Share

Bab 440

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-20 20:02:21

"Kepala keluarga Keluarga Holcy, Donovan Holcy sedang mengurung diri saat ini, dengar-dengar kekuatannya sudah mencapai tahap Grandmaster tingkat tujuh. Hanya dengan mengayunkan tangan dengan asal sajaz sepertinya sudah bisa membuatmu hancur seperti sampah!” Justin berkata dan memandang Nathan dengan jijik.

Nathan menatap Justin perlahan lalu berkata dengan dingin. “Kamu kira, kekuatan Keluarga Holcy begitu kuat karena kekuatan dirimu sendiri hanyalah sampah?”

“Kamu!” Justin sangat marah dan ingin menyerang Nathan tapi Milan menghentikannya.

“Tuan Nathan, aku tahu kamu yang membunuh William, dan membangun reputasimu sendiri di Vale. Lalu, kamu juga membunuh Levan di acara pertemuan antar sekte, sekarang mengalahkan Aston dan membuat kota Vale dan Kota Moniyan mengagumimu."

"Bahkan, Keluarga Alvaro juga berdamai denganmu. Hanya saja, kamu harus ingat, kalau Northern mencakup ribuan mil, dan Vale hanyalah salah satu bagian darinya, pepohonan tinggi akan selalu tertiup oleh angin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Arifin
Ini bagus ceritanya tdk berbelit2 bahasanya tidak diulang spt judul lainnya
goodnovel comment avatar
Muhamad Abdullah
salam dari Malaysia.. terima kasih bro mantap sihat sihat sentiasa
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
setelah istirahat sejenak akhirnya update lagi. mksih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 441

    Milan menatap Nathan dengan kaget lalu menghela nafasnya dan bekata. “Bagaimana pun, maaf aku sudah meremehkan Tuan Nathan, dengan kekuatan seperti itu di usia yang masih begitu muda, masa depanmu pasti tidak terbatas. Tapi, sayang sekali ….” “Setiap orang memiliki masa depan masing-masing, dan aku berharap Tuan Milan tidak mempersulitku lagi. Hanya saja, kalau kepolisian mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuanku, aku tidak akan menolak!” jawab Nathan dengan tenang. Dia tidak ingin bergabung dengan kepolisian, karena terlalu banyak batasan dan masih banyak hal yang harus dirinya urus. Nathan harus pergi ke pulau Mistyc, lalu mencari identitas dirinya, dia ingin tahu apakah orang tua kandungnya masih hidup atau tidak. “Baik, dengan apa yang Tuan Nathan katakan, aku akan mencoba yang terbaik untuk membantu kamu menangani masalah Keluarga Holcy. Untuk saat ini, kamu tidak perlu khawatir, Keluarga Holcy tidak akan datang mencarimu, mereka sedang menunggu Donovan keluar dan membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 442

    “Hah? Menikmatinya?!" Sarah terbelalak. "Eve membeli celana motif leopard, apa kamu ingin menikmatinya? Lagipula, kamu juga sudah pernah melihatnya, melihat sekali lagi tidak masalah, hah?!” Sarah berkata pada Nathan dengan ekspresi meledek. “Sarah!” wajah Beverly memerah. “Ugh!” Nathan terbatuk dan menggelengkan kepalanya. “T-tidak, aku tidak mau lihat lagi, aku mau mengajari Ryzen dan yang lainnya berlatih saja.” Nathan bergegas berlari keluar, hati wanita itu bagaikan jarum di dasar lautan, Nathan benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh para wanita. Karena, Nathan tahu, Keluarga Holcy tidak akan datang untuk mencari masalah sementara waktu, sehingga Nathan membawa Sarah dan Beverly kembali ke Kota Vale. Dia berencana untuk berlatih bersama Ryzen dan Nicole. Lagipula, Kota Vale adalah rumah Nathan, dia tidak bisa terus menetap di Kota Boulmer, Sarah juga harus menemani Kevin dan Beverly kebetulan bisa menemani Zayn. Setelah menetap beberapa hari di Kota Boulmer, Uniq

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 443

    “Maaf, mobil kami sudah penuh, kalian menyetir saja sendiri!” Witan menurunkan jendela mobilnya dan berkata dengan dingin. Bisa dilihat kalau Witan ini sedikit emosi karena diminta untuk datang menjemput Nathan pergi ke wilayah Klan Abyss bersama. Hanya saja, karena ini adalah perintah, dia tidak bisa membantah. Nathan hanya tersenyum ringan. “Reus, kamu yang mengemudi!” Reus mengangguk lalu mengemudi mobilnya sendiri dan membawa Nathan pergi ke wilayah Klan Abyss. Empat mobil itu melaju menuju arah wilayah Klan Abyss, dan langit sudah menjadi gelap. Tapi, Witan sepertinya tidak berencana untuk berhenti dan beristirahat. “Tuan Nathan, apa yang harus kita lakukan? Pria ini adalah pria yang sembrono, kalau bukan karena kekuatannya yang kuat, dia pasti sudah tidak bisa bertahan di kepolisian Kota Moniyan sejak awal, tidak ada orang yang menyukainya!” Melihat mobil di depannya sama sekali tidak berhenti untuk beristirahat, Reus bertanya pada Nathan. “Ikuti saja mereka, kalau mereka t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 444

    Wanita itu tampaknya masih muda, sekitar dua puluh tahunan, dan mengenakan gaun berwarna biru muda tetapi ada banyak bercak darah di gaun itu, dan wajah wanita itu tampak pucat. Nathan berjalan mendekat, dan meletakkan tangannya di tangan wanita itu dengan ringan. Kemudian, energi spiritual mengalir masuk ke dalam tubuh wanita itu, dan wanita itu bergerak dan perlahan membuka matanya. Setelah melihat Reus dan Nathan, wanita itu menunjukkan rasa takut, dan bergegas bangkit, lalu menjauh dari mereka berdua. “Nona, tidak perlu takut, tadi kamu baru mengalami kecelakaan dan kami yang menyelamatkanmu!” Reus bergegas menjelaskan kepada wanita itu. Wanita itu melihat mobilnya lalu mengernyitkan keningnya dan mencoba mengingat kembali, baru menurunkan kewaspadaannya. “Kalau begitu, terima kasih, aku mungkin sedikit mengantuk, dan menyebabkan kecelakaan!” “Tadi aku sudah memeriksa, tubuhmu tidak apa-apa, hanya ada beberapa bagian tubuhmu yang tergores, kamu bisa menelpon dan meminta bantuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 445

    “Oh, aku kira kalian juga berasal dari wilayah barat dsya, jarak Kota Moniyan dari sini sangat jauh, untuk apa kalian datang ke Kota Helico? Liburan?” Tanya Ainsley. “Iya!” Reus tidak tahu bagaimana menjawabnya, jadi dia hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Sejak di wilayah Abyss mendirikan tempat pemandian air panas, banyak orang yang datang ke Kota Helico untuk liburan. Dengar-dengar tempat pemandian air panas itu bisa menyembuhkan penyakit. Ada beberapa orang yang menderita kanker sembuh, tidak tahu itu benar atau tidak, tapi aku belum pernah kesana!” Ainsley terus mengoceh. “Kamu tahu wilayah Abyss?” Nathan yang sejak tadi memejamkan matanya dan tidak mengatakan apapun tiba-tiba membuka matanya dan menatap Ainsley. Logikanya tempat seperti Klan Abyss tidak seharusnya diketahui oleh orang awam, kenapa malah menjadi terkenal? “Tentu saja, semua orang di Kota Helico tahu kalau disana itu tidak hanya memiliki sumber air panas, tetapi disana juga dibangun kuil agar orang bisa berd

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 446

    Reus menatap Nathan, Nathan sedang memejamkan matanya seolah-olah sedang tertidur dan tidak mendengarnya sama sekali. “Mengemudilah dengan benar,” Nathan berkata ringan. Meskipun Nathan tidak membuka matanya tapi dia seolah bisa melihat. Reus segera tersadar dan kembali menyetir dengan penuh konsentrasi. “Kak Reus, aku lihat kamu memiliki kehidupan seorang konglomerat, sedangkan orang ini memiliki telinga pendek dan jelas merupakan yatim piatu, kenapa kamu begitu takut padanya?” Ainsley bertanya dengan sedikit bingung.​ Tapi saat Ainsley baru selesai bicara, dia tiba-tiba merasakan udara di dalam mobil mengembun dan hawa dingin terasa sangat luar biasa. Terlihat Nathan membuka matanya dan sedang menoleh ke arahnya, tatapan mata Nathan sangat dingin, dan membuat Ainsley seketika menutup mulutnya dan sedikit ggemetar Setelah Nathan menarik tatapannya dan kembali bersandar pada kursi penumpang, suhu di dalam mobil kembali seperti semula. Saat ini, Ainsley tidak lagi asal bicara, dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 447

    Ainsley tersenyum kecil. “Lihatlah, bukankah kata-kataku benar adanya?” Nathan langsung membuka pintu dan turun dari mobil, dan orang-orang dari kepolisian sedang menyeret Witan dan supirnya keluar dari mobil. Meskipun tidak mengalami ancaman nyawa, tapi kedua orang itu mengalami banyak luka, dan darah terus mengalir. Setelah diperban, Witan menggertakkan giginya dan bangkit berdiri lalu menatap Ainsley dengan tatapan kebencian, dia merasa kecelakaan yang dia alami ini terjadi karena kutukan wanita ini. Pengemudi truk tidak mengalami luka serius, dan untungnya dia menabrak mobil Witan, kalau tidak pasti akan sangat berbahaya. Tidak menunggu lama, Witan masuk ke dalam mobil lainnya dan mulai melanjutkan perjalanan lagi, mereka harus tiba di Kota Helico sebelum gelap. Dan kali ini perjalanan berjalan lancar, dan rombongan orang itu berhasil tiba di Kota Helico sebelum matahari terbenam. “Kak Reus, mari bertukar informasi kontak satu sama lain, karena kalian sudah menyelamatkanku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 448

    “Ayah, coba bantu lihat Kak Reus, aku rasa Kak Reus memiliki takdir sebagai orang kaya dan akan melakukan banyak hal besar di masa depan!” Ainsley juga berkata dari samping. Cliff tersenyum ringan. “Tuan Reus, Anda memang punya nasib yang bagus, kaya dan mulia, dan keluarganya saat ini juga sudah sangat kaya, hanya saja ….” “Tuan White, hanya saja apa?” Reus tercengang dan bergegas bertanya. “Hanya saja keluargamu akan mengalami penurunan, dan membutuhkan dukungan dari seorang penolong. Jika ada penolong yang muncul dan keluargamu bisa memanfaatkan kesempatan itu, maka kemakmuran Keluarga Alvaro akan terjamin selama ratusan tahun!” Cliff berkata dengan ringan. “Tuan White, apakah Anda tahu, siapa penolong itu?” Reus melirik Nathan sekilas lalu bertanya pada Cliff. Kalau Nathan adalah penolong yang dimaksud, maka rasa hormatnya kepada Nathan akan meningkat. Kalau Nathan bukan penolong itu, maka Keluarga Alvaro juga tidak perlu membuang-buang energi untuk Nathan. “Hahaha …. ini ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status