Share

Bab 347

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 19:10:52

Nathan memasuki hotel dengan Wenford, dan melirik sekeliling dengan santai, dia menemukan di tengah aula utama hotel, ada banyak orang-orang dengan kekuatan kultivator, dan termasuk beberapa kekuatan Ingras.

Ketika Wenford melewati aula utama, banyak orang yang menyapanya, dan menunjukkan Wenford punya kenalan yang cukup banyak.

Sampai di lantai tiga, Wenford membawa Nathan ke kamar yang paling dekat dengan koridor dan berkata. “Tuan Nathan, ini adalah kamar terbaik di hotel ini, aku harap kamu menyukainya!”

Nathan masuk ke dalam kamar, kamar itu tidak besar, hanya belasan meter persegi, dengan sebuah tempat tidur, dan kamar mandi. Meskipun tidak luas, tapi kebersihannya sangat bersih, lingkungannya juga bagus. Saat melihat keluar jendela, jalan satu-satunya di Kota Melbourne terlihat dengan jelas.

“Adik seperguruan Wenford, apa kamarnya sudah selesai dipesan?” Saat itu, beberapa orang berjalan menuju arah Nathan dan Wenford.

Yang berjalan di depan adalah seorang lelaki tua yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 348

    "Adik seperguruan, jangan gugup, kamu tahu watak Guru, berusahalah sebisamu, dengan kemampuanmu saat ini, kamu memiliki harapan untuk menjadi pemenang!” Setelah menepuk pundak Wenford, pemuda tinggi besar itu juga menyusul mereka. “Baik!” Wenford yang melihat gurunya berjalan menuju kamar yang ada di ujung koridor seketika terkejut, dan bergegas ingin mengejar mereka karena kamar itu dia siapkan untuk Nathan. Nathan mengulurkan tangannya dan menahan Wenford, lalu menggelengkan kkepalanya Dia mengerti maksud baik Wenford, tapi dia juga tidak mau Wenford dimarahi oleh Gurunya karena dirinya. Lagipula, dia tidak punya permintaan terhadap tempat tinggalnya. “Tuan Nathan, aku benar-benar minta maaf!” Wenford berkata dengan canggung. Wenford hanya bisa memesan ulang kamar untuk Nathan di sebelahnya, lalu menjelaskan situasi beberapa orang kepada Nathan Melalui penjelasan dari Wenford, Nathan baru tahu kalau lelaki tua itu bernama John, dia merupakan pemimpin dari dari Sekte Spir

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 349

    “Apa kalian sudah dengar? Di Northern tiba-tiba muncul seorang ahli bela diri yang masih sangat muda, aku dengar, dia baru berusia dua puluh tahunan. Dan sudah bisa membunuh kepala Keluarga Zatulini di depan umum!” “Aku sudah mendengarnya sejak lama, tetapi William sudah bertarung dua kali sebelumnya, dan saat dia kelelahan, baru dibunuh oleh pemuda itu. Ya, bisa dibilang dia hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan!” “Bagaimana pun, aku benar-benar tidak ingin bertemu dengannya di acara pertemuan tahun ini, kalau tidak, pasti akan bertambah satu saingan!” Diskusi semua orang terdengar hingga ke telinga Nathan, tapi Nathan seolah tidak mendengarnya. “Wenford, keluargamu menetap di Kota Boulmer, apa kamu pernah mendengar tentang hal ini?” John bertanya pada Wenford. Wenford tentu saja tahu tentang hal ini, dan orang yang mereka maksud ada di depan mata mereka. Tapi, saat Wenford ingin menjawab, dia melihat Nathan yang mengedipkan mata padanya, jadi Wenford berkata. “Em, aku mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 350

    “Oh …. Pantas saja kau begitu sombong, ternyata, kamu yang membunuh William?" tatapan mata John menjadi tajam. "Apa kamu mengira bahwa dirimu adalah yang paling hebat dan tidak terkalahkan di dunia ini, hah?!" dengus John yang melihat ketenangan dari Nathan. "Karena telah membunuh William, lalu kamu bisa meremehkan semua orang? Tapi, apa kamu tidak pernah dengar, semakin hebat kekuatan bela dirimu, semakin kamu harus menjaga dirimu!” “Bahkan, walau dia bisa membunuh William, hari ini aku juga harus mencobanya! Apakah aku pantas bertarung dengannya atau tidak!” Draken yang mendengar perkataan Gurunya seketika menjadi marah lagi. Wenford masih ingin melerai, tapi ditegur oleh John. “Wenford, kalau kamu menghalangi lagi, jangan salahkan aku Gurumu ini tidak mau mengenalmu lagi!” Wenford yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dan berdiri di samping.​ “Bocah, ayo!” Draken berteriak pada Nathan tanpa halangan dari Wenford. “Apa kamu tuli, hah? Sudah kukatakan sebelumnya, kamu tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 351

    Wenford berulang kali mengucapkan terima kasih, dan memapah Draken kembali ke sisi John lalu berkata pada John. “Guru, kamu jangan marah, Tuan Nathan, dia—” "Diam!” dengus John, dia mana mau mendengarkan kata-kata Wenford. "Pergi!" dia meneriaki dan mengusir Wenford dan menatap Nathan dengan dingin. “Kamu melukai satu tangan muridku, dan aku akan membuat kedua tanganmu lumpuh!” “Kalau kamu punya kemampuan, kamu boleh mencobanya!” Nathan menatap John dengan acuh tak acuh. Saat John menatap Nathan, dia tidak bisa menahan dirinya saat melihat matanya yang dingin itu. Tatapan acuh tak acuh itu seolah menganggap orang yang ada di depannya seperti sampah, seolah sangat jijik. “Bagus! Bagus sekali!” John merasa kesal mendengar ucapan Nathan, lalu auranya tiba-tiba meledak. "Siap-siap menemui ajalmu, bocah sialan!" Seluruh ruangan dipenuhi dengan angin yang kencang dan menyapu barang-barang yang ada di sekitarnya. Dan tepat saat aura John meledak, tiba-tiba ada hembusan angin sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 352

    ​“Baik, aku akan membawa Tuan Nathan berkeliling ke distrik Starion, di sana merupakan tempat yang dibangun sementara untuk memudahkan para ahli bela diri dari berbagai tempat yang ingin memperdagangkan harta karun di tangan mereka,” Wenford mengangguk dan menjelaskan. Tidak lama kemudian, Wenford membawa Nathan ke jalanan di Distrik Starion, kedua sisi jalan dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan bahan obat, pil obat, dan beberapa liontin, barang-barang berharga dan sebagainya. Nathan berkeliling dan menemukan semua barang-barang itu adalah barang biasa, dan wajahnya terlihat sedikit kecewa. Dia awalnya ingin menemukan senjata yang bisa dia ubah menjadi senjata perlindungan diri untuk Sarah. ​Wenford yang menyadari kekecewaan Nathan, lalu berkata. “Tuan Nathan, barang-barang bagus yang ada di sini sebagian besar akan diambil oleh Unique Care, mana bisa diedarkan di sini. Dan ini juga salah satu alasan kenapa Unique Care mengadakan pertemuan antar anggota bela diri!” Nathan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 353

    Unique Care. Di aula utama, terlihat, Steve sangat bersemangat karena sudah menemukan pembuat obat kesehatan yang sedang ramai diperbincangkan. Kalau bisa menarik orang itu ke dalam Unique Care, dan mengetahui cara pembuatannya maka itu akan menjadi hal terbesar bagi Unique Care. Namun saat Addy dan Nathan tiba, Steve mengernyitkan keningnya, awalnya dia berpikir kalau orang yang bisa membuat pil kesehatan pasti seorang lelaki tua yang sudah mahir dalam dunia obat-obatan selama bertahun-tahun. Tapi, tidak disangka, malah seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. “Tuan, orangnya sudah tiba!” Addy berkata pada Steve penuh semangat. Steve mengangguk dan melirik Nathan sekilas. “Benarkah kamu yang membuat obat kesehatan itu?” Steve terlihat ragu, dia tidak sepenuhnya percaya pada Nathan. Karena bagaimanapun, banyak orang yang ingin masuk ke dalam daftar Unique Care dan sebagian besar adalah penipu. “Kalau kamu tidak percaya, aku akan pergi!” Nathan berkata dengan wajah datar, dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 354

    Reus Alvaro, pria itu langsung duduk di hadapan Nathan, dan tersenyum kecil. “Izinkan aku memperkenalkan diri, aku Reus Alvaro, Tuan Muda kedua Alvaro yang ada di Kota Moniyan, bisa bertemu denganmu saat ini, bagaikan bertemu dengan teman lama!” Nathan mencibir. “Kalau bagaikan bertemu teman lama, kamu tidak akan bersembunyi di belakang sana dan tidak berani menunjukkan dirimu!” Saat Nathan masuk ke dalam aula, dia sudah merasakan ada seseorang yang bersembunyi di belakang aula, dan kalau dilihat dari auranya, kekuatannya sudah mencapai kekuatan Ingras. Reus tersenyum canggung. “Tuan Nathan, sebenarnya …. Aku tidak menunjukkan diri karena—” Nathan mengibaskan tangannya dan menyela ucapan Reus. “Tidak perlu menjelaskan padaku, aku juga tidak tertarik mendengarnya," dengusnya kesal. "Kedatanganku hari ini, karena Unique Care memiliki bahan obat yang aku inginkan, aku tidak akan bergabung dengan Unique Care, aku bisa saja memberikan formula obat kesehatan kepada kalian." "Benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 355

    Reus dan Steve yang mendengarnya seketika tercengang, dan Steve menjadi mara.: “Apa kamu tahu sebanyak apa bahan obat yang dimiliki oleh Unique Care? Baru membuka mulut sudah meminta setengah bahan obat yang dimiliki Unique Care, bukankah itu sama saja dengan membuka mulut singa.” Reus mengernyitkan keningnya. “Walaupun efek dari obat kesehatan lumayan bagus, dan harganya terjangkau, tapi kalau ingin menukar dengan setengah bahan obat Unique Care, sepertinya kamu terlalu meninggikan dirimu, ya?” “Bagaimana kalau menambahkan formula obat ini juga?” Nathan berkata sambil mengeluarkan sebuah obat berwarna kehijauan dan melemparkannya pada Reus. Reus mengulurkan tangannya dan menangkapnya, dan saat obat itu berada di tangannya, dia bisa mencium aroma wangi yang samar-samar. ​Setelah Steve mengambil obat itu, pupil matanya seketika mengecil dan tatapannya menunjukkan kengerian. “A-apa?!” ​"I-Ini ….." “Ini adalah obat kesehatan grade S! Kalau dibandingkan dengan obat kesehatan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 943

    Di depan mata, Ryuki menyaksikan kekejaman itu dan tatapan matanya berubah drastis. Dulu, dia hampir melepaskan kata-kata tajam, namun kini bibirnya terkatup rapat, menyembunyikan ketakutan yang mendalam dan tak berani menantang Nathan.Meski Ryuki terdiam, Nathan tak berniat membiarkan keadaan begitu saja. Langkahnya yang berat menggema di goa dengan situasi yang mencekam, mendekati Ryuki dengan aura ancaman yang kian menyengat. Tanpa ragu, Nathan mecengkram rambut Ryuki dan menariknya ke samping.Dengan suara gemetar dan penuh kepasrahan, Ryuki berusaha berkata. "Nathan, a-aku …. telah menyerahkan lukisan itu kepadamu. Aku takkan lagi berebut untuknya. Kenapa kau—"Namun Nathan tak segan menyela. "Sialan, aku tidak tahan melihatmu! Kau tahu kenapa?" Bugh!Sebelum Ryuki sempat bersuara lagi, Nathan mengayunkan tendangan keras ke dada Ryuki. Tendangan itu kembali memecahkan keheningan, lalu dengan kekuatan penuh, dia menancapkan kepala Ryuki ke dinding.BAAM!Dalam sekejap, darah men

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 942

    “Benarkah? Kalau begitu, buktikan saja!” serunya penuh tantangan. Dalam hitungan detik, Nathan maju lebih dekat dan dengan cekatan meraih lukisan yang selama ini menjadi simbol kekuatan dan misteri. Gerakannya cepat dan terukur, seolah lukisan itu telah menantikan saat ini selama-lamanya.BAAM!Tanpa pikir panjang, Ryuki meluncurkan serangan fisik murni. Tinju yang dilontarkan menebar kekuatan seperti palu baja, menghantam dada Nathan dengan keras dan suara benturan menggema, namun tubuh Nathan tetap tak tergoyahkan, seakan diselimuti perisai yang tak terlihat. Alih-alih, serangan itu menghantam Ryuki sendiri. Rasanya seperti menabrak lempengan besi yang keras, menyebabkan rasa sakit yang merembet ke seluruh tubuhnya.BRAK!“Aahhh!”Teriak Ryuki ketika tinjunya terlepas, dan tubuhnya pun terlempar bak layang-layang putus, menghantam dinding dengan kekuatan dahsyat.Dalam sekejap, perubahan mendadak itu membuat setiap mata terpaku pada Nathan, seakan kekuatannya menyambar ruang hening

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 941

    Ging mengernyit, menggenggam tinjunya dengan erat. Meski begitu, dia merasakan kekuatan dalam dirinya terkekang, tak mampu bersuara seperti biasanya.“Ini pasti formasi gravitasi intimidasi,sesuatu yang menyedot semua energi kita!” seru Leorio, suaranya menggema dengan kekhawatiran dan kepastian.Ging menatap tajam ke arah Leorio dan bertanya. “Kepala keluarga Farhon, apakah kau punya cara untuk mematahkan formasi sihir ini?”Energi mereka terkungkung sedemikian rupa sehingga peti mati perunggu di depan mata mereka tetap terkunci, menyimpan rahasia yang tak terjamah.Leorio menggeleng pelan, wajahnya serius. “Formasi sihir sebesar ini bukan sesuatu yang bisa kupatahkan dengan mudah. Fondasinya berpijak pada kekuatan gunung, dan titik pusatnya dipicu oleh elemen air, sebuah mahakarya yang hanya bisa diurai oleh seorang kultivator tingkat atas! Jika aku tidak salah, ini adalah energi spiritual gua yang selama ini dibicarakan.”“Energi spiritual gua?” Ging terdiam, tercengang oleh perkat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 940

    "Kak Nathan!" Abel segera berlari dan memapah Nathan agar berdiri.Nathan menatap Ging dengan sorot mata penuh kemarahan. "Dasar pengecut! Menyerang dari belakang?!" geramnya dam napasnya tersengal, darah mengalir dari sudut bibirnya.Ryuki melangkah cepat ke sisi Ging, menyerahkan gulungan itu kepadanya. Ging perlahan membuka gulungan lukisan itu dengan penuh rasa penasaran. Begitu terbuka, energi spiritual yang begitu murni mengalir keluar, menyelimuti tubuhnya. Sensasi segar menjalar di setiap pori-porinya, membuatnya seolah menyatu dengan kekuatan yang tak terbayangkan.Di dalam lukisan, pemandangan telah berubah. Sebuah kolam teratai terbentang luas, bunga-bunga teratai mekar dengan keanggunan surgawi. Setetes embun jernih menggantung di kelopaknya, memantulkan cahaya yang begitu nyata seakan dia adalah bagian dari dunia ini.Ging terkekeh, matanya berbinar penuh kesenangan. "Lukisan yang indah, luar biasa!"Namun, suara Nathan yang penuh amarah kembali memecah kesunyian. "Kau ma

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 939

    “Hahaha!” Mendengar makian Nathan, semua orang terkejut. Hanya Bachira yang tertawa terbahak-bahak. “Nathan, kau cukup berani! Tidak perlu mendengarkan orang-orang yang sok suci ini.”Raut wajah Ging menjadi sangat jelek, tinjunya mengepal, dan matanya berkedip. “Tuan Muda Ryuki, rebut gulungan itu, dan itu akan menjadi milik Keluarga Zellon.”Ryuki merasakan gelombang kesalahan yang menyelimutinya. “Tuan Ging, Bachira ….”“Tenang saja,” Ging menjawab dengan suara dingin. “Siapa pun yang berani membantu Nathan hari ini, aku akan pastikan dia hancur berkeping-keping!”Begitu kata-kata itu terucap, aura menakutkan mengalir dari tubuh Ging, menyelimuti semua yang ada di sana dengan kegelapan yang mencekam. Raut wajah Bachira berubah, ketakutan menyergapnya. Ledakan aura Ging membuatnya merasa tak berdaya. Dengan kekuatannya saat ini, bahkan ditambah dengan dua puncak penguasa Ingras yang dia bawa, dia tahu bahwa melawan Ging adalah sebuah bunuh diri.Mendengar ancaman Ging, Ryuki merasak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 938

    Nathan menarik Bachira. “Tuan Bachira, sebaiknya kita berhati-hati. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam gua ini!”“Nathan, apakah kamu terlalu waspada? Di dalam gua ini tidak ada apa-apa selain peti mati perunggu itu!” Bachira mengamati sekeliling, tidak melihat apapun yang mencurigakan.Namun, saat Nathan ingin menjawab, tiba-tiba muncul beberapa orang dari belakang ruang makam. Mereka adalah Ryuki dan bawahannya yang sudah pergi sebelumnya.Melihat peti mati perunggu di atas, raut wajah Ryuki menunjukkan kegembiraan. “Ternyata di balik ruangan makam ini memang ada sesuatu. Untung saja kita tidak pergi!”Melihat Ryuki kembali, raut wajah Bachira penuh penghinaan. “Kalau bukan karena Nathan, apakah kalian bisa menemukan tempat ini? Dasar tidak berguna!”Kata-kata Bachira membuat raut wajah Ryuki berubah, tetapi dia tidak membalas. Tatapannya langsung melekat pada peti mati perunggu itu. Karena Nathan dan Bachira ada di sini, Ryuki tidak berani mendekati peti mati.Trak! T

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status