Share

Bab 344

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-19 20:37:16

“Tuan Nathan, Nicole sudah membawa semua bahan obatnya,” Ryzen menghampiri dan berkata pada Nathan.

Nathan mengangguk lalu mengikuti Ryzen ke dalam ruangan, ini adalah ruangan terpisah yang diminta dibersihkan oleh Nathan, dia berencana menggunakannya untuk membuat obat-obatan.

Nicole melihat Nathan datang dan segera menghampiri. “Tuan Nathan, semua bahan obat dari Unique Care sudah diterima, bahkan mereka memberi lebih banyak lagi, sepertinya mereka tidak tahu kalau William sudah mati!”

Nathan melirik bahan obat yang ada di lantai, semuanya adalah bahan obat berkualitas tinggi dengan usia diatas 100 tahun, energi spiritual nya juga kaya dan murni.

“Tidak, mereka pasti sudah tahu sejak awal!” Nathan melihat bahan obat itu dan tersenyum ringan.

Kalau saat William baru terbunuh, Unique Care mungkin tidak mendapatkan kabar secepat itu. Tapi sekarang, sudah belasan hari berlalu, Unique Care tidak mungkin tidak tahu. Jika kejadian sebesar ini tidak diketahui oleh Unique Care, mak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 345

    “Mobil siapa ini?! Kenapa parkir di sini, ini plat mobil Kota Moniyan!” Beverly menggerutu. Nathan dan Sarah membawa hadiah dan ikut di belakang Beverly. Karena ini pertama kalinya mereka datang ke rumah Beverly, mereka tidak boleh pergi dengan tangan kosong. Dan saat Beverly membuka pintu, dia menemukan ada dua orang lagi di dalam rumahnya, dan membuat suasana di rumah itu sedikit tertekan. Nathan dan Sarah ikut masuk, dan seketika merasa suasananya menjad kacau. Nathan menatap seorang pemuda yang sedang duduk di sofa, fluktuasi energi pada pemuda ini telah mencapai ranah kekuatan Ingras, bahkan melampaui William. Dan di belakang pemuda itu ada seorang pria paruh baya yang tinggi dengan wajah yang serius, pria paruh baya itu memiliki aura yang lebih kuat lagi, melebihi pemuda itu. Kalau mereka berdua diposisikan di Kota Boulmer, maka mereka bisa dikatakan san penguasa dan sang wakil penguasa. Sekarang, Nathan akhirnya mengerti, kenapa Alfred mengirim putranya untuk belajar di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 346

    “Ayah, Aston memintamu untuk mencari siapa? Apa keluarga kita tidak cukup dipermalukan? Kamu masih mau membantunya?” Setelah Aston pergi, Beverly berteriak pada kedua orang tuanya. Ayah Beverly mengeluarkan selembar foto seorang anak perempuan. “Dia memintaku mencari gadis ini, katanya mungkin dia datang ke Kota Boulmer, dia ingin aku menggunakan seluruh koneksiku di Kota Boulmer untuk menemukannya, ini juga bukan masalah besar!” "Kamu seharusnya langsung menolaknya, untuk apa mempertimbangkannya? aku rasa, kamu hanya ingin pergi ke Kota Moniyan untuk menjadi pejabat!” Beverly berteriak marah dan langsung berlari keluar dari rumah. Nathan dan Sarah menjadi canggung, mereka hanya bisa meletakkan barang-barangnya dan mengejar Beverly. Setelah keluar dari dalam rumah, Beverly naik ke mobil, wajahnya dibasahi oleh air mata, dia terlihat sangat sedih. Kemudian, Sarah datang menghampiri dan menghiburnya dengan lembut. “Eve, siapa sebenarnya pria itu? kenapa dia mengatakan kalian membat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 347

    Nathan memasuki hotel dengan Wenford, dan melirik sekeliling dengan santai, dia menemukan di tengah aula utama hotel, ada banyak orang-orang dengan kekuatan kultivator, dan termasuk beberapa kekuatan Ingras. Ketika Wenford melewati aula utama, banyak orang yang menyapanya, dan menunjukkan Wenford punya kenalan yang cukup banyak. Sampai di lantai tiga, Wenford membawa Nathan ke kamar yang paling dekat dengan koridor dan berkata. “Tuan Nathan, ini adalah kamar terbaik di hotel ini, aku harap kamu menyukainya!” Nathan masuk ke dalam kamar, kamar itu tidak besar, hanya belasan meter persegi, dengan sebuah tempat tidur, dan kamar mandi. Meskipun tidak luas, tapi kebersihannya sangat bersih, lingkungannya juga bagus. Saat melihat keluar jendela, jalan satu-satunya di Kota Melbourne terlihat dengan jelas. “Adik seperguruan Wenford, apa kamarnya sudah selesai dipesan?” Saat itu, beberapa orang berjalan menuju arah Nathan dan Wenford. Yang berjalan di depan adalah seorang lelaki tua yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 348

    "Adik seperguruan, jangan gugup, kamu tahu watak Guru, berusahalah sebisamu, dengan kemampuanmu saat ini, kamu memiliki harapan untuk menjadi pemenang!” Setelah menepuk pundak Wenford, pemuda tinggi besar itu juga menyusul mereka. “Baik!” Wenford yang melihat gurunya berjalan menuju kamar yang ada di ujung koridor seketika terkejut, dan bergegas ingin mengejar mereka karena kamar itu dia siapkan untuk Nathan. Nathan mengulurkan tangannya dan menahan Wenford, lalu menggelengkan kkepalanya Dia mengerti maksud baik Wenford, tapi dia juga tidak mau Wenford dimarahi oleh Gurunya karena dirinya. Lagipula, dia tidak punya permintaan terhadap tempat tinggalnya. “Tuan Nathan, aku benar-benar minta maaf!” Wenford berkata dengan canggung. Wenford hanya bisa memesan ulang kamar untuk Nathan di sebelahnya, lalu menjelaskan situasi beberapa orang kepada Nathan Melalui penjelasan dari Wenford, Nathan baru tahu kalau lelaki tua itu bernama John, dia merupakan pemimpin dari dari Sekte Spir

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 349

    “Apa kalian sudah dengar? Di Northern tiba-tiba muncul seorang ahli bela diri yang masih sangat muda, aku dengar, dia baru berusia dua puluh tahunan. Dan sudah bisa membunuh kepala Keluarga Zatulini di depan umum!” “Aku sudah mendengarnya sejak lama, tetapi William sudah bertarung dua kali sebelumnya, dan saat dia kelelahan, baru dibunuh oleh pemuda itu. Ya, bisa dibilang dia hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan!” “Bagaimana pun, aku benar-benar tidak ingin bertemu dengannya di acara pertemuan tahun ini, kalau tidak, pasti akan bertambah satu saingan!” Diskusi semua orang terdengar hingga ke telinga Nathan, tapi Nathan seolah tidak mendengarnya. “Wenford, keluargamu menetap di Kota Boulmer, apa kamu pernah mendengar tentang hal ini?” John bertanya pada Wenford. Wenford tentu saja tahu tentang hal ini, dan orang yang mereka maksud ada di depan mata mereka. Tapi, saat Wenford ingin menjawab, dia melihat Nathan yang mengedipkan mata padanya, jadi Wenford berkata. “Em, aku mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 350

    “Oh …. Pantas saja kau begitu sombong, ternyata, kamu yang membunuh William?" tatapan mata John menjadi tajam. "Apa kamu mengira bahwa dirimu adalah yang paling hebat dan tidak terkalahkan di dunia ini, hah?!" dengus John yang melihat ketenangan dari Nathan. "Karena telah membunuh William, lalu kamu bisa meremehkan semua orang? Tapi, apa kamu tidak pernah dengar, semakin hebat kekuatan bela dirimu, semakin kamu harus menjaga dirimu!” “Bahkan, walau dia bisa membunuh William, hari ini aku juga harus mencobanya! Apakah aku pantas bertarung dengannya atau tidak!” Draken yang mendengar perkataan Gurunya seketika menjadi marah lagi. Wenford masih ingin melerai, tapi ditegur oleh John. “Wenford, kalau kamu menghalangi lagi, jangan salahkan aku Gurumu ini tidak mau mengenalmu lagi!” Wenford yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dan berdiri di samping.​ “Bocah, ayo!” Draken berteriak pada Nathan tanpa halangan dari Wenford. “Apa kamu tuli, hah? Sudah kukatakan sebelumnya, kamu tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 351

    Wenford berulang kali mengucapkan terima kasih, dan memapah Draken kembali ke sisi John lalu berkata pada John. “Guru, kamu jangan marah, Tuan Nathan, dia—” "Diam!” dengus John, dia mana mau mendengarkan kata-kata Wenford. "Pergi!" dia meneriaki dan mengusir Wenford dan menatap Nathan dengan dingin. “Kamu melukai satu tangan muridku, dan aku akan membuat kedua tanganmu lumpuh!” “Kalau kamu punya kemampuan, kamu boleh mencobanya!” Nathan menatap John dengan acuh tak acuh. Saat John menatap Nathan, dia tidak bisa menahan dirinya saat melihat matanya yang dingin itu. Tatapan acuh tak acuh itu seolah menganggap orang yang ada di depannya seperti sampah, seolah sangat jijik. “Bagus! Bagus sekali!” John merasa kesal mendengar ucapan Nathan, lalu auranya tiba-tiba meledak. "Siap-siap menemui ajalmu, bocah sialan!" Seluruh ruangan dipenuhi dengan angin yang kencang dan menyapu barang-barang yang ada di sekitarnya. Dan tepat saat aura John meledak, tiba-tiba ada hembusan angin sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 352

    ​“Baik, aku akan membawa Tuan Nathan berkeliling ke distrik Starion, di sana merupakan tempat yang dibangun sementara untuk memudahkan para ahli bela diri dari berbagai tempat yang ingin memperdagangkan harta karun di tangan mereka,” Wenford mengangguk dan menjelaskan. Tidak lama kemudian, Wenford membawa Nathan ke jalanan di Distrik Starion, kedua sisi jalan dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan bahan obat, pil obat, dan beberapa liontin, barang-barang berharga dan sebagainya. Nathan berkeliling dan menemukan semua barang-barang itu adalah barang biasa, dan wajahnya terlihat sedikit kecewa. Dia awalnya ingin menemukan senjata yang bisa dia ubah menjadi senjata perlindungan diri untuk Sarah. ​Wenford yang menyadari kekecewaan Nathan, lalu berkata. “Tuan Nathan, barang-barang bagus yang ada di sini sebagian besar akan diambil oleh Unique Care, mana bisa diedarkan di sini. Dan ini juga salah satu alasan kenapa Unique Care mengadakan pertemuan antar anggota bela diri!” Nathan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status