“Reus, kenapa kamu menyerang bawahan Keluarga Holcy?” Aston melihat orang yang datang dan berteriak dengan marah. Reus yang tiba-tiba datang berkata dengan dingin dan arogan. “Aston, orang-orang disini berada dalam perlindunganku. Kalau tidak ingin menjadi musuh Keluarga Alvaro, sebaiknya kamu pergi!” “Berada dalam perlindunganmu?” Aston mengernyitkan keningnya lalu menyeringai dan mencibir. “Bukankah kamu ingin mendapatkan kalung itu? Jangan berpura-pura di depanku, kamu melindungi mereka begitu saja? Kalau tidak ingin mati, enyah dari sini!” “Aston, kamu benar-benar berani menjadi musuh Keluarga Alvaro?” Reus berkata dengan dingin. “Cuih! Kenapa memangnya kalau menjadi musuh dari Keluarga Alvaro? Ayahku akan segera keluar! Hahaha …. Dan pada sampai saatnya, Keluarga Alvaro tidak akan ada apa-apanya!” Aston meludah dengan dingin. “Cari mati!” Reus melotot dengan marah dan langsung melayangkan pukulannya kepada Aston. Peter yang berada di samping Aston ingin turun tangan, tapi
“Nona Sarah, Nona Beverly, cepat lari!” Nicole yang melihat ini segera melayangkan tinjunya ke arah Peter. Dia meminta Sarah serta Beverly untuk segera kabur, dia tahu kalau dia bukan lawan Peter, dan tidak bisa menghentikannya. “Hm, kamu terlalu tua, aku tidak suka!” menghadapi serangan Nicole, Peter mendengus dan menerbangkan Nicole dengan lambaian tangannya. Sarah dan Beverly belum sempat melarikan diri, Peter sudah berdiri di hadapan mereka dalam sekejap mata. “Dasar bajingan!” Beverly mengamuk, dia menggertakkan giginya dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk memukul Peter. Baam! Beverly juga pernah berlatih, tapi memukul Peter bagaikan memukul sebuah batu besar. Pukulannya itu membuat tangannya mati rasa, sedangkan Peter seolah tidak merasakan apapun. “Hahaha, seperti menggelitik, kamu terlalu lemah!” Peter berkata sambil meraih pergelangan tangan Beverly, lalu menarik dengan ringan dan membuat Beverly jatuh ke dalam pelukannya. "Ah!" “Bajingan, lepaskan aku!” Bever
Tidak lama kemudian, seorang bawahan dari Keluarga Lynn membuka pintu dan masuk, sepertinya dia sudah lama menunggu di luar. “Tuan Nathan, Tuan Muda Stefano sedang sibuk mengurus masalah penambangan di jalur tambang dan sedang tidak berada disini!” Bawahan itu bergegas menjelaskan pada Nathan. “Dimana Tuan besar kalian?” tanya Nathan. Tepat setelah Nathan selesai bicara, dia melihat Sebastian dan Jane yang bergegas menghampiri. “Tuan Nathan, apakah Anda sudah selesai berlatih?” Sebastian yang melihat Nathan sudah bangun segera berkata dengan gembira. “Sekarang jalur tambang yang baru ditemukan sudah dibor dan digali, tapi akan memerlukan waktu yang lama untuk bisa melihat hasilnya. Batu-batu yang dibutuhkan oleh Tuan Nathan juga harus menunggu beberapa hari!” “Aku ada urusan mendadak dan harus kembali ke Northern, segera siapkan mobil untukku!” Wajah Nathan terlihat sangat cemas, dan keringat dingin sudah terlihat di keningnya. Melihat ekspresi Nathan yang cemas, Sebastian tidak
“Kenapa kamu baru pulang sekarang?! Beverly sudah dibawa pergi, dia dibawa pergi oleh Aston! Mereka memintamu untuk pergi berlutut dan meminta maaf pada mereka agar melepaskan Beverly. A-aku takut, Beverly akan dilecehkan oleh tangan busuk si Aston, pria itu memang brengsek!” Sarah berkata sambil menangis. “Aston?” aura membunuh seketika muncul dari tubuh Nathan. Bahkan, Reus yang berada di luar juga dapat merasakan aura membunuh yang luar biasa itu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar. Ryzen dan Nicole merasakan aura membunuh ini dan merasa bahagia dalam hati. Mereka tahu Nathan sudah pulang, dan saling memapah untuk berjalan keluar dari kamar. “Sarah, jangan menangis, beritahu aku kemana mereka membawa Eve? Aku pasti akan menyelamatkannya!” Nathan bertanya pada Sarah. “Hotel Spark, saat Aston pergi dia mengatakan akan pergi ke sana!” Kata Sarah. “Hotel Spark?” Nathan mengangguk. “Baik, aku sudah tahu, kamu tunggu saja dengan tenang di rumah, aku akan segera kembali!”
Grek! Beverly yang awalnya membisu dan tidak bergerak, tiba-tiba membuka mulutnya dan menggigit hidung Aston. “Ah!” Aston berteriak dengan keras. Pria itu mencengkram mulut Beverly untuk melepaskan hidungnya. Namun meski begitu, hidung Aston yang digigit terus mengeluarkan darah. "Sialan! Wanita jalang!" “Aston, ada apa?” Peter yang berada di luar bertanya. “Paman Peter, tidak apa-apa!” Aston buka suara, dia tidak boleh membiarkan Peter melihat dirinya seperti ini, kalau tidak, hal ini akan benar-benar memalukan. “Dasar jalang, hari ini aku akan menghabisimu, aku akan membuat hidupmu lebih buruk daripada kematian!” Aston marah dan melangkah maju untuk merobek pakaian Beverly. Srek! Srek! Srek! Saat ini, hanya pakaian dalam yang membalut tubuh Beverly. Nathan yang sudah tiba di lantai bawah mendengar ada suara teriakan dari atas dan mengernyitkan keningnya lalu langsung melompat ke atas. Nathan kebetulan melihat melalui jendela, dan melihat Aston yang merobek pakaian Beve
Melihat gerakan Nathan secepat kilat, semua orang tercengang, dan kemudian Aston merasakan adanya aura yang mengerikan datang, fia ingin menghindar tapi sudah terlambat. Bugh! Krak! Melihat Nathan mengangkat kakinya dan langsung menendang bagian bawah Aston, dan terdengar ada suara retakan. Raut wajah Aston memerah, dan tubuhnya langsung memeluk kedua kakinya dengan erat. "Arrrggghhh!" Suara teriakan melengking yang menembus langit terdengar dari mulut Aston. Melihat Aston seperti itu, dua orang master dari Keluarga Holcy tanpa sadar menutupi bagian privat mereka dengan kedua tangannya. Sedangkan Peter, dia tidak bisa menahan tubuhnya yang gemetar, dan untuk sesaat dia masih belum tersadar. Dan saat dia sudah tersadar, Nathan sudah kembali ke posisi semulanya. “A-Aston!” Melihat Aston seperti itu Peter terus memanggilnya. "Aston! Sadarlah!" Dan saat melihat bagian bawah Aston, darah sudah mengalir, dan bisa dibilang dia sudah menjadi orang cacat dan dia menjadi sosok pria i
Nathan melompat ke tempat terbuka dan bergegas menurunkan Beverly, kalau dia memeluk Beverly sebentar lagi, maka Nathan benar-benar takut tidak bisa menahan dirinya lagi. Belahan dada Beverly terus mengenai Nathan dan sebagai seorang pria yang normal, Nathan mana mungkin bisa menahannya. Peter yang mengejarnya dari belakang tersenyum dingin saat melihat Nathan berhenti. “Bocah, ternyata kamu punya keberanian juga, aku kira kamu ingin kabur!” “Kabur?!” Nathan menyeringai dan menunjukkan ketidaksetujuannya. "Kalian belum mati, tidak mungkin aku membiarkan kalian begitu saja, kan?" “Baik, aku sudah lama tidak bertemu dengan orang yang keras kepala, hari ini aku pasti akan membuatmu merasa puas!” Peter berulang kali diprovokasi oleh Nathan dan membangkitkan semangat bertarung dalam dirinya. “Bukankah tadi kamu mengatakan pukulan barusan hanya menggunakan seperempat dari kekuatanmu? Sekarang, kita berada di tanah terbjka, aku akan membiarkanmu memukulku sekali lagi," Nathan menyeringa
Mata Peter penuh dengan kengerian, tubuhnya perlahan mundur dua langkah dan dia sudah berniat untuk mundur, dia sudah menggunakan seluruh kekuatannya untuk pukulan tadi. Tapi, kekuatannha itu tidak menyebabkan luka apapun pada Nathan, dan ini membuat Peter seketika ingin kabur. Aston juga menyadari niat Peter dan berkata. “Paman Peter, kamu tidak boleh meninggalkanku begitu saja!” Saat ini Aston sudah terluka, dia bahkan tidak bisa lari, kalau Peter tidak memperdulikannya maka dia pasti akan mati. Peter memelototi Aston dengan galak, dia yang sudah berniat melarikan diri, seketika merasa malu saat Aston mengatakannya. “Aston, jangan salahkan Paman Peter, kekuatan bocah ini terlalu kuat, kamu malah berani melawannya! Aku pasti akan membawa orang dari Keluarga Holcy untuk balas dendam!” Peter berkata pada Aston. “Tidak, Paman Peter! Jangan tinggalkan aku!" Aston merengek dan bergegas menyusul Peter. Peter tidak peduli lagi, dia berbalik dan bergegas melompat dengan kuat, dia melari
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u