Share

Bab 383

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-31 18:50:41

“Nathan, jangan sembarangan, kamu tidak tahu sekarang Simon itu orang seperti apa, kalau kamu melakukan itu dia bisa saja melukai keluarga bibimu!” Maria bergegas berkata pada Nathan.

David yang sejak tadi belum berbicara juga membuka mulutnya. “Nathan, Simon tidak segampang yang kamu pikirkan, seperti kata pepatah, naga kuat belum tentu bisa mengalahkan ular lokal. Kamu jangan berpikir mengenal beberapa orang di Kota Vale yang bisa menyelesaikan Simon.”

David tahu kalau Nathan punya koneksi, ditambah lagi kekayaan dari keluarga Sarah, kekuatannya pasti tidak kecil. Tapi, disini adalah Kota Celestria, bukan Kota Vale, oleh karena itu, Simon tidak mudah diatasi.

“Masalah ini sudah aku putuskan, kalian tidak perlu ikut campur lagi!” Nathan sudah membuat keputusan sejak awal.

Hanya seorang preman saja, dia tidak bisa menyeselesaikannya? Jangan bercanda.

“Kak Nathan, aku tahu kamu melakukannya demi diriku. Tapi …. aku tidak ingin kamu mengambil resiko, lebih baik kamu tidak perl
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
harusnya ga rumit, tinggal telp ryzen agar simon mmbatalkan prnikahan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 384

    Setelah Simon selesai bicara, dia bergegas berkata pada Arina. “Arina, ayo masuk dan tuangkan alkohol untuk bersulang bersama Tuan Bob!” Mendengar itu, Arina gemetar ketakutan, Sarah meraih tangan Arina dan merasakan tangan Arina gemetar hebat. “Arina masih kecil dan tidak mengerti, biar aku saja,” Sarah berinisiatif maju dan mengambil arak yang ada di meja dan berjalan mendekat. Simon yang melihat ini seketika menyeringai, dia semakin percaya pada tebakannya. Sarah begitu berinisiatif menuang alkohol itu, kalau bukan gadis sewaan, lalu apa? Saat Bob melihat Sarah, sepasang matanya menyipit dan terus menatap Sarah, lalu mengangkat gelasnya. “Simon, siapa wanita cantik ini?” Bob bertanya pada Simon. "Ohh, dia adalah pacarnya kakak sepupu istriku!” Simon segera menjawab. Dia tidak berani mengatakan Sarah adalah wanita sewaan. Karena, orang penting seperti Bob tidak suka dengan gadis seperti itu, dia lebih suka dengan gadis seperti ini. “Tuan Bob, Anda mempunyai bisnis disini, ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 385

    "Tuan Bob, tenang saja, aku sudah mengatur ini, dia tidak akan bisa lari!” Simon buru-buru menyanjung. Arina yang ada di belakang ketakutan, meskipun dia tahu Sarah memiliki identitas yang lumayan, tapi dia tidak berani membayangkan Sarah adalah Nona Muda dari Keluarga Wibowo. Karena, dengan identitas seperti itu, bagaimana mungkin dia bisa menyukai Nathan? “Kak Nathan!” Arina meraih lengan Nathan dengan gugup. Nathan tersenyum kecil. “Jangan khawatir, karena kakak iparmu memang Nona Muda dari Keluarga Wibowo!” 'A-apa?!' Arina yang mendengarnya seketika tercengang. Pada saat ini, telepon Sarah sudah terhubung, dan dia langsung berkata. “Ayah, pengembangan di Kota Celestria, apakah kamu mengutus seseorang bernama Bob untuk mengaturnya?” “Aku tidak tahu, masalah ini diurus oleh Vinson, ada apa?” Kevin bertanya dengan bingung. ​Beberapa waktu ini Kevin sudah sangat jarang mengurus masalah perusahaan, dan fokus merawat kesehatannya. Kalau bukan karena Nathan waktu itu, dia pasti su

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 386

    “Cuih! Bajingan sepertimu, bagaimana mungkin aku akan mengampunimu?” Sarah meludah dengan keras. Bob berlutut di atas lantai, dengan wajahnya yang pucat pasi. Beberapa orang yang minum bersama dan melihat adegan ini langsung kabur, dan Simon juga bersembunyi di kejauhan. Sarah berbalik dan berjalan keluar, saat melewati Arina, dia tersenyum tipis. “Arina, ayo kita pergi!” Pada saat ini, mata Arina masih terbuka lebar dan dia menatap Sarah dengan tidak percaya. “Nona Muda Wibowo ....” Simon bergegas menghampiri. Tapi Sarah mengabaikannya, lalu Simon langsung memegang lengan Nathan. “Kakak sepupu, tadi itu hanya salah paham, kita semua sudah sekeluarga sekarang, aku mana mungkin melihat saudaraku sendiri diganggu?! Lihatlah sekarang, si Bob itu sudah dibereskan, kamu hanya perlu mengucapkan satu kata dan aku akan memanggil orang untuk memenggalnya!” Simon sangat jago melempar batu sembunyi tangan, dan langsung melimpahkan semua tanggung jawab kepada Bob. Nathan menatap Simon

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 387

    “Hahaha …. Aku tidak perlu orang lain untuk menyelamatkanku, aku bisa melindungi diriku sendiri, tinggalkan satu tanganmu di sini, lalu pergilah!" Tawa Nathan terdengar mengerikan. "Atau, nyawamu akan melayang!" timpalnya dengan suara yang dingin.​ “Sialan, aku sudah terlalu memberi muka padamu!” Simon memaki dan hendak meraih botol alkohol itu untuk menghantam Nathan. Brak! Tapi, sebelum Simon bergerak, Nathan mengulurkan tangannya lebih dulu dan meraih botol itu dan menghantamkannya dengan keras ke kepala Simon. Kepala Simon berdarah, dan dia terjatuh ke lantai dan dengan terhuyung. "Argh!" teriakan kesakitan dapat terdengar sari mulut Simon, dia memegangi kepalanya yang berdarah. Kali ini, semua orang kaget, hanya Sarah yang tersenyum dan tidak khawatir. “Sialan, tunggu saja kamu!” Simon mengamuk dan mengeluarkan ponselnya untuk memanggil seseorang. "Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu!" “Kamu mau memanggil siapa? Aku juga akan memanggil seseorang, bukankah kamu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 388

    “Hah?! Aku tidak peduli!” Sarah menggelengkan kepalanya. Arina menatap Sarah dengan kaget. “Kakak ipar, k-kamu kenapa tidak peduli? Kalau kamu tidak peduli, kakakku akan kehilangan nyawanya!” “Tenang saja, suamiku ini sangat hebat!” Sarah tersenyum. Saat ini, Arina kebingungan, kalau Sarah tidak memperdulikan Nathan, maka Nathan punya dukungan siapa? Eliana juga tidak tahu harus bagaimana, dia hanya bisa berkata pada Simon. “Simon, aku mewakili Nathan meminta maaf padamu, kamu jangan—” “Diam!” Simon berteriak marah. Mendengar teriakan itu, Nathan bergegas berdiri dan menatap dingin ke arah Simon. “Kamu sudah kehilangan kesempatan terakhirmu untuk tetap hidup, berjuanglah!” “Tidak usah menakutiku, bajingan! Aku tumbuh dengan keras!” Simon tidak peduli dan berteriak keras. “Bukankah kamu juga berlagak bisa memanggil orang? Dimana orangmu?” “Orangku akan segera sampai!” Nathan berkata dengan tenang. “Baik, aku akan memberimu waktu sepuluh menit lagi, aku akan menunggu o

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 389

    Keesokan harinya, Nathan berencana membawa Arina pergi ke Kota Vale untuk bersekolah. Karena, Nathan sebenarnya punya banyak masalah yang harus diurus saat ini. Kalau tidak, dia pasti akan tinggal bersama dengan orang tuanya di kampung halaman untuk waktu yang lebih lama. Pada saat bersamaan, daerah pelosok kota Celestria juga mulai menyiarkan kalau rumah setiap keluarga akan dievaluasi kembali dan kali ini akan dirobohkan dengan standar nasional, tidak akan ada pembongkaran paksa atau harga yang jauh lebih rendah, dan ini membuat orang-orang menjadi bersemangat. *** Nathan membawa Arina pergi ke Kota Vale, berkat koneksi Martin, dia menemukan sebuah sekolah tingkat tinggi yang baik untuk Arina. Nathan dan Sarah tinggal bersama Kevin selama satu hari di Kota Vale. Lalu, langsung pergi ke Kota Boulmer keesokan harinya. Masalah Unique Care, Klan Abyss dan batu spiritual di bukit Lantis belum diselesaikan, Nathan juga belum menyelidikinya. Jadi, dia tidak bisa berlama-lama di K

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 390

    Justin melihat dokumen itu dan segera menemukan masalahnya, lalu berkata pada semua orang. “Kalian tidak menyadari, setelah Nathan keluar dari penjara, hidupnya berubah secara drastis, sangat mungkin anak ini mengalami hal tidak terduga di dalam penjara selama lima tahun itu!” “Hal tidak terduga? Dalam lima tahun, bisa melakukan apa? Walau melatih kekuatan energi chi maupun qi miliknya, juga tidak akan cukup!” Raul mengernyitkan keningnya. “Melatih energi?” Justin tersenyum. “Aku yakin, yang Nathan latih bukanlah energi, dia bukan ahli bela diri!” Perkataan Justin membuat semua orang termenung, mereka menatap Justin dengan wajah kebingungan. “Kakek, lantas, dia bukan seorang ahli bela diri? Kalau dia bisa alkimia, kemungkinan besar dia adalah seorang dukun?!” Tanya Reus. ​“Tidak mungkin, seorang dukun dengan kemampuan tinggi sekali pun, seperti yang kamu katakan, saat Nathan membunuh Levan dan master dari Keluarga Holcy dia tidak menggunakan kekuatan apa pun. Dia hanya mengandalk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 391

    “Berhari-hari aku dan pemuda itu terdampar tanpa makanan dan air tawar,” raut wajah Justin berubah ngeri saat teringat siksaan yang terjadi di pulau itu. "Kami hanya mengandalkan keberuntungan menangkap ikan dan burung yang ada. Suatu ketika, tiba-tiba langit menjadi gelap, dan hujan menari di atas langit diikuti sambaran petir yang terus bergemuruh." Tatapan mata Justin terbelalak mengingat kejadian itu. “Tapi segera kami menyadari ada yang tidak beres, karena hujan hanya turun di pulau, dan tempat lain tidak ada hujan sama sekali! Suara sambaran petir dari waktu ke waktu terus bergeming semakin cepat, serta terdengar suara-suara yang aneh!” “Kami berdua mencari sumber suara itu, dan akhirnya, di balik sebuah batu yang besar, kami melihat ada dua orang yang sedang bertarung. Adegan itu sangat mengerikan! Aku melihat seseorang yang memegang senjata yang mirip dengan kapak besar, dan setiap kali dia mengayunkannya akan ada sambaran petir yang menggelegar dan batu-batu beterbangan, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status