“Apa kalian sudah dengar? Di Northern tiba-tiba muncul seorang ahli bela diri yang masih sangat muda, aku dengar, dia baru berusia dua puluh tahunan. Dan sudah bisa membunuh kepala Keluarga Zatulini di depan umum!” “Aku sudah mendengarnya sejak lama, tetapi William sudah bertarung dua kali sebelumnya, dan saat dia kelelahan, baru dibunuh oleh pemuda itu. Ya, bisa dibilang dia hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan!” “Bagaimana pun, aku benar-benar tidak ingin bertemu dengannya di acara pertemuan tahun ini, kalau tidak, pasti akan bertambah satu saingan!” Diskusi semua orang terdengar hingga ke telinga Nathan, tapi Nathan seolah tidak mendengarnya. “Wenford, keluargamu menetap di Kota Boulmer, apa kamu pernah mendengar tentang hal ini?” John bertanya pada Wenford. Wenford tentu saja tahu tentang hal ini, dan orang yang mereka maksud ada di depan mata mereka. Tapi, saat Wenford ingin menjawab, dia melihat Nathan yang mengedipkan mata padanya, jadi Wenford berkata. “Em, aku mem
“Oh …. Pantas saja kau begitu sombong, ternyata, kamu yang membunuh William?" tatapan mata John menjadi tajam. "Apa kamu mengira bahwa dirimu adalah yang paling hebat dan tidak terkalahkan di dunia ini, hah?!" dengus John yang melihat ketenangan dari Nathan. "Karena telah membunuh William, lalu kamu bisa meremehkan semua orang? Tapi, apa kamu tidak pernah dengar, semakin hebat kekuatan bela dirimu, semakin kamu harus menjaga dirimu!” “Bahkan, walau dia bisa membunuh William, hari ini aku juga harus mencobanya! Apakah aku pantas bertarung dengannya atau tidak!” Draken yang mendengar perkataan Gurunya seketika menjadi marah lagi. Wenford masih ingin melerai, tapi ditegur oleh John. “Wenford, kalau kamu menghalangi lagi, jangan salahkan aku Gurumu ini tidak mau mengenalmu lagi!” Wenford yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dan berdiri di samping. “Bocah, ayo!” Draken berteriak pada Nathan tanpa halangan dari Wenford. “Apa kamu tuli, hah? Sudah kukatakan sebelumnya, kamu tida
Wenford berulang kali mengucapkan terima kasih, dan memapah Draken kembali ke sisi John lalu berkata pada John. “Guru, kamu jangan marah, Tuan Nathan, dia—” "Diam!” dengus John, dia mana mau mendengarkan kata-kata Wenford. "Pergi!" dia meneriaki dan mengusir Wenford dan menatap Nathan dengan dingin. “Kamu melukai satu tangan muridku, dan aku akan membuat kedua tanganmu lumpuh!” “Kalau kamu punya kemampuan, kamu boleh mencobanya!” Nathan menatap John dengan acuh tak acuh. Saat John menatap Nathan, dia tidak bisa menahan dirinya saat melihat matanya yang dingin itu. Tatapan acuh tak acuh itu seolah menganggap orang yang ada di depannya seperti sampah, seolah sangat jijik. “Bagus! Bagus sekali!” John merasa kesal mendengar ucapan Nathan, lalu auranya tiba-tiba meledak. "Siap-siap menemui ajalmu, bocah sialan!" Seluruh ruangan dipenuhi dengan angin yang kencang dan menyapu barang-barang yang ada di sekitarnya. Dan tepat saat aura John meledak, tiba-tiba ada hembusan angin sepert
“Baik, aku akan membawa Tuan Nathan berkeliling ke distrik Starion, di sana merupakan tempat yang dibangun sementara untuk memudahkan para ahli bela diri dari berbagai tempat yang ingin memperdagangkan harta karun di tangan mereka,” Wenford mengangguk dan menjelaskan. Tidak lama kemudian, Wenford membawa Nathan ke jalanan di Distrik Starion, kedua sisi jalan dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan bahan obat, pil obat, dan beberapa liontin, barang-barang berharga dan sebagainya. Nathan berkeliling dan menemukan semua barang-barang itu adalah barang biasa, dan wajahnya terlihat sedikit kecewa. Dia awalnya ingin menemukan senjata yang bisa dia ubah menjadi senjata perlindungan diri untuk Sarah. Wenford yang menyadari kekecewaan Nathan, lalu berkata. “Tuan Nathan, barang-barang bagus yang ada di sini sebagian besar akan diambil oleh Unique Care, mana bisa diedarkan di sini. Dan ini juga salah satu alasan kenapa Unique Care mengadakan pertemuan antar anggota bela diri!” Nathan men
Unique Care. Di aula utama, terlihat, Steve sangat bersemangat karena sudah menemukan pembuat obat kesehatan yang sedang ramai diperbincangkan. Kalau bisa menarik orang itu ke dalam Unique Care, dan mengetahui cara pembuatannya maka itu akan menjadi hal terbesar bagi Unique Care. Namun saat Addy dan Nathan tiba, Steve mengernyitkan keningnya, awalnya dia berpikir kalau orang yang bisa membuat pil kesehatan pasti seorang lelaki tua yang sudah mahir dalam dunia obat-obatan selama bertahun-tahun. Tapi, tidak disangka, malah seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. “Tuan, orangnya sudah tiba!” Addy berkata pada Steve penuh semangat. Steve mengangguk dan melirik Nathan sekilas. “Benarkah kamu yang membuat obat kesehatan itu?” Steve terlihat ragu, dia tidak sepenuhnya percaya pada Nathan. Karena bagaimanapun, banyak orang yang ingin masuk ke dalam daftar Unique Care dan sebagian besar adalah penipu. “Kalau kamu tidak percaya, aku akan pergi!” Nathan berkata dengan wajah datar, dan ber
Reus Alvaro, pria itu langsung duduk di hadapan Nathan, dan tersenyum kecil. “Izinkan aku memperkenalkan diri, aku Reus Alvaro, Tuan Muda kedua Alvaro yang ada di Kota Moniyan, bisa bertemu denganmu saat ini, bagaikan bertemu dengan teman lama!” Nathan mencibir. “Kalau bagaikan bertemu teman lama, kamu tidak akan bersembunyi di belakang sana dan tidak berani menunjukkan dirimu!” Saat Nathan masuk ke dalam aula, dia sudah merasakan ada seseorang yang bersembunyi di belakang aula, dan kalau dilihat dari auranya, kekuatannya sudah mencapai kekuatan Ingras. Reus tersenyum canggung. “Tuan Nathan, sebenarnya …. Aku tidak menunjukkan diri karena—” Nathan mengibaskan tangannya dan menyela ucapan Reus. “Tidak perlu menjelaskan padaku, aku juga tidak tertarik mendengarnya," dengusnya kesal. "Kedatanganku hari ini, karena Unique Care memiliki bahan obat yang aku inginkan, aku tidak akan bergabung dengan Unique Care, aku bisa saja memberikan formula obat kesehatan kepada kalian." "Benar
Reus dan Steve yang mendengarnya seketika tercengang, dan Steve menjadi mara.: “Apa kamu tahu sebanyak apa bahan obat yang dimiliki oleh Unique Care? Baru membuka mulut sudah meminta setengah bahan obat yang dimiliki Unique Care, bukankah itu sama saja dengan membuka mulut singa.” Reus mengernyitkan keningnya. “Walaupun efek dari obat kesehatan lumayan bagus, dan harganya terjangkau, tapi kalau ingin menukar dengan setengah bahan obat Unique Care, sepertinya kamu terlalu meninggikan dirimu, ya?” “Bagaimana kalau menambahkan formula obat ini juga?” Nathan berkata sambil mengeluarkan sebuah obat berwarna kehijauan dan melemparkannya pada Reus. Reus mengulurkan tangannya dan menangkapnya, dan saat obat itu berada di tangannya, dia bisa mencium aroma wangi yang samar-samar. Setelah Steve mengambil obat itu, pupil matanya seketika mengecil dan tatapannya menunjukkan kengerian. “A-apa?!” "I-Ini ….." “Ini adalah obat kesehatan grade S! Kalau dibandingkan dengan obat kesehatan b
"Sepertinya aku berubah pikiran, karena kalian mengancamku dengan kalimat ini, kirimkan semua bahan obat Unique Care ke rumahku, atau Unique Care akan menghilang selamanya!” suara Nathan terdengar lebih dalam dan mendominasi. Nathan sedang mencari alasan untuk mendapatkan bahan obat dari Unique Care. Namun, tidak disangka, Steve malah mengantarkan diri dan bahkan berani mengancam Nathan. “Hahaha …. bocah! Apa kamu sudah gila?! Walau kamu bisa membunuh William, kamu mengira kamu tidak terkalahkan? Mau menghancurkan Unique Care?!” Steve tertawa keras, sedangkan raut wajah Reus muram, dia tidak mengatakan apa pun. Nathan mendengus dingin, tidak mengatakan apapun lagi, dan berjalan keluar. “Hentikan dia!" Raut wajah Steve menjadi muram dan memberi perintah, dan orang-orang yang mengepung Nathan langsung menyergapnya. Nathan tidak menghentikan langkahnya, dan kekuatan besar bangkit dari tubuhnya seperti sang raja hutan yang terbangun dari tidurnya. Dia langsung menjatuhkan beberapa or
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u