Share

Bab 353

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-07-22 17:56:54

Unique Care.

Di aula utama, terlihat, Steve sangat bersemangat karena sudah menemukan pembuat obat kesehatan yang sedang ramai diperbincangkan. Kalau bisa menarik orang itu ke dalam Unique Care, dan mengetahui cara pembuatannya maka itu akan menjadi hal terbesar bagi Unique Care. Namun saat Addy dan Nathan tiba, Steve mengernyitkan keningnya, awalnya dia berpikir kalau orang yang bisa membuat pil kesehatan pasti seorang lelaki tua yang sudah mahir dalam dunia obat-obatan selama bertahun-tahun. Tapi, tidak disangka, malah seorang pemuda berusia dua puluh tahunan.

“Tuan, orangnya sudah tiba!” Addy berkata pada Steve penuh semangat.

Steve mengangguk dan melirik Nathan sekilas. “Benarkah kamu yang membuat obat kesehatan itu?”

Steve terlihat ragu, dia tidak sepenuhnya percaya pada Nathan. Karena bagaimanapun, banyak orang yang ingin masuk ke dalam daftar Unique Care dan sebagian besar adalah penipu.

“Kalau kamu tidak percaya, aku akan pergi!” Nathan berkata dengan wajah datar, dan ber
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 354

    Reus Alvaro, pria itu langsung duduk di hadapan Nathan, dan tersenyum kecil. “Izinkan aku memperkenalkan diri, aku Reus Alvaro, Tuan Muda kedua Alvaro yang ada di Kota Moniyan, bisa bertemu denganmu saat ini, bagaikan bertemu dengan teman lama!” Nathan mencibir. “Kalau bagaikan bertemu teman lama, kamu tidak akan bersembunyi di belakang sana dan tidak berani menunjukkan dirimu!” Saat Nathan masuk ke dalam aula, dia sudah merasakan ada seseorang yang bersembunyi di belakang aula, dan kalau dilihat dari auranya, kekuatannya sudah mencapai kekuatan Ingras. Reus tersenyum canggung. “Tuan Nathan, sebenarnya …. Aku tidak menunjukkan diri karena—” Nathan mengibaskan tangannya dan menyela ucapan Reus. “Tidak perlu menjelaskan padaku, aku juga tidak tertarik mendengarnya," dengusnya kesal. "Kedatanganku hari ini, karena Unique Care memiliki bahan obat yang aku inginkan, aku tidak akan bergabung dengan Unique Care, aku bisa saja memberikan formula obat kesehatan kepada kalian." "Benar

    Last Updated : 2024-07-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 355

    Reus dan Steve yang mendengarnya seketika tercengang, dan Steve menjadi mara.: “Apa kamu tahu sebanyak apa bahan obat yang dimiliki oleh Unique Care? Baru membuka mulut sudah meminta setengah bahan obat yang dimiliki Unique Care, bukankah itu sama saja dengan membuka mulut singa.” Reus mengernyitkan keningnya. “Walaupun efek dari obat kesehatan lumayan bagus, dan harganya terjangkau, tapi kalau ingin menukar dengan setengah bahan obat Unique Care, sepertinya kamu terlalu meninggikan dirimu, ya?” “Bagaimana kalau menambahkan formula obat ini juga?” Nathan berkata sambil mengeluarkan sebuah obat berwarna kehijauan dan melemparkannya pada Reus. Reus mengulurkan tangannya dan menangkapnya, dan saat obat itu berada di tangannya, dia bisa mencium aroma wangi yang samar-samar. ​Setelah Steve mengambil obat itu, pupil matanya seketika mengecil dan tatapannya menunjukkan kengerian. “A-apa?!” ​"I-Ini ….." “Ini adalah obat kesehatan grade S! Kalau dibandingkan dengan obat kesehatan b

    Last Updated : 2024-07-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 356

    "Sepertinya aku berubah pikiran, karena kalian mengancamku dengan kalimat ini, kirimkan semua bahan obat Unique Care ke rumahku, atau Unique Care akan menghilang selamanya!” suara Nathan terdengar lebih dalam dan mendominasi. Nathan sedang mencari alasan untuk mendapatkan bahan obat dari Unique Care. Namun, tidak disangka, Steve malah mengantarkan diri dan bahkan berani mengancam Nathan. “Hahaha …. bocah! Apa kamu sudah gila?! Walau kamu bisa membunuh William, kamu mengira kamu tidak terkalahkan? Mau menghancurkan Unique Care?!” Steve tertawa keras, sedangkan raut wajah Reus muram, dia tidak mengatakan apa pun. Nathan mendengus dingin, tidak mengatakan apapun lagi, dan berjalan keluar. “Hentikan dia!" Raut wajah Steve menjadi muram dan memberi perintah, dan orang-orang yang mengepung Nathan langsung menyergapnya. Nathan tidak menghentikan langkahnya, dan kekuatan besar bangkit dari tubuhnya seperti sang raja hutan yang terbangun dari tidurnya. Dia langsung menjatuhkan beberapa or

    Last Updated : 2024-07-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 357

    Di tengah malam, Nathan yang sedang tidur nyenyak dibangunkan oleh suara langkah kaki yang terdengar tergesa-gesa di jalan. Alisnya mengernyit, dia bangkit dan melihat melalui jendela, tatapan matanya tertuju pada seorang gadis yang sedang berlari dengan putus asa, dan beberapa orang mengejarnya di belakang. Gadis itu hanya berlari dengan sekuat tenaga tanpa berteriak meminta tolong. Melihat adegan ini, Nathan berencana kembali tidur lagi, tidak peduli apa konflik orang lain. Namun saat Nathan hendak berbaring dan kembali tidur, dia merasakan energi spiritual yang samar keluar dari tubuh gadis itu. Energi spiritual ini terasa sangat familiar baginya, rasa familiarnya seperti saat dia memegang liontin giok peninggalan ibunya itu. Nathan membuka jendela, melompat turun dan mengikuti dari belakang. Segera, gadis itu terpojok di sebuah gang yang gelap gulita, dia memegang sesuatu dengan erat di tangannya, dan menatap beberapa orang yang mengejarnya dengan ngeri. Nathan bersembunyi d

    Last Updated : 2024-07-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 358

    "Aku tidak takut, kamu kira, Keluarga Holcy tidak punya apa-apa di Northern?” Setelah Aston menyelesaikan ucapannya, seorang pria paruh baya dengan wajah persegi dan alis tebal berjalan keluar. Nathan merasa pria paruh baya ini terlihat cukup mirip dengan William. “Levan?” Reus tampak sedikit terkejut saat melihat orang yang datang. Dan Nathan yang bersembunyi di kegelapan baru menyadari kalau orang ini adalah adiknya William, Levan Zatulini, pantas saja terlihat mirip dengannya. ​ “Tuan Muda Holcy!” Levan berjalan ke arah Aston, dan berteriak dengan penuh hormat. Aston menatap Reus dengan bangga. “Sekarang Levan sudah menjadi tamu undangan Keluarga Holcy!” “Hahaha …. Aston, untuk apa kamu merasa bangga?! Lantas, kamu tidak tahu kalau Keluarga Zatulini sudah dimusnahkan oleh seseorang? Hanya tersisa Levan seorang? Keluarga Alvaroku, tidak akan memperdulikannya!” Reus tertawa keras. “Tentu saja aku tahu, tapi Reus, coba buka matamu dan lihatlah, dengan perbandingan kekuatan saa

    Last Updated : 2024-07-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 359

    “Tidak jauh, di desa yang ada di luar kota ini!” Kylie seketika merasa senang saat melihat Nathan setuju. Nathan ikut dengan Kylie dan berjalan keluar dari kota, tidak lama kemudian sebuah desa terlihat. Tapi sepertinya, desa ini sudah lama tidak ada yang tinggal di sini. Rumahnya juga sudah bobrok dan kata ‘rubuhkan’ tertulis dengan besar dan jelas di atasnya, ini jelas-jelas adalah area yang akan dirubuhkan. Setelah menemukan rumah yang terlihat sedikit lebih baik, Kylie berjalan masuk dan menyalakan lilin di dalamnya. Seorang pria paruh baya dengan tubuh lemah dan wajah pucat sedang berbaring di dalam. Melihat penampilan pria paruh baya itu, Nathan mengernyitkan keningnya, luka orang ini sangat parah, dan sepertinya hanya akan bertahan beberapa hari saja. Mendengar ada suara, pria paruh baya itu berusaha membuka matanya. Saat melihat Kylie, dia membuka mulutnya dan ingin berbicara. "Uhuk!" Tapi saat hendak berbicara, pria paruh baya itu terbatuk dan darah segar tiba-tiba menye

    Last Updated : 2024-07-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 360

    Kylie yang melihat ini bergegas ingin menghalanginya, tapi dihentikan oleh ayahnya, pria tua itu menggelengkan kepalanya ke arah Kylie, memberi isyarat agar Kylie tidak mengganggu Nathan. "Piaaak~~ Piaaak~~~" Dan saat setetes darah Nathan menetes ke liontin itu, cahaya merah menuala menyinari seisi ruangan, lalu diikuti oleh suara burung phoenix. Kedua ekor burung phoenix yang muncul dari dalam liontin itu tidak berhenti berputar-putar. Tapi, setelah setetes darah itu habis diserap, sinar merahnya perlahan redup, dan liontin itu kembali ke bentuk awalnya. Melihat hak itu, Kylie dan ayahnya tercekat, mereka membelalak dan menatap Nathan dengan takjub. “Ternyata benar!” Nathan memegang liontin itu, dan wajahnya terlihat bersemangat, lalu bertanya pada Scholes. “Paman, darimana asalnya liontin milik leluhur keluargamu ini?” “Aku juga tidak terlalu tahu dengan jelas, sepertinya didapatkan di sebuah pulau. Karena, suatu ketika, liontin ini juga pernah tiba-tiba bersinar merah, dan men

    Last Updated : 2024-07-24
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 361

    Nathan hanya bisa berpura-pura baru bangun, dan menguap lalu membuka pintu. “Ini masih pagi, aku masih ingin tidur!” Nathan berkata sambil mengusap matanya. “Tidur? Tidak! Setelah sarapan, temani kami berbelanja, Beverly berkata kalau orang-orang disini semuanya adalah para ahli bela diri, mereka sangat garang. Kami tidak berani pergi berdua, kamu harus menemani!” Sarah berkata pada Nathan. “Belanja? Lagi?” Nathan seketika merasa pusing saat mendengar harus menemani dua orang wanita pergi berbelanja. “Kenapa, hah? Apa kamu tidak senang?” mata Sarah melebar. “Ah ....” Nathan hanya bisa tersenyum tidak berdaya sambil menggaruk kepalanya. "Tentu saja aku senang." Dan saat Nathan hendak turun untuk sarapan bersama Sarah, tiba-tiba Sarah melihat bekas gigitan di tangan Nathan. Bekas gigitan itu adalah bekas gigitan Kylie yang cukup kuat, dan masih terlihat jelas sekarang. “Apa ini?" Sarah menarik lengan Nathan dan mengernyitkan keningnya. "Kamu tidak pergi menggoda gadis di m

    Last Updated : 2024-07-24

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 943

    Di depan mata, Ryuki menyaksikan kekejaman itu dan tatapan matanya berubah drastis. Dulu, dia hampir melepaskan kata-kata tajam, namun kini bibirnya terkatup rapat, menyembunyikan ketakutan yang mendalam dan tak berani menantang Nathan.Meski Ryuki terdiam, Nathan tak berniat membiarkan keadaan begitu saja. Langkahnya yang berat menggema di goa dengan situasi yang mencekam, mendekati Ryuki dengan aura ancaman yang kian menyengat. Tanpa ragu, Nathan mecengkram rambut Ryuki dan menariknya ke samping.Dengan suara gemetar dan penuh kepasrahan, Ryuki berusaha berkata. "Nathan, a-aku …. telah menyerahkan lukisan itu kepadamu. Aku takkan lagi berebut untuknya. Kenapa kau—"Namun Nathan tak segan menyela. "Sialan, aku tidak tahan melihatmu! Kau tahu kenapa?" Bugh!Sebelum Ryuki sempat bersuara lagi, Nathan mengayunkan tendangan keras ke dada Ryuki. Tendangan itu kembali memecahkan keheningan, lalu dengan kekuatan penuh, dia menancapkan kepala Ryuki ke dinding.BAAM!Dalam sekejap, darah men

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 942

    “Benarkah? Kalau begitu, buktikan saja!” serunya penuh tantangan. Dalam hitungan detik, Nathan maju lebih dekat dan dengan cekatan meraih lukisan yang selama ini menjadi simbol kekuatan dan misteri. Gerakannya cepat dan terukur, seolah lukisan itu telah menantikan saat ini selama-lamanya.BAAM!Tanpa pikir panjang, Ryuki meluncurkan serangan fisik murni. Tinju yang dilontarkan menebar kekuatan seperti palu baja, menghantam dada Nathan dengan keras dan suara benturan menggema, namun tubuh Nathan tetap tak tergoyahkan, seakan diselimuti perisai yang tak terlihat. Alih-alih, serangan itu menghantam Ryuki sendiri. Rasanya seperti menabrak lempengan besi yang keras, menyebabkan rasa sakit yang merembet ke seluruh tubuhnya.BRAK!“Aahhh!”Teriak Ryuki ketika tinjunya terlepas, dan tubuhnya pun terlempar bak layang-layang putus, menghantam dinding dengan kekuatan dahsyat.Dalam sekejap, perubahan mendadak itu membuat setiap mata terpaku pada Nathan, seakan kekuatannya menyambar ruang hening

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 941

    Ging mengernyit, menggenggam tinjunya dengan erat. Meski begitu, dia merasakan kekuatan dalam dirinya terkekang, tak mampu bersuara seperti biasanya.“Ini pasti formasi gravitasi intimidasi,sesuatu yang menyedot semua energi kita!” seru Leorio, suaranya menggema dengan kekhawatiran dan kepastian.Ging menatap tajam ke arah Leorio dan bertanya. “Kepala keluarga Farhon, apakah kau punya cara untuk mematahkan formasi sihir ini?”Energi mereka terkungkung sedemikian rupa sehingga peti mati perunggu di depan mata mereka tetap terkunci, menyimpan rahasia yang tak terjamah.Leorio menggeleng pelan, wajahnya serius. “Formasi sihir sebesar ini bukan sesuatu yang bisa kupatahkan dengan mudah. Fondasinya berpijak pada kekuatan gunung, dan titik pusatnya dipicu oleh elemen air, sebuah mahakarya yang hanya bisa diurai oleh seorang kultivator tingkat atas! Jika aku tidak salah, ini adalah energi spiritual gua yang selama ini dibicarakan.”“Energi spiritual gua?” Ging terdiam, tercengang oleh perkat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status