Share

Bab 382

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-31 18:50:10

Setelah Simon pergi, di dalam ruangan VIP hanya tersisa Nathan sekeluarga dan keluarga bibinya.

“Nathan, perkataanku memang tidak enak didengar, tapi ini semua demi kebaikanmu. Sekarang, ayah dan ibumu tidak mempunyai pekerjaan dan hanya mengandalkanmu untuk bertahan hidup. Kalau kamu memiliko motivasi hidup, kedepannya, siapa yang harus mereka andalkan?" Elina menatap lekat ke arah Nathan, dan suaranya terdengar getir. "Lihatlah dirimu, pulang kemari saja menyewa mobil mewah, dan menyewa pacar, untuk apa? Apa gengsi sangat penting bagimu? Semua orang di desa tahu kalau kamu baru keluar dari penjara tidak lama, kamu bersikap seperti ini, orang lain akan semakin meremehkanmu!”​

“Bibi, aku—”

“Ibu? Bicara apa kamu? Kak Sarah ini benar-benar pacarnya kak Nathan, sewa apanya?! Untuk apa kamu mendengarkan Simon yang bicara sembarangan!” Arina bergegas berkata pada ibunya sendiri.

Arina tahu, kalau Sarah pasti bukan pacar sewaan Nathan, karena tidak ada pacar sewaan yang akan memakai pak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 383

    “Nathan, jangan sembarangan, kamu tidak tahu sekarang Simon itu orang seperti apa, kalau kamu melakukan itu dia bisa saja melukai keluarga bibimu!” Maria bergegas berkata pada Nathan. David yang sejak tadi belum berbicara juga membuka mulutnya. “Nathan, Simon tidak segampang yang kamu pikirkan, seperti kata pepatah, naga kuat belum tentu bisa mengalahkan ular lokal. Kamu jangan berpikir mengenal beberapa orang di Kota Vale yang bisa menyelesaikan Simon.” David tahu kalau Nathan punya koneksi, ditambah lagi kekayaan dari keluarga Sarah, kekuatannya pasti tidak kecil. Tapi, disini adalah Kota Celestria, bukan Kota Vale, oleh karena itu, Simon tidak mudah diatasi. “Masalah ini sudah aku putuskan, kalian tidak perlu ikut campur lagi!” Nathan sudah membuat keputusan sejak awal. Hanya seorang preman saja, dia tidak bisa menyeselesaikannya? Jangan bercanda. “Kak Nathan, aku tahu kamu melakukannya demi diriku. Tapi …. aku tidak ingin kamu mengambil resiko, lebih baik kamu tidak perl

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 384

    Setelah Simon selesai bicara, dia bergegas berkata pada Arina. “Arina, ayo masuk dan tuangkan alkohol untuk bersulang bersama Tuan Bob!” Mendengar itu, Arina gemetar ketakutan, Sarah meraih tangan Arina dan merasakan tangan Arina gemetar hebat. “Arina masih kecil dan tidak mengerti, biar aku saja,” Sarah berinisiatif maju dan mengambil arak yang ada di meja dan berjalan mendekat. Simon yang melihat ini seketika menyeringai, dia semakin percaya pada tebakannya. Sarah begitu berinisiatif menuang alkohol itu, kalau bukan gadis sewaan, lalu apa? Saat Bob melihat Sarah, sepasang matanya menyipit dan terus menatap Sarah, lalu mengangkat gelasnya. “Simon, siapa wanita cantik ini?” Bob bertanya pada Simon. "Ohh, dia adalah pacarnya kakak sepupu istriku!” Simon segera menjawab. Dia tidak berani mengatakan Sarah adalah wanita sewaan. Karena, orang penting seperti Bob tidak suka dengan gadis seperti itu, dia lebih suka dengan gadis seperti ini. “Tuan Bob, Anda mempunyai bisnis disini, ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 385

    "Tuan Bob, tenang saja, aku sudah mengatur ini, dia tidak akan bisa lari!” Simon buru-buru menyanjung. Arina yang ada di belakang ketakutan, meskipun dia tahu Sarah memiliki identitas yang lumayan, tapi dia tidak berani membayangkan Sarah adalah Nona Muda dari Keluarga Wibowo. Karena, dengan identitas seperti itu, bagaimana mungkin dia bisa menyukai Nathan? “Kak Nathan!” Arina meraih lengan Nathan dengan gugup. Nathan tersenyum kecil. “Jangan khawatir, karena kakak iparmu memang Nona Muda dari Keluarga Wibowo!” 'A-apa?!' Arina yang mendengarnya seketika tercengang. Pada saat ini, telepon Sarah sudah terhubung, dan dia langsung berkata. “Ayah, pengembangan di Kota Celestria, apakah kamu mengutus seseorang bernama Bob untuk mengaturnya?” “Aku tidak tahu, masalah ini diurus oleh Vinson, ada apa?” Kevin bertanya dengan bingung. ​Beberapa waktu ini Kevin sudah sangat jarang mengurus masalah perusahaan, dan fokus merawat kesehatannya. Kalau bukan karena Nathan waktu itu, dia pasti su

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 386

    “Cuih! Bajingan sepertimu, bagaimana mungkin aku akan mengampunimu?” Sarah meludah dengan keras. Bob berlutut di atas lantai, dengan wajahnya yang pucat pasi. Beberapa orang yang minum bersama dan melihat adegan ini langsung kabur, dan Simon juga bersembunyi di kejauhan. Sarah berbalik dan berjalan keluar, saat melewati Arina, dia tersenyum tipis. “Arina, ayo kita pergi!” Pada saat ini, mata Arina masih terbuka lebar dan dia menatap Sarah dengan tidak percaya. “Nona Muda Wibowo ....” Simon bergegas menghampiri. Tapi Sarah mengabaikannya, lalu Simon langsung memegang lengan Nathan. “Kakak sepupu, tadi itu hanya salah paham, kita semua sudah sekeluarga sekarang, aku mana mungkin melihat saudaraku sendiri diganggu?! Lihatlah sekarang, si Bob itu sudah dibereskan, kamu hanya perlu mengucapkan satu kata dan aku akan memanggil orang untuk memenggalnya!” Simon sangat jago melempar batu sembunyi tangan, dan langsung melimpahkan semua tanggung jawab kepada Bob. Nathan menatap Simon

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 387

    “Hahaha …. Aku tidak perlu orang lain untuk menyelamatkanku, aku bisa melindungi diriku sendiri, tinggalkan satu tanganmu di sini, lalu pergilah!" Tawa Nathan terdengar mengerikan. "Atau, nyawamu akan melayang!" timpalnya dengan suara yang dingin.​ “Sialan, aku sudah terlalu memberi muka padamu!” Simon memaki dan hendak meraih botol alkohol itu untuk menghantam Nathan. Brak! Tapi, sebelum Simon bergerak, Nathan mengulurkan tangannya lebih dulu dan meraih botol itu dan menghantamkannya dengan keras ke kepala Simon. Kepala Simon berdarah, dan dia terjatuh ke lantai dan dengan terhuyung. "Argh!" teriakan kesakitan dapat terdengar sari mulut Simon, dia memegangi kepalanya yang berdarah. Kali ini, semua orang kaget, hanya Sarah yang tersenyum dan tidak khawatir. “Sialan, tunggu saja kamu!” Simon mengamuk dan mengeluarkan ponselnya untuk memanggil seseorang. "Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu!" “Kamu mau memanggil siapa? Aku juga akan memanggil seseorang, bukankah kamu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 388

    “Hah?! Aku tidak peduli!” Sarah menggelengkan kepalanya. Arina menatap Sarah dengan kaget. “Kakak ipar, k-kamu kenapa tidak peduli? Kalau kamu tidak peduli, kakakku akan kehilangan nyawanya!” “Tenang saja, suamiku ini sangat hebat!” Sarah tersenyum. Saat ini, Arina kebingungan, kalau Sarah tidak memperdulikan Nathan, maka Nathan punya dukungan siapa? Eliana juga tidak tahu harus bagaimana, dia hanya bisa berkata pada Simon. “Simon, aku mewakili Nathan meminta maaf padamu, kamu jangan—” “Diam!” Simon berteriak marah. Mendengar teriakan itu, Nathan bergegas berdiri dan menatap dingin ke arah Simon. “Kamu sudah kehilangan kesempatan terakhirmu untuk tetap hidup, berjuanglah!” “Tidak usah menakutiku, bajingan! Aku tumbuh dengan keras!” Simon tidak peduli dan berteriak keras. “Bukankah kamu juga berlagak bisa memanggil orang? Dimana orangmu?” “Orangku akan segera sampai!” Nathan berkata dengan tenang. “Baik, aku akan memberimu waktu sepuluh menit lagi, aku akan menunggu o

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 389

    Keesokan harinya, Nathan berencana membawa Arina pergi ke Kota Vale untuk bersekolah. Karena, Nathan sebenarnya punya banyak masalah yang harus diurus saat ini. Kalau tidak, dia pasti akan tinggal bersama dengan orang tuanya di kampung halaman untuk waktu yang lebih lama. Pada saat bersamaan, daerah pelosok kota Celestria juga mulai menyiarkan kalau rumah setiap keluarga akan dievaluasi kembali dan kali ini akan dirobohkan dengan standar nasional, tidak akan ada pembongkaran paksa atau harga yang jauh lebih rendah, dan ini membuat orang-orang menjadi bersemangat. *** Nathan membawa Arina pergi ke Kota Vale, berkat koneksi Martin, dia menemukan sebuah sekolah tingkat tinggi yang baik untuk Arina. Nathan dan Sarah tinggal bersama Kevin selama satu hari di Kota Vale. Lalu, langsung pergi ke Kota Boulmer keesokan harinya. Masalah Unique Care, Klan Abyss dan batu spiritual di bukit Lantis belum diselesaikan, Nathan juga belum menyelidikinya. Jadi, dia tidak bisa berlama-lama di K

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 390

    Justin melihat dokumen itu dan segera menemukan masalahnya, lalu berkata pada semua orang. “Kalian tidak menyadari, setelah Nathan keluar dari penjara, hidupnya berubah secara drastis, sangat mungkin anak ini mengalami hal tidak terduga di dalam penjara selama lima tahun itu!” “Hal tidak terduga? Dalam lima tahun, bisa melakukan apa? Walau melatih kekuatan energi chi maupun qi miliknya, juga tidak akan cukup!” Raul mengernyitkan keningnya. “Melatih energi?” Justin tersenyum. “Aku yakin, yang Nathan latih bukanlah energi, dia bukan ahli bela diri!” Perkataan Justin membuat semua orang termenung, mereka menatap Justin dengan wajah kebingungan. “Kakek, lantas, dia bukan seorang ahli bela diri? Kalau dia bisa alkimia, kemungkinan besar dia adalah seorang dukun?!” Tanya Reus. ​“Tidak mungkin, seorang dukun dengan kemampuan tinggi sekali pun, seperti yang kamu katakan, saat Nathan membunuh Levan dan master dari Keluarga Holcy dia tidak menggunakan kekuatan apa pun. Dia hanya mengandalk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status