Share

Bab 439

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-20 20:02:19

"Eve, untuk apa orang penting dari Kota Moniyan datang mencari Nathan? Apa karena masalah Aston?” Setelah sampai di atas, Sarah bertanya pada Beverly dengan cemas.

“Aku juga tidak tahu, kalau benar dia datang karena masalah Aston, aku tidak akan membiarkan Nathan dijadikan kambing hitam! Aku akan turun tangan dan mengaku kalau orang yang membunuh Aston adalah aku!” Beverly menggelengkan kepalanya.

Kalau orang-orang ini benar-benar datang karena masalah Aston, Beverly tidak akan membiarkan Nathan difitnah karena dirinya.

“Sudahlah, nanti kita bicarakan lagi!” Sarah melirik ke bawah lalu masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

***

Saat ini, Justin yang duduk di ruang tamu sudah tampak kesal.

“Benar-benar sangat keterlaluan! Apa hebatnya dia?! Sampai berlagak seperti ini, jelas-jelas tahu kita sudah datang, malah membuat kita menunggu begitu lama!” Justin berkata dengan sangat tidak senang.

Namun kali ini, Milan dan Raj tidak mengatakan apapun, karena sudah datang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 440

    "Kepala keluarga Keluarga Holcy, Donovan Holcy sedang mengurung diri saat ini, dengar-dengar kekuatannya sudah mencapai tahap Grandmaster tingkat tujuh. Hanya dengan mengayunkan tangan dengan asal sajaz sepertinya sudah bisa membuatmu hancur seperti sampah!” Justin berkata dan memandang Nathan dengan jijik. Nathan menatap Justin perlahan lalu berkata dengan dingin. “Kamu kira, kekuatan Keluarga Holcy begitu kuat karena kekuatan dirimu sendiri hanyalah sampah?” “Kamu!” Justin sangat marah dan ingin menyerang Nathan tapi Milan menghentikannya. “Tuan Nathan, aku tahu kamu yang membunuh William, dan membangun reputasimu sendiri di Vale. Lalu, kamu juga membunuh Levan di acara pertemuan antar sekte, sekarang mengalahkan Aston dan membuat kota Vale dan Kota Moniyan mengagumimu." "Bahkan, Keluarga Alvaro juga berdamai denganmu. Hanya saja, kamu harus ingat, kalau Northern mencakup ribuan mil, dan Vale hanyalah salah satu bagian darinya, pepohonan tinggi akan selalu tertiup oleh angin

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 441

    Milan menatap Nathan dengan kaget lalu menghela nafasnya dan bekata. “Bagaimana pun, maaf aku sudah meremehkan Tuan Nathan, dengan kekuatan seperti itu di usia yang masih begitu muda, masa depanmu pasti tidak terbatas. Tapi, sayang sekali ….” “Setiap orang memiliki masa depan masing-masing, dan aku berharap Tuan Milan tidak mempersulitku lagi. Hanya saja, kalau kepolisian mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuanku, aku tidak akan menolak!” jawab Nathan dengan tenang. Dia tidak ingin bergabung dengan kepolisian, karena terlalu banyak batasan dan masih banyak hal yang harus dirinya urus. Nathan harus pergi ke pulau Mistyc, lalu mencari identitas dirinya, dia ingin tahu apakah orang tua kandungnya masih hidup atau tidak. “Baik, dengan apa yang Tuan Nathan katakan, aku akan mencoba yang terbaik untuk membantu kamu menangani masalah Keluarga Holcy. Untuk saat ini, kamu tidak perlu khawatir, Keluarga Holcy tidak akan datang mencarimu, mereka sedang menunggu Donovan keluar dan membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 442

    “Hah? Menikmatinya?!" Sarah terbelalak. "Eve membeli celana motif leopard, apa kamu ingin menikmatinya? Lagipula, kamu juga sudah pernah melihatnya, melihat sekali lagi tidak masalah, hah?!” Sarah berkata pada Nathan dengan ekspresi meledek. “Sarah!” wajah Beverly memerah. “Ugh!” Nathan terbatuk dan menggelengkan kepalanya. “T-tidak, aku tidak mau lihat lagi, aku mau mengajari Ryzen dan yang lainnya berlatih saja.” Nathan bergegas berlari keluar, hati wanita itu bagaikan jarum di dasar lautan, Nathan benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh para wanita. Karena, Nathan tahu, Keluarga Holcy tidak akan datang untuk mencari masalah sementara waktu, sehingga Nathan membawa Sarah dan Beverly kembali ke Kota Vale. Dia berencana untuk berlatih bersama Ryzen dan Nicole. Lagipula, Kota Vale adalah rumah Nathan, dia tidak bisa terus menetap di Kota Boulmer, Sarah juga harus menemani Kevin dan Beverly kebetulan bisa menemani Zayn. Setelah menetap beberapa hari di Kota Boulmer, Uniq

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 443

    “Maaf, mobil kami sudah penuh, kalian menyetir saja sendiri!” Witan menurunkan jendela mobilnya dan berkata dengan dingin. Bisa dilihat kalau Witan ini sedikit emosi karena diminta untuk datang menjemput Nathan pergi ke wilayah Klan Abyss bersama. Hanya saja, karena ini adalah perintah, dia tidak bisa membantah. Nathan hanya tersenyum ringan. “Reus, kamu yang mengemudi!” Reus mengangguk lalu mengemudi mobilnya sendiri dan membawa Nathan pergi ke wilayah Klan Abyss. Empat mobil itu melaju menuju arah wilayah Klan Abyss, dan langit sudah menjadi gelap. Tapi, Witan sepertinya tidak berencana untuk berhenti dan beristirahat. “Tuan Nathan, apa yang harus kita lakukan? Pria ini adalah pria yang sembrono, kalau bukan karena kekuatannya yang kuat, dia pasti sudah tidak bisa bertahan di kepolisian Kota Moniyan sejak awal, tidak ada orang yang menyukainya!” Melihat mobil di depannya sama sekali tidak berhenti untuk beristirahat, Reus bertanya pada Nathan. “Ikuti saja mereka, kalau mereka t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 444

    Wanita itu tampaknya masih muda, sekitar dua puluh tahunan, dan mengenakan gaun berwarna biru muda tetapi ada banyak bercak darah di gaun itu, dan wajah wanita itu tampak pucat. Nathan berjalan mendekat, dan meletakkan tangannya di tangan wanita itu dengan ringan. Kemudian, energi spiritual mengalir masuk ke dalam tubuh wanita itu, dan wanita itu bergerak dan perlahan membuka matanya. Setelah melihat Reus dan Nathan, wanita itu menunjukkan rasa takut, dan bergegas bangkit, lalu menjauh dari mereka berdua. “Nona, tidak perlu takut, tadi kamu baru mengalami kecelakaan dan kami yang menyelamatkanmu!” Reus bergegas menjelaskan kepada wanita itu. Wanita itu melihat mobilnya lalu mengernyitkan keningnya dan mencoba mengingat kembali, baru menurunkan kewaspadaannya. “Kalau begitu, terima kasih, aku mungkin sedikit mengantuk, dan menyebabkan kecelakaan!” “Tadi aku sudah memeriksa, tubuhmu tidak apa-apa, hanya ada beberapa bagian tubuhmu yang tergores, kamu bisa menelpon dan meminta bantuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 445

    “Oh, aku kira kalian juga berasal dari wilayah barat dsya, jarak Kota Moniyan dari sini sangat jauh, untuk apa kalian datang ke Kota Helico? Liburan?” Tanya Ainsley. “Iya!” Reus tidak tahu bagaimana menjawabnya, jadi dia hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Sejak di wilayah Abyss mendirikan tempat pemandian air panas, banyak orang yang datang ke Kota Helico untuk liburan. Dengar-dengar tempat pemandian air panas itu bisa menyembuhkan penyakit. Ada beberapa orang yang menderita kanker sembuh, tidak tahu itu benar atau tidak, tapi aku belum pernah kesana!” Ainsley terus mengoceh. “Kamu tahu wilayah Abyss?” Nathan yang sejak tadi memejamkan matanya dan tidak mengatakan apapun tiba-tiba membuka matanya dan menatap Ainsley. Logikanya tempat seperti Klan Abyss tidak seharusnya diketahui oleh orang awam, kenapa malah menjadi terkenal? “Tentu saja, semua orang di Kota Helico tahu kalau disana itu tidak hanya memiliki sumber air panas, tetapi disana juga dibangun kuil agar orang bisa berd

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 446

    Reus menatap Nathan, Nathan sedang memejamkan matanya seolah-olah sedang tertidur dan tidak mendengarnya sama sekali. “Mengemudilah dengan benar,” Nathan berkata ringan. Meskipun Nathan tidak membuka matanya tapi dia seolah bisa melihat. Reus segera tersadar dan kembali menyetir dengan penuh konsentrasi. “Kak Reus, aku lihat kamu memiliki kehidupan seorang konglomerat, sedangkan orang ini memiliki telinga pendek dan jelas merupakan yatim piatu, kenapa kamu begitu takut padanya?” Ainsley bertanya dengan sedikit bingung.​ Tapi saat Ainsley baru selesai bicara, dia tiba-tiba merasakan udara di dalam mobil mengembun dan hawa dingin terasa sangat luar biasa. Terlihat Nathan membuka matanya dan sedang menoleh ke arahnya, tatapan mata Nathan sangat dingin, dan membuat Ainsley seketika menutup mulutnya dan sedikit ggemetar Setelah Nathan menarik tatapannya dan kembali bersandar pada kursi penumpang, suhu di dalam mobil kembali seperti semula. Saat ini, Ainsley tidak lagi asal bicara, dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 447

    Ainsley tersenyum kecil. “Lihatlah, bukankah kata-kataku benar adanya?” Nathan langsung membuka pintu dan turun dari mobil, dan orang-orang dari kepolisian sedang menyeret Witan dan supirnya keluar dari mobil. Meskipun tidak mengalami ancaman nyawa, tapi kedua orang itu mengalami banyak luka, dan darah terus mengalir. Setelah diperban, Witan menggertakkan giginya dan bangkit berdiri lalu menatap Ainsley dengan tatapan kebencian, dia merasa kecelakaan yang dia alami ini terjadi karena kutukan wanita ini. Pengemudi truk tidak mengalami luka serius, dan untungnya dia menabrak mobil Witan, kalau tidak pasti akan sangat berbahaya. Tidak menunggu lama, Witan masuk ke dalam mobil lainnya dan mulai melanjutkan perjalanan lagi, mereka harus tiba di Kota Helico sebelum gelap. Dan kali ini perjalanan berjalan lancar, dan rombongan orang itu berhasil tiba di Kota Helico sebelum matahari terbenam. “Kak Reus, mari bertukar informasi kontak satu sama lain, karena kalian sudah menyelamatkanku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status