malam, kamu yang mengambil foto yang ada di atas meja bukan?”

Melihat Arsen bertanya tentang kejadian tadi malam, tubuh Sienna sedikit gemetar, tapi karena pihak lain sudah menanyakan hal ini, pasti dia sudah mengetahuinya, dan Sienna juga sudah tidak perlu berbohong, ada baiknya dia langsung bertanya kepada Arsen.

Sienna mengangguk dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 651

    “Aku benar-benar menyesal, kalau saat itu aku bisa membawa kalian kakak beradik kembali, maka sekarang di sisiku akan ada dua orang yang persis dengan ibumu bukan?!” Tatapan Arsen pada Sienna mulai memanas.Melihat tatapan Arsen yang seperti itu, Sienna kaget dan tergesa-gesa berbalik untuk berlari keluar, tapi saat dia baru berdiri, tubuhnya lemas dan dia langsung terkulai di atas meja.“A-apa yang kamu masukkan ke dalam minumanku?” Sienna menatap Arsen dengan tatapan ngeri.“Aku hanya menambahkan sedikit serbuk Gingko pada minumanmu, bukankah kamu ingin tahu kenapa aku tidak membunuhmu, membesarkanmu selama dua puluh tahun? Semuanya demi hari ini, aku akan membuatmu mewakili ibumu untuk melayaniku dengan baik!” Saat ini, Arsen sudah menunjukkan hasrat cabulnya yang meledak.​Perlu diketahui, serbuk Gingko merupakan obat perangsang yang telah dibuat oleh pedesaan Lumina.“Dasar bajingan!” Tatapan mata Sienna penuh dengan amarah, dia ingin mengangkat tangannya untuk menampar Arsen den

    Last Updated : 2024-11-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 652

    Namun seketika, cahaya dingin melintas di mata Nathan. “Ada yang tidak beres!” segera setelah berkata, dia melesat keluar dari kamar Sienna menuju ke rumah Arsen.Di kamar Arsen, tangan Sienna sudah mulai melepaskan pakaiannya tanpa terkendali, melihat kancing baju Sienna yang dibuka satu per satu, memperlihatkan pakaian dalamnya yang berwarna merah cerah, tatapan Arsen semakin memanas.“Hahaha …. pengorbanan selama dua puluh tahun, mendapatkan bayaran yang pantas saat ini!” Arsen tersenyum cabul, dan sepasang matanya melekat pada Sienna.Sienna sudah berkeringat deras sejak tadi, dia berusaha keras menekan keinginan dalam hatinya, tapi serbuk Gingko itu terlalu kuat dan Sienna tidak bisa menahannya sama sekali. Dia berpikir untuk menggigit lidahnya dan bunuh diri, tapi sayangnya saat ini dia bahkan tidak mempunyai kekuatan untuk menggigit lidah. Tubuh Sienna yang putih saat ini tampak kemerahan, seolah akan ada air yang menetes keluar kalau disentuh.PRANG!Saat Sienna hendak melepas

    Last Updated : 2024-11-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 653

    Setelah tiga jarum itu ditusukkan, gerakan Sienna yang menggila seketika berhenti, dia menatap Nathan dengan bingung. “A-apa yang— uhuk!” beberapa detik setelahnya, dia memuntahkan seteguk darah hitam.Mata Sienna seketika menjadi jernih, dan kegilaan di matanya mulai mereda, tapi wajahnya masih terlihat agak merah. Sienna yang tersadar dan melihat dirinya telanjang, serta baju Nathan yang disobek-sobek olehnya seketika merasa canggung.Saat ini, Arsen sudah memimpin orang untuk mengejar dan mengepung Nathan dan Sienna. Melihat itu, Nathan segera melepaskan pakaiannya dan membungkus Sienna. Arsen sedikit kaget saat melihat mata Sienna yang sudah jernih dan efek obatnya sudah memudar, dia tidak menyangka Nathan bisa memulihkan Sienna dalam waktu sesingkat itu.“Sienna, sebagai anggota Lumina, kamu melepaskan Nathan tanpa izin dan melakukan hal yang tercela dengan Nathan, kejahatan apa yang akan kamu tanggung?” Arsen terlebih dulu melakukan pencegahan dan bertanya pada Sienna.Saat ini,

    Last Updated : 2024-11-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 654

    Arsen menatap Nathan dengan marah, dia menggertakkan giginya. “Nathan, jangan kira kamu itu tidak terkalahkan setelah membunuh Donovan! Meskipun aku belum mencapai tahap penguasa Ingras, tapi Lumina adalah wilayahku, aku tidak akan membiarkanmu!”Sekujur tubuh Nathan dipenuhi dengan amarah, dalam situasi ini dia tidak bisa tidak turun tangan. Aura membunuh menyebar ke sekeliling dari tubuh Arsen, dan tekanan aura yang mencekam membuat pohon-pohon di sekitarnya bergoyang seolah ada angin kencang yang bertiup.“Jangan menakutiku dengan trik seperti ini, keluarkan kekuatanmu yang sebenarnya!” Nathan berkata dengan penuh penghinaan, dan tidak memperdulikan kemarahan Arsen.“Aku akan segera membuatmu menyesal, jangan kira hanya karena kamu yang memiliki tubuh yang kuat!” raung Arsen penuh amarah.Setelah Arsen selesai bicara, tubuhnya mulai mengeluarkan kabut hitam, dan kabut hitam itu menyelimuti sekelilingnya, segera terdengar suara gemerisik dari hutan yang ada di sekitar, seperti ada s

    Last Updated : 2024-11-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 655

    “Nathan, lipan emas bertanduk itu sekeras besi, dan tanduknya sangat tajam, kamu harus berhati-hati!” Sienna memperingatkan Nathan dengan kuat.“Pengkhianat, nanti setelah aku membunuh Nathan, aku akan memberimu pelajaran!” Arsen memelototi Sienna dengan marah lalu melambaikan tangannya.Hwooossshh!Diiringi dengan hembusan angin, lipan emas bertanduk yang tidak terhitung jumlahnya mulai merayap menuju ke arah Nathan di saat yang bersamaan.Nathan melayangkan tinjunya, dan menghadang tinju dari Arsen, di saat bersamaan angin tinju yang berputar dan mengerikan juga membunuh banyak lipan emas bertanduk. Karena hempasan angin yang berputar itu, memberikan luka di tubuh Nathan dengan serangan tanduk tajamnya. Baju Nathan diberikan kepada Sienna, dan kulitnya yang berwarna perunggu terlihat, setelah disayat oleh tanduk lipan emas bertanduk luka padat mulai terlihat, meskipun lukanya kecil, tapi hampir menutupi seluruh bagian tubuhnya.Melihat tubuh Nathan penuh luka, Arsen seketika menjadi

    Last Updated : 2024-11-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 656

    “Nathan, hari ini kalau kamu tidak mati, maka aku yang akan mati!” Setelah Arsen selesai bicara, dia tiba-tiba melambaikan tangannya dan semua lipan emas itu merayap ke tubuh Arsen dengan cepat, dan kembali membentuk baju zirah di tubuh Arsen.“Hahaha ….” tawa Nathan terdengar mengerikan. “Kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaanmu!” Nathan melompat dan muncul di hadapan Arsen dalam sekejap mata.Swooosshh!Bugh!Bugh!Bugh!Suara hantaman tidak berhenti terdengar, setiap pukulan Nathan menghantam tubuh Arsen dengan ganas. Hanya saja semuanya dihadang oleh kumpulan lipan emas itu. Setiap satu pukulannya akan mengakibatkan puluhan lipan emas mati. Namun akan ada lebih banyak lipan emas lain yang muncul, rasanya lipan emas ini tidak bisa habis dibunuh.Mata Arsen bersinar dengan bangga dan sudut mulutnya terangkat. “Kamu tidak akan bisa menyakitiku, kali ini biarkan aku yang menguji betapa kuatnya tubuhmu,” setelah berkata, Arsen melayangkan tinjunya ke tubuh Nathan.BAAM!BAAM!Da

    Last Updated : 2024-11-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 657

    Melihat lipan emas bertanduk yang dibudidayakan olehnya dengan sepenuh hati semuanya hangus dalam sekejap mata, Arsen tertegun dan merasa sangat sakit hati. Selain laba-laba beracun, lipan emas bertanduk ini juga merupakan senjata pembunuhnya.“Aromanya harum sekali, kalau ditaruh di dalam wajan lalu di goreng pasti enak sekali! Sekarang, kamu sudah tidak memiliki lipan emas bertanduk yang melindungi tubuhmu, itu sama saja dengan harimau yang tidak memiliki gigi, aku mau lihat apa yang akan kamu gunakan untuk bertarung denganku?” Nathan tersenyum sinis, lalu melangkah maju dan melayangkan tinjunya ke arah Arsen.Bugh!Brak!Kraaak!Tanpa lipan emas bertanduk yang melindungi dirinya, tubuh Arsen langsung terhempas dan terpental puluhan meter, lalu disusul dengan suara tulang retak dan tulang-tulang di tubuh Arsen patah.“Ugh!” Arsen yang berjuang untuk berdiri. “S-sial ….” pekiknya meraung dengan marah.“Kalau kamu bunuh diri sekarang, mungkin akan sedikit lebih terhormat!” Nathan berk

    Last Updated : 2024-11-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 656

    Setelah disinari cahaya keemasan, Shadow Count itu menghilang dalam sekejap bahkan tidak ada jejak yang terlihat. Saat cahaya keemasan itu perlahan menghilang, tidak ada yang tersisa di tanah selain mayat dari Arsen yang sudah mengering.Orang-orang dari Lumina yang melihat hal itu seketika menjadi sangat ketakutan, itu adalah Shadow Count yang terbentuk setelah Arsen membakar tubuhnya, lantas menghilang begitu saja?!Nathan melihat sekeliling setelah melirik mayat Arsen, dan orang-orang dari Lumina semuanya gemetaran, menatapnya dengan ngeri. Para tetua Lumina berkeringat deras, saat ini Nathan dan Shadow Count itu tidak ada bedanya bagi mereka.“Apa ada dari kalian yang mau membalaskan dendam Arsen?” Nathan bertanya dengan lantang.Ratusan orang dari Lumina terdiam, para tetua juga menutup mulut mereka dan tidak mengatakan apapun, mereka tidak tahu harus menjawab apa pada Nathan.“Nathan, lepaskanlah mereka,” saat ini, Sienna berjalan menghampiri.Tidak peduli bagaimanapun, dia suda

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status