Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 20- Kecurigaan Roderic

Share

Bab 20- Kecurigaan Roderic

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 17:13:47

Setelah pertempuran sengit melawan penyihir hitam dan monster lava, para kesatria ataupun prajurit berkumpul kembali di markas sementara mereka di Greycastle. Tetapi, meskipun mereka telah menghentikan usaha penyihir hitam dalam ritual pemanggilan yang mengancam kota, masalah belum sepenuhnya terpecahkan.

Virgo dan Evan tampak mengobrol satu sama lain, mendiskusikan masalah yang belum terselesaikan sepenuhnya, mereka akhirnya mendapatkan sedikit petunjuk terkait kematian misterius para penduduk Greycastle yang sudah terjadi beberapa minggu lalu, dan bukti tertuju pada Dark Magic.

Virgo duduk sambil menyeka keringat di dahinya, wajahnya penuh kelelahan namun masih bersemangat. "Kita tidak punya cukup informasi. Semua penyihir hitam itu sudah mati, tak ada satu pun yang bisa kita tangkap untuk diinterogasi."

Evan Morion mengangguk pelan, pandangannya tegas saat ia merenungi apa yang baru saja terjadi. "Kalau saja kita bisa menangkap satu dari mereka hidup-hidup, mungkin kita bisa menge
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 21- Di Balik Bayang-Bayang

    Di tempat yang jauh dari kota Greycastle, tersembunyi di antara puncak-puncak gunung berbatu yang menjulang, berdiri sebuah kastil megah namun mencekam. Kastil itu terbungkus dalam kabut gelap dan penuh dengan aura hitam yang memancar dari setiap sudutnya. Energi hitam yang bengis mengalir seperti arus, seolah-olah kehidupan di tempat itu tidak lagi mengikuti hukum alam biasa. Langit di atasnya dipenuhi awan kelam, sementara tanah di sekitarnya tampak mati dan tandus.Di dalam kastil tersebut, di sebuah aula besar dengan langit-langit tinggi yang dikelilingi oleh pilar-pilar raksasa, seorang sosok siluet hitam duduk di atas singgasana. Sosok itu tampak angkuh, duduk dengan tangan terlipat di dada, mengenakan mahkota hitam yang memancarkan kekuatan kelam. Seperti seorang raja kegelapan, ia menguasai setiap jengkal ruang di sekitarnya dengan kehadirannya yang mengerikan. Wajahnya tersembunyi dalam bayangan, tetapi mata merahnya berkilat tajam, memperhatikan sosok lain yang berlutut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 22- Ruang Bawah Tanah

    Beberapa hari kemudian, Darrel Van Bertrand akhirnya terbangun dari tidurnya yang panjang. Namun, kesadarannya belum sepenuhnya kembali. Kepalanya terasa berat, dan pandangannya kabur saat mencoba fokus pada sekelilingnya. Tubuhnya terasa kaku, dan seiring dengan semakin jelasnya kesadarannya, Darrel menyadari bahwa dia tidak sedang berada di kamar istananya di Kastil Geryfon.Dia mencoba bergerak, namun seketika tersadar bahwa tubuhnya terikat. Kedua tangannya dipaksa bersatu di belakang punggungnya dengan tali yang kuat. Kakinya juga diikat erat ke kursi kayu tempat ia duduk. Ruangan yang gelap dan dingin di sekitarnya berbau lembab, seperti ruang bawah tanah yang lama tak terpakai."Di mana aku?" gumam Darrel dengan suara serak. Kepalanya masih berdenyut, membuatnya sulit berpikir jernih.Saat itulah, suara tawa pelan namun penuh kebencian bergema di ruangan itu. Darrel mencoba melihat ke arah sumber suara, dan meski ruangan itu remang-remang, dia dapat melihat dua sosok yang berd

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 23- Akhir Hidup Viscount

    Di ruang bawah tanah yang pengap dan lembap, Darrel Van Bertrand berdiri tegap, kekuatan Drakonis yang membara memancar dari tubuhnya. Aura merah pekat berputar-putar di sekelilingnya, seolah-olah energi naga purba telah bangkit dalam dirinya. Tubuhnya terasa ringan, dan kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya mengalir di setiap inci ototnya. Sisik merah keemasan yang samar muncul di sekitar pergelangan tangannya, mempertegas transformasi kekuatannya menjadi sesuatu yang lebih besar dan lebih mengerikan, menyerupai lengan naga.Dorian Greyfon, yang biasanya penuh dengan rasa percaya diri dan keangkuhan, kini mundur perlahan dengan mata yang membelalak. Wajahnya yang pucat semakin memucat saat dia menyaksikan perubahan yang terjadi pada Darrel. Gelombang intimidasi yang memancar dari aura merah itu terasa begitu menekan hingga membuatnya sulit bernapas."Apa... apa itu sebenarnya?" gumam Dorian, suaranya terdengar serak dan dipenuhi rasa takut.Di sebelahnya, sosok bertudung

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 24- Akhir Pertempuran Greycastle

    Virgo, dengan pedang di tangan, berlari melewati medan perang, matanya mencari-cari tanda-tanda keberadaan Darrel. Dia tahu bahwa jika Darrel tidak segera ditemukan, situasi akan semakin memburuk. Kekuatan monster-monster yang menyerang tampaknya terus bertambah, dan Virgo mulai merasa kesuliatan."Di mana dia?" gumam Virgo dengan kesal. "Duke akan benar-benar marah jika Tuan Muda kenapa-napa..."Tepat saat Virgo merasa kelelahan mulai menguasainya, dia merasakan kehadiran yang aneh dan kuat. Aura merah yang membara mendekat dengan cepat, dan Virgo tahu itu hanya bisa berarti satu hal.Aura ini? Darrel telah kembali. Firasat Virgo mengatakan sesaat setelah merasakan aura yang tak pernah dia lupakan, sesuatu yang aneh, yang mencerminkan keunikan Darrel.Dengan satu gerakan, Darrel muncul di medan pertempuran, aura Drakonis yang membara di sekelilingnya seperti perisai tak tertembus. Semua orang—baik musuh maupun sekutu—terdiam sejenak, terpesona oleh kekuatan yang terpancar dari tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 25- Kembali ke Kota Morph

    Setelah beberapa saat diskusi, diputuskan bahwa Roderic akan tetap tinggal di Greycastle untuk memastikan keamanan kota dan membantu proses pemulihan. Sementara itu, Darrel, Virgo, dan pasukan pengikutnya akan kembali ke kota Morph untuk melaporkan detail kejadian ini kepada Duke Davin Van Bertrand.Saat pertemuan selesai, Darrel berdiri dan menatap Roderic. "Aku akan segera berangkat ke Morph. Duke harus tahu apa yang terjadi di sini secepat mungkin."Roderic mengangguk. "Benar. Beritahukan semuanya dengan rinci kepada ayah. Aku akan memastikan Greycastle tetap aman sampai kau kembali."Saat Darrel, Virgo, dan prajurit-prajurit mereka bersiap untuk berangkat, Darrel merasakan perasaan tak tenang dalam dirinya. Kekuatannya yang baru ditemukan mungkin telah menyelamatkan Greycastle, tetapi dia tahu bahwa ada konsekuensi yang harus dihadapi. Kekuatan Drakonis, meskipun luar biasa, tetapi resikonya terlalu besar jika digunakan berlebihan. Darrel mulai bertanya-tanya apakah dia benar-ben

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 26- Persiapan Sebelum Pergi

    "Darrel Van Bertrand," suara itu bergema dalam pikirannya, "kau telah menunjukkan bahwa kau layak mewarisi kekuatan Drakonis. Tapi perjalananmu masih panjang. Ada banyak hal yang harus kau pelajari sebelum kau bisa benar-benar menguasai kekuatanku." Darrel duduk dengan tenang, mendengarkan dengan saksama. Dia tahu bahwa suara ini berasal dari kekuatan Drakonis yang telah menjalin hubungan dan menjaga keluarga Van Bertrand berabad-abad yang lalu. Kekuatan Drakonis tidak diwariskan melalui garis darah langsung keluarga Van Bertrand, melainkan hanya mereka yang terpilih oleh Drakonis itu sendiri yang dapat memperoleh warisan dan menjadi penerusnya. Dan alasan kenapa Drakonis memilih keluarga tersebut adalah karena Van Bertrand memiliki kekuatan fisik yang setara dengan ras Naga di zaman kuno. Namun, tak semua generasi keluarga Van Bertrand memiliki hal tersebut, sehingga sulit untuk menemukan penerus warisan Drakonis. "Kali ini, aku akan mengajarkanmu teknik bertarung yang hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 27- Menuju Akademi Kekaisaran

    Darrel duduk di hadapan ayahnya, menatap pria yang telah mengajarkannya banyak hal selama ini. "Keluarga Van Bertrand adalah salah satu pilar kekaisaran," lanjut Duke Davin. "Kita memiliki banyak sekutu, tetapi juga banyak musuh. Orang-orang yang iri dengan kekuatan dan pengaruh kita akan selalu mencoba menjatuhkan kita. Kau harus berhati-hati dengan siapa pun yang kau temui di Akademi Ravencroft. Tidak semua orang yang tersenyum di depanmu adalah teman." Darrel mengangguk, menyadari betul makna dari kata-kata ayahnya. "Selain itu," lanjut Duke Davin memandang Darrel dengan serius, "aku tahu kau memiliki hal besar yang tersembunyi dalam dirimu. Kekuatan itu, yang ada dalam dirimu, adalah anugerah dan kehendak leluhur kita... Jaga itu dengan baik, jangan sampai kekuatan itu menjadi kutukan bagi dirimu dan orang lain. Jangan biarkan kekuatan itu menguasai dirimu. Ingat, kau yang mengendalikan kekuatan, bukan sebaliknya." Darrel sedikit tersentak, sepertinya sang Duke mengetahui w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 28- Tiba di Akademi

    Darrel menghela napas saat dia tiba di gerbang besar Akademi Ravencroft. Gedung akademi tampak megah dan berkilau di bawah sinar matahari, dengan menara-menara tinggi yang menjulang, menggambarkan kemegahan dan sejarah panjang yang dimilikinya. Bangunan-bangunan di sekitar akademi mencakup luas wilayah yang cukup besar, seolah menegaskan bahwa tempat ini bukan sembarang lembaga pendidikan, melainkan salah satu pusat pengembangan dan kekuatan dari seluruh kekaisaran.Di depan gerbang utama, bendera besar dengan lambang kekaisaran berkibar anggun di udara. Puluhan calon siswa berjalan di sekitar, sebagian besar tampak kagum pada kemegahan yang mereka saksikan, sementara yang lainnya tampak penuh percaya diri. Namun, Darrel tidak membiarkan dirinya terserap dalam euforia para pendatang baru. Dia tahu, akademi ini bukan sekadar tempat belajar, melainkan arena di mana kekuatan dan bakat diuji dengan keras.Setelah menanyakan beberapa petugas mengenai lokasi asramanya, Darrel segera berj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 144- Epilog

    Malam yang terasa panjang penuh darah dan kehancuran akhirnya berakhir. Pertarungan besar antara cahaya dan kegelapan mencapai puncaknya dengan kemenangan mutlak Darrel dan pasukan dari pihaknya. Ketika fajar pertama mulai menyingsing di ufuk timur, sinarnya menerangi medan perang yang sunyi, menyisakan jejak kehancuran. Bangkai monster raksasa tergeletak di atas tanah yang retak, bersama dengan mayat-mayat undead yang sebelumnya dikendalikan para penyihir kegelapan. Kini, semua ancaman itu telah musnah tanpa sisa. Darrel berdiri di tengah medan perang, tubuhnya yang masih diselimuti aura keemasan perlahan memudar. Wujudnya kembali seperti semula, seorang pemuda dengan tekad baja yang telah memenuhi kewajibannya sebagai pewaris Drakonis. Ia memandang sekeliling, melihat para prajurit yang tersisa mulai bergerak untuk mengumpulkan rekan-rekan mereka yang gugur. Duke Davin dan Duke Melwyn mendekati Darrel, keduanya membawa luka pertempuran yang terlihat jelas. Mata mereka penuh ra

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 143- Kekalahan dan Kebangkitan Penguasa

    Darrel mengangkat tangannya perlahan, memperlihatkan sebuah artefak berbentuk sarung tangan yang bersinar gelap, Abyssal Zephyrion. Cahaya kemerahan dari artefak itu tampak kontras dengan aura keemasan yang mengelilingi tubuhnya."Artefak ini…" gumam Darrel, sambil memandangi sarung tangan itu dengan tatapan penuh keyakinan. "Sudah terlalu lama aku menyembunyikannya. Aku tidak ingin menggunakannya, kecuali di saat terakhir. Kini waktunya telah tiba."Arkanis menggeram, mencoba menyeret tubuh raksasanya untuk mendekat. "Kau pikir benda itu bisa menghancurkanku?!" Ia meraung, memaksakan dirinya berdiri meski tubuhnya terus kehilangan energi.Namun, Darrel hanya menggeleng. "Waktumu sudah habis," katanya sembari mengulurkan tangannya ke depan.Aura keemasan di sekeliling Darrel semakin terang, menyatu dengan energi dari artefak di tangannya. Pusaran energi besar mulai terbentuk, menarik setiap partikel di sekitarnya ke dalam putaran dahsyat.Arkanis menyadari bahaya itu. "Tidak! Aku tida

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 142- Perlawanan yang Sia-sia III

    Pemuda itu, yang sebelumnya terkapar tak berdaya, kini berdiri dengan teguh. Tubuhnya dilingkupi aura keemasan yang berkilauan, retakan-retakan pada sisiknya telah menyatu sempurna.Matanya bersinar terang, memancarkan kekuatan Drakonis yang sepenuhnya terbangkitkan. Udara di sekelilingnya terasa berat, penuh dengan energi yang mendebarkan.“Arkanis,” suara Darrel terdengar rendah namun jelas, dipenuhi dengan ketegasan. “Aku tidak akan membiarkanmu menginjak-injak kehormatan ras Drakonik lagi. Usaha sia-siamu berakhir di sini.”Arkanis menatap Darrel dengan mata penuh kemarahan dan keterkejutan. “Kau…! Kau seharusnya sudah mati!” raungnya dengan suara serak. “Tidak mungkin kau bisa bangkit setelah seranganku tadi!”Darrel melangkah maju, auranya yang memancar membuat tanah di bawah kakinya retak. “aku harus berterimakasih pada Falkor, berkatnya kekuatan Drakonis dalam diriku bangkit kembali setelah kristal hitam itu hancur.”Sementara itu, Arkanis memandang Darrel dengan tatapan tajam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 141- Perlawanan yang Sia-sia II

    Langit yang kelam menjadi saksi atas kehancuran yang perlahan-lahan menghampiri Arkanis. Kristal hitam, yang menyimpan usahanya selama ribuan tahun, kini telah hancur berkeping-keping. Energi keemasan menyapu medan perang, menciptakan gelombang yang mengguncang tanah sejauh ribuan mil. Arkanis menoleh dengan mata yang penuh keterkejutan. Mulutnya menganga, tak mampu menyembunyikan ekspresi ngeri. “T-tidak mungkin…! Bagaimana bisa ini terjadi?!” suaranya menggema di antara sisa-sisa kehancuran, penuh kemarahan dan kebingungan. Falkor, naga kecil yang baru saja terpental akibat ledakan energi dari kristal hitam itu, mencoba bangkit dengan tubuh yang gemetar. Sayap kecilnya berkibar penuh getaran, namun matanya tetap terpancang pada sosok Arkanis yang kini dilingkupi aura gelap yang semakin pekat. Falkor menggeram pelan, matanya membara dengan keberanian yang entah dari mana asalnya. Arkanis, dalam kemarahannya yang membara, membiarkan tubuhnya bergetar hebat. Aura hitam menyel

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 140- Perlawanan yang Sia-sia

    Di bawah langit yang gelap dan berkabut, Arkanis berdiri tegak dengan tangan terangkat, memegang kristal hitam yang berkilau. Kristal itu memancarkan cahaya samar yang berkilau dalam dua elemen yang saling bertabrakan—sebuah cahaya gelap yang menyatu dengan kilatan keemasan yang berputar di dalam intinya. Aura yang begitu kuat mengelilingi Arkanis, menciptakan suasana menegangkan yang mencekam seluruh medan pertempuran.Tawa puas Arkanis menggema di tengah heningnya mendan perang. Suaranya penuh dengan kemenangan yang sudah terasa di ujung jari. Wajahnya yang dingin kini dipenuhi kebanggaan, dan matanya yang bercahaya dengan kegembiraan yang hampir tak terkendali, mencerminkan keyakinannya bahwa ia akan segera mengakhiri semuanya. Semua usaha dan pengorbanan ribuan tahun lamanya, semuanya menuju satu titik—kekuasaan absolut di tangannya.“Bocah…” gumamnya dengan penuh kebencian, matanya yang tajam menatap Darrel yang terkapar tak berdaya di tanah. Setiap kata yang keluar dari bibi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 139- Artefak Kuno: Kristal Hitam

    Baru saja pasukan Duke Melwyn Lionheart tiba di medan perang, mereka disambut oleh kekacauan yang sulit dipercaya. Pasukan monster terus mengamuk, menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Para prajurit Duke Melwyn, yang dikenal sebagai pasukan elit kerajaan, tetap bertahan dan mencoba mengendalikan situasi.Namun, perhatian mereka teralihkan ketika suara ledakan besar menggema di langit. Gelombang kejutnya terasa hingga ke permukaan tanah, membuat banyak prajurit terjatuh. Ketika mereka menoleh ke atas, mata mereka terbelalak melihat pemandangan yang tak masuk akal."Astaga... apa itu?" salah satu prajurit bergumam, suaranya dipenuhi ketakutan.Di atas langit, kepulan asap hitam mengepul tebal, menutupi pandangan. Namun, di balik asap itu, kilauan keemasan yang samar terlihat seperti bintang yang jatuh ke bumi.“Apa itu…” gumam Duke Melwyn, yang berdiri di atas kudanya. Matanya tajam menatap ke arah cahaya itu.Dari kilauan itu, sosok Darrel terjatuh dengan kecepatan tinggi. Tubuhn

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 138- Kekacauan Medan Perang

    Darrel melesat bagai kilat, membelah angkasa yang penuh dengan aura gelap yang mendominasi medan perang. Tubuhnya, berselimut cahaya keemasan yang menyala terang, memancarkan keagungan kekuatan Drakonik. Di atas langit, Arkanis tetap berdiri dengan tenang, dikelilingi puluhan naga undead yang melayang di udara. Mata merah mereka menyala, penuh kebencian dan kehampaan.Arkanis mengangkat tangannya, dan puluhan undead Drakonik langsung bergerak, membentuk formasi melingkar. Mulut mereka terbuka, mengumpulkan bola-bola energi hitam yang berkedip-kedip seperti bintang kematian. Dalam sekejap, lusinan bola energi itu melesat, memburu Darrel dengan kecepatan luar biasa.Di bawah, para prajurit yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tertegun, rasa takut merayapi tubuh mereka. Dentuman demi dentuman dari ledakan energi memenuhi udara, mengguncang tanah dan menghancurkan apa saja yang ada di jalurnya.“Ini… ini bukan pertarungan manusia,” gumam salah seorang prajurit, tubuhnya bergetar

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 137- Ketegangan Medan Perang

    Darrel terpental jauh ke bawah, tubuhnya menghantam bumi dengan kekuatan dahsyat, menciptakan kawah besar yang memekakkan medan perang. Debu dan pecahan tanah beterbangan, mengiringi getaran yang terasa hingga jarak bermil-mil. Tubuhnya, yang berselimut energi keemasan, tampak seperti meteor yang baru saja jatuh dari langit.Namun, di tengah rasa sakit yang mendera, Darrel menggenggam pedangnya lebih erat. Matanya menatap lurus ke atas, ke arah musuh yang masih melayang di udara. Napasnya berat, tapi tekadnya tidak goyah.Di sisi lain, kengerian melanda setiap sudut medan perang. Para prajurit, yang sebelumnya berjuang mati-matian melawan gelombang monster, kini berdiri terpaku, menyaksikan pemandangan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat. Langit bergemuruh oleh ledakan energi, dan bumi bergetar seolah takut pada kekuatan entitas yang bertarung di atas sana.Lorkan berdiri di antara tumpukan mayat monster, tubuhnya gemetar bukan karena luka, melainkan karena rasa ngeri yang me

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 136- Pertarungan Darrel Vs Arkanis

    Di atas tanah yang porak-poranda, Darrel berlutut, menahan rasa sakit yang merambat di seluruh tubuhnya. Luka-luka menganga di setiap sudut tubuhnya, darah segar mengalir, menciptakan genangan merah di medan pertempuran yang hancur. Napasnya berat, namun matanya memancarkan keteguhan.Dari kejauhan, Balroth berdiri terpaku. Tubuhnya gemetar menyaksikan pertarungan yang baru saja usai, meskipun ia tahu ini belum selesai. Ledakan sebelumnya telah mengguncang seluruh medan perang, membuatnya nyaris kehilangan harapan pada sang pewaris Drakonis."Yang Mulia!" serunya dengan suara parau, mencoba memanggil Darrel yang masih terhuyung, berdiri dengan satu lutut di tanah. Wajahnya penuh ketegangan, dan rasa takut membakar hatinya.Langkah kaki terdengar mendekat, semakin berat dan jelas. Dari balik debu dan asap sisa ledakan, Arkanis muncul dengan senyum dingin yang menghina. Wajahnya tetap tenang, seolah tak terpengaruh oleh apa yang baru saja terjadi. Tubuhnya masih diselimuti aura kegelap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status