Share

Kembalinya Sang Pewaris Terkaya
Kembalinya Sang Pewaris Terkaya
Author: Emak pipit

Hari Pemakaman

Author: Emak pipit
last update Last Updated: 2024-04-01 19:22:01

“Lihat! Berani-beraninya mantan narapidana ini menampakkan wajahnya di sini!”

Baru saja Radit membantu ayah dan ibu mertuanya turun dari mobil, tiba-tiba suara sumbang dan mencemooh dirinya itu masuk ke telinganya.

"Kenapa kalian menghalangi kami? Ada apa?" tanya Tuan Rudy, ayah mertua dari Radit.

Seorang wanita melangkah maju lalu menaikkan salah satu alisnya, ia menatap sinis ke arah Radit dan juga Lucy, istrinya.

"Apa kakak lupa?! Menantu sampah kakak lah yang menyebabkan kematian ayah!”

Dia adalah Nyonya Shopia, putri kedua dari Keluarga Nasution. Dia merupakan adik dari Tuan Rudy.

“Aku tidak mau perwakilan keluarga Cakranomoto melihat penjahat ini ada di sini. Berita itu sudah tersebar dan kedatangan pria sampah ini bisa merusak citra keluarga Nasution di mata mereka!”

“Keluarga Cakranomoto ada di sini?!” Tuan Rudy membelalakkan matanya.

Raut wajah pria paruh baya itu begitu terkejut. Bagaimana tidak, ayahnya ternyata memiliki hubungan dengan keluarga terkaya di negara ini.

Sementara itu, Radit hanya bisa mengepalkan tangannya. Bagaimanapun ia akan menjelaskan pada mereka, keluarga ini hanya menginginkan kambing hitam!

"Sophia, ini hari pemakaman ayah! Kami berhak memberinya penghormatan terakhir!" tandas Tuan Rudy.

Wanita paruh baya tersebut mendelik, matanya masih menatap Radit dan Lucy dengan bergantian seraya tersenyum licik.

“Kakak bilang penghormatan?! Penghormatan macam apa membawa penjahat ke pemakaman ayah?!”

"Kalian berdua ...!" Tuan Rudy naik pitam.

"Tolong biarkan setidaknya ayah dan ibu mertua beserta Lucy masuk. Mereka adalah Keluarga Nasution juga. Mereka berhak untuk berduka di dalam sana."

Tiba-tiba, Radit memotong perkataan ayah mertuanya seraya menatap paman dan tantenya itu.

Ini ia lakukan sebab Radit merasa tidak adil, hanya karena dirinya keluarga istrinya tidak bisa memberikan penghormatan terakhir pada kakek Yohanes.

"Wow, pandai sekali rupanya menantu baru kalian berucap! Dia sangat tidak tahu malu. Sampai sekarang aku heran, apa yang ada dipikiran ayah menikahkan Lucy dengan pria sampah yang menabrak cucunya sendiri," sindir Bella, anggota keluarga Nasution lainnya.

“Jangan lupa, hutang biaya rumah sakit ayah kami yang menumpuk itu adalah akibat dari perbuatanmu! Memangnya menantu sampah sepertimu bisa melunasi semuanya?!” ucap Sophia tak kalah kesal.

Wajah Tuan Rudy dan istrinya, Winey, seketika memerah. Perasaan malu dan marah memenuhi kepala mereka setelah mendengar sindiran-sindiran menyakitkan itu.

"Baiklah. Biarkan aku masuk sekarang!"

Tuan Rudy langsung menerobos masuk dengan wajah dinginnya.

Baik nyonya Shopia dan nyonya Bella tak ada yang berkomentar. Mereka hanya tersenyum meledek ke arah keluarga Rudy sebelum akhirnya mengikuti kakak tertua mereka.

Akibat keributan itu, beberapa tamu undangan memandang mereka bertiga dengan tatapan kasihan. Beberapa bahkan menatap Radit dengan jijik.

"Jadi dia yang menabrak nyonya Lucy hingga cacat?"

"Sungguh tidak tahu diri. Sehabis mencelakai anggota keluarga Nasution, dia justru berani sekali menikahi korbannya sendiri."

"Kudengar itu semua karena batalnya pernikahan nyonya Lucy. Tuan Yohanes tidak ada pilihan selain menikahkannya dengan pelaku yang menabrak cucunya sendiri."

"Hm. Meninggalnya Tuan Yohanes karena sakit jantung. Usahanya gagal, uangnya habis untuk pengobatan cucunya yang cacat itu. Menantu tidak berguna itu tidak bisa bertanggung jawab ternyata!"

Terdengar nada-nada sumbang di antara pelayat yang hadir. Ada tatapan-tatapan tak bersahabat yang menatap ke arah Radit, Lucy dan Nyonya Winey. Tak sedikit yang mencibir dan berbisik-bisik menggoreng berita kematian Tuan Yohanes.

Mendengar ocehan-ocehan itu, Radit hanya bisa mengepalkan tangannya hingga kuku-kukunya membekas di permukaan telapak tangannya.

Ingin sekali ia menjelaskan kepada semuanya tentang kejadian sebenarnya. Namun, ia sadar, dijelaskan bagaimanapun tetap akan mengubah pandangan mereka.

Karena perkataan-perkataan itu, nyonya Winey semakin meradang. Belum lagi perasaan terhina setelah tidak diperbolehkan masuk oleh iparnya benar-benar membuatnya marah.

Wajahnya begitu merah menahan malu dan mendorong Radit dan anaknya menjauh dari kerumunan itu.

"Kau lihat itu? Karenamu kami sekarang dikucilkan oleh keluarga besar. Oh, gusti! Aku merasa menjadi manusia tersial saat tahu almarhum ayah mertua menjadikan penjahat sepertimu menjadi menantuku!" cebiknya kesal.

Radit yang menjadi sasaran hanya diam tak mengeluarkan suara. Ia menggenggam erat pegangan kursi roda milik Lucy untuk menahan kesabarannya. Ia hanya tak ingin membuat keributan di upacara pemakaman mendiang Tuan Yohanes.

"Sudah kukatakan kau tidak perlu ikut. Mengapa kau bebal sekali," decak Lucy pelan.

Kini giliran sang istri yang memprotes kehadiran Radit, meski tak terdengar mencemooh seperti orang lain.

"Maaf," ucap Radit pelan.

Radit menelan salivanya. Ia memang seharusnya tidak perlu ikut. Dia tahu kehadirannya hanya menambah masalah. Akan tetapi, ini adalah penghormatan terakhirnya untuk Tuan Yohanes.

Biar bagaimanapun Radit menghormati kakek dari istrinya itu. Dari semua anggota keluarga Nasution, Tuan Yohanes lah yang menerima kehadirannya di keluarga itu.

"Aku benar-benar membencimu, Radit! Segera enyah dari sini, lunasi semua hutang rumah sakit Tuan Yohanes atau jangan pernah memunculkan batang hidungmu di hadapanku!" kecam Nyonya Winey berbisik ke telinga Radit.

Lucy menarik tangan ibunya lalu menggeleng pelan. "Bu, sudahlah. Mana mungkin Radit memiliki uang sebanyak itu."

"Jangan membelanya. Kamu lupa, kamu begini karena siapa? Kamu cacat, Lucy! Kamu pun harus dipecat karena itu. Kamu masih mau mempertahankan pria memalukan ini?" Mata Nyonya melotot ke arah Lucy.

"Ibu mertua, tolong jangan marahi Lucy di depan umum seperti ini. Jika mau marah, marahi saja aku," pinta Radit.

"Ya. Memang kamu biang keroknya! Sekarang cepat pergi dari sini. Pilihannya ada di tanganmu. Lunasi tunggakan itu atau bercerailah dengan putriku!"

Nyonya Winey langsung mendorong secara kasar tubuh Radit. Ia mengambil alih mendorong kursi roda milik Lucy.

Wanita tua itu membawa putrinya menjauhi Radit. Lucy hanya menoleh sekali dan menatap iba ke arah sang suami. Radit tahu, Lucy tak berdaya saat ini.

Pikiran Radit menjadi kacau. Kemana dirinya harus mencari uang puluhan juta untuk membayar sisa tunggakan rumah sakit Tuan Yohanes?

Radit juga tidak bisa membayangkan bercerai dengan Lucy. Bercerai dengan istrinya berarti mengkhianati kepercayaan kakek Yohanes padanya!

Radit menghela napas. Ia mengacak-acak rambutnya dengan kesal dan menatap ke arah kerumunan para pelayat dengan perasaan tak menentu.

"Ck. Sial sekali nasibmu, Radit!" gerutunya.

Radit dengan linglung keluar dari gerbang rumah megah itu. Ia berjalan di trotoar tanpa tujuan yang jelas.

Hingga tanpa disadarinya, sebuah mobil mewah berhenti di sampingnya dan sang pengemudi langsung keluar menghampiri Radit yang seketika kebingungan.

"Tuan muda! Akhirnya saya menemukan Anda," serunya dengan senyum merekah.

Tu… tuan muda?!

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Saya Bayar Lunas

    Pria berpakaian serba hitam dengan kacamata hitam, usianya mungkin dua kali lipat usia Radit.Ia memperkenalkan dirinya sebagai utusan seseorang. lantas membukakan pintu mobil dan meminta Radit yang masih kebingungan untuk masuk."Tuan muda? Mungkin Anda salah orang," elak Radit saat baru saja mendudukkan dirinya di kursi mobil mewah itu.Mana mungkin seorang Radit yang sebelum menikah hanya tinggal di kontrakan bersama ibunya yang janda mendadak dipanggil tuan muda."Anda adalah keturunan dari keluarga Cakranomoto."Radit mengernyitkan keningnya. "Cakranomoto? Keluarga konglomerat itu? Anda jangan bercanda tuan!""Beberapa hari lagi, Tuan Mandala, kakek Anda akan tiba di negara ini. Beliau sedang berada di luar negeri. Anda bisa bertanya kepada beliau langsung saat bertemu dengannya," jelas pria itu."Kakek? Aku punya kakek?" batin Radit bertanya-tanya. Belum selesai kebingungan itu, pria itu langsung memberikan sebuah tas besar berisi uang yang tertata rapi. Mata Radit langsung terbelalak.

    Last Updated : 2024-04-01
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Perkelahian

    Para anggota keluarga Nasution lain pun menatap Radit dengan sinis.Wajah Tuan Rudy menjadi merah padam. Ia langsung mendatangi Radit dan menampar menantunya dengan keras.PLAKKK!"Beraninya kamu datang kemari lalu mempermalukan kami kembali, heh!""Ayah, ku mohon ... jangan ...," tegur Lucy dengan lembut. Ia cukup terkejut dengan respon ayahnya yang menurutnya keterlaluan."Kamu diam, Lucy! Pria sialan ini membuat masalah saja. Ayah selama ini diam hanya karena kakekmu saja. Sekarang, ayah tidak akan membiarkannya menjadi menantu di keluarga kita lagi!"Mata Tuan Rudy melotot galak ke arah Lucy. Ia berkacak pinggang karena tak suka putrinya membela Radit."Ayah mertua, tolong jangan bentak Lucy. Lucy tidak bersalah dalam hal ini. Anda boleh terus menampar saya jika terbukti saya berbohong," tantang Radit."RADITYA CAKRA! Berani sekali kamu berkata begitu kepada suamiku. Dasar menantu sampah!" hardik Nyonya Winey gusar."Ckck. Sungguh malang nasib Lucy karena memiliki suami yang bukan hanya mi

    Last Updated : 2024-04-01
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Ketidakadilan

    "Kaulah pelakunya. Enyah dari hadapanku! Lepas!" teriak Max tak mau kalah.Panik melihat kekasihnya akan dihajar Radit. Kekasih Max berteriak meminta tolong. Sontak saja perselisihan itu menarik perhatian warga kampus."Tolong! Tolong! Ada narapidana lepas. Ia ingin memukul Max!" teriaknya.Mulai membuat keramaian. Radit langsung melepaskan genggaman kerah baju Max. Melihat Radit lengah, Max pun langsung meninju wajah Max dengan kepalan mautnya.Buugggghhh."Brengsek! Kau ini penjahat, berani sekali mengintimidasiku!"Radit terhuyung. Posisinya yang tak stabil langsung dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk memegangi kedua tangan Radit. Max tersenyum licik. Dia kembali mengepalkan tangannya dan memukul perut Radit."Dasar culun yang sok jago! Rasakan ini!"Bertubi-tubi Max menjadikan perut Radit samsak tinjunya. Hingga Radit tak berdaya dan terkapar.Max masih belum puas. Ia menjambak rambut Radit dan dengan arogan berteriak di depan wajah Radit yang bonyok."Kau tidak akan diterima dikampus in

    Last Updated : 2024-04-03
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Berlututlah kepadaku!

    "Aa–aapa? Bahkan anak tadi meneriaki Anda. Dia sungguh tidak sopan dan saya minta maaf kepada Anda. Anda pasti merasa tersinggung," ucap wakil kepala tadi.Tuan Brando menghela napas lalu mengeluarkan ponselnya. Mengotak-atik sebentar dan menaruhnya di atas meja wakil kepala yayasan.Sebuah video sedang diputar. Max dan wakil kepala melongo ke arah meja untuk melihat."Video apa ini? Ini pasti editan!" Wajah Max merah. Ia merasa terjepit. Bukti jelas ada di hadapannya.Wakil kepala yayasan menelan salivanya lalu menatap Tuan Brando dengan wajah pucat pasi. "Ini ada kesalahpahaman," ucapnya grogi.Tuan Brando mendekati wajah wakil kepala yayasan. "Anak itu bebas. Artinya dia tidak bersalah.""Tapi–" Masih saja Wakil kepala mau mengelak."Dia bukan orang yang memiliki kekuasaan dan uang, bukan? Kali ini apa kalian mau menuduhnya karena menyogok polisi agar bisa keluar dari penjara?" tebak Tuan Brando."Saya bersamanya di lokasi. Saya saksinya kalau dia yang menabrak." Max masih kekeh dengan uca

    Last Updated : 2024-04-03
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

    Max mengepalkan kedua tangannya. Ia ingin sekali memukul wajah Radit, tapi dia tidak memiliki keberanian karena disaksikan oleh wakil kepala yayasan."Jangan bermimpi! Kamu hanya sampah bagiku. Kamu pikir kamu bisa berbuat apa kepadaku, hah?" Max balik berbisik pelan. Ia menantang Radit karena merasa ancaman Tuan Brando hanya angin lalu saja. Tidak mungkin masalah tadi membuat ayahnya marah dan membela Radit yang bukan siapa-siapa. Max tahu siapa ayahnya.Radit tersenyum kecut. "Baiklah. Kita lihat nanti. Apakah kita akan diwisuda bersama-sama atau kau yang nyatanya harus keluar dari kampus elit ini," ucap Radit sambil berlalu dengan santai meninggalkan Max yang terdiam mematung."Ck. Sialan! Beraninya dia mengancamku!" decak Max.Baru beberapa langkah Radit beranjak, tak lama suara ponsel Max berbunyi. Di balik ponsel itu terdengar suara pria yang sedang marah besar dan memaki-maki Max. Usai menutup telepon Max buru-buru mengejar Radit dan menarik lengannya."Mau apa lagi? Mau ngajak

    Last Updated : 2024-04-04
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Bandot Tua

    Radit ingin segera pulang, tapi motor bututnya mati. Ia pun mengeluarkan kembali ponselnya dan menghubungi nomor Tuan Brando sekali lagi.Tak menunggu lama, Tuan Brando tiba. Ia menyarankan Radit untuk mengobati lukanya terlebih dahulu ke rumah sakit tapi Radit menolaknya. Ia mengkhawatirkan Lucy."Saya ingin segera pulang karena ada hal penting. Tolong urus motor kesayangan saya ini ke bengkel!""Tuan tenang saja. Kalau begitu biar saya antarkan Tuan pulang," sahut Tuan Brando.Radit melirik mobil Rolls Royce yang ada di hadapannya. Ia khawatir jika pulang menggunakan itu, akan banyak pertanyaan yang datang. Akhirnya Radit memutuskan untuk pulang naik taksi saja."Segera saya akan kirim motor Anda jika sudah selesai diperbaiki," ucap Tuan Brando seraya menutupkan pintu taksi.Taksi yang membawa Raditpun langsung melesat ke alamat rumah Tuan Rudy Nasution. Dan benar saja dugaan Radit, mobil yang menyerempetnya tadi ada di muka halaman rumah.Terdengar suara tertawa renyah milik Nyonya

    Last Updated : 2024-04-05
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Bertemu Ibu

    "Ah, tidak mungkin!" reflek Tuan Rudy. "Dit, kamu dapat uang dari mana lagi? Kemarin saja pinjam uang ke temanmu. Sekarang kamu beli motor, hutang lagi?"Belum sempat Radit menjawab, Nyonya Winey memukulinya. "Dasar tidak tahu malu. Aku tahu kamu melakukan ini karena kemarin kan? Kenapa harus menambah beban anakku sih demi gaya-gayaan!!!" pekiknya."Ibu, sudah, Bu! Kasihan Radit!" Lucy mencoba menenangkan ibunya."Apa maksudmu, Winey?" Tanya Tuan Rudi.Pertanyaan Tuan Rudi membuat Nyonya Winey berhenti memukuli menantunya itu. "Kemarin Tuan Kasim meledeknya karena motor bututnya mogok di jalan. Si miskin ini juga menuduh Tuan Kasim menabraknya. Tuan Kasim tidak terima lalu memberikan uang kepada Radit, tapi dia sok menolak dengan mengatakan dia bisa membeli motor baru tanpa uang itu. Heh! Ternyata nekat juga anak ini membeli dengan berhutang!" jelas Nyonya Winey panjang lebar."Apa?" Tuan Rudi yang marah langsung menoyor kepala menantunya. "Kau hilang akal? Harga motor ini sangat mah

    Last Updated : 2024-04-06
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Pilih Ibu atau Istrimu?

    Radit membuka matanya perlahan. Sinar lampu menyilaukan matanya. Terdengar sayup suara seseorang memanggil namanya. Hingga kesadarannya sepenuhnya pulih, Radit melihat sosok Tuan Brando ada di sampingnya."Tuan muda sudah sadar?" tanyanya.Radit merasa tenggorokannya kering. Dengan cepat ia mengingat kejadian saat ibunya jatuh dan kepalanya mengeluarkan darah. "Ibu ... Dimana ibuku?" ucapnya dengan suara tercekat."Ibu Anda baik-baik saja. Beliau ada di kamar perawatan di sebelah. Beruntung kami datang tepat waktu sebelum keadaan memburuk."Radit ingat bagaimana ibu kontrakan yang tak punya hati itu membuatnya babak belur dan membuat ibunya terluka parah. Hatinya bergemuruh marah."Mereka mengusir ibuku seperti mengusir seekor lalat. Aku tidak terima," ucap Radit."Anda tenang saja, mereka sudah mendapatkan ganjaran setimpal.""Benarkah? Apa yang Anda lakukan kepada mereka?"Tuan Brando mendekati Radit lalu berbisik perlahan ke telinga Radit. Mata Radit langsung menyalak."Apa?! Memb

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Mengacaukan Makan Malam

    "Ya. Pria tua bangka ini sudah ada di hadapan kami. Sekarang apa tugas lanjutan untuk kami?""Jangan sentuh pria itu sebelum aku datang. Aku sudah tidak sabar bertemu teman lamaku itu. Hahaha!" tawa pria itu dengan renyah.Panggilan berakhir. Rudy bisa mendengar suara yang diloudspeaker oleh ketiga pria di hadapannya itu. Ia mencoba mengenali suara pria yang mengaku teman lamanya. Sayangnya, pikiran yang kacau dan rasa khawatir berlebihan membuatnya tidak bisa mengingat."Siapa dia? Kenapa harus menculikku segala!" batin Tuan Rudy.****Radit menyerah. Setengah harian ia berkeliling mencari ayah mertuanya tapi tak juga ia temukan. Nomor ponsel Tuan Rudy pun masih tidak aktif.Radit memutuskan menghubungi Tuan Brando untuk meminta bantuan. Ia mulai mencurigai ayah kandungnya yang mungkin saja bertindak untuk mengancam Radit."Ayah mertuaku menghilang. Kami berpisah saat di kantor polisi siang tadi. Hingga petang aku tidak menemukannya di manapun. Setiap sudut kota sudah aku cari namun

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Diculik

    "Sudah! Sudah! Ini rumah sakit. Kenapa kalian berdua harus berisik," tegur Tuan Husen."Maafkan aku, Yah. Aku hanya bingung saja kenapa di tempat yang harusnya steril justru ada kotoran di sini," hina Harris.Radit menaikkan alisnya. Ia melangkah maju mendekati Harris. "Sebenarnya ucapanmu benar-benar menyinggungku. Hanya saja, aku menghargai Kakek Mandala yang terbaring lemah di sana. Aku tidak ingin membuat keributan. Lebih baik aku pergi."Baru Radit akan berlalu, dengan cepat tangan Harris meraih lengan Radit. Pria itu menatap Radit dengan tajam."Kakek Mandala? Sejak kapan kamu berani selancang itu memanggil presdir dengan sebutan kakek?" Radit tak menjawab. Ia membungkam mulutnya. Ia hanya tersenyum mengejek. Lalu mencoba melepaskan dirinya dari genggaman tangan Harris yang sangat erat memeganginya."Harris! Biarkan dia pergi," perintah Tuan Husen."Tapi, Yah ...."Harris merasa setengah hati ingin melawan perintah ayahnya. Ia terheran-heran dengan sikap ayahnya yang terlihat m

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   ICU

    Radit menganggukkan kepalanya lalu meminta sang ayah mertua untuk duduk sebentar menunggunya."Ayah mertua, duduk dulu di sini. Kau perlu menenangkan dirimu juga. Aku mau bicara empat mata dengan pengacara kita."Nona Jessica menggiring Radit ke pojok ruangan di kantor polisi."Ada apa, Nona Jessica? Apa ada permasalahan?"Nona Jessica mendesah pelan. "Tuan muda, saya rasa ini kasus hanya jebakan. Secara spesifik antara Tuan Rudy dengan para pelaku tidak ada keterikatan atau saling kenal. Ini hanya fitnahan saja.""Syukurlah. Berarti ayah mertua saya bisa segera bebas kan?"Nona Jessica menggeleng pelan. "Sayangnya, meski menurut Tuan Rudy dia tidak mengenal semuanya. Pelaku lainnya justru mengakui jika sudah dua kali Tuan Rudy menerima uang dari mereka ke rekeningnya. Hal ini harus segera kita telusuri lebih lanjut. Jika pengakuan itu benar. Tuan Rudy akan sulit menyangkal lagi.""Tunggu dulu, sepengetahuanku ayah mertuaku memang telah meminjam dana di bank untuk membangun perusahaa

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Penangkapan

    Mendapat pesan bernada ancaman Radit mencoba mengabaikannya. Ia sudah tahu itu resiko yang harus ia ambil."Dia tahu aku akan menemui kakek, itu artinya siapapun dia, aku sedang diintai," lirih Radit. Raditpun tetap bersiap-siap. Ia sangat tertarik dengan orang dibalik pesan ancaman itu. "Mari kita lihat, kira-kira apa ini ancaman saja untuk menggertakku? Dia pikir seorang Raditya Cakranomoto akan takut? Hmmm ...."Usai bersiap, Radit turun ke ruang meja makan. Di sana sudah nampak Tuan Rudy tengah asyik berteleponan."Ayah mertua, aku pergi duluan!" kode Radit berpamitan.Tuan Rudy yang tengah asyik menelepon hanya menganggukkan kepada sembari tangannya mengusir Radit untuk pergi.Radit pun melewati waktu sarapannya bersama sang ayah mertua. Ia terlihat buru-buru karena akan dijemput oleh Tuan Brando.Benar saja, saat keluar pintu pagar rumah, sebuah mobil rolls royce datang menghampirinya."Selamat pagi, Tuan muda." Kaca jendela terbuka, Tuan Brando menyapa Radit.Mobil berhenti,

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Ancaman

    "... aku masih berharap jika Anda ada di pihakku, bukan berada di dua penjuru," lanjut Radit."Tentu saya berada di pihak Anda, Tuan muda. Saya tahu selama ini Anda mendapatkan ketidakadilan atas masalah ini. Seseorang yang bersalah, harus mendapatkan ganjarannya sekalipun dia adalah Tuan Harris."Radit memandang jauh tatapannya. "Apakah itu benar?""Anda boleh meragukan saya karena saya menyembunyikan hal ini dari Anda. Saya hanya khwatir keselamatan Anda, Tuan muda. Biarkan saya yang bekerja untuk membalas. Lagipula, salah satu pembalasannya sudah saya jalankan," aku Tuan Brando lagi.Radit menyipitkan matanya. "Apa maksudmu?""Saya diam-diam membobol data akun bank milik Tuan muda Harris. Bukan perkara sulit mencari hacker yang mau membantu saya untuk mengambil uang sebesar dua ratus juta dari rekening Tuan Harris. Saya rasa, Tuan Harris perlu bertanggung jawab atas pengobatan korbanmya, Nyonya Lucy.""Apa katamu? Jadi uang itu ...."Tuan Brando mengangguk. Radit diam sesaat. Ia m

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Apa Rencanamu, Tuan Brando?

    Usai puas berkeliling Radit membawa Lucy pulang. Rupanya Lucy kelelahan sampai tertidur di mobil. Radit pun menggendong istrinya dari mobil menuju kamar tidur mereka."Bagaimana sudah bertemu ibumu?" tanya Tuan Rudy saat melihat Radit masuk membawa putrinya.Radit menggeleng. "Belum.""Kemana kira-kira ibumu pergi. Apakah masih tidak bisa dihubungi?" Radit menggeleng sekali lagi. "Ponselnya masih belum diaktifkan.""Duh, ini semua pasti sudah kelewatan batas makanya Nyonya Yessi seperti ini. Aku minta maaf atas nama istriku," ucap Tuan Rudy bersungguh-sungguh seperti orang menyesal.Radit mengangguk. "Iya. Aku akan mencari ibuku lagi setelah menaruh Lucy di kamar. Dia kelelahan, kasihan."Tuan Rudy lalu membiarkan menantunya lewat. Radit diam-diam merasa sedikit tersanjung atas sikap ayah mertuanya yang masih memedulikan ibunya.****Radit segera menuju hotel di tempat Tuan Brando mengirim ibunya. Hotel megah itu harusnya memiliki banyak tamu di saat weekend begini, nyatanya hotel it

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Kecupan Hangat

    Keesokan harinya, Lucy menyampaikan keputusannya untuk berangkat ke luar negeri kepada Tuan Rudy dan Nyonya Winey usai mereka sarapan pagi. Kedua orang tua Lucy sangat bahagia mendengar keberuntungan putri mereka. Tak lama lagi, Lucy akan berjalan dan kembali seperti semula. Karir sang putri pun terlihat mulai bersinar."Jadi, kamu akan pergi sendiri? Aku akan menemanimu di sana, bagaimana?" tawar Nyonya Winey. Ya, kapan lagi wanita tua itu bisa jalan-jalan ke luar negeri. Ini adalah kesempatan emas untuknya."Ibu mertua jangan khawatir. Aku akan ikut serta bersama Lucy." Buru-buru Radit menjawab, ia memupuskan harapan ibu mertuanya."Kamu? Loh kamu kan bekerja magang di Pionir. Mana bisa seenaknya izin," sergah Nyonya Winey."Iya, Dit. Kamu kan bukan anak dari yang punya perusahaan. Kamu pikir, bisa seenaknya berlibur?" sindir Tuan Rudy, ikut-ikutan membully Radit.Lucy menjadi tak enak melihat suaminya dipojokkan. Ia memegang punggung tangan Radit. "Aku tahu kamu juga mengkhawatirk

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Pelakunya Pasti Dia

    Radit memperhatikan Lucy yang kelihatan bersemangat kembali usai perbincangan mereka. Radit bersyukur, akhirnya sang istri mau melakukan operasi dan pengobatan kakinya. Radit kemudian pergi ke kamar ibunya, Nyonya Yessi. Ia cukup terkejut melihat kamar ibunya sepi tak berpenghuni. Tak biasanya sang ibu pergi tanpa memberitahu apapun kepadanya. Firasat Radit tak enak. Buru-buru dia membuka lemari, dan benar saja, tak ada satu pakaianpun tersisa di sana. Semua kosong."Kemana perginya ibuku?" batin Radit. Dengan gusar, ia mencoba berulang kali menghubungi sang ibunda. Tapi hasilnya nihil. Nomor Nyonya Yessi tidak aktif. Radit langsung bergegas mencari jawaban atas pertanyaannya kepada Nyonya Winey. Wanita itu harusnya tau kemana ibunya sebab mereka tinggal berdua di rumah itu saat semua orang sibuk bekerja."Ada apa?" tanya Nyonya Winey dengan wajah malas saat membuka pintu kamarnya yang diketuk Radit."Ibu, maaf aku mengganggu waktu istirahatmu. Aku hanya ingin bertanya, apakah ibu t

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Reward untuk Lucy

    "Maaf, aku di sini tidak memiliki jabatan apapun. Jadi percuma saja Anda bersujud di hadapanku," ucap Radit.Tuan Jacob menyadari kebodohannya. Ia berhenti bersujud."Sudahlah, Jacob. Berhenti berakting seolah kau menyesali perbuatanmu. Kali ini kamu akan ku loloskan. Aku tidak akan memecatmu," ucap Tuan Husen.Jacob merasa senang."Be-benarkah itu, kakak ipar?""Berhenti memanggilku begitu di kantor. Bersikaplah profesional. Panggil aku Pak Direktur!" tegur Tuan Husen kembali.Tuan Jacob menundukkan kepalanya sambil mengucap kata maaf untuk kesekian kalinya lagi."Aku dan tuan presdir bersepakat tidak akan memecatmu. Hanya kami akan memutasimu untuk pindah ke anak perusahaan.""Tapi ....""Ini surat keputasan pindah tugasnya. Kamu bisa tanda tangani dokumen ini," ucap Tuan Husen kembali.Tuan Jacob tidak bisa menentang. Dipindahkan lebih baik daripada dipecat. Ia tidak mau karirnya berhenti begitu saja. Dia menatap Radit penuh kebencian. Kemunculan anak tiri kakaknya itu membuat diri

DMCA.com Protection Status