Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 25- Kembali ke Kota Morph

Share

Bab 25- Kembali ke Kota Morph

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 08:09:52

Setelah beberapa saat diskusi, diputuskan bahwa Roderic akan tetap tinggal di Greycastle untuk memastikan keamanan kota dan membantu proses pemulihan. Sementara itu, Darrel, Virgo, dan pasukan pengikutnya akan kembali ke kota Morph untuk melaporkan detail kejadian ini kepada Duke Davin Van Bertrand.

Saat pertemuan selesai, Darrel berdiri dan menatap Roderic. "Aku akan segera berangkat ke Morph. Duke harus tahu apa yang terjadi di sini secepat mungkin."

Roderic mengangguk. "Benar. Beritahukan semuanya dengan rinci kepada ayah. Aku akan memastikan Greycastle tetap aman sampai kau kembali."

Saat Darrel, Virgo, dan prajurit-prajurit mereka bersiap untuk berangkat, Darrel merasakan perasaan tak tenang dalam dirinya. Kekuatannya yang baru ditemukan mungkin telah menyelamatkan Greycastle, tetapi dia tahu bahwa ada konsekuensi yang harus dihadapi.

Kekuatan Drakonis, meskipun luar biasa, tetapi resikonya terlalu besar jika digunakan berlebihan. Darrel mulai bertanya-tanya apakah dia benar-ben
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 26- Persiapan Sebelum Pergi

    "Darrel Van Bertrand," suara itu bergema dalam pikirannya, "kau telah menunjukkan bahwa kau layak mewarisi kekuatan Drakonis. Tapi perjalananmu masih panjang. Ada banyak hal yang harus kau pelajari sebelum kau bisa benar-benar menguasai kekuatanku." Darrel duduk dengan tenang, mendengarkan dengan saksama. Dia tahu bahwa suara ini berasal dari kekuatan Drakonis yang telah menjalin hubungan dan menjaga keluarga Van Bertrand berabad-abad yang lalu. Kekuatan Drakonis tidak diwariskan melalui garis darah langsung keluarga Van Bertrand, melainkan hanya mereka yang terpilih oleh Drakonis itu sendiri yang dapat memperoleh warisan dan menjadi penerusnya. Dan alasan kenapa Drakonis memilih keluarga tersebut adalah karena Van Bertrand memiliki kekuatan fisik yang setara dengan ras Naga di zaman kuno. Namun, tak semua generasi keluarga Van Bertrand memiliki hal tersebut, sehingga sulit untuk menemukan penerus warisan Drakonis. "Kali ini, aku akan mengajarkanmu teknik bertarung yang hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 27- Menuju Akademi Kekaisaran

    Darrel duduk di hadapan ayahnya, menatap pria yang telah mengajarkannya banyak hal selama ini. "Keluarga Van Bertrand adalah salah satu pilar kekaisaran," lanjut Duke Davin. "Kita memiliki banyak sekutu, tetapi juga banyak musuh. Orang-orang yang iri dengan kekuatan dan pengaruh kita akan selalu mencoba menjatuhkan kita. Kau harus berhati-hati dengan siapa pun yang kau temui di Akademi Ravencroft. Tidak semua orang yang tersenyum di depanmu adalah teman." Darrel mengangguk, menyadari betul makna dari kata-kata ayahnya. "Selain itu," lanjut Duke Davin memandang Darrel dengan serius, "aku tahu kau memiliki hal besar yang tersembunyi dalam dirimu. Kekuatan itu, yang ada dalam dirimu, adalah anugerah dan kehendak leluhur kita... Jaga itu dengan baik, jangan sampai kekuatan itu menjadi kutukan bagi dirimu dan orang lain. Jangan biarkan kekuatan itu menguasai dirimu. Ingat, kau yang mengendalikan kekuatan, bukan sebaliknya." Darrel sedikit tersentak, sepertinya sang Duke mengetahui w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 28- Tiba di Akademi

    Darrel menghela napas saat dia tiba di gerbang besar Akademi Ravencroft. Gedung akademi tampak megah dan berkilau di bawah sinar matahari, dengan menara-menara tinggi yang menjulang, menggambarkan kemegahan dan sejarah panjang yang dimilikinya. Bangunan-bangunan di sekitar akademi mencakup luas wilayah yang cukup besar, seolah menegaskan bahwa tempat ini bukan sembarang lembaga pendidikan, melainkan salah satu pusat pengembangan dan kekuatan dari seluruh kekaisaran.Di depan gerbang utama, bendera besar dengan lambang kekaisaran berkibar anggun di udara. Puluhan calon siswa berjalan di sekitar, sebagian besar tampak kagum pada kemegahan yang mereka saksikan, sementara yang lainnya tampak penuh percaya diri. Namun, Darrel tidak membiarkan dirinya terserap dalam euforia para pendatang baru. Dia tahu, akademi ini bukan sekadar tempat belajar, melainkan arena di mana kekuatan dan bakat diuji dengan keras.Setelah menanyakan beberapa petugas mengenai lokasi asramanya, Darrel segera berj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 29- Upacara Pendatang Baru

    Di barisan depan, para profesor duduk di kursi khusus, mengamati para siswa baru dengan mata tajam. Para pendatang baru, seperti Darrel, berdiri berbaris dengan rapi. Ini adalah salah satu momen paling penting bagi setiap siswa yang memasuki akademi, karena hari ini akan menentukan posisi mereka sebagai siswa pendatang baru di akademi.Suasana aula yang semula ramai mulai mereda ketika seorang profesor berdiri dari kursinya. Dia adalah Profesor Jack Garland, sosok yang berwibawa dan anggun. Profesor Jack Garland, adalah salah satu guru hebat di akademi, juga merupakan seorang penyihir ternama di Akademi kekaisaran Ravencroft dan memiliki banyak prestasi tercatat yang diakui. Dengan suara berat dan karismatik, Profesor Garland mulai memberikan pengantar dan membuka upacara.“Selamat datang di Akademi Ravencroft,” ucap Profesor Garland, suaranya menggema di seluruh aula. “Kalian semua datang dari berbagai penjuru kekaisaran, membawa kebanggaan keluarga dan harapan masa depan kalian. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 30- Pertarungan 1 Vs 1

    Sementara itu di kerumunan para siswa, Frey Han Rollock tentu merasa sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menduga Darrel akan memiliki skor poin rata-rata. Padahal dia masih mengingat dengan jelas kekalahannya waktu itu. Namun, dari hal tersebut Frey diam-diam tersenyum sinis tanpa alsan yang pasti."Apakah dia sedang bermain-main? Bagaimana jika aku diam-diam ikut campur," gumam Frey sambil tersenyum dingin.Biar bagaimanapun Frey sangat senang mengetahui skor Darrel lebih rendah dari apa yang dia miliki. Ini akan menjadi kesempatan untuknya membalas setelah dipermalukan waktu itu. Diam-diam Frey tersenyum jahat....Setelah semua peserta menyelesaikan tahap pertama dan kedua, ujian terakhir dimulai: duel satu lawan satu. Ini adalah bagian yang paling dinantikan oleh semua orang—kesempatan untuk membuktikan diri dalam pertarungan nyata.Arena duel terbentang luas di depan para siswa. Setiap pasangan akan dipilih secara acak untuk bertarung, dan mereka harus menggunakan semua yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 31- Pembagian Kelas

    Serangan itu mengenai pinggang kiri Sanz dengan akurat, membuatnya terpental jauh ke sisi arena. Tubuh Sanz menghantam dinding arena dengan keras, membuat retakan kecil di tembok. Suasana arena mendadak sunyi. Para penonton terkejut melihat pemandangan itu, terutama karena Darrel yang sejak awal tampak defensif, tiba-tiba mengalahkan Sanz dalam satu pukulan.Sanz terkapar di tanah, tak mampu bergerak. Darrel, yang masih berdiri dengan tenang di tengah arena, tak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Profesor Jack akhirnya menghampiri Sanz, memeriksa kondisinya sebelum mengumumkan hasil duel. "Pemenangnya, Darrel Van Bertrand!"Sorakan dan bisikan segera memenuhi arena. Tak ada yang menyangka bahwa Darrel, yang mencetak skor rata-rata dalam dua tahap ujian sebelumnya, bisa mengalahkan Sanz dengan begitu mudah. "Apa yang terjadi?""Tak mungkin? Bukannya dia memiliki skor poin rata-rata di tahap ujian pertama dan kedua, Mengapa Sanz kalah dari orang itu dengan skor keterampilan yang jauh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 32- Arogansi Instruktur

    Di dalam kelas, terlihat beberapa siswa yang sudah duduk. Mereka semua terlihat biasa saja, dengan aura dan postur tubuh yang tidak mencerminkan bakat khusus. Salah satu dari mereka yang tampak sedikit berbeda adalah Lean Forc, teman sekamar Darrel di asrama. Pemuda berwajah culun itu tampak aneh melihat kesana kemari sambil menulis sesuatu di buku kecilnya. “Hallo,” sapa Darrel dengan senyum ramah, "Kau di kelas ini juga ya." Lean menoleh dengan sedikit kejutan, dia hanya mengangguk pelan. "Ya, kelas paling cocok untuk orang dengan bakat rendah sepertiku. Dan apa yang kau lakukan disini?" Darrel tertawa kecil, mengabaikan kerendahan hati Lean. "Tentu saja untuk belajar, memangnya apa lagi." Lean memandang Darrel dengan mata menyipit, "Bukannya nilaimu cukup bagus di atas rata-rata, kau bahkan mampu mengalahkan pemuda berbakat seperti Sanz, lantas mengapa kamu datang ke kelas paling rendah ini? Jangan bilang kau tersesat?" ucapnya. "Mana kutahu, aku mendapatkan perintah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 33- Kesepakatan

    Beberapa hari kemudian, suasana di Akademi Ravencroft terasa lebih tegang dari biasanya, terutama bagi kelas pemula. Darrel telah menyelesaikan rutinitas pagi dan bergegas menuju lapangan tempat latihan fisik berlangsung. Hari ini adalah kelas praktek, di mana setiap murid diharuskan menjalani latihan fisik yang cukup berat. Lapangan luas yang dipenuhi debu telah siap menyambut para siswa dengan tantangan yang tak sedikit.Darrel memandang sekeliling, melihat teman-temannya, termasuk Lean, yang berdiri dengan wajah penuh kecemasan. Mereka tahu bahwa latihan fisik di bawah pengawasan Instruktur Sebastian bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Selain latihan keras yang mereka jalani, ada satu hal lagi yang membuat mereka semakin takut: sifat kejam Sebastian.Instruktur Sebastian muncul di depan mereka dengan senyum sinisnya yang sudah dikenal oleh seluruh siswa. Dengan tangan di pinggang, ia memerintahkan murid-murid untuk mulai berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh putar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 144- Epilog

    Malam yang terasa panjang penuh darah dan kehancuran akhirnya berakhir. Pertarungan besar antara cahaya dan kegelapan mencapai puncaknya dengan kemenangan mutlak Darrel dan pasukan dari pihaknya. Ketika fajar pertama mulai menyingsing di ufuk timur, sinarnya menerangi medan perang yang sunyi, menyisakan jejak kehancuran. Bangkai monster raksasa tergeletak di atas tanah yang retak, bersama dengan mayat-mayat undead yang sebelumnya dikendalikan para penyihir kegelapan. Kini, semua ancaman itu telah musnah tanpa sisa. Darrel berdiri di tengah medan perang, tubuhnya yang masih diselimuti aura keemasan perlahan memudar. Wujudnya kembali seperti semula, seorang pemuda dengan tekad baja yang telah memenuhi kewajibannya sebagai pewaris Drakonis. Ia memandang sekeliling, melihat para prajurit yang tersisa mulai bergerak untuk mengumpulkan rekan-rekan mereka yang gugur. Duke Davin dan Duke Melwyn mendekati Darrel, keduanya membawa luka pertempuran yang terlihat jelas. Mata mereka penuh ra

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 143- Kekalahan dan Kebangkitan Penguasa

    Darrel mengangkat tangannya perlahan, memperlihatkan sebuah artefak berbentuk sarung tangan yang bersinar gelap, Abyssal Zephyrion. Cahaya kemerahan dari artefak itu tampak kontras dengan aura keemasan yang mengelilingi tubuhnya."Artefak ini…" gumam Darrel, sambil memandangi sarung tangan itu dengan tatapan penuh keyakinan. "Sudah terlalu lama aku menyembunyikannya. Aku tidak ingin menggunakannya, kecuali di saat terakhir. Kini waktunya telah tiba."Arkanis menggeram, mencoba menyeret tubuh raksasanya untuk mendekat. "Kau pikir benda itu bisa menghancurkanku?!" Ia meraung, memaksakan dirinya berdiri meski tubuhnya terus kehilangan energi.Namun, Darrel hanya menggeleng. "Waktumu sudah habis," katanya sembari mengulurkan tangannya ke depan.Aura keemasan di sekeliling Darrel semakin terang, menyatu dengan energi dari artefak di tangannya. Pusaran energi besar mulai terbentuk, menarik setiap partikel di sekitarnya ke dalam putaran dahsyat.Arkanis menyadari bahaya itu. "Tidak! Aku tida

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 142- Perlawanan yang Sia-sia III

    Pemuda itu, yang sebelumnya terkapar tak berdaya, kini berdiri dengan teguh. Tubuhnya dilingkupi aura keemasan yang berkilauan, retakan-retakan pada sisiknya telah menyatu sempurna.Matanya bersinar terang, memancarkan kekuatan Drakonis yang sepenuhnya terbangkitkan. Udara di sekelilingnya terasa berat, penuh dengan energi yang mendebarkan.“Arkanis,” suara Darrel terdengar rendah namun jelas, dipenuhi dengan ketegasan. “Aku tidak akan membiarkanmu menginjak-injak kehormatan ras Drakonik lagi. Usaha sia-siamu berakhir di sini.”Arkanis menatap Darrel dengan mata penuh kemarahan dan keterkejutan. “Kau…! Kau seharusnya sudah mati!” raungnya dengan suara serak. “Tidak mungkin kau bisa bangkit setelah seranganku tadi!”Darrel melangkah maju, auranya yang memancar membuat tanah di bawah kakinya retak. “aku harus berterimakasih pada Falkor, berkatnya kekuatan Drakonis dalam diriku bangkit kembali setelah kristal hitam itu hancur.”Sementara itu, Arkanis memandang Darrel dengan tatapan tajam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 141- Perlawanan yang Sia-sia II

    Langit yang kelam menjadi saksi atas kehancuran yang perlahan-lahan menghampiri Arkanis. Kristal hitam, yang menyimpan usahanya selama ribuan tahun, kini telah hancur berkeping-keping. Energi keemasan menyapu medan perang, menciptakan gelombang yang mengguncang tanah sejauh ribuan mil. Arkanis menoleh dengan mata yang penuh keterkejutan. Mulutnya menganga, tak mampu menyembunyikan ekspresi ngeri. “T-tidak mungkin…! Bagaimana bisa ini terjadi?!” suaranya menggema di antara sisa-sisa kehancuran, penuh kemarahan dan kebingungan. Falkor, naga kecil yang baru saja terpental akibat ledakan energi dari kristal hitam itu, mencoba bangkit dengan tubuh yang gemetar. Sayap kecilnya berkibar penuh getaran, namun matanya tetap terpancang pada sosok Arkanis yang kini dilingkupi aura gelap yang semakin pekat. Falkor menggeram pelan, matanya membara dengan keberanian yang entah dari mana asalnya. Arkanis, dalam kemarahannya yang membara, membiarkan tubuhnya bergetar hebat. Aura hitam menyel

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 140- Perlawanan yang Sia-sia

    Di bawah langit yang gelap dan berkabut, Arkanis berdiri tegak dengan tangan terangkat, memegang kristal hitam yang berkilau. Kristal itu memancarkan cahaya samar yang berkilau dalam dua elemen yang saling bertabrakan—sebuah cahaya gelap yang menyatu dengan kilatan keemasan yang berputar di dalam intinya. Aura yang begitu kuat mengelilingi Arkanis, menciptakan suasana menegangkan yang mencekam seluruh medan pertempuran.Tawa puas Arkanis menggema di tengah heningnya mendan perang. Suaranya penuh dengan kemenangan yang sudah terasa di ujung jari. Wajahnya yang dingin kini dipenuhi kebanggaan, dan matanya yang bercahaya dengan kegembiraan yang hampir tak terkendali, mencerminkan keyakinannya bahwa ia akan segera mengakhiri semuanya. Semua usaha dan pengorbanan ribuan tahun lamanya, semuanya menuju satu titik—kekuasaan absolut di tangannya.“Bocah…” gumamnya dengan penuh kebencian, matanya yang tajam menatap Darrel yang terkapar tak berdaya di tanah. Setiap kata yang keluar dari bibi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 139- Artefak Kuno: Kristal Hitam

    Baru saja pasukan Duke Melwyn Lionheart tiba di medan perang, mereka disambut oleh kekacauan yang sulit dipercaya. Pasukan monster terus mengamuk, menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Para prajurit Duke Melwyn, yang dikenal sebagai pasukan elit kerajaan, tetap bertahan dan mencoba mengendalikan situasi.Namun, perhatian mereka teralihkan ketika suara ledakan besar menggema di langit. Gelombang kejutnya terasa hingga ke permukaan tanah, membuat banyak prajurit terjatuh. Ketika mereka menoleh ke atas, mata mereka terbelalak melihat pemandangan yang tak masuk akal."Astaga... apa itu?" salah satu prajurit bergumam, suaranya dipenuhi ketakutan.Di atas langit, kepulan asap hitam mengepul tebal, menutupi pandangan. Namun, di balik asap itu, kilauan keemasan yang samar terlihat seperti bintang yang jatuh ke bumi.“Apa itu…” gumam Duke Melwyn, yang berdiri di atas kudanya. Matanya tajam menatap ke arah cahaya itu.Dari kilauan itu, sosok Darrel terjatuh dengan kecepatan tinggi. Tubuhn

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 138- Kekacauan Medan Perang

    Darrel melesat bagai kilat, membelah angkasa yang penuh dengan aura gelap yang mendominasi medan perang. Tubuhnya, berselimut cahaya keemasan yang menyala terang, memancarkan keagungan kekuatan Drakonik. Di atas langit, Arkanis tetap berdiri dengan tenang, dikelilingi puluhan naga undead yang melayang di udara. Mata merah mereka menyala, penuh kebencian dan kehampaan.Arkanis mengangkat tangannya, dan puluhan undead Drakonik langsung bergerak, membentuk formasi melingkar. Mulut mereka terbuka, mengumpulkan bola-bola energi hitam yang berkedip-kedip seperti bintang kematian. Dalam sekejap, lusinan bola energi itu melesat, memburu Darrel dengan kecepatan luar biasa.Di bawah, para prajurit yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tertegun, rasa takut merayapi tubuh mereka. Dentuman demi dentuman dari ledakan energi memenuhi udara, mengguncang tanah dan menghancurkan apa saja yang ada di jalurnya.“Ini… ini bukan pertarungan manusia,” gumam salah seorang prajurit, tubuhnya bergetar

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 137- Ketegangan Medan Perang

    Darrel terpental jauh ke bawah, tubuhnya menghantam bumi dengan kekuatan dahsyat, menciptakan kawah besar yang memekakkan medan perang. Debu dan pecahan tanah beterbangan, mengiringi getaran yang terasa hingga jarak bermil-mil. Tubuhnya, yang berselimut energi keemasan, tampak seperti meteor yang baru saja jatuh dari langit.Namun, di tengah rasa sakit yang mendera, Darrel menggenggam pedangnya lebih erat. Matanya menatap lurus ke atas, ke arah musuh yang masih melayang di udara. Napasnya berat, tapi tekadnya tidak goyah.Di sisi lain, kengerian melanda setiap sudut medan perang. Para prajurit, yang sebelumnya berjuang mati-matian melawan gelombang monster, kini berdiri terpaku, menyaksikan pemandangan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat. Langit bergemuruh oleh ledakan energi, dan bumi bergetar seolah takut pada kekuatan entitas yang bertarung di atas sana.Lorkan berdiri di antara tumpukan mayat monster, tubuhnya gemetar bukan karena luka, melainkan karena rasa ngeri yang me

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 136- Pertarungan Darrel Vs Arkanis

    Di atas tanah yang porak-poranda, Darrel berlutut, menahan rasa sakit yang merambat di seluruh tubuhnya. Luka-luka menganga di setiap sudut tubuhnya, darah segar mengalir, menciptakan genangan merah di medan pertempuran yang hancur. Napasnya berat, namun matanya memancarkan keteguhan.Dari kejauhan, Balroth berdiri terpaku. Tubuhnya gemetar menyaksikan pertarungan yang baru saja usai, meskipun ia tahu ini belum selesai. Ledakan sebelumnya telah mengguncang seluruh medan perang, membuatnya nyaris kehilangan harapan pada sang pewaris Drakonis."Yang Mulia!" serunya dengan suara parau, mencoba memanggil Darrel yang masih terhuyung, berdiri dengan satu lutut di tanah. Wajahnya penuh ketegangan, dan rasa takut membakar hatinya.Langkah kaki terdengar mendekat, semakin berat dan jelas. Dari balik debu dan asap sisa ledakan, Arkanis muncul dengan senyum dingin yang menghina. Wajahnya tetap tenang, seolah tak terpengaruh oleh apa yang baru saja terjadi. Tubuhnya masih diselimuti aura kegelap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status