Share

Bab 426

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-15 17:56:37

“Reus, kenapa kamu menyerang bawahan Keluarga Holcy?” Aston melihat orang yang datang dan berteriak dengan marah.

Reus yang tiba-tiba datang berkata dengan dingin dan arogan. “Aston, orang-orang disini berada dalam perlindunganku. Kalau tidak ingin menjadi musuh Keluarga Alvaro, sebaiknya kamu pergi!”

“Berada dalam perlindunganmu?” Aston mengernyitkan keningnya lalu menyeringai dan mencibir. “Bukankah kamu ingin mendapatkan kalung itu? Jangan berpura-pura di depanku, kamu melindungi mereka begitu saja? Kalau tidak ingin mati, enyah dari sini!”

“Aston, kamu benar-benar berani menjadi musuh Keluarga Alvaro?” Reus berkata dengan dingin.

“Cuih! Kenapa memangnya kalau menjadi musuh dari Keluarga Alvaro?

Ayahku akan segera keluar! Hahaha …. Dan pada sampai saatnya, Keluarga Alvaro tidak akan ada apa-apanya!” Aston meludah dengan dingin.

“Cari mati!” Reus melotot dengan marah dan langsung melayangkan pukulannya kepada Aston.

Peter yang berada di samping Aston ingin turun tangan, tapi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 427

    “Nona Sarah, Nona Beverly, cepat lari!” Nicole yang melihat ini segera melayangkan tinjunya ke arah Peter. Dia meminta Sarah serta Beverly untuk segera kabur, dia tahu kalau dia bukan lawan Peter, dan tidak bisa menghentikannya.​ “Hm, kamu terlalu tua, aku tidak suka!” menghadapi serangan Nicole, Peter mendengus dan menerbangkan Nicole dengan lambaian tangannya. Sarah dan Beverly belum sempat melarikan diri, Peter sudah berdiri di hadapan mereka dalam sekejap mata. “Dasar bajingan!” Beverly mengamuk, dia menggertakkan giginya dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk memukul Peter. Baam!​ Beverly juga pernah berlatih, tapi memukul Peter bagaikan memukul sebuah batu besar. Pukulannya itu membuat tangannya mati rasa, sedangkan Peter seolah tidak merasakan apapun. “Hahaha, seperti menggelitik, kamu terlalu lemah!” Peter berkata sambil meraih pergelangan tangan Beverly, lalu menarik dengan ringan dan membuat Beverly jatuh ke dalam pelukannya. "Ah!" “Bajingan, lepaskan aku!” Bever

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 428

    Tidak lama kemudian, seorang bawahan dari Keluarga Lynn membuka pintu dan masuk, sepertinya dia sudah lama menunggu di luar. “Tuan Nathan, Tuan Muda Stefano sedang sibuk mengurus masalah penambangan di jalur tambang dan sedang tidak berada disini!” Bawahan itu bergegas menjelaskan pada Nathan. “Dimana Tuan besar kalian?” tanya Nathan. Tepat setelah Nathan selesai bicara, dia melihat Sebastian dan Jane yang bergegas menghampiri. “Tuan Nathan, apakah Anda sudah selesai berlatih?” Sebastian yang melihat Nathan sudah bangun segera berkata dengan gembira. “Sekarang jalur tambang yang baru ditemukan sudah dibor dan digali, tapi akan memerlukan waktu yang lama untuk bisa melihat hasilnya. Batu-batu yang dibutuhkan oleh Tuan Nathan juga harus menunggu beberapa hari!” “Aku ada urusan mendadak dan harus kembali ke Northern, segera siapkan mobil untukku!” Wajah Nathan terlihat sangat cemas, dan keringat dingin sudah terlihat di keningnya. Melihat ekspresi Nathan yang cemas, Sebastian tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 429

    “Kenapa kamu baru pulang sekarang?! Beverly sudah dibawa pergi, dia dibawa pergi oleh Aston! Mereka memintamu untuk pergi berlutut dan meminta maaf pada mereka agar melepaskan Beverly. A-aku takut, Beverly akan dilecehkan oleh tangan busuk si Aston, pria itu memang brengsek!” Sarah berkata sambil menangis. “Aston?” aura membunuh seketika muncul dari tubuh Nathan. Bahkan, Reus yang berada di luar juga dapat merasakan aura membunuh yang luar biasa itu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar. Ryzen dan Nicole merasakan aura membunuh ini dan merasa bahagia dalam hati. Mereka tahu Nathan sudah pulang, dan saling memapah untuk berjalan keluar dari kamar. “Sarah, jangan menangis, beritahu aku kemana mereka membawa Eve? Aku pasti akan menyelamatkannya!” Nathan bertanya pada Sarah. “Hotel Spark, saat Aston pergi dia mengatakan akan pergi ke sana!” Kata Sarah. “Hotel Spark?” Nathan mengangguk. “Baik, aku sudah tahu, kamu tunggu saja dengan tenang di rumah, aku akan segera kembali!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 430

    Grek! ​ Beverly yang awalnya membisu dan tidak bergerak, tiba-tiba membuka mulutnya dan menggigit hidung Aston. “Ah!” Aston berteriak dengan keras. Pria itu mencengkram mulut Beverly untuk melepaskan hidungnya. Namun meski begitu, hidung Aston yang digigit terus mengeluarkan darah. ​"Sialan! Wanita jalang!" “Aston, ada apa?” Peter yang berada di luar bertanya. “Paman Peter, tidak apa-apa!” Aston buka suara, dia tidak boleh membiarkan Peter melihat dirinya seperti ini, kalau tidak, hal ini akan benar-benar memalukan. “Dasar jalang, hari ini aku akan menghabisimu, aku akan membuat hidupmu lebih buruk daripada kematian!” Aston marah dan melangkah maju untuk merobek pakaian Beverly. Srek! Srek! Srek! Saat ini, hanya pakaian dalam yang membalut tubuh Beverly. Nathan yang sudah tiba di lantai bawah mendengar ada suara teriakan dari atas dan mengernyitkan keningnya lalu langsung melompat ke atas. Nathan kebetulan melihat melalui jendela, dan melihat Aston yang merobek pakaian Beve

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 431

    Melihat gerakan Nathan secepat kilat, semua orang tercengang, dan kemudian Aston merasakan adanya aura yang mengerikan datang, fia ingin menghindar tapi sudah terlambat. Bugh! Krak! Melihat Nathan mengangkat kakinya dan langsung menendang bagian bawah Aston, dan terdengar ada suara retakan. Raut wajah Aston memerah, dan tubuhnya langsung memeluk kedua kakinya dengan erat. "Arrrggghhh!" ​ Suara teriakan melengking yang menembus langit terdengar dari mulut Aston. Melihat Aston seperti itu, dua orang master dari Keluarga Holcy tanpa sadar menutupi bagian privat mereka dengan kedua tangannya. Sedangkan Peter, dia tidak bisa menahan tubuhnya yang gemetar, dan untuk sesaat dia masih belum tersadar. Dan saat dia sudah tersadar, Nathan sudah kembali ke posisi semulanya. “A-Aston!” Melihat Aston seperti itu Peter terus memanggilnya. "Aston! Sadarlah!" Dan saat melihat bagian bawah Aston, darah sudah mengalir, dan bisa dibilang dia sudah menjadi orang cacat dan dia menjadi sosok pria i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 432

    Nathan melompat ke tempat terbuka dan bergegas menurunkan Beverly, kalau dia memeluk Beverly sebentar lagi, maka Nathan benar-benar takut tidak bisa menahan dirinya lagi. Belahan dada Beverly terus mengenai Nathan dan sebagai seorang pria yang normal, Nathan mana mungkin bisa menahannya. Peter yang mengejarnya dari belakang tersenyum dingin saat melihat Nathan berhenti. “Bocah, ternyata kamu punya keberanian juga, aku kira kamu ingin kabur!” ​“Kabur?!” Nathan menyeringai dan menunjukkan ketidaksetujuannya. "Kalian belum mati, tidak mungkin aku membiarkan kalian begitu saja, kan?" “Baik, aku sudah lama tidak bertemu dengan orang yang keras kepala, hari ini aku pasti akan membuatmu merasa puas!” Peter berulang kali diprovokasi oleh Nathan dan membangkitkan semangat bertarung dalam dirinya. “Bukankah tadi kamu mengatakan pukulan barusan hanya menggunakan seperempat dari kekuatanmu? Sekarang, kita berada di tanah terbjka, aku akan membiarkanmu memukulku sekali lagi," Nathan menyeringa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 433

    Mata Peter penuh dengan kengerian, tubuhnya perlahan mundur dua langkah dan dia sudah berniat untuk mundur, dia sudah menggunakan seluruh kekuatannya untuk pukulan tadi. Tapi, kekuatannha itu tidak menyebabkan luka apapun pada Nathan, dan ini membuat Peter seketika ingin kabur. Aston juga menyadari niat Peter dan berkata. “Paman Peter, kamu tidak boleh meninggalkanku begitu saja!” Saat ini Aston sudah terluka, dia bahkan tidak bisa lari, kalau Peter tidak memperdulikannya maka dia pasti akan mati. Peter memelototi Aston dengan galak, dia yang sudah berniat melarikan diri, seketika merasa malu saat Aston mengatakannya. “Aston, jangan salahkan Paman Peter, kekuatan bocah ini terlalu kuat, kamu malah berani melawannya! Aku pasti akan membawa orang dari Keluarga Holcy untuk balas dendam!” Peter berkata pada Aston. “Tidak, Paman Peter! Jangan tinggalkan aku!" Aston merengek dan bergegas menyusul Peter. Peter tidak peduli lagi, dia berbalik dan bergegas melompat dengan kuat, dia melari

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 434

    Beverly merasakan hal itu dan tiba-tiba menatap Nathan, wajahnya memerah. “Tutup matamu, dasar cabul!” Beverly bergegas mengambil selimut itu dan membungkus dirinya lagi, tidak perlu dibahas seberapa memalukannya kejadian itu. Nathan juga segera berbalik. “A-aku tidak sengaja, kamu sendiri yang melepas selimut itu, tidak ada hubungannya denganku!" “Masih membantah?!” Beverly memelototi Nathan. “Kuberitahu, kamu tidak boleh mengatakannya kepada siapapun setelah pulang nanti!” “Bodoh!” Nathan menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak!" Setelah itu, Nathan dan Beverly pulang, Sarah yang masih khawatir berjalan mengitari ruangan dengan cemas dan menunggu kabar. Saat melihat Beverly pulang dengan Nathan, dan Beverly yang terbungkus selimut dan tampak malu saat melihat Sarah. Beverly langsung memeluk Sarah dan berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian. “Nathan, apa kamu baik-baik saja?” Sarah bertanya dengan cemas. “Tentu saja!” Nathan menganggukkan kepalanya. "Memangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status