Share

Bab 655

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 21:47:42

“Nathan, lipan emas bertanduk itu sekeras besi, dan tanduknya sangat tajam, kamu harus berhati-hati!” Sienna memperingatkan Nathan dengan kuat.

“Pengkhianat, nanti setelah aku membunuh Nathan, aku akan memberimu pelajaran!” Arsen memelototi Sienna dengan marah lalu melambaikan tangannya.

Hwooossshh!

Diiringi dengan hembusan angin, lipan emas bertanduk yang tidak terhitung jumlahnya mulai merayap menuju ke arah Nathan di saat yang bersamaan.

Nathan melayangkan tinjunya, dan menghadang tinju dari Arsen, di saat bersamaan angin tinju yang berputar dan mengerikan juga membunuh banyak lipan emas bertanduk. Karena hempasan angin yang berputar itu, memberikan luka di tubuh Nathan dengan serangan tanduk tajamnya. Baju Nathan diberikan kepada Sienna, dan kulitnya yang berwarna perunggu terlihat, setelah disayat oleh tanduk lipan emas bertanduk luka padat mulai terlihat, meskipun lukanya kecil, tapi hampir menutupi seluruh bagian tubuhnya.

Melihat tubuh Nathan penuh luka, Arsen seketika menjadi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 656

    “Nathan, hari ini kalau kamu tidak mati, maka aku yang akan mati!” Setelah Arsen selesai bicara, dia tiba-tiba melambaikan tangannya dan semua lipan emas itu merayap ke tubuh Arsen dengan cepat, dan kembali membentuk baju zirah di tubuh Arsen.“Hahaha ….” tawa Nathan terdengar mengerikan. “Kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaanmu!” Nathan melompat dan muncul di hadapan Arsen dalam sekejap mata.Swooosshh!Bugh!Bugh!Bugh!Suara hantaman tidak berhenti terdengar, setiap pukulan Nathan menghantam tubuh Arsen dengan ganas. Hanya saja semuanya dihadang oleh kumpulan lipan emas itu. Setiap satu pukulannya akan mengakibatkan puluhan lipan emas mati. Namun akan ada lebih banyak lipan emas lain yang muncul, rasanya lipan emas ini tidak bisa habis dibunuh.Mata Arsen bersinar dengan bangga dan sudut mulutnya terangkat. “Kamu tidak akan bisa menyakitiku, kali ini biarkan aku yang menguji betapa kuatnya tubuhmu,” setelah berkata, Arsen melayangkan tinjunya ke tubuh Nathan.BAAM!BAAM!Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 657

    Melihat lipan emas bertanduk yang dibudidayakan olehnya dengan sepenuh hati semuanya hangus dalam sekejap mata, Arsen tertegun dan merasa sangat sakit hati. Selain laba-laba beracun, lipan emas bertanduk ini juga merupakan senjata pembunuhnya.“Aromanya harum sekali, kalau ditaruh di dalam wajan lalu di goreng pasti enak sekali! Sekarang, kamu sudah tidak memiliki lipan emas bertanduk yang melindungi tubuhmu, itu sama saja dengan harimau yang tidak memiliki gigi, aku mau lihat apa yang akan kamu gunakan untuk bertarung denganku?” Nathan tersenyum sinis, lalu melangkah maju dan melayangkan tinjunya ke arah Arsen.Bugh!Brak!Kraaak!Tanpa lipan emas bertanduk yang melindungi dirinya, tubuh Arsen langsung terhempas dan terpental puluhan meter, lalu disusul dengan suara tulang retak dan tulang-tulang di tubuh Arsen patah.“Ugh!” Arsen yang berjuang untuk berdiri. “S-sial ….” pekiknya meraung dengan marah.“Kalau kamu bunuh diri sekarang, mungkin akan sedikit lebih terhormat!” Nathan berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 656

    Setelah disinari cahaya keemasan, Shadow Count itu menghilang dalam sekejap bahkan tidak ada jejak yang terlihat. Saat cahaya keemasan itu perlahan menghilang, tidak ada yang tersisa di tanah selain mayat dari Arsen yang sudah mengering.Orang-orang dari Lumina yang melihat hal itu seketika menjadi sangat ketakutan, itu adalah Shadow Count yang terbentuk setelah Arsen membakar tubuhnya, lantas menghilang begitu saja?!Nathan melihat sekeliling setelah melirik mayat Arsen, dan orang-orang dari Lumina semuanya gemetaran, menatapnya dengan ngeri. Para tetua Lumina berkeringat deras, saat ini Nathan dan Shadow Count itu tidak ada bedanya bagi mereka.“Apa ada dari kalian yang mau membalaskan dendam Arsen?” Nathan bertanya dengan lantang.Ratusan orang dari Lumina terdiam, para tetua juga menutup mulut mereka dan tidak mengatakan apapun, mereka tidak tahu harus menjawab apa pada Nathan.“Nathan, lepaskanlah mereka,” saat ini, Sienna berjalan menghampiri.Tidak peduli bagaimanapun, dia suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 658

    Pada saat bersamaan, di sebuah pulau terpencil, empat orang gadis sedang bersantai di tepi pantai, pancaran sinar matahari yang terbenam menyinari empat gadis itu, membuat empat gadis itu terlihat seperti bidadari yang turun ke bumi. Empat gadis itu adalah Sarah, Beverly, Rebecca dan Prisly.Setelah Nathan dan Sienna pergi ke Lumina, Zephir membawa Sarah dan yang lainnya pergi ke Pulau Mystic. Saat itu hanya ada dua orang di atas pulau, Marcel dan Prisly, saat melihat pulau tak berpenghuni itu, Sarah dan Beverly merasa jantung mereka berdegup kencang. Hanya saja, saat Sarah melihat Prisly, dia merasa lega, karena dia kenal dengan Prisly dan Sarah juga ikut untuk menyembuhkan Prisly.Dan setiap kali Nathan pergi untuk menyerap hawa dingin yang ada di tubuh Prisly dengan batu kristal, Sarah juga akan ikut bersama, lambat laun Sarah dan Prisly menjadi akrab satu sama lain. Tidak lama kemudian empat gadis itu menjadi akrab, bermain dengan senang dan membawa kehidupan ke pulau terpencil it

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 660

    “Hanya bisa melihat dan membuat langkah demi langkah, Tuan Muda terlambat memulai. Namun, dengan mendapatkan kekuatan sang Naga Yin dan Yang, Tuan Muda akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan keluarga Zellon!” Zephir berkata dengan serius.Marcel perlahan-lahan menjatuhkan tatapannya pada beberapa gadis yang sedang bermain dengan bahagia, dan menghela nafas dengan tidak berdaya.​***Disisi lain pedesaan Lumina.Hari ini adalah hari yang bahagia, Stetsin dari Minoan akan datang untuk menikahi Sienna, banyak pengiring pernikahan sudah tiba di depan pintu gerbang Lumina sejak awal.Saat ini, Sienna sedang berdandan di kamar dan menatap Nathan yang ada di sampingnya dengan sedikit tatapan kebencian. “Nathan, apa maksudmu? Kamu benar-benar berencana menikahkanku dengan si Stetsin itu?”Meskipun hari ini adalah hari yang berbahagia tapi tidak ada jejak kegembiraan di wajah Sienna. Setelah berhubungan dalam beberapa hari terakhir, Sienna sudah menunjukkan perasaannya yang sebenarnya pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 661

    Nathan mengerutkan keningnya dan sedikit bertanya-tanya. ‘Kenapa ada begitu banyak wanita yang berkumpul disini?’Pengiring pernikahan terhalang di depan gapura, dan tidak bisa masuk sama sekali.Pada saat ini, di menara pengawas yang ada di atas gapura, seorang tahap awal Penguasa Ingras berteriak. “Pengiring pernikahan sudah kembali, semuanya harap menyingkir!”Kekuatan tahap awal Penguasa Ingras yang dalam membuat teriakannya jauh lebih keras dibandingkan dengan pengeras suara, semua orang seketika menoleh dan saat melihat pengiring pernikahan, mereka semua menyingkir ke kedua sisi. Banyak gadis yang berteriak seperti orang gila saat melihat Stetsin yang berpakaian serba merah. Sedangkan wajah Stetsin dipenuhi dengan senyuman puas saat melihat begitu banyak gadis.“Apakah Stetsin begitu populer di kalangan para wanita?” Nathan sedikit bingung.Meskipun Stetsin memang tampan, tapi dia bukan selebriti, kenapa ada begitu banyak wanita yang mengejarnya?Sienna yang sedang duduk di dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 662

    Ratusan gadis-gadis itu melepaskan pakaian mereka dan berendam di kolam mata air, beberapa dari mereka mengenakan pakaian renang, dan ada yang langsung melepaskan seluruh pakaian mereka. Saat Nathan bersembunyi di balik batu besar di puncak gunung dan melihat ke arah itu, hanya terlihat sekumpulan kulit putih mulus yang hampir membutakan sepasang mata Nathan.Clak! Clak! Clak!Nathan tiba-tiba menundukkan kepalanya dan menyadari dia sedang mimisan, setetes demi setetes darahnya jatuh ke tanah.“Sialan!” Nathan segera menghentikan pendarahannya, meskipun Nathan adalah seorang kultivator tapi dia juga tidak dapat mengendalikan kegelisahannya saat melihat pemandangan seperti itu.Tapi, tidak jauh dari kolam mata air itu, Stetsin berdiri dengan sepasang tangannya di belakang punggung, menatap ratusan gadis telanjang di hadapannya dan tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun di wajahnya.Nathan memperhatikan adegan ini dan semakin yakin kalau Stetsin pasti sudah bukan seorang pria lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 663

    Semakin turun, energi spiritual yang terasa menjadi semakin kuat, dan Nathan terus menyelam ke dalam, hingga dasar air terlihat mulai agak gelap. Entah setelah berapa dalam dia menyelam, Nathan merasakan tekanan pada tubuhnya menjadi semakin besar, kalau bukan karena tubuhnya yang kuat, Nathan mungkin akan hancur lebur saat ini.Nathan berkonsentrasi dan menahan nafasnya, lalu menyerap energi spiritual yang ada di sekitarnya dengan tenang dan dia tidak menyelam lagi. Dengan energi spiritual yang kaya ini, Nathan yakin dalam beberapa hari dia pasti akan bisa naik ke tahap yang lebih tinggi. Hanya saja, Nathan tidak punya banyak waktu untuk menetap di sini dan berkultivasi, tanggal enam sudah di depan mata, dan Sienna juga masih ada di atas, Stetsin itu pasti akan bertindak pada Sienna.Setelah beristirahat sejenak, Nathan mulai menyelam lagi, saat kedalaman menjadi semakin dalam, seharusnya akan menjadi semakin gelap, namun dasar air itu mulai terlihat terang. Segera setelah itu, sebua

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 961

    “Tutup mulutmu!” Ging menoleh, tatapannya membuat Russel terkejut dan segera diam. Kemudian Ging kembali berkata. “Nathan, kamu mempermalukanku di makam kuno. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam itu!” Pakaian Ging bergerak meski tak ada angin, lalu tiba-tiba, sosoknya menghilang. Detik berikutnya, Ging muncul di atas kepala Nathan, tubuhnya bercahaya seperti meteor yang melesat. Tanah di bawah kaki Nathan retak, tekanan yang dihasilkan Ging semakin besar, memaksa kaki Nathan terbenam ke dalam tanah. “Pukulan Meteor!” teriak Ging, cahaya keemasan di tubuhnya semakin terang. Russel, yang menyaksikan pemandangan itu, tersenyum lebar. Kemenangan sepertinya sudah di depan mata. “Hahaha …. Nathan, kali ini kamu pasti mati! Ini adalah jurus mematikan milik Ketua Ging, Pukulan Meteor! Tak ada orang yang bisa menahan pukulan ini. Aku akan melihatmu hancur berkeping-keping!” Russel tertawa terbahak-bahak, kegirangannya tak terbendung. Nathan mengabaikannya. Dia menyimpan ped

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 960

    “Nathan, aku salah. Aku tahu aku salah. Ke depannya, keluarga Ransom bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!” Russel menundukkan kepalanya, kepala yang terhormat itu kini tunduk pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. Saat ini, kehormatan dan reputasi tak lagi penting. Yang tersisa hanyalah satu kesempatan untuk bertahan hidup. Selama dia masih hidup, masih ada harapan untuk bangkit kembali. “Jika aku membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Ransom akan berada di bawah kendaliku,” ucap Nathan, suaranya dingin seperti es. Tatapan matanya menusuk, tak ada belas kasihan. Saat Nathan selesai berbicara, dia mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, bilahnya memancarkan cahaya keemasan yang memancarkan aura kematian. Russel menatap pedang itu, matanya dipenuhi ketakutan. Tapi dia tak bergerak. Kepercayaan dirinya sudah hancur. Dia tahu, bahkan jika dia mencoba menghindar, hasilnya akan tetap sama. “Hentikan!” Tiba-tiba, suara teriakan yang menggema memecah

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 959

    Russel berdiri dengan angkuh, matanya menyala dengan kemenangan. “Aku sudah bilang, di dalam formasi ini, aku adalah sang penguasa.” Tapi tiba-tiba, Nathan perlahan bangkit. Sisik-sisik yang rontok mulai tumbuh kembali, cahaya keemasan di tubuhnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. Russel tertegun, matanya membelalak. “Kamu .… Bagaimana kamu masih bisa berdiri?” Nathan menatapnya, senyumnya penuh keyakinan. “Kamu pikir formasi kecilmu bisa menghentikanku? Aku bukan sekadar musuh yang bisa kau remehkan, Russel.” Raut wajah Russel berubah drastis, pukulannya tadi sudah menggunakan energi dari lima orang puncak penguasa Ingras, tapi masih tidak bisa membunuh Nathan.“Aku akan menunjukkan padamu, siapa penguasa sebenarnya!” Nathan mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, nyala api menyembur dari bilahnya, mendesis seperti ular naga yang bangkit dari abu. Suaranya menggema ratusan meter, menghanguskan udara di sekelilingnya. Russel menatap Nathan, matanya membelalak. Aura ya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 958

    Russel menatap Nathan dengan kaget, merasakan aura yang mengerikan. Dalam benaknya, kekuatan Nathan sudah hampir mencapai tahap Villain. Namun, sosok Nathan hanya tampak seperti puncak penguasa Ingras yang baru saja menerobos tahap, dan Russel tidak bisa memahami bagaimana dia bisa meledakkan kekuatan yang begitu luar biasa.Russel bukanlah orang yang asing dengan pembunuh berbakat. Banyak ahli bela diri jenius yang pernah menantang lawan dengan kekuatan satu atau dua tingkat di atas mereka. Namun, sosok seperti Nathan—yang mampu menerobos sebuah tahap besar dengan begitu mudah—benar-benar langka. Russel tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.“Kamu tidak perlu tahu tentang diriku,” Nathan berkata, suaranya dingin seperti es. “Yang perlu kamu tahu adalah, kamu akan segera bertemu lagi dengan putramu!”“Hmm, kamu tidak perlu sesombong itu. Kamu kira aku hanya memiliki kekuatan seperti ini?” Russel mendengus dingin, berusaha menegaskan keberaniannya. “Kalau kamu punya kemampua

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 957

    "Kabur?" Bisiknya menggelitik tengkuk para anggota Keluaraga Yaju yang sedang memanjat tebing. "Kalian pikir neraka punya pintu keluar?"Swooossshhhh!Tubuhnya melesat melebihi kecepatan kilat. Setiap kali kilatan pedangnya berkelebat, sepasang matanya membeku, tubuh tanpa kepala masih berlari-lari sebelum akhirnya roboh. Darah menyembur dengan ngeri membentuk hujan di atas rerumputan. Di lereng bukit keluarga Calderon, mayat-mayat bergelimpangan membentuk spiral mistis—mulut terbuka dalam koor bisu, tangan terkunci dalam posisi memohon."Ka-kakak! Dia …. dia di belakangmu!" Ferdi menjerit sambil menunjuk ke bayangan yang sedang berjalan di dinding tebing. Kakinya basah—tidak tahu apakah itu keringat atau air seni—tapi yang pasti, bau amonia menusuk hidungnya. Setiap kali kelopak matanya berkedip, dia melihat kepala James bergulir pelan, lalu berubah menjadi wajahnya sendiri yang mungkin akan menjadi giliranya."Na-Nathan—" Russel terisak sambil memanjat dengan kuku yang berdarah-dara

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 956

    “Maaf aku datang terlambat,” Nathan menatap Nelson dan Abel yang berlumuran darah, niat membunuh di dalam dirinya semakin membara, seolah-olah darah mereka adalah bahan bakar untuk amarahnya.“Tuan Nathan, bisa melakukan sesuatu untukmu adalah kehormatan dalam hidupku, namun sayangnya—” mata Nelson memerah, air mata menetes di pipinya. “Keluarga Calderon sudah lenyap. Sepertinya ke depannya aku tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuk Tuan Nathan!”“Keluar dari kegelapan, keluarga Calderon tidak akan lenyap selamanya. Kita bisa membangunnya kembali,” Nathan menjawab dengan tegas, suaranya penuh keyakinan. “Mulai hari ini, seluruh aset milik Yaju dan organisasi lainnya akan menjadi milik keluarga Calderon. Aku akan menunjukkan kepada komunitas bela diri di Kota Moniyan bahwa keluarga Calderon adalah milikku, dan tidak akan ada yang berani menyentuhnya!”Setelah Nathan selesai berbicara, dia perlahan berbalik. Cahaya bersinar di tangan kanannya, dan pedang Aruna muncul dengan kilauan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status