Share

Bab 432

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-20 20:01:29

Nathan melompat ke tempat terbuka dan bergegas menurunkan Beverly, kalau dia memeluk Beverly sebentar lagi, maka Nathan benar-benar takut tidak bisa menahan dirinya lagi. Belahan dada Beverly terus mengenai Nathan dan sebagai seorang pria yang normal, Nathan mana mungkin bisa menahannya.

Peter yang mengejarnya dari belakang tersenyum dingin saat melihat Nathan berhenti. “Bocah, ternyata kamu punya keberanian juga, aku kira kamu ingin kabur!”

​“Kabur?!” Nathan menyeringai dan menunjukkan ketidaksetujuannya. "Kalian belum mati, tidak mungkin aku membiarkan kalian begitu saja, kan?"

“Baik, aku sudah lama tidak bertemu dengan orang yang keras kepala, hari ini aku pasti akan membuatmu merasa puas!” Peter berulang kali diprovokasi oleh Nathan dan membangkitkan semangat bertarung dalam dirinya.

“Bukankah tadi kamu mengatakan pukulan barusan hanya menggunakan seperempat dari kekuatanmu? Sekarang, kita berada di tanah terbjka, aku akan membiarkanmu memukulku sekali lagi," Nathan menyeringa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 433

    Mata Peter penuh dengan kengerian, tubuhnya perlahan mundur dua langkah dan dia sudah berniat untuk mundur, dia sudah menggunakan seluruh kekuatannya untuk pukulan tadi. Tapi, kekuatannha itu tidak menyebabkan luka apapun pada Nathan, dan ini membuat Peter seketika ingin kabur. Aston juga menyadari niat Peter dan berkata. “Paman Peter, kamu tidak boleh meninggalkanku begitu saja!” Saat ini Aston sudah terluka, dia bahkan tidak bisa lari, kalau Peter tidak memperdulikannya maka dia pasti akan mati. Peter memelototi Aston dengan galak, dia yang sudah berniat melarikan diri, seketika merasa malu saat Aston mengatakannya. “Aston, jangan salahkan Paman Peter, kekuatan bocah ini terlalu kuat, kamu malah berani melawannya! Aku pasti akan membawa orang dari Keluarga Holcy untuk balas dendam!” Peter berkata pada Aston. “Tidak, Paman Peter! Jangan tinggalkan aku!" Aston merengek dan bergegas menyusul Peter. Peter tidak peduli lagi, dia berbalik dan bergegas melompat dengan kuat, dia melari

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 434

    Beverly merasakan hal itu dan tiba-tiba menatap Nathan, wajahnya memerah. “Tutup matamu, dasar cabul!” Beverly bergegas mengambil selimut itu dan membungkus dirinya lagi, tidak perlu dibahas seberapa memalukannya kejadian itu. Nathan juga segera berbalik. “A-aku tidak sengaja, kamu sendiri yang melepas selimut itu, tidak ada hubungannya denganku!" “Masih membantah?!” Beverly memelototi Nathan. “Kuberitahu, kamu tidak boleh mengatakannya kepada siapapun setelah pulang nanti!” “Bodoh!” Nathan menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak!" Setelah itu, Nathan dan Beverly pulang, Sarah yang masih khawatir berjalan mengitari ruangan dengan cemas dan menunggu kabar. Saat melihat Beverly pulang dengan Nathan, dan Beverly yang terbungkus selimut dan tampak malu saat melihat Sarah. Beverly langsung memeluk Sarah dan berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian. “Nathan, apa kamu baik-baik saja?” Sarah bertanya dengan cemas. “Tentu saja!” Nathan menganggukkan kepalanya. "Memangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 435

    Keesokan harinya. Nathan mengandalkan kekuatan spiritualnya sendiri untuk membantu Ryzen menembus ranah master, dan membuat Ryzen merasa sangat berterima kasih kepada Nathan, dan menjadi lebih setia lagi padanya. Karena sudah membunuh Aston, Nathan takut Keluarga Holcy akan datang membalas dendam jadi dia tidak pergi ke Klan Abyss. Saat menetap beberapa hari di Kota Boulmer, dan beberapa hari ini, dia mengajari Ryzen dan Nicole untuk berlatih dan membuat kekuatan kedua orang itu meningkat drastis. *** Ribuan kilometer dari Kota Moniyan, di aula Keluarga Holcy, mayat Aston terbaring dengan dingin. Karena kepalanya hancur, mereka membuat sebuah kepala palsu dan meletakkannya. “Apakah kalian berdua yakin kalau Aston dan Peter dibunuh oleh Nathan? Tidak dibantu oleh orang lain?” Paman ketiga Aston, Harris Holcy bertanya kepada dua orang ahli bela diri dari Keluarga Holcy. Dua orang itu berangkat ke Northern bersama dengan Aston, mereka berdua terluka parah setelah diserang ole

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 436

    Nathan sudah menetap kurang lebih selama satu minggu dan tidak menemukan ada orang dari Keluarga Holcy yang datang untuk balas dendam, ini membuatnya sedikit kesal. Karena, dia tidak bisa terus menunggu begitu saja! Saat ini, kebutuhan Nathan terhadap energi spiritual semakin lama semakin besar, jadi dia harus segera menemukan sumber daya lainnya. Awalnya, dia berencana meminta Reus membawanya berkeliling Klan Abyss, tapi sekarang, tertunda karena masalah Aston. Hari ini, Nathan sedang membimbing Ryzen dan Nicole berlatih, dan seorang penjaga tiba-tiba berlari masuk. “Tuan Nathan, Tyan Raj meminta izin untuk bertemu dengan Anda!” Penjaga itu berkata pada Nathan. “Raj? Kapten kepolisian itu? Untuk apa dia mencariku?” Nathan tercengang saat mendengarnya. Sejak menolak tawaran Raj yang memintanya bergabung dengan kepolisian, Raj tidak pernah lagi mencarinya. “Minta dia untuk menungguku di ruang tamu, aku akan segera kesana!” Setelah berkata Nathan menatap Ryzen dan Nicole. “Kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 437

    Di sebuah restoran, seorang pria paruh bayah dengan wajah datar sedang menyeruput teh nya dengan hati-hati, dan seorang pemuda berdiri di belakangnya dengan tubuh tegak dan rambut pendek, dia terlihat sangat cakap. “Justin, berapa usiamu tahun ini?” Pria paruh baya itu tiba-tiba berbicra. “Tyan, tahun ini aku sudah berusia dua puluh lima tahun!” Pemuda itu berkata dengan keras tanpa melihat ke samping. “Hmm, kira-kira seumuran dengan dia, sama-sama masih muda dan menjanjikan, usia muda memang jauh lebih baik!” Pria itu menunjukkan tatapan mata yang sedikit iri. Dan pada saat ini, Raj membuka pintu dan berjalan masuk, wajahnya terlihat sedikit marah. Saat Pria itu melihat raut wjaah Raj yang kesal, dia tidak bisa menahan keterkejutannya. “Dimana orangnya?” “Tuan Milan, dia …. Nathan mengatakan kalau dia sedang sibuk sebagai alasan untuk menolak, dia tidak berniat datang kemari!” Raj menundukkan kepalanya dan berkata dengan malu. ​“Tidak datang?” raut wajah pria itu sediki

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 438

    Setengah jam kemudian, Justin sudah kembali dengan membawa sebuah hadiah. Kemduian, mereka pergi menuju kediaman Nathan, dan Raj mengemudi mengantarkan dua orang itu ke villa yang ditempati oleh Nathan. ​ “Tuan Nathan, Tuan Raj datang lagi!” Seorang penjaga melapor kepada Nathan. “Raj? Dia, benar-benar pantang menyerah!” Nathan merasa tidak berdaya. “Minta dia untuk menunggu di ruang tamu!” Kali ini, Nathan tidak langsung pergi untuk menemui Raj, dan membiarkan dia menunggu beberapa saat. Raj, serta Milan dan Justin diantar ke ruang tamu, dan setelah menuangkan beberapa cangkir teh, bawahan itu pun pergi. Tiga orang itu duduk di ruang tamu, detik demi detik, menit demi menit berlalu, dan Nathan masih belum menunjukkan hidungnya. “Apa yang dilakukan oleh anak ini? Sudah hampir tiga puluh menit, dan dia masih belum muncul?” Justin melihat jam tangannya dan berkata dengan tidak sabar. “Tidak perlu tergesa-gesa, dia akan datang dengan sendirinya!” Milan berkata dengan santai

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 439

    "Eve, untuk apa orang penting dari Kota Moniyan datang mencari Nathan? Apa karena masalah Aston?” Setelah sampai di atas, Sarah bertanya pada Beverly dengan cemas. “Aku juga tidak tahu, kalau benar dia datang karena masalah Aston, aku tidak akan membiarkan Nathan dijadikan kambing hitam! Aku akan turun tangan dan mengaku kalau orang yang membunuh Aston adalah aku!” Beverly menggelengkan kepalanya. Kalau orang-orang ini benar-benar datang karena masalah Aston, Beverly tidak akan membiarkan Nathan difitnah karena dirinya. “Sudahlah, nanti kita bicarakan lagi!” Sarah melirik ke bawah lalu masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. ​ *** Saat ini, Justin yang duduk di ruang tamu sudah tampak kesal. “Benar-benar sangat keterlaluan! Apa hebatnya dia?! Sampai berlagak seperti ini, jelas-jelas tahu kita sudah datang, malah membuat kita menunggu begitu lama!” Justin berkata dengan sangat tidak senang. Namun kali ini, Milan dan Raj tidak mengatakan apapun, karena sudah datang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 440

    "Kepala keluarga Keluarga Holcy, Donovan Holcy sedang mengurung diri saat ini, dengar-dengar kekuatannya sudah mencapai tahap Grandmaster tingkat tujuh. Hanya dengan mengayunkan tangan dengan asal sajaz sepertinya sudah bisa membuatmu hancur seperti sampah!” Justin berkata dan memandang Nathan dengan jijik. Nathan menatap Justin perlahan lalu berkata dengan dingin. “Kamu kira, kekuatan Keluarga Holcy begitu kuat karena kekuatan dirimu sendiri hanyalah sampah?” “Kamu!” Justin sangat marah dan ingin menyerang Nathan tapi Milan menghentikannya. “Tuan Nathan, aku tahu kamu yang membunuh William, dan membangun reputasimu sendiri di Vale. Lalu, kamu juga membunuh Levan di acara pertemuan antar sekte, sekarang mengalahkan Aston dan membuat kota Vale dan Kota Moniyan mengagumimu." "Bahkan, Keluarga Alvaro juga berdamai denganmu. Hanya saja, kamu harus ingat, kalau Northern mencakup ribuan mil, dan Vale hanyalah salah satu bagian darinya, pepohonan tinggi akan selalu tertiup oleh angin

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status